AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menalaah data yang diperoleh dari beberapa informan yang. dengan proses pengumpulan data dilapangan

BAB IV ANALISIS DATA. proses perkenalan melalui interaksi antar SFCK, interaksi antara anggota

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan akhir dari penelitian ini dikemukakan berdasarkan

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali informasi yang dibutuhkan dari para penyedia data. Kemampuan

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

1. a. Seberapa sering kamu dan seluruh keluargamu menghabiskan waktu bersamasama? b. Apa saja yang kamu lakukan bersama dengan keluargamu?

PERILAKU KOMUNIKASI REMAJA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DARI KELUARGA SINGLE PARENT. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

Bab 7 Memilih dan Belajar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

BAB I PENDAHULUAN. tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak tuna rungu

Komunikasi dan Etika Profesi

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

PERILAKU REMAJA PENGGUNA GAME ONLINE

KOMUNIKASI PADA KELOMPOK KLIEN BERBEDA BY. NS. SRI EKA WAHYUNI, S.KEP

MEMAHAMI ANTILOKUSI PADA POLISI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

DATA DAN ANALISA PERANCANGAN B. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ESTETIKA FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan, baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

3.2 Partisipan Penelitian/sumber data

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Apa respons masyarakat terhadap individu yang sukses atau gagal dalam hidup?

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. SLB B YRTRW Solo dalam mengakses informasi berita televisi Seputar

KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA TUNARUNGU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DIDASARKAN PADA TEORI SCHOENFELD

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

PROSES KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM KELUARGA IBU BEKERJA

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, peneliti membutuhkan sistematika yang jelas

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Deniaty Sinaga, 2015

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Jalan Babarsari No.

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan sarana yang sangat penting bagi kehidupan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan dengan berbagai kesempurnaan.

Pendekatan pendidikan yang benar bagi anak tunarungu sangat berpengaruh pada pemenuhan kompetensi belajar mereka. Santrock (2004: 222) menambahkan

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Bukti eksistensi warga muslim Tionghoa di kota Bandung yaitu kita dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB VI PENUTUP. Kupang sebagai alat bantu pelajaran Alkitab bagi tunarungu, pesan disampaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

Bab 2 Anak-anak yang tidak dapat mendengar dengan baik membutuhkan bantuan dini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

Public Speaking. Komunikasi Sebagai Tool Kompetensi Bagi Pembicara yaitu Human Relations melalui Komunikasi NonVerbal dan Verbal. Sujanti, M.Ikom.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. kebutuhan-kebutuhan partisipan (Santoso & Royanto, 2009). Menurut Denzin & Lincoln

KONSEP DIRI DALAM PROSES KOMUNIKASI REMAJA GAY (Studi Kasus Konsep Diri dalam Proses Komunikasi Remaja Gay di Kota Medan) AISYAH ARFANI S

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 4 Kecakapan Komunikasi Dasar

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), p.4. 1 Ruben Brent D, dan Lea P Stewart, Komunikasi dan Perilaku Manusia

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DENGAN SISWA TUNARUNGU DI SEKOLAH LUAR BIASA IDAYU PAKIS SKRIPSI

PENYUSUNAN PESAN BISNIS

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode. penelitian kualitatif karena peneliti lebih menekankan pada

BAHASA ISYARAT SEBAGAI POLA KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU

BAB IV ANALISIS DATA. kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyana (2010:108), salah satu prinsip komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

AKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA DENGAN ANAK TUNARUNGU (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran) DIAN ANDHYKA PUTRY ABSTRAK Penelitian ini berjudul Aktivitas Komunikasi Orang Tua dengan Anak Tunarungu (Studi Kasus Aktivitas Komunikasi Verbal dan Nonverbal Orang Tua dengan Anak Tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran). Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal yang dialami orang tua dengan anak tunarungu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Kerangka analisis dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dan dilakukan pada sembilan informan orang tua anak tunarungu, terdiri dari enam orang ibu dan tiga orang ayah dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi nonpartisipan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa komunikasi orang tua dengan anak tunarungu masih terbatas pada aktivitas sehari-hari. Aktivitas komunikasi verbal orang tua anak tunarungu masih berbentuk lisan memerlukan bantuan komunikasi nonverbal. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna tertentu yang disampaikan dan belum tentu sama antara informan yang satu dengan informan yang lainnya. Isyarat spasial berupa jarak intim dan digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi dan hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun terdapat empat informan yang sudah menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku. Kata kunci: Komunikasi Verbal, Komunikasi Nonverbal, Tunarungu. 1

Konteks Masalah Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari kegiatan komunikasi dengan manusia lainnya. Panca indera memiliki peranan penting dalam jalinan komunikasi antar manusia. Apabila salah satu indera tidak ada, manusia akan sulit menjalin komunikasi, misalnya tunarungu. Tunarungu adalah keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, sehingga mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa. Perlu adanya penanaman sikap positif pada orang tua agar anak tunarungu dapat berkembang dan mencapai potensi yang dimilikinya. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa anak, yang pertama kali didapat dari keluarga, khususnya pengasuh utama (Tubbs & Moss, 2008:219). Sekolah Luar Biasa Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan adalah satu-satunya lembaga pendidikan di Kota Kisaran bagi anak berkebutuhan khusus seperti anak tunarungu. SLB Negeri 017700 dapat berperan sebagai agen sosialisasi pengenalan bahasa isyarat Indonesia dan sebagai agen pembentuk pengetahuan dan keterampilan berbahasa penyandang tunarungu. Penelitian ini ingin melihat bagaimana bentuk pesan dalam komunikasi verbal dan nonverbal yang digunakan orang tua dan anak tunarungu dalam aktivitas komunikasinya. Atas dasar inilah peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan.

Fokus Masalah Fokus masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kota Kisaran, Kabupaten Asahan? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menggambarkan karakteristik orang tua dengan anak tunarungu. 2. Menggambarkan aktivitas komunikasi verbal orang tua dengan anak tunarungu. 3. Menggambarkan aktivitas komunikasi nonverbal orang tua dengan anak tunarungu. KAJIAN PUSTAKA Komunikasi Verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi menggunakan kata-kata (verbs), baik lisan maupun tulisan. Bentuk komunikasi verbal adalah bahasa, yang dapat dibayangkan sebagai sistem simbol, yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal menggunakan tanda melalui tubuh. Klasifikasi pesan dikategorikan menjadi isyarat spasial, isyarat temporal, isyarat visual, dan isyarat vokal (Tubbs & Moss, 2008:118-146). Fungsi komunikasi nonverbal yaitu: untuk

menekankan, melengkapi, menunjukkan kontradiksi, mengatur, mengulangi, menggantikan (DeVito, 1997:177). Bahasa Isyarat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Kuswarno, 2008:158) bahasa isyarat adalah salah satu media yang membantu komunikasi sesama tunarungu dalam masyarakat yang lebih luas. Interaksi Simbolik. George Herbert Mead menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu, karena makna diciptakan dari interaksi pada sebuah realitas. Blumler mengajukan tiga premis utama yang mendasari interaksi simbolik (Kuswarno, 2008:22), yaitu: 1. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna-makna yang diberikan kepada mereka. 2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Manajemen Makna Terkoordinasi Manajemen makna terkoordinasi merujuk pada bagaimana individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan tersebut terjalin dalam percakapan. Pearce dan Cronen (dalam West dan Turner, 2009:119) menggunakan hierarki makna sebagai suatu model dalam mengkoordinasikan makna. Tiga hasil yang mungkin muncul yaitu mereka mencapai koordinasi, tidak mencapai koordinasi, mencapai koordinasi pada tingkat tertentu.

METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus, melalui wawancara mendalam (depth interview) dan observasi dengan menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orangtua dengan anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kisaran. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah orang tua dari anak tunarungu yang dipilih dengan teknik purposive sampling dengan kriteria: orangtua dari anak tunarungu di SLB Negeri 017700 Kisaran, memiliki waktu luang, dan bersedia diwawancarai. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dimulai pada 14 Mei sampai 28 Juni 2012. Di bawah ini adalah tabel hasil penelitian untuk memudahkan pembaca melihat hasil penelitian. Tabel 4.1 Karakteristik Umum Orang Tua Anak Tunarungu Nama No. informan/u mur 1. Ibu Vicky/ (28 tahun) Agama/ suku Islam/ Batak Pend. terakhir Pekerjaan Pendapatan keluarga/ bulan SMA Ibu Rumah Tangga Rp.3.000.000,00

2. Ibu Putri/ (34 tahun) 3. Ibu Rida/ (28 tahun) 4. Ibu Ilham/ (41 tahun) 5. Ibu Dandi/ (28 tahun) 6. Ibu Wulan/ (30 tahun) 7. Ayah Dhepa/ (31 tahun) 8. Ayah Rizal/ (35 tahun) 9. Ayah Aldo/ (50 tahun) Islam/ Jawa M.Ts Ibu Rumah Tangga Rp.1.500.000,00 Islam/ SMP Ibu Rumah Tangga Rp.1.500.000,00 Jawa Islam/ SMP Ibu Rumah Tangga Rp.1.500.000,00 Batak Islam/ SMP Ibu Rumah Tangga Rp.1.000.000,00 Batak Islam/ Wirausaha Rp.3.500.000,00 Jawa Islam/ STM Buruh harian lepas Rp.1.500.000,00 Batak Islam/ SMA Wiraswata Rp. 700.000,00 Batak Kristen/ SMA Wiraswasta Rp.6.000.000,00 Batak Sumber: Hasil Penelitian Tabel 4.2 Aktivitas Komunikasi Orang Tua Anak Tunarungu No. Nama informan 1. Ibu Vicky Usia/kelas anak 6 tahun Kelas 1 2. Ibu Putri 6 tahun Kelas 1 3. Ibu Rida 7 tahun Kelas 1 4. Ibu Ilham 8 tahun Kelas 1 5. Ibu Dandi 6. Ibu Wulan 7. Ayah Dhepa 11 tahun Kelas 2 8 tahun Kelas 2 6 tahun Kelas 1 Kesediaan menemani di sekolah/alasan Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Kadang-kadang/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Bersedia/ Anak belum bisa mandiri di sekolah Kadang-kadang/ Ingin melatih anaknya untuk belajar mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah Perlakuan orang tua pada anak tunarungu Berbeda dengan anak normal, Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, jika anak tidak mau Sama dengan anak normal, Sama dengan anak normal, tidak

8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo 12 tahun Kelas 4 9 tahun Kelas 3 mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah Hanya mengantar jemput/ Anak sudah mandiri di sekolah Sumber: Hasil Penelitian Sama dengan anak normal, tidak Berbeda dengan anak normal, tidak melonggarkan disiplin bersekolah Tabel 4.3 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Verbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua No. Nama 1. Ibu Vicky 2. Ibu Putri 3. Ibu Rida 4. Ibu Ilham Bentuk Pesan Verbal Oral/Lisan Makan, mandi, minum, tidur, sekolah, mama, ayah, kakek, nenek, abang, adik, bermain, terima kasih, maaf, pulang. Menonton televisi, bermain laptop, pergi jalan-jalan. Bobo (tidur), mimik (minum), makan, pulang, tidak boleh, sekolah, PR, jajan, teman, mamak, ayah, abang, kakak, nenek dari ibu, nenek dari ayah. Tulisan Bantuan Pesan Nonverbal - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan bibir. Makan (mam) - Isyarat gerakan bibir. Mandi di sungai, minum, tidur, susu, rindu, sekolah, PR, belajar, warnet, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, sakit, teman, maaf, terima kasih, malam hari, jalan-jalan, kibod, rumah sepupu, minta ampun, memancing, tampar. - Isyarat gerakan tangan, Makan, minum, tidur, mandi, belajar, sekolah, PR, mamak, - Isyarat gerakan tangan,

5. Ibu Dandi 6. Ibu Wulan 7. Ayah Dhepa 8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, Minta maaf, jalan-jalan, pulang. Menonton televisi, bermain - Tidak ada Makan, minum, mandi, meminta jajan, pulang, sekolah, mamak, ayah, adik, nenek, kakek, mati, jalan-jalan, maaf, memancing, tidur. Bermain, menonton televisi, tidur. Mamak, ayah, nenek, abang, Maya, terima kasih Makan, minum, tidur, mandi, Minta maaf, pulang, pergi. - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan bibir. Isyarat gerakan tangan, Sekolah, mengerjakan PR - Tidak ada Ayah, mamak, adik (Ouli) - Isyarat gerakan bibir. Belajar, sekolah, mengerjakan - Isyarat gerakan tangan, PR, makan, minum, mandi, pergi, bermain dengan teman, tidur. Sekolah, ayah, kakak, abang, adik, kakek, nenek, mamak, maaf, pergi, makan, minum. Mencuci piring, menyapu, bermain bola, mengerjakan PR, mandi, tidur. Makan, minum, tidur, mandi, ayah, mamak, abang, kakak, Sekolah, maaf, terima kasih/baik, tidak baik, naik sepeda motor, naik mobil. Sumber: Hasil Penelitian - Isyarat gerakan tangan, - Tidak ada - Isyarat gerakan tangan, Tabel 4.4 Klasifikasi Hasil Wawancara Mengenai Bentuk Pesan Nonverbal Dalam Aktivitas Komunikasi Orang Tua No Nama informan 1. Ibu Vicky jarak intim, Bentuk pesan nonverbal yang digunakan Spasial Temporal Visual Vokal - gerakan tangan, gerakan wajah Bahasa isyarat baku Menguasai

2. Ibu Putri jarak intim, 3. Ibu Rida jarak intim, 4. Ibu Ilham jarak intim, 5. Ibu Dandi jarak intim, 6. Ibu jarak intim, Wulan 7. Ayah Dhepa 8. Ayah Rizal 9. Ayah Aldo jarak intim, jarak intim, jarak intim, - gerakan tangan, gerakan bibir Volume agak besar Menguasai - gerakan tangan, Volume Menguasai gerakan bibir agak besar - gerakan tangan, - Tidak gerakan wajah menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai - gerakan tangan, Volume Menguasai gerakan wajah, agak besar gerakan bibir - gerakan tangan, - Tidak gerakan bibir menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai - gerakan tangan - Tidak menguasai Sumber: Hasil Penelitian Pembahasan Pada dasarnya aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu berdasarkan kegiatan sehari-hari. Komunikasi verbal melalui tulisan tidak dapat dilakukan karena anak tunarungu belum ada yang memahami makna tulisan. Pesan verbal lisan masih memerlukan bantuan isyarat nonverbal berupa gerakan tangan. Komunikasi nonverbal berperan penting dalam aktivitas komunikasi orang tua. Dalam penelitian ini jenis gerakan tubuh yang paling banyak digunakan adalah illustrator, dan emblems dengan gerakan tangan dan gerakan wajah. Isyarat spasial (jarak intim dan ) selalu dipakai karena keharusan menyentuh anak sebelum memulai komunikasi. Isyarat vokal hanya dipakai oleh Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Wulan, dan Ayah Dhepa karena anak mampu mendengar suara dalam frekuensi tertentu.

Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan meskipun telah dipelajari orang tua. Anak sering kebingungan dan tidak mengerti makna bahasa isyarat baku ketika diajarkan, sehingga informan kembali pada isyarat nonverbal sebelumnya. Orang tua dan anak tunarungu telah sepakat untuk memberikan simbol (verbal dan nonverbal) pada makna. Hal ini berkaitan dengan asumsi Blumer yaitu: 1. Manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain. Orang tua dan anak tunarungu menyepakati sebuah makna simbol yang sama melalui tindakan mereka. 2. Makna diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain. Tidak ada manusia yang lahir dan langsung mengetahui makna dari suatu simbol sebaliknya tanpa adanya interaksi sosial terlebih dahulu. 3. Makna-makna tersebut disempurnakan saat proses interaksi sosial sedang berlangsung. Setelah memperoleh makna, manusia memilih makna-makna yang lebih berarti baginya dan memodifikasinya dalam konteks dimana ia berada. Makna dalam komunikasi memiliki aturan-aturan yang terjalin dalam sebuah percakapan dimana makna selalu dikoordinasikan. Manajemen Makna Terkoordinasi dapat menjelaskan aturan tersebut melalui hierarki makna dalam percakapan antara orang tua dan anak tunarungu. 1. Level isi merupakan awal dimana data mentah dikonversikan menjadi makna. Ketika anak tunarungu menyampaikan sebuah pesan (simbol nonverbal) kepada orang tua, maka

orang tua berada pada level isi (orang tua mengonversi simbol yang diamatinya menjadi makna). 2. Level tindak tutur adalah tindakan yang kita lakukan melalui berbicara. Pada level tindak tutur, orang tua atau anak akan merespon makna dengan verbal dan/atau nonverbal. Pada level tindak tutur, respon bergantung pada konversinya terhadap makna. Ada kemungkinan orang tua mengerti makna yang disampaikan anak atau tidak mengerti. 3. Level episode mendeskripsikan konteks dimana orang bertindak dan kita melihat pengaruh konteks terhadap makna. Episode merupakan hal yang tidak pasti karena aktor sering berada pada episode yang beragam. Level episode akan beragam bentuknya sesuai dengan tindak tutur yang dilakukan orang tua atau anak dan dipengaruhi oleh budaya mereka masing-masing. 4. Level hubungan merupakan kesepakatan dan pengertian antara dua orang dalam memberikan batasan-batasan pada tindakan dan perilaku. Level hubungan lebih menekankan pada bagaimana batasan orang tua dan anak dalam berperilaku selama komunikasi terjadi. 5. Naskah kehidupan adalah kelompok episode masa lalu dan masa kini yang menciptakan sistem makna yang datanya dikelola bersama dengan orang lain. Pada level naskah kehidupan, orang tua memunculkan kembali pengalaman komunikasinya di masa lalu dalam dirinya saat ini. Pada level ini orang tua atau anak yang menentukan seperti apa komunikasi selanjutnya nanti.

6. Level pola budaya adalah gambaran mengenai dunia dan bagaimana hubungan seseorang dengan hal tersebut. Orang tua mengaitkan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga pada anak agar anak memahami nilai dalam percakapan itu. Level pola budaya ini juga mempengaruhi level-level sebelumnya yaitu episode, hubungan, dan naskah kehidupan. Koordinasi dalam hierarki makna tidak selamanya tercapai. Koordinasi tercapai bila orang tua dan anak tunarungu memiliki koordinasi makna yang sama dari level isi hingga budaya. Koordinasi tidak tercapai bila mulai dari level isi, orang tua tidak dapat memahami makna yang ingin disampaikan oleh anak. Sedangkan koordinasi tercapai pada level tertentu terjadi bila orang tua dan anak sepakat untuk menengahi level isi yang tidak sama tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan: 1. Orang tua dalam penelitian ini memberikan perlakuan sama pada anak tunarungu seperti anak normal agar tidak manja, kecuali Ibu Vicky dan Ayah Aldo yang memberikan perhatian khusus. Sebagian besar informan (Ibu Vicky, Ibu Putri, Ibu Rida, Ibu Ilham, dan Ibu Dandi) masih melonggarkan kedisiplinan dan tidak memaksakan anak pergi ke sekolah. Ibu Wulan, Ayah Rizal, Ayah Dhepa, dan Ayah Aldo selalu mengantar anak ke sekolah setiap hari.

2. Aktivitas komunikasi verbal orang tua masih dalam bentuk lisan dan belum dapat menggunakan tulisan. Aktivitas komunikasi verbal umumnya memerlukan dampingan komunikasi nonverbal. Beberapa orang tua seperti Ibu Vicky, Ibu Ilham, Ibu Dandi, Ibu Wulan, dan Ayah Rizal memiliki beberapa kegiatan yang tidak memiliki simbol verbal tetapi dilakukan oleh anak. 3. Aktivitas komunikasi nonverbal orang tua sangat penting perannya karena fungsinya sebagai pendamping dan pengganti. Isyarat spasial (jarak intim dan ) digunakan semua informan. Isyarat vokal tidak banyak mendukung keberhasilan komunikasi karena hanya berlaku bagi anak tunarungu yang dapat mendengar suara dalam frekuensi tertentu. Isyarat visual adalah isyarat yang paling banyak membantu keberhasilan komunikasi orang tua dan anak tunarungu. Isyarat emblems dan illustrator memiliki banyak variasi untuk setiap makna yang disampaikan dan belum tentu sama pada tiap informan. Bahasa isyarat baku belum dapat diterapkan orang tua meskipun sudah menguasainya karena anak tidak mengerti dan memahami bahasa isyarat baku. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti merasa perlu untuk mengajukan beberapa saran seperti studi kasus mengenai aktivitas komunikasi verbal dan nonverbal orang tua dengan anak tunarungu ini tentu masih memiliki banyak kekurangan dan

memerlukan perbaikan. Diharapkan nantinya akan ada penelitian lanjutan terkait aktivitas komunikasi orang tua dan anak tunarungu yang dapat menggali fakta lebih luas lagi. Dengan metodologi dan teori yang berbeda agar tercipta keragaman dalam penelitian. DAFTAR PUSTAKA DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Professional Books. Kuswarno, Engkus. 2008. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung: Widya Padjadjaran. Tubbs, Stewart L. dan Sylvia Moss. 2008. Human Communication: Prinsip-Prinsip Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. West, Richard dan Lynn H. Turner. 2009. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.