Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional BatchII

dokumen-dokumen yang mirip
9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

HASIL ANALISA VEGETASI (DAMPAK KEGIATAN OPERASIONAL TERHADAP TEGAKAN HUTAN)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

Kata kunci: hutan rawa gambut, degradasi, rehabilitasi, kondisi hidrologi, gelam

III. METODOLOGI PENELITIAN

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

SINTESIS RPI 5 : PENGELOLAAN HUTAN RAWA GAMBUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan

Gambar 3. Lahan Hutan di Kawasan Hulu DAS Padang

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Bahan dan Alat 4.3 Metode Pengambilan Data Analisis Vegetasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Ilmu Ekologi dikenal dengan istilah habitat. jenis yang membentuk suatu komunitas. Habitat suatu organisme untuk

V. INDIKATOR-INDIKATOR EKOSISTEM HUTAN MANGROVE

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. METODOLOGI. A. Metode survei

4 METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

18/04/2012. Program Studi Kehutanan, FP USU

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

DINAMIKA PERMUDAAN ALAM AKIBAT PEMANENAN KAYU DENGAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM INDONESIA (TPTI) MUHDI, S.HUT., M.SI NIP.

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

METODOLOGI PENELITIAN

DAMPAK PENAMBANGAN PASIR PADA LAHAN HUTAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH IFA SARI MARYANI

PENDAHULUAN Latar Belakang

MONITORING LINGKUNGAN

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POTENSI SERAPAN KARBON PADA AREA KONSERVASI MANGROVE PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk KALIMANTAN SELATAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai nutrisi bagi tanaman. 1 Tanah merupakan medium atau. pertahanan, dan seringkali makanan, 2

KEBERLANGSUNGAN FUNGSI EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN MELALUI PENANAMAN KELAPA SAWIT/ HTI BERKELANJUTAN DI LAHAN GAMBUT

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

PENDAHULUAN Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. 41 tahun 1999). Menurut Indriyanto (2006), hutan merupakan masyarakat

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Informasi hasil aplikasi perhitungan emisi grk

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

BAB III METODE PENELITIAN

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

Pengukuran Biomassa Permukaan dan Ketebalan Gambut di Hutan Gambut DAS Mentaya dan DAS Katingan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. kesempatan untuk tumbuhan mangrove beradaptasi (Noor dkk, 2006). Hutan

KERAGAMAN JENIS ANAKAN TINGKAT SEMAI DAN PANCANG DI HUTAN ALAM

PENDAHULUAN. Hutan rawa gambut adalah salah satu komunitas hutan tropika yang terdapat di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ekosistemnya dalam pasal 20 ayat 1 dan 2 serta Peraturan Pemerintah No. 77

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Denpasar, Maret 2016 Kepala Balai, Ir. S y a f r i, MM NIP

III. BAHAN DAN METODE

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

Teknologi rehabilitasi hutan rawa gambut terdegradasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

III. METODE PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis KPHL Batutegi terletak pada BT dan

MODUL TRAINING CADANGAN KARBON DI HUTAN. (Pools of Carbon in Forest) Penyusun: Ali Suhardiman Jemmy Pigome Asih Ida Hikmatullah Wahdina Dian Rahayu J.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS VEGETASI STRATA SEEDLING PADA BERBAGAI TIPE EKOSISTEM DI KAWASAN PT. TANI SWADAYA PERDANA DESA TANJUNG PERANAP BENGKALIS, RIAU

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

111. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

KEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

Transkripsi:

Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional BatchII TEMA: PERUBAHAN IKLIM, PELESTARIAN LINGKUNGAN, KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) Hasil Penelitian Tahun Ke-1 Rencana Penelitian Tahun Ke-2 Oleh: DR. IR. BASUKI WASIS, M.Si DADAN MULYANA, S.Hut.,M.Si

Hasil Penelitian Tahun Ke-1 KANDUNGAN KARBON PADA BERBAGAI MACAM TIPE VEGETASI DI LAHAN GAMBUT EKS-PLG SEJUTA HA SETELAH 10 TAHUN TERBAKAR

PENDAHULUAN Jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer ketika lahan gambut di Indonesia terbakar pada tahun 1997 yang berkisar antara 0,81-2,57 Gt (Page, 2002). Indonesia menjadi penghasil Gas Rumah Kaca nomor tiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan China Apakah Terjadi Recovery Sesudah 10 tahun terbakar???

TUJUAN PENELITIAN 1. Teridentifikasinya jenis vegetasi yang tumbuh setelah 10 tahun terbakar 2. Diketahuinya struktur dan komposisi vegetasi pada lahan bekas terbakar 3. Diketahuinya potensi biomassa dari tipe vegetasi (hutan sekunder setelah 10 tahun terbakar) khususnya jenis pohon 4. Diketahuinya potensi dan daya serap karbón dari tipe vegetasi (hutan sekunder setelah 10 tahun terbakar) khususnya pohon pada lahan gambut setelah 10 tahun terbakar

METODE PENELITIAN 1. Untuk Mengidentifikasi jenis vegetasi yang tumbuh setelah 10 tahun terbakar dan mengetahui struktur dan komposisi vegetasinya, maka dilakukan analisis vegetasi 2. Biomassa dihitung dari masing-masing tipe vegetasi khususnya jenis pohon kemudian dibuat persamaan alometrik. 3. Potensi dan daya serap karbon dari masingmasing tipe vegetasi dihitung menggunakan persamaan Brown

HASIL TAHUN KE-1 1. HASIL PENELITIAN 2. BUKU AJAR 3. MANUSKRIP UNTUK DIPUBLIKASIKAN DALAM JURNAL NASIONAL TERAKREDITASI DAN INTERNATIONAL JOURNAL (PEER- REVIEW).

HASIL PENELITIAN Analisa vegetasi hutan sekunder terbakar > 10 tahun Berdasarkan hasil analisis vegetasi hutan sekunder diketahui bahwa jenis dominan antara lain untuk tingkat pohon adalah Asam-asam (Sarcotheca rubrinervis Hall. F.), Nyatoh (Palaquium rostratum (Miq.) Burck) dan Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser) dengan INP 25,65 %; Geronggang (Cratoxylon arborescens (Vahl)Blume), Jelutung (Dyera costulata Hook. f.), Mahalilis (Garcinia sp.), Pelalawan (Tristaniopsis maingayi) dan Rahanjang (Callophyllum sp.) dengan INP 17,32 %.

Hasil analisis vegetasi hutan sekunder diketahui bahwa jenis dominan antara lain untuk tingkat tiang adalah Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser) dengan INP 18,33 %; Mahalilis (Garcinia sp.) dan Geronggang (Cratoxylon arborescens (Vahl)Blume) dan Meranti (Shorea sp.) dengan INP 15,83. Hasil analisis vegetasi hutan sekunder diketahui bahwa jenis dominan antara lain untuk tingkat pancang adalah Asam-asam (Sarcotheca rubrinervis is Hall. F.) dengan INP 14,4848 %; Tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser) dengan INP 12,22 % dan Medang (Actinodaphne sp.) dengan INP 10,89 %

Hasil analisis vegetasi hutan sekunder diketahui bahwa jenis dominan antara lain untuk tingkat semai adalah Jambu-jambu (Garcinia nigrolineata) dengan INP 15,70 %; Tabelien Munyin dan Rengas (Semecarpus rufovelutinus) dengan INP 12,27 Hasil analisis vegetasi hutan sekunder diketahui bahwa jenis dominan antara lain untuk tumbuhan bawah adalah Bari-bari dengan INP 27,17 %; Kantong Semar (Nepenthes melampora) dan Rahising (Pandanus immersus Ridl.) dengan INP 19,70 %

Analisa kesamaan jenis Strata Vegetasi Peubah Hutan Alam Hutan Sekunder Indeks Kesamaan (IS) Pohon Jumlah jenis (Ind/ha) 34 17 34,69 Indeks keanekaragamank 3,24 2,51 Indek kekayaan jenis 7,62 4,11 Indek kemerataan 0,92 0,89 Tiang Jumlah jenis (Ind/ha) 18 24 45,71 Indeks keanekaragaman 2,62 2,62 Indek kekayaan jenis 4,74 4,74 Indek kemerataan 0,91 0,91

Pancang Jumlah jenis (Ind/ha) 43 33 68,42 Indeks keanekaragaman 2,05 1,74 Indek kekayaan jenis 8,45 6,14 Indek kemerataan 0,54 0,50 Semai Jumlah jenis (Ind/ha) 23 33 50,00 Indeks keanekaragaman 1,46 1,74 Indek kekayaan jenis 4,74 6,14 Indek kemerataan 0,46 0,50 Tumbuha Jumlah hjenis (Ind/ha) 6 16 45,45 n Bawa Indeks keanekaragaman 1,09 1,05 h Indek kekayaan jenis 1,50 3,08 Indek kemerataan 0,61 0,38

Distribusi biomassa Penyebaran Biomassa Persentase (%) biomassa (ton/ha) Batang 363,1 77,9 Cabang 27,2 5,9 Ranting 23,0 4,9 Daun 22,1 4,7 Kayu busuk 14,2 3.0 Serasah segar 11,2 2.4 Serasah busuk 5,4 1,2 Biomassa total 466,2 100

Model biomassa No Model R 2 adj (%) s F hitung 1 B = -31,9 + 10,2D 70,9 37,4607 39,94** 2 B = -20,3 + 11,1D 1D - 0,228H 2 73,2 35,9368 22,85** 3 B = 36,3 + 0,0256D 2 H 36,7 55,2282 10,27** 4 B = - 86,5 + 172log D 59,2 44,3588 24,18** 5 log B = - 0,127 + 1,83log D 87,5 0,2179 112,91** atau B = 0,746D 1,83 6 log B = 0,143 + 1,90log g D - 0,364log g H 87,5 0,2182 56,76** atau B = 1,39D 1,90 H -0,364 7 B = - 1,6 + 11,2D -4,47H 72,9 36,1580 22,48** 8 B = 15,1 + 0,419D 2 61,6 43,0104 26,67** 9 B = 1,7 + 8,09(log D)H 27,0 59,3188 6,91* 10 ln B = 1,33 + 0,221D atau B = 3,78e 0,221D 80,8 0,6215 68,35** 11 log B = 0,793 + 0,0877(log D)H 43,5 0,4631 13,31**

Distribusi karbon Penyebaran Karbon (ton/ha) Persentase (%) Karbon Batang 212,8 80,5 Cabang 15,9 6,0 Ranting 13,5 5,1 Daun 8,0 3.0 Kayu busuk 8,3 3,1 Serasah segar 4,0 1,5 Serasah busuk 19 1,9 08 0,8 Karbon total 264.4 100

Model karbon No Model R 2 adj (%) s F hitung 1 K = -24,4 + 6,4D 72,6 22,6249 43,43** 2 K = -19,5 + 6,79D - 0,0951H0951H 2 72,6 22,6206 22,23** 23** 3 K = 16,8 + 0,0174D 2 H 44,9 32,1017 14,02** 4 K = - 55,8 + 105log D 56,7 28,4519 21,95** 5 log K = - 0,506 + 1,92log D 85,7 0,2472 97,06** atau K = 0,312D 1,92 6 log K = - 0,233 + 2,00log g D - 0,366log g H 85,5 0,2493 48,07** atau K = 1,39D 1,90 H -0,364 7 K = - 12,0 + 6,82D 1,82H 72,4 22,7133 21,99** 8 K = 4,27 + 0,271D 2 66,9 24,8930 33,27** 9 K = - 6,5 + 5,47(log D)H 33,0 35,4008 8,87** 10 ln K = 0,472 + 0,239D atau K = 1,60e 0,239D 84,2 0,5982 86,45** 11 Log K = 0,449 + 0,0938(log D)H 44,2 0,4887 13,67**

Distribusi biomassa hutan sekunder > 10 0t th terbakar a Biomasa (ton/ha) 400.0 350.0 300.0 250.0 200.0 150.0 100.0 50.0 0.0 Biomasa (ton/ha) Batang Cabang Ranting Daun Kayu Busuk Serasah S S ega r Serasah busuk TBK T NB K

KONDISI TANAH DI LOKASI No Tipe Vegetasi ph KB KTK 1. Hutan alam 3,75 12,50 26,45 2. Hutan sekurder terbakar > 10 th 3,95 15,65 33,09 3. Hutan sekunder terbakar 2009 3,80 23,25 38,57

No. Sifat Kimia Tanah Hutan Alam Hutan Hutan Sekunder terbakar > 10 th Sekunder Terbakar 2009 1. Nitrogen (%) 035 0,35 047 0,47 048 0,48 2. Fosfor (ppm) 25,75 16,45 16,15 3. Kalsium (me/100 g) 2,85 3,15 3,37 4. Magnesium (me/100 g) 1,44 1,66 1,53 5. Kalium (me/100 g) 0,18 0,25 1,08 6. Natrium (me/100 g) 0,21 0,27 0,26 7. C-organik (%) 57,27 56,28 57,31

No. Sifat Fisik Tanah Hutan Alam Pi Primer Hutan Sk Sekunder terbakar > 10 th Hutan Sk Sekunder Terbakar 2009 1. Bulk density (g/cm) 0,19 0,26 0,27 2. Porositas (%) 86,47 81,34 80,66 3. Pori drainase sangat cepat (%) 16,32 14,74 17,42 4. Air tersedia (%) 21,38 20,99 17,95 5. Permeabilitas (cm/jam) 30,11 28,63 25,81

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pada lahan gambut yang terbakar > 10 tahun telah tumbuh hutan sekunder dengan komposisi jenis yaitu 17 jenis (tingkat pohon), 24 jenis (tingkat tiang), 33 jenis (tingkat pancang), 31 jenis (tingkat semai) dan 16 jenis (tumbuhan bawah) 2. Komposisi jenis vegetasi yang dominan hutan sekunder yang terbentuk setelah > 10 tahun terbakar adalah tingkat pohon yaitu Tumih, Asam-asam dan Nyatoh (INP 25,65 %); tingkat tiang yaitu Tumih (INP 18,33 %), tingkat pancang yaitu Asam-asam (INP 14,4848 %) dan tingkat t semai yaitu Jambujambu (INP 15,70 %) serta tumbuhan bawah yaitu Bari-bari (INP 27,17 %). 3. Kandungan biomassa pada tipe vegetasi hutan sekunder yang terbentuk setelah gambut terbakar > 10 tahun sebesar 466,2 ton/ha 4. Kandungan karbon (daya serap karbon) biomassa pada tipe vegetasi hutan sekunder setelah gambut terbakar > 10 tahun sebesar 262,2 ton/ha

KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran 1. Guna menjawab permasalahan lahan gambut Eks-PLG Sejuta Ha maka perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk tipe vegetasi lainnya yaitu pada lahan gambut yang digenangi atau bendung kanal serta hutan alam yang terbakar dan dikonversi imenjadi perkebunan dan pertanian 2. Perlu dilakukan analisa tipe penutupan lahan lahan gambut Eks-PLG Sejuta Ha dengan menggunakan citra landsat

Keragaman plasma nutfah di lokasi penelitian

Hasil hutan di lokasi penelitian

Kegiatan penelitian

RENCANA PENELITIAN TAHUN KE-2 Pendahuluan Jumlah karbon yang dilepaskan ke atmosfer ketika lahan gambut di Indonesia terbakar pada tahun 1997 yang berkisar antara 0,81-2,57 Gt (Page, 2002). Apakah Terjadi Recovery Pada area gambut bekas terbakar yang dilakukan Bloking kanal??? Apakah blocking kanal dapat mengurangi pelepasan karbon???

TUJUAN PENELITIAN 1. Mengidentifikasi jenis vegetasi yang tumbuh pada area gambut bekas terbakar yang dilakukan Bloking kanal 2. Mengetahui struktur dan komposisi vegetasi pada area gambut bekas terbakar yang dilakukan Bloking kanal 3. Menghitung potensi biomassa dari masing- masing tipe vegetasi khususnya jenis pohon 4. Menghitung potensi dan daya serap karbon dari masing-masing tipe vegetasi khususnya pohon 5. Mengetahui peranan blocking kanal dalam upaya pemulihan lahan gambut bekas terbakar melalui identifikasi jenis dan potensi serapan karbon.

PENDUKUNG PENELITIAN Dukungan Dunia Internasional (Univ. Hokaido Jepang) CKPP UNPAR WWF

PACUAN TERIMA KASIH 1. Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2. Pimpinan IPB 3. Kepala LPMM IPB 4. Dekan Fakultas Kehutanan IPB 5. Ketua Dept. SVK dan Kepala Bagian Ekologi Hutan 6. Staf Pengajar dan Staf Pegawai Dept SVK 7. Bpk/Ibu Pimpinan Universitas Palakangkaraya 8. Universitas Hokaido 9. PCKPP 10.Semua pihak yang telah memberikan bantuan moril dan materiel

TERIMA KASIH