BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. juga mengalami penurunan yaitu industri perbankan Indonesia. Dengan mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip wadiah maupun prinsip mudharabah atau di sebut juga dengan. prinsip bagi hasil, prinsip ujroh, dan akad pelengkap.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian saat ini tidak lepas dengan dunia perbankan. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian yang semakin modern seperti sekarang ini, uang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kantor, 24 Unit Usaha syariah (UUS) denga n 554 kantor, dan 160 Bank

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghimpun maupun menyalurkan dana, hal ini terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peran. penting terhadap kualitas perekonomian suatu negara dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunikan secara prinsip dapat mendukung usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan sektor perbankan telah tumbuh dengan pesat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Tabel 1.1 Pembiayaan Perbankan Syariah (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dari sejak awal perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para nasabahnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai sebuah Negara yang mayoritas warga Negaranya memeluk agama Islam, telah membuat Indonesia menjadi tempat yang cocok untuk mengembangkan industri perbankan syariah. Tidak mengherankan jika dalam periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan operasional yang berbasis syariah ataupun mendirikan unit usaha syariahnya. Industri perbankan syariah di Indonesia telah menorehkan prestasi dengan menempati peringkat keempat industri keuangan syariah dunia yang dinilai dari ukuran-ukuran tertentu dan bobot yang bervariasi seperti jumlah lembaga keuangan syariah, izin pengaturan syariah, besarnya volume industri, edukasi dan budaya serta kelengkapan infrastruktur (Pratiwi, 2012 ). Perkembangan jumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia yang terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) ditunjukkan dalam Tabel I.1 berikut : Tabel I.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan Syariah Kelompok Tahun Bank 2009 2010 2011 2012 2013 BUS 5 6 11 11 11 UUS 27 25 23 24 23 BPRS 131 139 150 155 160 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2013 Perbankan syariah merupakan lembaga keuangan yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkannya dengan mekanisme 1

syariah. Penghimpunan dana dilakukan melalui simpanan dan investasi seperti giro, wadiah, tabungan dan deposito berjangka. Sedangkan penyaluran dana dilakukan dengan beberapa macam akad seperti murabahah, istishna, mudharabah, musyarakah, ijarah, dan salam. Salah satu akad yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah adalah akad murabahah. Transaksi murabahah (jual beli) ini lazim dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya. Murabahah merupakan pembiayaan bank syariah melalui sistem jual beli barang dengan kesepakatan keuntungan dan jangka waktu tertentu. Murabahah dapat diartikan sebagai akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Dalam akad murabahah, pembayaran bisa dilakukan dengan dua cara yaitu pembayaran tunai dan pembayaran yang ditangguhkan. Bisa ditangguhkan dengan cara mencicil setelah menerima barang ataupun ditangguhkan dengan cara mencicil setelah menerima barang ataupun ditangguhkan dengan pembayaran sekaligus dikemudian hari (Nurhayati, 2013). Bank syariah pada umumnya telah menggunakan murabahah sebagai metode pembiayaan yang utama, dengan jumlah pembiayaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun berikutnya. Sampai saat ini pembiayaan di Bank Umum syariah masih didominasi oleh pembiayaan murabahah. Data statistik perbankan syariah menunjukkan pada direktorat bank syariah Bank Indonesia menunjukkan pembiayaan dengan akad murabahah pada bulan oktober 2013

mencapai Rp.107.484 Miliiar sementara pembiayaan mudharabah Rp. 13.664 Milliar, dan pembiayaan musyarakah Rp.37.921 Milliar. Dominannya jenis pembiayaan murabahah dibandingkan jenis pembiayaan yang lain disebabkan beberapa faktor. Dari sisi penawaran bank syariah, pembiayaan bank syariah dinilai lebih minim resikonya dibandingkan dengan jenis pembiayaan bagi hasil. Selain itu pengembalian yang telah ditentukan sejak awal juga memudahkan bank dalam memprediksi keuntungan yang akan diperoleh. Dalam transaksi yang menggunakan akad murabahah terdapat keuntungan atau margin yang telah disepakati oleh pemilik dana dengan penerima dana. Pada jenis akad ini penerima dana telah menyepakati besaran margin yang bersifat fixed sampai akhir periode dan akan dibayarkan setiap bulannya bersamaan dengan porsi pembayaran pokok pinjamannya. Pendapatan margin murabahah merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan jual beli yang besarnya telah ditentukan pada awal akad sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Margin berbeda dengan bunga karena margin tidak mengikuti fluktuasi tingkat suku bunga, melainkan tarifnya sudah ditentukan sesuai dengan keputusan direksi. Tabel I.2 Data Pergerakan Pendapatan Margin Murabahah BUS Pendapatan Margin Murabahah Nama Perusahaan (dalam jutaan rupiah) 2011 2012 2013 BNI syariah 404.167 527.024 854.003 Bank Muamalat Indonesia 1.078.893 1.436.709 2.007.951 Bank Syariah Mandiri 2.172.847 3.077.632 3.773.500 Bank Mega Syariah 779.851 980.869 1.213.053 Sumber : www.bi.go.id

Tabel I.2 menunjukkan bahwa Pendapatan Margin Murabahah pada BNI syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah dari tahun 2011-2013 selalu mengalami kenaikan. Terdapat faktor-faktor kuantitatif yang turut mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan masyarakat terhadap pembiayaan murabahah yang akan mempengaruhi pendapatan margin murabahah pada perbankan syariah Seperti volume pembiayaan murabahah, BI Rate, Biaya overhead, Bagi hasil DPK, dan NPF (Non Performing Financing). Volume pembiayaan murabahah adalah jumlah pembiayaan berskema murabahah yang diberikan oleh bank syariah selama periode akuntansi tertentu. BI Rate adalah suku bunga yang ditetapkan oleh BI dan diumumkan kepada publik. Belum adanya ketentuan yang mengatur penentuan margin pembiayaan murabahah membuat semua bank syariah di Indonesia masih menjadikan BI rate sebagai salah satu rujukan dalam penetapan margin pembiayaan murabahah (Arumdhani, 2011). Biaya Operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam kegiatan operasionalnya terdiri dari biaya tenaga kerja, biaya administrasi dan umum, biaya penyusutan, biaya pencadangan penghapusan aktiva produktif dan biaya lainnya yang terkait dengan operasional bank syariah. (Wiro so 2005:90). Bagi hasil DPK adalah nilai distribusi bagi hasil bagi pemilik dana pihak ketiga (DPK) yang diberikan kepada nasabah dalam kurun waktu 1 bulan. Rasio NPF (Non Performing Financing) atau rasio kredit bermasalah. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit

bermasalah yang diberikan oleh bank. Rasio ini semakin tinggi maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar (Hariyani, 2010:52). Berdasarkan hasil Penelitian Siti Barokah (2010) Pada PT.Bank syariah mandiri Tbk, menunjukkan bahwa volume pembiayaan,biaya overhead, dan bagi hasil DPK, berpengaruh positif terhadap pendapatan margin murabahah. Penelitian Astri Arumdhani (2011) Pada PT.Bank syariah mandiri tbk, menunjukkan bahwa Volume pembiayaan dan BI Rate berpengaruh positif terhadap pendapatan margin murabahah. Penelitian Adi Nugroho (2005) Pada PT.Bank Muamalat Indonesia, menunjukkan bahwa volume pembiayaan berpengaruh negatif terhadap margin murabahah sedangkan Biaya overhead dan bagi hasil DPK berpengaruh positif terhadap margin murabahah. Penelitian M.Izzuddin Kurnia Adi (2013) Pada BRI Syariah dan Bank Mega Syariah, menunjukkan bahwa hanya biaya overhead yang berpengaruh positif terhadap margin murabahah sedangkan selebihnya BI Rate, bagi hasil DPK, NPF dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap margin murabahah. Penelitian Ahmad Nugraha (2005) Pada PT.Bank Muamalat Indonesia, menunjukkan bahwa volume pembiayaan, biaya operasional, dan Bagi hasil DPK berpengaruh positif terhadap margin murabahah. Berdasarkan fenomena dan hasil penelitian yang berbeda dari latar belakang di atas, penulis termotivasi untuk menguji kembali dengan judul: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN MARGIN MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2011-2013.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Volume pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap Pendapatan margin murabahah? 2. Apakah BI Rate berpengaruh terhadap Pendapatan margin murabahah? 3. Apakah Biaya operasional berpengaruh terhadap Pendapatan margin murabahah? 4. Apakah Bagi hasil DPK berpengaruh terhadap Pendapatan margin murabahah? 5. Apakah NPF (Non Performing Financing) berpengaruh terhadap Pendapatan margin murabahah? 6. Apakah Volume Pembiayaan Murabahah, BI rate, Biaya Operasional, Bagi hasil DPK dan NPF berpengaruh terhadap Pendapatan Margin Murabahah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah volume pembiayaan berpengaruh terhadap pendapatan margin murabahah. 2. Untuk mengetahui apakah BI Rate berpengaruh terhadap pendapatan margin murabahah. 3. Untuk mengetahui apakah Biaya overhead berpengaruh terhadap pendapatan margin murabahah.

4. Untuk mengetahui apakah bagi hasil DPK berpengaruh terhadap pendapatan margin murabahah. 5. Untuk mengetahui apakah Non Performing Financing berpengaruh terhadap pendapatan margin murabahah. 6. Untuk mengetahui Apakah Volume Pembiayaan Murabahah, BI rate, Biaya Operasional, Bagi hasil DPK dan NPF berpengaruh terhadap Pendapatan Margin Murabahah. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi lembaga perbankan, dapat digunakan sebagai masukan untuk menilai tingkat kesehatan bank. 2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian dengan judul yang sama. 3. Bagi penulis, untuk dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang perbankan syariah dan juga untuk mengetahui tentang factorfaktor yang mempengaruhi pendapatan margin murabahah. D. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas landasan teori, yakni bank syariah, pembiayaan bank syariah, pembiayaan murabahah, pendapatan margin

murabahah, volume pembiayaan murabahah, BI Rate, biaya operasional, bagi hasil DPK,NPF, sumber hukum akad murabahah, penelitian terdahulu, kerangka penelitian, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang deskripsi obyek penelitian, analisis data dan pembahasan dari hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang diperoleh.