RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT ARUS PULSA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 UNTUK PROSES ELEKTRODEPOSISI

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

BAB III. Perencanaan Alat

Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Air Agregat Halus Berbasis Mikrokontroler ATmega8535 dengan Metode Kapasitif untuk Pengujian Material Dasar Beton

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah gambar blok diagram :

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI DAN BERAT BADAN BAYI BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR FOTOTRANSISTOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

RANCANG BANGUN MAGNETIC STIRRER BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN PENGATURAN WAKTU MELALUI KEYPAD

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Telah direalisasikan alat pendeteksi logam yang terbuat dari induktor

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

BAB III DESKRIPSI MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

BAB 4 UJICOBA DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGATUR KECEPATAN MOTOR DC DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

RANCANG BANGUN CATU DAYA TERPROGRAM DENGAN TAMPILAN ARUS DAN TEGANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER LAPORAN AKHIR

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet

RANCANG BANGUN SISTEM OTOMASI PENYALAAN LAMPU RUANG KULIAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN DETEKTOR PIR PARADOX-465

SISTEM KONTROL PENYALAAN LAMPU RUANG BERDASARKAN PENDETEKSIAN ADA TIDAKNYA ORANG DI DALAM RUANGAN

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

BAB III METODOLOGI. rangkaian, kemudian ketika sensor mendeteksi objek output sensor yang berupa

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

PERANCANGAN PROGRAMMABLE POWER SUPPLY 30 V 10 A BERBASIS MICROCONTROLLER

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

Laporan Praktikum Analisa Sistem Instrumentasi Rectifier & Voltage Regulator

Transkripsi:

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT ARUS PULSA BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 UNTUK PROSES ELEKTRODEPOSISI Moresa Devega, Wildian, Dahyunir Dahlan Laboratorium Fisika Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang, 25163 e-mail : devegamoresa@ymail.com ABSTRAK Telah dilakukan rancang-bangun alat pembangkit arus pulsa berbasis mikrokontroler ATmega8535 untuk proses elektrodeposisi. Alat ini dapat membangkitkan arus pulsa dengan rentang waktu on dan off selama 1 ms (satu milidetik). Pada sistem elektrodeposisi yang diuji dengan menggunakan tegangan catu 5 V, resistor (10 Ω, 50 Ω, dan 100 Ω), dan larutan CuSO4 dapat diperoleh rentang nilai arus yang mengalir antara 0,76 ma (minimum) dan 1,32 ma (maksimum). Penambahan program untuk menampilkan tegangan terminal pada LCD menyebabkan nilai T on yang terbaca pada osiloskop menyimpang (error) sebesar 21 ms cukup signifikan dan bersifat sistematik. Kata Kunci : pembangkit arus pulsa, mikrokontroler, relay, keypad, dan LCD ABSTRACT A design of pulse current generator device based on microcontroller ATmega8535 for electrodeposition process has been conducted. The device can generate pulse current with the on and off periods as long as 1 ms (one millisecond) each. At the system of electrodeposition with using a power supply of 5 V, resistors (10 Ω, 50 Ω, and 100 Ω), and a CuSO4 solution, then the current flowing in the electro-deposition system is between 0.76 ma (minimum) and 1.32 ma (maximum). The program added to display terminal voltage of the power supply on LCD causes the value of Ton read on the oscilloscope to become error as big as 21 ms (twenty millisecond) significantly and systematically. Keywords : pulse current generator, microcontroller, relay, keypad, and LCD I. PENDAHULUAN Hampir semua sifat mekanis material dapat ditingkatkan secara efektif dengan menghaluskan ukuran butiran. Metode yang banyak digunakan untuk mengontrol morfologi permukaan (Thomas dan Fray, 1981) dan menghaluskan ukuran bulir adalah dengan menambahkan zat aditif dalam larutan elektrodeposisi. Elektrodeposisi yang banyak dilakukan adalah elektrodeposisi dengan menggunakan arus searah (direct current, dc). Elektrodeposisi arus searah memiliki kelemahan dalam hal bulir material pelapis yang terbentuk, yaitu relatif besar dan tak merata. Dalam perkembangannya, kini banyak penelitian menggunakan metode elektrodeposisi arus pulsa, dimana arus diterapkan secara periodik dengan bentuk gelombang persegi panjang (rectangular wave). Metode ini dapat digunakan sebagai alat untuk menghasilkan struktur unik, yaitu pelapisan dengan sifat-sifat yang tidak dapat diperoleh melalui elektrodeposisi arus searah (Puippe,1986). Pada elektrodeposisi arus pulsa, ada tiga parameter yang mempengaruhi sifatsifat deposit, yaitu rapat arus puncak (peak current density, Jp), lama arus mengalir (current ontime, T on ), dan lama arus padam (current off-time, T off ). Elektrodeposisi arus pulsa menghasilkan permukaan deposit yang lebih homogen dan lebih halus. Salah satu kendala dalam upaya pengembangan penelitian dengan metode elektrodeposisi dengan arus pulsa adalah ketersediaan alat pembangkit arus pulsa yang dapat diatur, baik besar maupun lama waktu on dan off tegangan dan arusnya. Perkembangan teknologi di bidang elektronika dan instrumentasi telah memungkinkan dilakukannya rancangbangun berbagai alat elektronik untuk mengatasi kendala atau keterbatasan alat dalam penelitian. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan rancang bangun alat pembangkit arus pulsa berbasis mikrokontroler ATmega8535 untuk elektrodeposisi. 212

Mikrokontroler ATmega8535 digunakan sebagai pusat pengendali sistem secara keseluruhan, seperti antara lain untuk mengendalikan relayyang akan on dan off. Mikrokontroler juga akan mengendalikan alat penampil (LCD 4x16) untuk menampilkan nilai tegangan dan arus yang digunakan saat proses elektrodeposisi berlangsung. Tegangan sumber yang digunakan untuk proses elektrodeposisi berasal dari rangkaian catudaya yang dirancang menghasilkan tegangan 5 volt. II. METODE Perancangan Diagram Blok Sistem Pembangkit Arus Pulsa Berbasis Mikrokontroler Secara keseluruhan, sistem pembangkit arus pulsa mengikuti diagram blok yang terdapat pada Gambar 1. Gambar 1 Diagram blok alat 2.1 Perancangan Rangkaian Sistem Pembangkit Arus Pulsa Perancangan rangkaian sistem pembangkit arus pulsa meliputi perancangan rangkaian catudaya DC, sistem minimum, penggerak relay, dan LCD penampil. Skema rangkaian catudaya dapat dilihat pada Gambar 2. Catudaya yang akan digunakan adalah 5 volt DC dan 12 volt DC. Gambar 2 Perancangan Skematik Rangkaian 213

Komponen-komponen yang diperlukan pada sistem ini antara lain adalah sebuah mikrokontroler ATmega8535, sebuah socket 40 pin, sebuah Kristal (X-tal) 12 MHz, dua buah kapasitor 22 pf, sebuah kapasitor 10 nf, sebuah kapasitor 100 nf, sebuah resistor 4,7 kω, sebuah resistor 220 Ω, dan empat buah whitehousing 8 pin, seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Rangkaian penggerak relay (relay driver circuit) rangkaian penggerak yang menggunakan transistor MOSFET (IRF6 40 N-Channel E-MOSFET) (Miomir,2007). LCD penampil yang akan digunakan adalah LCD 4x16 tipe LM 016L di dalamnya sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII keluaran mikrokontroler menjadi tampilan karakter sehingga data dapat dikirim langsung dari mikrokontroler ke LCD.Satu-satunya komponen tambahan (jika diperlukan) pada rangkaian LCD penampil ini adalah potensio sebesar 10 kω yang digunakan untuk mengatur kontras karakter yang ditampilkan. III. HASIL DAN DISKUSI 3.1 Hasil Realisasi Rancang-bangun Setelah semua proses rancang-bangun, maka diperoleh hasil berupa sebuah alat pembangkit arus pulsa seperti pada Gambar 4.Sistem pebangkit arus pulsa ini terealisasi setelah melalui sejumlah tahapan yang meliputi simulasi, karakterisasi, dan uji coba terhadap komponen dan bagian-bagian rangkaian pembangunnya. Gambar 4 Realisasi alat pembangkit arus pulsa 3.2 Hasil Simulasi Rangkaian Pembangkit Sinyal Pulsa Simulasi rangkaian pembangkit sinyal pulsa dilakukan dengan menggunakan perangkat-lunak Proteus 8 Profesional yang hasilnya diperlihatkan pada Gambar 5. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rangkaian pembangkit pulsa tersebut dapat membangkitkan pulsa persegi dengan waktu on dan off yang nilainya dapat ditentukan melalui keypad. Gambar 5 Hasil simulasi pembangkit sinyal pulsa 214

3.3 Hasil Uji Catudaya Hasil rancang bangun catudaya 12 V dan 5 V serta hasil pengujian tegangan keluarannya diperlihatkan pada Gambar 6.Hasil pengukuran terhadap kaki masukan dan kaki keluaran kedua IC regulator (LM 7805 dan LM 7812) diperlihatkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa keluaran kedua IC regulator tersebut layak digunakan sebagai catudaya sistem. Gambar 6 Hasil rancang-bangun catudaya (a)12 V, dan (b) 5 V Tabel 1 Hasil pengukuran tegangan masukan dan keluaran pada IC regulator IC Regulator Tegangan Masukan (volt) Tegangan Keluaran (volt) LM 7805 7,21 5,00 LM 7812 15,89 11,87 3.4 Hasil Uji Rangkaian Penggerak Relay Ada dua macam rangkaian penggerak relay yang diuji pada rangkaian ini, yaitu rangkaian penggerak relay yang menggunakan MOSFET dan rangkaian yang menggunakan transistor Darlington. Berdasarkan hasil yang diperlihatkan Tabel 2 menunjukkan bahwa MOSFET memerlukan tegangan yang lebih kecil (7,4 V) untuk dapat menghantar dibandingkan dengan transistor Darlington (7,9 V). Berdasarkan hasil tersebut maka rangkaian yang digunakan untuk penggerak relay adalah rangkaian MOSFET. Tabel 2 Hasil pengukuran tegangan basis (base) dan tegangan gate Status Relay Tegangan Base Tegangan Gate (pada transistor Darlington) (pada MOSFET) Tak menghantar Dari 0 V hingga 7,9 V Dari 0 V hingga 7,4 V Menghantar Mulai dari 7,9 V hingga 12 V Mulai dari 7,4 hingga 12 V 3.5 Hasil Uji Rangkaian Mikrokontroler, Keypad, dan LCD Hasil rancang-bangun rangkaian sistem minimum mikrokontroler, keypad, dan LCD diperlihatkan pada Gambar 7.Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu me-reset LCD. Kemudian, nilai T on dan T off (yang diinginkan) dimasukkan melalui keypad kemudian sinyal pulsa yang dihasilkan rangkaian diamati di osiloskop. Ada tiga macam variasi nilai T on dan T off yang diuji, yaitu T on < T off, T on = T off, dan T on > T off. 215

Gambar 7 Bentuk fisik hasil rancang-bangun rangkaian sistem minimum mikrokontroler, keypad, dan LCD 3.5.1 Untuk T on <T off Pada pengujian untuk T on < T off, nilai yang dimasukkan melalui keypad adalah T on = 1 ms, T off = 5 ms, dan setting perbesaran pada probe adalah 1x. Sinyal pulsa yang dihasilkan adalah seperti pada Gambar 8. Gambar 8Pembangkit sinyal pulsa yang diamati di osiloskop untuk T on = 1 ms dan T off = 5ms. Nilai T on dan T off dari hasil pembacaan pada osiloskop dapat dihitung sebagai berikut: Untuk setting TIME/DIV = 5 ms/div, diperoleh: T on = 0,2 div x 5 ms/div = 1 ms, dan T off = 1,0 div x 5 ms/div = 5 ms.hasil ini sesuai dengan nilai T on dan T off yang dimasukkan melalui keypad. 3.5.2 Untuk T on = T off Pada pengujian ini, nilai yang dimasukkan melalui keypad adalah T on = 5 ms, T off = 5 ms, dan setting perbesaran pada probe adalah 1x. Sinyal pulsa yang dihasilkan adalah seperti pada Gambar 9. Gambar 9Pembangkit sinyal pulsa yang diamati osiloskop untuk T on = 5 ms dan T off = 5 ms. Untuk setting TIME/DIV = 5 ms/div, diperoleh: T on = 1,0 div x 5 ms/div = 5 ms, dan T off = 1,0 div x 5 ms/div = 5 ms. Hasil ini sesuai dengan nilai yang dimasukkan melalui keypad. 3.5.3 Untuk T on >T off Pada pengujian ini, nilai yang dimasukkan melalui keypad adalah T on = 11 ms, T off = 5 ms, dan setting perbesaran pada probe adalah 1x. Sinyal pulsa yang dihasilkan adalah seperti pada Gambar 10. 216

Gambar 10Pembangkit sinyal pulsa yang diamati osiloskop untuk T on = 11 ms dan T off = 5 ms. Untuk setting TIME/DIV = 5 ms/div, diperoleh: T on = 2,2 div x 5 ms/div = 11 ms, dan T off = 1,0 div x 5 ms/div = 5 ms. Hasil ini sesuai dengan nilai yang dimasukkan melalui keypad. Jika mikrokontroler ditambahkan program untuk menampilkan tegangan catu (V) pada LCD, maka hasil T on yang ditunjukkan di LCD (26 ms) tidak sesuai dengan nilai yang dimasukkan melalui keypad (5 ms) disebabkan nilai T on yang terbaca pada osiloskop menyimpang (error) 21 ms, sedangkan untuk nilai T off menunjukkan hasil yang sama (4 ms). 3.6 Hasil Uji Rangkaian pada Larutan Elektrolit Setelah rancang-bangun rangkaian pembangkit sinyal pulsa selesai dilakukan maka dilakukan uji coba penerapan rangkaian tersebut terhadap sistem elektrodeposisi. Pada sistem disisipkan sebuah resistor (dengan variasi resistansi 10 ohm, 50 ohm, dan 100 ohm) yang dihubungkan secara seri dengan elektroda untuk mencegah arus yang terlalu besar mengalir dalam sistem elektrodeposisi tersebut. Pengujian dan pengukuran arus dilakukan terhadap medium larutan tembaga sulfat (CuSO 4 ). Hasil pengujian arus pada larutan CuSO 4 ditunjukkan pada Tabel 3. Larutan Larutan CUSO 4 Tabel 3 Hasil pengujian arus pada larutan CuSO 4 Resistansi Jarak resistor Arus antarelektroda yang Maksimum digunakan (ma) (cm) (Ω) 10 50 100 Arus Minimum (ma) 1 1,18 0,79 5 1,14 0,76 1 1,12 0,83 5 1,09 0,80 1 1,10 0,89 5 1,07 0,88 Jarak antar elektroda juga mempengaruhi nilai arus maksimum dan minimum yang mengalir melalui sistem elektrodeposisi. Secara umum, arus maksimum yang mengalir ketika kedua elektroda terpisah sejauh 1 cm lebih besar daripada ketika keduanya terpisah sejauh 5 cm. 3.7 Pengujian Alat Secara Keseluruhan Pada pengujian ini terlihat relay bekerja cukup stabil, dan LCD dapat menampilkan nilai T on dan T off yang dimasukkan melalui keypad, serta nilai tegangan catu yang digunakan untuk arus pulsa. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Dari Tabel 4 terlihat bahwa tegangan catudaya stabil ( mv) selama arus on, namun mengalami penurunan selama arus off. Besar tegangan off ini bervariasi antara 4990 mv hingga 5100 mv, karena terjadi efek pembebanan pada saat larutan tidak dialiri arus (T off ). 217

No Tabel 4 Hasil pengujian alat secara keseluruhan Ton (ms) Toff (ms) On 1 66 456 2 121 57 3 285 465 4 12 77 Tegangan (mv) Off 4990 5045 5080 5100 4990 5040 5030 5035 IV. KESIMPULAN Berdasarkan pada data dan analisa serta pengujian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pembangkit arus pulsa berbasis mikrokontroler ATmega8535 untuk elektrodeposisi yang telah dirancang-bangun ini telah dibuktikan dapat bekerja sebagaimana yang diinginkan berdasarkan nilai rentang waktu on (T on ) dan rentang waktu off(t off ) yang dimasukkan melalui keypad, sesuai kebutuhan pengguna. Nilai terkecil untuk T on dan T off yang dapat dimasukkan melalui keypadadalah 1 ms, dengan menggunakan tegangan catudaya 5 V dan resistor (10 Ω, 50 Ω, 100 Ω), serta larutan CuSO4 pada sistem elektrodeposisi, diperoleh rentang nilai arus yang mengalir antara 0,76 ma (minimum) dan 1,32 ma (maksimum). DAFTAR PUSTAKA Miomir, F. D., 2007, Understanding Electronics Components mikroelektronika, http://www.mikroe.com/old/books/keu/10.htm, diakses pada November 2014. Puippe, J.C., 1986, Theory and Practice of Pulse Plating, American Electroplaters and Surface Finishiers Society. Thomas, B.K., Fray, D.J., 1981, The Effect of Additives on Themorphology of Zinc Electrodeposited From a Zinc Chloride Electrolyte at High Current Densities, Journal of Applied Electrochemistry,Volume 11, Springer International Publishing AG 218