IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB IV DATA DAN ANALISA

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Ir. Hari Subiyanto, MSc

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap spesimen dimasukkan kedalam Tabel IV.1 dibawah : 1 171,2 190,8-2 Logam Las 174,3 187,3 -

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No.02 Mei 2017 ISSN

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

BAB II KERANGKA TEORI

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

PENGARUH ANNEALING TERHADAP LAS MIG DENGAN GAS PELINDUNG CO2 (100%) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO DAN MAKRO PADA BAJA STAM 390 G

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. waktu pengelasan dan pengaruh penambahan filler serbuk pada

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

Karakterisasi Material Sprocket

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH HEAT TREATMENT

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Dimas Hardjo Subowo NRP

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Sesudah dilakukan pengujian Uji Tarik dan Struktur Mikro pada Baja SS-400,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH VARIASI ARUS LAS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KETANGGUHAN LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA NSN308

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Kajian Kekuatan Baja Paduan Rendah Yang Dilas Listrik Elektroda Terbungkus Dengan Kampuh V Dan Elektroda Rd 320 E.6013 Panas yang t erjadi t idak cuku

KARAKTERISASI SAMBUNGAN SMAW BAJA KARBON RENDAH MENGGUNAKAN 3 JENIS ELEKTRODA Priyo Tri Iswanto 1,a, Mudjijana 1,b, Rela Adi Himarosa 2,a

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK LOGAM DISSIMILAR AL-STEEL

STUDI KOMPARASI KUALITAS PRODUK PENGELASAN SPOT WELDING DENGAN PENDINGIN DAN NON-PENDINGIN ELEKTRODA

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

Teknik Pembuatan Baja Duplek pada Baja Karbon Rendah Sa dengan Pelapisan Elektroda

ARI BUDIANTO N I M : D

PENGARUH MAGNET EXTERNAL TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PENGELASAN BAJA SS 41 DAN BAJA AH 36

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Volume 13 No.1 Maret 2012 ISSN :

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

Transkripsi:

52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si 0,0354 S 0,0041 P 0,0147 Mn 0.11 Ni 0,0001 Cr 0,0002 Mo - Co - Cu 0,0016

53 b. Tipe Baja : A 240 Tipe 304 Bentuk : Plat Tabel 8. Komposisi Kimia Baja A 240 Tipe 304 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,026 Si 0,430 S 0,003 P 0,023 Mn 1,380 Ni 8,060 Cr 17,750 Mo 0,026 Co 0,020 Cu 0,100 2. Data Proses Pengelasan Data pengelasan yang digunakan dalam pengelasan ini adalah sebagai berikut: a. Perlakuan pengelasan dengan arus 90 Amper. Gambar 26. Jumlah Multypass Pada Elektroda 3,2 mm

54 Arus Pengelasan Tegangan Pengelasan Posisi Pengelasan : 90 Amper : 30 Volt : Mendatar, Downhand (1G) Elektroda Las : E 309-16 Lapisan Las Jumlah Lapisan Las : Multypass : 7 Lapisan las b. Perlakuan pengelasan dengan arus 120 Amper. Gambar 27. Jumlah Multypass Pada Elektroda 3.2 mm Arus Pengelasan Tegangan Pengelasan Posisi Pengelasan : 120 Amper : 30 Volt : Mendatar, Downhand (1G) Elektroda Las : E 309-16 Lapisan Las Jumlah Lapisan Las : Multypass : 5 Lapisan las

55 c. Perlakuan pengelasan dengan arus 150 Amper. Gambar 28. Jumlah Multypass Pada Elektroda 3,2 mm Arus Pengelasan Tegangan Pengelasan Posisi Pengelasan : 150 Amper : 30 Volt : Mendatar, Downhand (1G) Elektroda Las : E 309-16 Lapisan Las Jumlah Lapisan Las : Multypass : 3 Lapisan las

56 B. Data Hasil Pengujian 1. Kekuatan Tarik Maksimum Data mengenai kekuatan tarik maksimum dengan variasi arus pengelasan dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Nilai kekuatan tarik maksimum (Ultimate Tensile Strength) Jenis Elektroda Las Arus Pengelasan Diameter Elektroda Nomor Spesimen Kekuatan Tarik (MPa) Rata-rata Kekuatan Tarik (MPa) 1 611 90 A 3.2 mm 2 613 618 3 632 1 624 E 309-16 120 A 3.2 mm 2 627 621 3 611 1 616 150 A 3.2 mm 2 666 644 3 650 Raw Material A 516 Grade 70 528 Mpa Raw Material A 240 Type 304 L 624 Mpa

57 2. Hasil Foto Struktur Mikro Foto struktur mikro yang diambil pada hasil pengelasan, yaitu mencakup daerah logam induk, dan daerah HAZ. a. Foto Struktur Mikro Base Metal Carbon Steel (A 516 Grade 70) Gambar 29. Foto struktur mikro Base metal perbesaran 500X. Struktur mikro pada gambar di atas didominasi oleh struktur ferit yang berwarna putih (terang), sedangkan struktur perlit (berwarna gelap) lebih sedikit. Struktur ferit cenderung bersifat ulet dan memiliki kekerasan yang rendah. b. Fhoto Struktur Mikro daerah HAZ Carbon Steel Gambar 30. Foto struktur mikro daerah HAZ arus 90 Amper perbesaran 500X.

58 Gambar pada foto struktur mikro arus 90 Amper menunjukkan struktur yang terbentuk adalah struktur ferit. Gambar tersebut menunjukkan bahwa struktur mikro didominasi oleh struktur ferit sehingga struktur ini memiliki sifat ulet dan memiliki kekerasan yang lebih rendah daripada struktur pada arus 150 A. Gambar 31. Foto struktur mikro daerah HAZ arus 150 Amper Perbesaran 500X. Gambar diatas menunjukkan adanya struktur ferit yang relatif sedikit dibandingkan dengan struktur perlit yang relatif banyak. Dan pada gambar sangat jelas terlihat bahwa struktur mikro pada arus 150 Amper didominasi oleh struktur perlit yang berwanga gelap karena mengandung kadar karbon. C. Grafik Hasil Pengujian Dan Pembahasan Pengujian ini dilakukan pada mesin uji tarik UPM-1000 (kapasitas 100 ton). Dari pengolahan data hasil pengujian yang diambil maka dapat dilihat nilai kekuatan tarik rata-rata dari masing-masing spesimen pengelasan dilihat pada tabel sebagai berikut :

59 Tabel 10. Data Tegangan Tarik Jenis Elektroda Las Arus Pengelasan Diameter Elektroda Rata-rata Kekuatan Tarik (MPa) 90 A 3.2 mm 618 E 309-16 120 A 3.2 mm 621 150 A 3.2 mm 644 Raw Material SA 516 Grade 70 Raw Material SA 240 Type 304 L 528 Mpa 624 Mpa Dari data tabel 10, hasil pengujian tarik rata-rata selanjutnya dimasukkan kedalam diagram batang seperti dibawah ini : 650 624 600 550 528 500 450 Base Metal Carbon Steel Base Metal Stainless Steel Gambar 32. Diagram batang nilai kekuatan tarik terhadap base metal sebelum dilakukan pengelasan.

60 650 618 621 644 600 550 500 450 400 Arus 90 A Arus 120 A Arus 150 A Gambar 33. Diagram batang nilai kekuatan tarik terhadap perbedaan perlakuan arus pengelasan. Dari data tabel diatas menunjukkan nilai kekuatan tarik untuk kelompok raw materials adalah Stainless Steel (624 Mpa) dan Carbon Steel (528 Mpa). Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 90 Amper adalah 618 MPa, ini berarti mengalami penurunan sebesar 0,97 % dari kelompok raw material stainless steel dan kenaikan 17,04 % dari raw material carbon steel. Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 120 A adalah sebesar 621 MPa, hal ini berarti mengalami penurunan sebesar 0,48% dari kelompok raw material stainless steel, mengalami kenaikan 17,61 % dari raw material carbon steel dan mengalami kenaikan sebesar 0,48 % dari kelompok 90 Amper.

61 Nilai kekuatan tarik untuk kelompok 150 Amper adalah sebesar 644 MPa, hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar 3,2 % dari kelompok raw material stainless steel dan kenaikan sebesar 21,96 % dari raw material carbon steel. Nilai kekuatan tarik pada arus 150 Amper juga mengalami kenaikan sebesar 26 MPa dari kelompok 90 Amper dan juga mengalami kenaikan sebesar 23 MPa dari kelompok 120 Amper. Pengujian yang pertama adalah pengujian tarik untuk variasi arus pengelasan 90 Amper. Nilai kekuatan tarik pada arus 90 Amper mempunyai nilai yang paling kecil diantara variasi arus pengelasan dan raw materials. Pada kelompok variasi 90 Amper, arus yang terjadi terlalu rendah menyebabkan sulitnya penyalaan busur sehingga proses pengelasan dilakukan lebih lama daripada proses pengelasan dengan perlakuan arus 120 dan 150 Amper. Pengujian yang kedua adalah pengujian tarik untuk variasi arus pengelasan 120 Amper. Nilai kekuatan tarik untuk kualitas hasil pengelasan pada arus 120 Amper mempunyai nilai yang yang lebih besar dibandingkan kelompok variasi arus 90 Amper. Menurut hasil pengamatan di lapangan, pada arus 120 Amper busur listrik yang terjadi cukup stabil dibandingkan kelompok 90 Amper. Nyala busur stabil dan tidak terputus-putus saat proses pengelasan sehingga hasil pengelasan dapat dilakukan dengan lancar dan hasilnya cukup baik. Arus pengelasan 120 Amper termasuk dalam interval arus yang diijinkan untuk elektroda E 309-16 diameter 3,2 mm yaitu antara 100 Amper sampai 130 Amper.

62 Pengujian yang ketiga adalah pengujian tarik untuk variasi arus pengelasan 150 Amper. Nilai kekuatan tarik untuk kualitas hasil pengelasan pada arus 150 Amper mempunyai nilai yang paling tinggi diantara variasi arus pengelasan dan raw materials. Menurut hasil pengamatan di lapangan, pada pengelasan ini busur yang terjadi lebih besar dibandingkan arus 90 Amper dan 120 Amper. Tetapi nyala busur masih tetap stabil, dan panas yang terjadi menyebabkan fusion welding lebih merata dalam daerah pengelasan sehingga menghasilkan nilai kekuatan tarik yang lebih besar daripada arus 90 A dan arus 120 A. Menurut data dari hasil pengujian tarik, kekuatan tarik pada base metal carbon steel mempunyai nilai kekuatan tarik yang lebih kecil daripada hasil pengelasan, hal ini disebabkan oleh jenis carbon steel yang digunakan adalah jenis baja karbon rendah dan kandungan karbonya hanya 0,1895%. Menurut sifat karakteristiknya, baja karbon rendah memiliki tingkat kekerasan yang rendah dikarenakan kandungan karbonya yang relatif lebih kecil dan untuk stainless steel yang sifatnya tahan terhadap korosi, memiliki keuletan yang baik, dan kekerasan yang rendah (Wiryosumarto, 2004). Adanya pengaruh elektroda sebagai unsur paduan yang berfungsi memberikan penambahan kekuatan pada spesimen yang dilas, adapun unsur paduan pada elektroda jenis E 309-16 antara lain ; kandungan karbon yang befungsi untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan baja, krom berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan menigkatkan kekerasan, dan nikel berfungsi untuk meningkatkan ketangguhan pada hasil pengelasan. Oleh karena itu, nilai kekuatan tarik pada hasil pengelasan relatif lebih besar daripada Base Metal. (Department of Metallurgy and Materials University of Indonesia, 2007).

63 Daerah pengaruh panas atau disebut heat affected zone (HAZ) merupakan daerah terjadinya pencairan logam induk yang mengalami perubahan mikro struktur karena pengaruh panas saat pengelasan dan pendinginan setelah pengelasan. Adapun hasil pengujian struktur mikro adalah : Ferit Perlit Ferit Ferit Perlit (A) (B) (C) Gambar Foto struktur mikro : (A) Base Metal Carbon Steel, (B) Pengelasan arus 90 Amper, (C) Pengelasan arus 150 Amper. Dengan etsa nital Perbesaran 500X Gambar (A) diatas didominasi oleh struktur ferit yang berwarna putih (terang), sedangkan struktur perlit (berwarna gelap) lebih sedikit. Struktur perlit cenderung bersifat keras karena mengandung unsur karbon, sedangkan struktur ferit cenderung bersifat ulet dan memiliki kekerasan yang rendah. Gambar (B) menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit. Struktur ferit (warna putih) lebih dominan pada gambar. Karena ukuran butirnya lebih kecil dibandingakan raw material sehingga memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan raw material carbon steel.

64 Menurut hasil pengamatan pada gambar (C), menunjukkan struktur yang terbentuk adalah ferit, dan perlit. Karena ukuran butirnya lebih halus daripada foto struktur mikro pada arus 90 Amper dan raw material sehingga memiliki kekerasan yang lebih tinggi daripada raw material carbon steel dan struktur mikro arus 90 Amper. Pada perlakuan arus 150 Amper difusi yang terjadi lebih banyak dan merata, daripada perlakuan arus 90 A dan 120 A sehingga nilai kekuatan tarik dan kekerasannya lebih tinggi daripada arus 90 A dan 120 A. Struktur mikro pada daerah HAZ yang memiliki nilai kekerasan paling tinggi terdapat pada arus pengelasan 150 Amper, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh penambahan arus sehingga meningkatkan energi panas, difusi yang terjadi lebih banyak dan merata, ukuran butiran lebih halus dan matriks lebih rapat daripada arus pengelasan yang lebih rendah yaitu arus 90 A dan 120 A.