ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA BAJA TAHAN KARAT FERITIK DENGAN VARIASI ARUS DAN ELEKTRODA

dokumen-dokumen yang mirip
Dimas Hardjo Subowo NRP

Ir. Hari Subiyanto, MSc

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH HEAT TREATMENT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentasi Tugas Akhir

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Aryo Cahyo T 1, Budi Agung K, ST, M.Sc 2, Ir Rochman Rochiem, M.Sc 2

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

Available online at Website

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

ANALISA MECHANICAL DAN METALLURGICAL PENGELASAN BAJA KARBON A36 DENGAN METODE SMAW

BAB II KERANGKA TEORI

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Studi Eksperimen Pengaruh Durasi Gesek, Tekanan Gesek Dan Tekanan Tempa Pengelasan Gesek (FW) Terhadap Kekuatan Tarik dan Impact Pada Baja Aisi 1045

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

DUPLEX STAINLESS STEEL

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

TUGAS AKHIR S T U DI LAJU KOROSI WELD JOINT M A T ERIAL PHYTRA AGASTAMA

Analisa Perbandingan Kualitas Hasil Pengelasan Dan Struktur Mikro Material Aluminium 5083 Dan 6082 Menggunakan Metode Pengelasan GMAW Dan GTAW

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan. Semakin luas penggunaan las mempengaruhi. mudah penggunaannya juga dapat menekan biaya sehingga lebih

Jurnal Sains & Teknologi KOROSI PADA LASAN BAJA ANTIKARAT AISI 316 L. Sumaryono

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017) ISSN: ( Print)

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

PENGARUH PERUBAHAN ARUS DAN KECEPATAN SERTA KELEMBAPAN FLUX TERHADAP HASIL IMPACT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL

J. Sains & Teknologi, Desember 2014, Vol.3 No.2 : ISSN

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

PENGARUH PWHT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS AUSTENITIC STAINLESS STEEL DAN BAJA KARBON

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Oleh : Dwi Agus Santoso

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

ANALISA PENGARUH JENIS ELEKTRODA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN STAINLESS STEEL 304

Vol. 9, No. 1, November 2017 ISSN:

Transkripsi:

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA BAJA TAHAN KARAT FERITIK DENGAN VARIASI ARUS DAN ELEKTRODA Dimas Pratama Putra (2706 100 026) Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ABSTRAK Dalam proses pengelasan baja tahan karat feritik seringkali dijumpai ketangguhan yang rendah pada daerah HAZ karena pengkasaran butir yang tepat disebelah logam las.kekurangan lain yang ada pada baja tahan karat ferritik adalah terjadinya penggetasan akibat mengendapnya senyawa Fe-Cr dengan semakin meningkatnya kadar krom. Dengan adanya permasalahan tersebut maka pengelasan terhadap logam ini memerlukan suatu prosedur pengelasan yang baik agar didapatkan mutu las yang maksimal. Dalam penelitian ini digunakan elektroda yang berbeda. Bahan yang digunakan adalah plat stainlees steel AISI 430. Elektroda yang digunakan adalah AWS A5.4 E308L dan AWS A5.4 E316L. Jenis las yang digunakan adalah Shielded Metal Arc Welding (SMAW). Pengujian yang dilakukan berupa uji kekerasan dan metallografi. Bedasarkan data dari hasil peneitian didapatkan Nilai kekerasan yang tinggi untuk penggunaan Elektroda E308L dengan arus 90A yaitu sebesar 107 HRB.Sedangkan penggunaan Elektroda E316L dengan arus 80A yaitu 99 HRB. Nilai kekerasan terendah pada penggunaan elektroda E308L dengan arus 60A yaitu 82 HRB. Sedangkan penggunaan elektroda E316L dengan arus 60A yaitu 88 HRB. Kata Kunci: SMAW, baja tahan karat ferritik, Fe-Cr, kekerasan PENDAHULUAN Pengelasan merupakan penyambungan antara dua buah logam atau lebih dengan menggunakan energi panas pada daerah yang akan disambung dengan tekanan maupun tidak menggunakan tekanan. Proses pengelasan Shielded Metal Arc Welding (SMAW) merupakan proses yang umum digunakan. Karena memiliki pertimbangan peralatan relatif murah, penggunaan yang fleksible, dan jenis logam yang dapat dilas lebih banyak. Pada baja tahan karat ferritik menghasilkan ketangguhan yg rendah setelah mengalami pengelasan. Ini karena struktur mikro di HAZ yang dekat dengan logam las mengalami pengkasaran atau pertumbuhan butir yang berlebihan sehingga dapat memicu retak terutama jika mengelas pelat tebal (>25mm). Untuk itu dalam proses pengelasannya perlu diperhatikan beberapa parameter proses pengelasan yang berhubungan dengan kualitas hasil las seperti tegangan dan arus yang digunakan, kecepatan pengelasan, penggunaan elektroda yang tepat, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi arus dan elektroda terhadap distribusi kekerasan dan struktur mikro pada Ferritic Stainless Steel setelah mengalami proses pengelasan SMAW. METODOLOGI Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 8 set plat Stainless Steel 430 dengan dimensi dari tiap spesimen 100 x 100 x 6 mm. Komposisi kimia spesimen ditujukkan pada Tabel di bawah ini. Tabel 1. Komposisi Kimia Stainless Steel 430 C 0.12 Cr 16-18 Fe 66.345-74 Mn P S Si 1 0.045 0.03 1 Adapun elktroda yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis, yaitu tipe AWS A5.4 E308L-17 dan AWS A5.4 E316L-17. Pada penelitian ini dilakukan variasi pengelasan dengan menggunakan arus dan elektroda yang berbeda. Dengan variasi pengelasan sebagai berikut: 1

Tabel 4. Variasi Pengelasan No. Spesimen AWS A5.4 E308L A1 60A A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 70A 80A 90A AWS A5.4 E316L 60A 70A 80A 90A Kemudian dilas menggunakan pengelasan SMAW dengan desain groove yang digunakan sebagai berikut: Gambar 2 Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1 Dimensi 1 set Spesimen Setelah dilakukan proses pengelasan, spesimen kemudian diamati dengan pengamatan makro untuk mengetahui lebar haz serta ada tidaknya cacat pengelasan.. Pengamatan mikro juga dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada material setelah mengalami proses pengelasan. Dan pengujian kekerasan dilakukan untuk mengetahui distribusi kekerasan dari material setelah mengalami proses pengelasan. Juga dicari kaitannya dengan hasil pengamatan mikro. Diagram alir penelitian seperti pada gambar berikut ini: Pengamatan Makro Pengamatan makro terhadap hasil lasan dilakukan untuk mengetahui bentuk dan lebar daerah HAZ. Hasil pengamatan makro terhadap spesimen seperti pada gambar berikut ini. Gambar 3 Foto Makro Spesimen A1 Gambar 4 Foto Makro Spesimen A2 2

Gambar 5 Foto Makro Spesimen A3 Gambar 6 Foto Makro Spesimen A4 Gambar 7 Foto Makro Spesimen B1 Gambar 8 Foto Makro Spesimen B2 Gambar 10 Foto Makro Spesimen B4 Pengamatan secara makro pada hasil pengelasan selain digunakan untuk mengetahui bentuk dan lebar daerah HAZ, juga dapat digunakan untuk mengamati kedalaman penetrasi lasan. Bentuk dan lebar HAZ pada dasarnya dipengaruhi oleh heat input dan kecepatan pengelasan. Dari 8 spesimen didapatkan lebar HAZ yang berbeda. Spesimen dengan parameter pengelasan arus 90A menghasilkan lebar HAZ yang paling besar yaitu 3 mm. Sedangkan spesimen dengan parameter pengelasan arus 60A menghasilkan lebar HAZ yang paling kecil yaitu 1,9 mm. Penggunaan heat input yang tepat sangat penting pada pengelasan baja tahan karat ferritik. Apabila heat input tinggi menyebabkan laju pendinginan (solidifikasi) yang lambat. Ini menyebabkan lebar HAZ yang semakin besar. Pengamatan Struktur Mikro Pengamatan terhadap struktur mikro dilakukan untuk mengetahui struktur mikro maupun ukuran butir di daerah weld metal, HAZ, dan base metal sehingga dapat diketahui perubahan dan fenomena-fenomena yang terjadi pada hasil lasan. Daerah Base Metal Gambar 9 Foto Makro Spesimen B3 Gambar 11 Hasil Foto Mikro Base Metal, perbesaran 200x 3

Spesimen A1 Spesimen B2 Gambar 12 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ, Spesimen A2 Gambar 17 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ,.. Spesimen B3 Gambar 13 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ, Gambar 18 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ,. Spesimen A3 Spesimen B4 Gambar 14 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ, Spesimen A4 Gambar 15 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ, Spesimen B1 Gambar 16 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ, 4 Gambar 19 Hasil foto mikro (a) weld metal, (b) HAZ,. Pengujian metalografi dilakukan di Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS. Pengamatan yang dilakukan pada struktur mikro dilakukan dengan mengambil Gambar pada daerah base metal,weld metal, dan HAZ. Gambar 11 menunjukkan struktur mikro base metal pada semua variasi didominasi kristal ferit yang tampak berwarna putih atau terang, banyaknya struktur ferit ini akan membuat material mempunyai sifat kekerasan yang rendah, sedangkan matriks Fe-Cr (karbida) yang tampak berupa butiran berwarna hitam tetapi tidak dominan. Struktur mikro pada weld metal didominasi oleh struktur ferit pada seluruh variasi las. Ini ditunjukkan berurutan oleh gambar 12 sampai gambar 19 bagian a. Matriks Fe-Cr (karbida) tampak semakin banyak seiring dengan penggunaan arus yang lebih besar. Penggunaan elektroda tipe E316L menyebabkan jumlah ferit yang lebih banyak dibandingkan dengan penggunaan elektroda

E308L. Ini karena elektroda E316L mengandung unsur Molybdenum yang merupakan pelarut karbida. Sedangkan struktur mikro daerah HAZ tampak jumlah matriks Fe-Cr yang semakin banyak seiring dengan meningkatnya arus yang diberikan pada proses pengelasan. Ini ditunjukkan berurutan oleh gambar 12 sampai gambar 19 bagian b. Pada pengelasan dengan variasi elektroda E316L terdapat jumlah ferit yang lebih banyak dibandingkan daerah HAZ pada pengelasan dengan variasi elektroda E308L. Ini karena elektroda E316L mengandung unsur Molybdenum yang merupakan penstabil ferit serta pelarut karbida. Hasil Pengujian Kekerasan Uji kekerasan dilakukan dengan metode pengujian kekerasan rockwell B. Adapun titik indentasi uji kekerasan rockwell B yang digunakan adalah sebagai berikut: Gambar 20 Posisi Indentasi Data nilai distribusi kekerasan lasan dengan menggunakan elektroda yang berbeda. Dimana pada titik 1,2,9,10 daerah base metal. Titik 3,4,7,8 merupakan daerah HAZ, dan titik 5,6 daerah weld metal. Kemudian dibuat grafik distribusi kekerasannya seperti berikut: Gambar 22 Perbandingan nilai kekerasan spesimen B Pengujian kekerasan dilakukan di Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS menggunakan metode Rockwell B. Pengukuran nilai kekerasan dilakukan pada base metal, HAZ dan weld metal. Hasil pengujian kekerasan yang dibandingkan adalah logam lasan yang sama namun berbeda arus dan elektroda. Tingginya nilai kekerasan di HAZ bila dibandingkan denagn weld metal dan base metal karena di HAZ terdapat matriks Fe-Cr yang lebih banyak. Semakin tinggi arus yang digunakan, maka matriks Fe-Cr semakin banyak dan ini berpengaruh terhadap nilai kekerasan tersebut. Penggunaan elektroda E316L yang mengandung molybdenum merupakan penstabil ferit dan melarutkan karbida Fe-Cr yang terbentuk. Ini dapat dilihat pada table dimana nilai kekerasan specimen B tidak sebesar specimen A. Penyimpangan pada pengujian ini bisa diakibatkan struktur dari daerah las yang tidak homogen. Selain itu, prosedur teknis kadang mempengaruhi nilai kekerasan, misalnya bila indentor terlalu dekat dengan tepi spesimen dan jarak antar tempat penekanan terlalu dekat. Kekasaran permukaan spesimen uji juga sangat menentukan keakuratan hasil pengujian. Gambar 21 Perbandingan nilai kekerasan spesimen A 5

KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasrkan pengamatan secara visual ditemukan adanya incomplete welding pada penggunaan arus yang rendah. 2. Berdasarkan hasil pengukuran lebar HAZ, semakin besar arus dan heat input, maka semakin lebar daerah HAZnya. 3. Berdasarkan hasil foto mikro diketahui bahwa jumlah karbida semakin meningkat seiring dengan penggunaan arus yang lebih tinggi. 4. Berdasarkan hasil pengujian kekerasan menunjukkan bahwa nilai kekerasan tertinggi terjadi pada HAZ. Dimana pada daerah tersebut terdapat banyak karbida sehingga berpengaruh terhadap sifat kekerasan material. Saran Untuk penelitian selanjutnya ada beberapa saran yang dapat diperhatikan: 1. Hendaknya lebih diperhatikan tentang preparasi dan posisi benda uji pada saat pengujian metalografi karena preparasi yang baik akan memberikan foto struktur mikro yang lebih jelas. Kedataran permukaan spesimen sebelum dan saat pengujian juga harus diperhatikan agar tidak mendapatkan gambar yang kabur. 2. Untuk pengujian kekerasan sebaiknya mengambil titik uji lebih banyak dan tepat sasaran agar didapatkan data yang lebih akurat. 3. Sebaiknya dilakukan pengujian NDT agar spesimen benar-benar terbebas dari cacat, terutama cacat yang tidak terlihat oleh kasat mata.. 4. Pengujian XRD sebaiknya dilakukan untuk mengetahui unsur yang terkandung pada karbida sehingga dapat diidentifikasi lebih mendalam. 6

DAFTAR PUSTAKA Sonawan Hery dan Suratman Rochim. 2004. Pengantar untuk Memahami Proses Pengelasan Logam. Bandung. Alfabeta. Wiryosumarto, Harsono, Prof. Dr. Ir. I986 Teknologi Pengelasan Logam. Edisi keenam. Jakarta : Pradnya Paramitha. Surdia, Tata, Prof. Dr. Ir. I984 Pengetahuan Bahan Teknik. Edisi keenam. Jakarta : Pradnya Paramitha. Musaikan, Ir.H. 1992. Teknik Pengelasan. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Suherman, Wahid. 2005. Pengetahuan Bahan Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Suherman, W. 1988. Ilmu Logam I. Surabaya : Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya. Suherman, W. 1988. Ilmu Logam II. Surabaya : Jurusan Teknik Mesin ITS Surabaya. Cleiton, Silva. 2007. Microstructural characterization of the HAZ in AISI 444 ferritic stainless steel welds. Fortaleza : Elsevier Inc Cortie MB, Pollak H. 1995. Embrittlement and aging at 475 C in an experimental ferritic stainless steel containing 38 wt.% Chromium. Mater Sci Eng A Struct Mater Prop Microstruct Process 1995;199:153 63. Satyanarayana, V. 2008. Dissimilar metal friction welding of austenitic ferritic stainless steels. India : Elsevier B.V Trigwell, Steve. 2005. Effects of welding on the passive oxide film of electropolished 430 stainless steel. San Jose : Elsevier B.V Lee, D.J. 2006. The dependence of crack properties on the Cr/Ni equivalent ratio in AISI 304L austenitic stainless steel weld metals. Korea : Elsevier B.V Folkhard, Erich. I984 Welding Metallurgy of Stainless Steel. New York : Springer-Verlag Wien Narayanan, Badri K. 2009. Effect of micro alloying on precipitate evolution in ferritic welds and implications for toughness. Cleveland : Elsevier Ltd. Totemeier, Terry. 2006. Effect of weld intercooling temperature on the structure and impact strength of ferritic martensitic steel Idaho : Elsevier B.V Shanmugam, K. 2008. Effect of weld metal properties on fatigue crack growth behaviour of gas tungsten arc welded AISI 409M grade ferritic stainless steel joints. India : Elsevier Ltd. Mohandas, T. 1998. A comparative evaluation of gas tungsten and shielded metal arc welds of a ``ferritic'' stainless steel. India : Elsevier Science S.A Jeong, Kil Kim. 2009. Intergranular corrosion of Ti-stabilized 11 wt% Cr ferritic stainless steel for automotive exhaust systems. Republic of Korea : Elsevier Ltd. 7