PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

TUGAS AKHIR. Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

BAB IV DATA DAN ANALISA

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

PENGARUH HEAT TREATMENT

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Struktur Mikro Sambungan Las TIG Al-13,5Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

KATA PENGANTAR. Sidoarjo, Desember Fakultas. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

KUALITAS REPAIR WELDING MENGGUNAKAN METODE PENGELASAN TIG DENGAN PERLAKUAN PREHEATING DAN POST WELD HEAT TREATMENT PADA CAST WHEEL ALUMINIUM

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB III METODE PENELITIAN

Ir. Hari Subiyanto, MSc

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

STUDI KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN SPOT WELDING PADA ALUMINIUM DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Gambar 4.1. Hasil pengelasan gesek.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut: 1. Proses pembuatan kampuh las, proses pengelasan dan pembuatan

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN LAS BERBAHAN ALUMINIUM MAMPU LAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

TUGAS AKHIR PENELITIAN STAINLESS STEEL

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian struktur mikro dilakukan untuk mengetahui isi unsur kandungan

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISA PENGARUH SOLUTION TREATMENT PADA MATERIAL ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan

I. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

Transkripsi:

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG Tri Widodo Besar Riyadi 1, Lastono Aji 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Surakarta 57102 Email: Tri.Riyadi@ums.ac.id Abstrak Salah satu parameter utama yang sangat menpengaruhi kualitas hasil pada proses pengelasan aluminium dengan metode MIG adalah besar arus listrik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus listrik terhadap struktur mikro, kekerasan dan kekuatan sambungan las alumnium. Proses pengelasan dilakukan dengan metode MIG dengan variasi arus listrik 70, 75, 80, 85 dan 90 Ampere. Struktur mikro hasil pengelasan diuji dengan mikroskop optik, distribusi kekerasan sepanjang weld metal, heat affected zone dan logam induk diuji dengan tes Vickers microhardness, sedangkan kekuatan sambungan diuji dengan tes uji tarik. Hasil uji komposisi kimia menunjukkan bahwa jenis material adalah aluminium paduan Al-Si-Fe dengan nomor seri 6000. Hasil uji struktur mikro menunjukkan bahwa struktur logam induk berupa butir halus dan tidak mengalami perbedaan setelah dilas karena tidak terkena proses pemanasan secara signifikan. Struktur mikro daerah menunjukkan terjadinya pertumbuhan butir yang berupa pengasaran dan berbentuk polygonal. Sebagian partikel halus yang muncul pada daerah ini merupakan presipitat Fe-Si. Struktur mikro daerah las secara umum mengalami perubahan bentuk menjadi dendrite dengan warna gelap yang menunjukkan fasa Fe-Si atau Si saja. Sedangkan warna terangmerupakan fasa α-aluminium. Semakin besar arus yang digunakan maka semakin besar pula ukuran dendrit tersebut. Hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa perubahan nilai kekerasan mulai terjadi pada daerah dan weld metal karena menerima input panas besar yang melampaui suhu kritis dari aluminium 6000. Untuk uji tarik, hasil pengujian menunjukkan bahwa kenaikan arus pada awalnya akan menaikkan kekuatan tarik sambungan las. Akan tetapi, penambahan arus selanjutnya akan menurunkan kekuatan las. Kata kunci: Aluminium; Arus listrik; Las MIG Pendahuluan Keterbatasan sumber energi bahan bakar minyak (BBM) dewasa ini telah memacu perkembangan teknologi otomotif yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada komponen kendaraan bermotor baik mesin maupun konstruksinya dengan paduan alumnium dapat mengurangi berat kendaraan sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM. Dengan demikian, perkembangan proses pengelasan untuk bahan aluminium menjadi sangat penting. Dalam mendesain sebuah sambungan las pada konstruksi kendaraan, faktor yang harus diketahui adalah teknik pengelasan, pengetahuan bahan dan sifat-sifat bahan ketika mengalami perlakuan panas. Yang termasuk teknik pengelasan adalah pemilihan parameter proses yang meliputi tegangan busur las, besar arus listrik, penetrasi panas, kecepatan pengelasan, jenis elektroda, dan bentuk alur. Pemilihan parameter tersebut sangat penting karena akan mempengaruhi sifat mekanik hasil sambungan las (Wiryosumartodkk, 1991). Pemilihan paramater ini menjadi semakin penting ketika digunakan pada pengelasan aluminium karena alumnium mempunyai sifat yang relatif kurang baik ketika dilas jika dibandingkan dengan pengelasan baja. Sebenarnya, aluminium memiliki sifat-sifat yang menguntungkan seperti tahan korosi, konduktor panas dan listrik yang cukup baik serta mempunyai massa yang ringan. Namun sifatmampu las aluminium kurang baik untuk proses pengelasan dengan metode tradisional. Untuk mengatasi masalah ini maka digunakan teknik pengelasan dengan menggunakan las MIG (Metal Inert Gas). Las MIG merupakan las busur dengan elektrode terumpan, memiliki efisiensi yang tinggi dan biaya yang cukup rendah. Salah satu parameter pengelasan dengan teknik MIG adalah besar arus listrik karena akan mempengaruhi pamas yang masuk ke dalam logam. Seorang ilmuwan bernama Cary menyatakan formula las bahwa besar energi panas masukan ke dalam logam berbanding lurus dengan tegangan busur dan kuat arusnya (Cary, B. Howard. 1989). Dari hubungan formula tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar arus akan memberikan semakin besar energi panas. Akan tetapi, besar energi panas yang masuk ke dalam logam las tidak langsung akan meningkatkan kualitas sambungan las karena juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti struktur mikro dan sifat M-275

mekanik bahan ketika mendapat perlakuan panas. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk meneliti kekuatan sambungan las aluminium. I Dewa Gede Krishna Muku (2009) meneliti kekuatan sambungan las aluminium dengan teknik MIG yang menggunakan variasi arus 150-210 A, tegangan 24 V dengan kecepatan konstan. Kekuatan sambungan dilakukan dengan uji tarik yang memakai standar ASTM E 8. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa arus 180 A menghasilkan kekuatan sambungan yang paling besar. Meskipun beberapa penelitian telah dilakukan pada proses pengelasan aluminium dengan teknik MIG, tetapi sampai saat ini masih jarang yang meneliti hubungan antara parameter arus dengan struktur mikro serta perubahan sifat mekaniknya. Selain itu juga belum ditemukan studi tentang bagaimana perbandingan hasil pengelasan dengan teknik MIG dengan metode lain. Padahal hasil studi perbandingan tersebut sangat berguna untuk menunjukkan manfaat dan keunggulan teknik las MIG dibanding teknik lainnya.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi arus listrik terhadap struktur mikro dan sifat mekanik produk las dengan teknik MIG. Penelitian ini akan dilakukan dengan variasi arus listrik 70 90 A. Bahan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini aluminium yang digunakan adalah berbentuk pelat jenis paduan aluminium. Penelitian dimulai dengan memotong material aluminium menjadi balok persegi panjang dengan menggunakan mesin gergaji. Kemudian bagian-bagian yang akan dilas dihaluskan permukaannya menggunakan amplas. Proses pengelasan dilakukan menggunakan mesin las MIG.Tabel 1 menunjukkan spesifikasi dan parameter pengelasan MIG. Tabel 1. Spesifikasi dan parameter pengelasan MIG No. Spesifikasi Parameter 1 Tipe sambungan V (70 ), single butt weld 2 Jenis material Aluminium paduan 3 Ketebalan material 5 mm 4 Filler metal ER 5356 5 Ukuran filler Ø 0,8 mm 6 Jenis Arus DC+ 7 Kuat arus 70 90 Amp 8 Vottase 20 30 V 9 Kecepatan geser 14-20 cm/min 10 Kecepatan pemakanan kawat 14-20 m/min 10 Panas input max 3 kj/mm 11 Gas pelindung gas argon 12 Kapasitas gas argon 12 L/min 13 Proses pendinginan Pendinginan udara Pengujian struktur mikro dilakukan dengan memotong melintang pada material hasil pengelasan. Permukaan yang akan diobservasi struktur mikronya kemudian diratakan dan dihaluskan menggunakan amplas dari ukuran grit 800 sampai ukuran 1500. Selanjutnya pemolesan spesimen dilakukan dengan menggunakan autosol, dan etsa dilakukan dengan larutan etsa campuran dari cairan HF 0.5 %, Aquades 47.5%, HCL 0.75 % dan HNO 3 1.25 %. Sifat mekanik hasil las dilakukan dengan menguji kekerasan menggunakan mesin Vickers Microhardness, dengan menggunakan piramida intan 136 o dan beban 200 gf serta waktu pembebanan 5 detik. Kekuatan tarik diuji dengan uji tarik standar ASTM E8M menggunakan universal tensile machine. Hasil dan Pembahasan Komposisi kimia Hasil dari pengujian komposisi kimiamenunjukkan bahwa jenis material adalah paduan Aluminium Al-Si-Fe dengan nomor seri 6000. Hal ini dilihat dari prosentase kandungan unsur yang mendominasi pada paduan aluminium yaitu: Aluminium (Al), Silikon (Si) dan Besi (Fe). Struktur mikro Hasil pengujian struktur mikro dapat dilihat pada gambar 1-5. Dari hasil uji struktur mikro diperoleh bahwa struktur mikro daerah logam induk menunjukkan tidak adanya perbedaan yang terjadi baik pada metode las dengan arus 70 90 Ampere. Hal ini dapat terjadi karena daerah logam induk tidak terkena proses pemanasan selama proses pengelasan. Struktur mikro pada daerah ini berupa butir halus. Struktur mikro daerah menunjukkan terjadinya pertumbuhan butir pada saat pengelasan. Butir-butir pada daerah mengalami pengasaran dan berbentuk poligonal. Munculnya partikel halus pada daerah ini merupakan presipitat (Mg 2 Si). Struktur mikro daerah las secara umum berbentuk dendrit dengan warna gelap yang menunjukkan fasa silikon-besi (Fe-Si) dan atau silikon (Si), sedangkan warna terangmerupakan fasa α aluminium. Dilihat dari struktur mikro arus pengelasan 90 Ampere panas M-276

yang dihasilkan semakin tinggi hal ini menyebabkan spesimen paling keras di dalam daerah las dan lebih jelas struktur (Fe-Si) nya.semakin besar arus yang digunakan maka semakin besar pula ukuran dendrite tersebut. Logam induk Logam las Gambar 1.Struktur mikro spesimen las dengan arus 70 Ampere Si Al Al Si Si Al Logam induk Logam las Gambar 2. Struktur mikro spesimen las dengan arus 75 Ampere Logam induk Logam las Gambar 3.Struktur mikro spesimen las dengan arus 80 Ampere M-277

Logam induk Logam las Gambar 4.Struktur mikro spesimen las dengan arus 85 Ampere Logam induk Logam las Gambar 5.Struktur mikro spesimen las dengan arus 90 Ampere Kekerasan Dari pengujian kekerasan diperoleh data nilai kekerasan rata-rata dari 5 titik pada masing-masing posisi logam induk, dan logam las. Hasil uji kekerasan dapat dilihat pada Gambar 6 yang menjelaskan histogram perbandingan harga kekerasan rata-rata.dari hasil nilai kekerasan dapat diamati bahwa untuk nilai kekerasan pada logam induk cenderung sama. Seperti yang terlihat pada gambar pada logam induk tidak terjadi perubahan kekerasan karena logam induk tidak terkena pengaruh panas saat pengelasan berlangsung. Walaupun dari hasil pengujian terlihat harga kekerasan logam induk mengalami penurunan, tapi penurunan yang terjadi tidak signifikan. Proses pengelasan aluminium menyebabkan terjadinya presipitasi silikon pada daerah yang menerima input panas besar melampaui suhu kritis dari aluminium 6000 yaitu pada daerah dan daerah las (weld metal). Oleh karena itu semakin besar arus pengelasan maka nilai kekerasan pada semakin menurun, Nilai kekerasan tertinggi pada daerah adalah pada arus 70 A sebesar 50.9 VHN. Selain itu naiknya kekerasan dipengaruhi besarnya gumpalan struktur Fe-Si. Pada daerah weld metal harga kekerasan juga dipengaruhi oleh arus yang digunakan, dimana semakin besar arus pengelasan semakin besar pula nilai kekerasannya. Nilai kekerasan tertinggi pada daerah weld metal adalah pada arus 85 A sebesar 67.56 VHN. Jadi dapat diambil kesimpulan kekerasan dengan variasi arus pada base metal tidak terpengaruh. Sedang pada, semakin tinggi arus yang digunakan nilai kekerasannya cenderung mengalami penurunan dan pada weld metal, semakin besar arus yang digunakan nilai kekerasan cenderung naik lalu mengalami penurunan. M-278

Nilai kekerasan (VHN) Simposium Nasional RAPI XIV - 2015 FT UMS ISSN 1412-9612 80 70 60 50 67.2 67.6 65.4 59.9 50.9 58.9 Las 40 30 37.4 36.8 37.0 32.84 32.74 32.9 32.3 34.6 32.6 Logam induk 20 10 0 Gambar 6.Histogram perbandingan harga kekerasan micko Vickers berbahan Aluminium paduan pada material las Kekuatan Hasil kekuatan las yang ditunjukkan oleh tegangan maksimum rata-rata, regangan saat tegangan maksimum dan modulus elastisitas material setelah mengalami uji tarik dapat dilihat dari Gambar 7-9. Hasil dari pengelasan arus 70 Ampere mempunyai tegangan tarik maksimum rata-rata 86.96 N/mm 2, regangan tarik rata-rata pada saat tegangan maksimum 0.73 % dan modulus elastisitas 49363 MPa. Hasil dari pengelasan arus arus 75 Ampere mempunyai tegangan tarik maksimum rata-rata 99.70 N/mm 2, regangan tarik rata-rata pada saat tegangan maksimum 1.10% dan modulus elastisitas 31042N/mm 2. Hasil dari pengelasan arus arus 80 Ampere mempunyai tegangan tarik maksimum rata-rata 110.2N/mm 2, regangan tarik rata-rata pada saat tegangan maksimum 1.18% dan modulus elastisitas 35064 MPa. Hasil dari pengelasan arus arus 85 Ampere mempunyai tegangan tarik maksimum rata-rata 119.32N/mm 2, regangan tarik rata-rata pada saat tegangan maksimum 2.10% dan modulus elastisitas 21602 MPa. Dan hasil dari pengelasan arus 90 Ampere mempunyai tegangan tarik maksimum rata-rata 134.44N/mm 2, regangan tarik rata-rata pada saat tegangan maksimum 2.90% dan modulus elastisitas 13043 MPa. Dari data pengujian tarik arus pengelasan yang memiliki tegangan tarik maksimum paling tinggi adalah arus 90 Ampere yaitu 134.44N/mm 2 hal ini dikarenakan pada proses pengelasan menerima panas lebih tinggi. Dengan pendinginan pada suhu kamar terbentuklah endapan dari unsur Fe 2 Si yang berukuran kecil-kecil dan tersebar secara merata, endapan inilah yang menghalangi garakan dislokasi, penambahan unsur Fe-Si pada paduan Al-Fe-Si akan memperbaiki kekerasan dan kekuatan tariknya. Akan tetapi tegangan tarik dari hasil pengelasan tiap arus akan berbeda hasilnya, hal ini dikarenakan terjadinya pelunakan pada daerah las sebagai akibat dari proses pengelasan. Perpatahan setelah mengalami tegangan tarik dipengaruhi oleh sifat dari logam induk, sifat daerah dan sifat daerah sambungan las. Pada pengujian tarik perpatahan diharapkan terjadi dilogam induk atau. Pada hasil penelitian specimen yang terjadi perpatahan di daerah logam induk adalah pada pengelasan arus 85 Ampere memiliki tegangan tarik 119.32N/mm 2 dan arus 90 ampere 134.44N/mm 2, sedangkan pada arus 70 ampere sampai arus 80 ampere terjadi perpatahan pada daerah sambungan las. Data hasil pengujian tarik tersebut kemudian dibuat histogram perbandingan regangan dan tegangan rata-rata. M-279

Modulus Elastisitas (MPa) Regangan (%) Tegangan (N/mm2) Simposium Nasional RAPI XIV - 2015 FT UMS ISSN 1412-9612 160 120 80 86.96 99.70 110.20 119.32 134.44 40 0 Gambar7.Tegangan maksimum rata-rata 3.50 3.00 2.90 2.50 2.00 2.10 1.50 1.00 0.50 0.73 1.10 1.18 0.00 60000 Gambar 8. Regangan rata-rata saat tegangan maksimum 49,363 45000 30000 31,042 35,064 21,602 15000 13,043 0 Gambar 9. Modulus elastisitas rata-rata M-280

Kesimpulan Makalah ini melaporkan pengaruh arus terhadap struktur mikro, kekerasan dan kekuatan sambungan pada proses pengelasan dengan metode MIG pada material aluminium paduan Al-Si-Fe dengan nomor seri 6000. Dari hasil uji struktur mikro diperoleh bahwa struktur mikro daerah logam induk menunjukkan tidak adanya perubahan struktur mikro. Perubahan terjadi pada daerah dan daerah lasan yaitu pertumbuhan butir presipitat Fe-Si yang membentuk dendrite dan berwarna gelap. Dengan semakin meningkatnya arus listrik maka semakin besar pula ukuran dendrite tersebut. Dari pengujian kekerasan diperoleh data bahwa nilai kekerasan pada logam induk cenderung sama, sedang nilai kekerasan daerah dan logam lasan mengalami peningkatan. Pada daerah, semakin tinggi arus yang digunakan maka nilai kekerasan akan semakin turun. Pada daerah logam lasan, kenaikan arus mula-mula dari 70 A 85 A mengakibatkan peningkatan kekerasan. Penigkatan arus selanjutnya dari 85 A ke 90 A akan menyebabkan penurunan kekerasan. Dari hasil uji tarik diperoleh bahwa dengan peningkatan arus maka tegangan maksimum dan regangan saat tegangan maksimum akan meningkat. Hal sebaliknya terjadi pada nilai modulus elastisitas, yaitu peningkatan arus akan menyebabkan penurunan modulus elastisitas. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada LPPM Universitas Muhammadiyah Surakarta atas kesempatan dan dukungan finansial yang diberikan untuk jalannya penelitian ini. Daftar Pustaka Cary, B. Howard. 1989, Modern Welding Technology, second edition, Prentice Hall International, Inc. Engewood. New Jersey I Dewa Made Krishna Muku, 2009, Kekuatan Sambungan Las Aluminium Seri 1100 dengan Variasi Kuat Arus Listrik Pada Proses Las Metal Inert Gas (MIG), Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No. 1, April, (11 17) Wiryosumarto, Harsono, Toshi Okumura, 1991, Teknologi Pengelasan Logam, Cetakan ke-8, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1991 M-281