THE EFFECTIVENESS OF LABORATORY USE IN MADRASAH ALIYAH IN YOGYAKARTA. Sri Rahmiyati

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI FUNGSI LABORATORIUM KIMIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG

Kata kunci: profil laboratorium, kimia, SMA/MA

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP KETERAMPILAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM SISWA KELAS XII SMA N 11 SEMARANG

KELAYAKAN LABORATORIUM BIOLOGI SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM DI SMA MUHAMMADIYAH 1 DAN 2 SURAKARTA TAHUN 2015

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PELATIHAN PEMBUATAN REAGEN KIMIA UNTUK PRAKTIKUM IPA SMP DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU IPA, LABORAN DAN SISWA SMP

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PROFILE MANAGEMENT OF BIOLOGICAL LABORATORIES IN SUPPORTING LEARNING ACTIVITIES IN SENIOR HIGH SCHOOL (SMA) PEKANBARU STATE

Analisis Pengelolaan Laboratorium Fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI GURU MELALUI PLK TERHADAP MINAT MENJADI GURU BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT-UNP ABSTRACT

PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Muhammad Tahir Pengawas SMA Dinas P dan K Kabupaten Pinrang

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

FAKTOR FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MENURUT PENDAPAT PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 KASIHAN KABUPATEN BANTUL

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

SURVEI SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN LABORATORIUM TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK SMPN 3 PALAKKA KABUPATEN BONE

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA N 5 KOTA JAMBI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMA NEGERI KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM DALAM PELAJARAN KIMIA DI SMA NEGERI 9 SEMARANG

Munarti, Sutjihati / PEDAGONAL Vol 2 No 1 (2018) VOL 2 NO 1 (2018) E-ISSN : P E D A G O N A L. Jurnal Ilmiah Pendidikan

KETERSEDIAAN PERALATAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN RANAH BATAHAN

ANALISIS KESIAPAN LABORATORIUM KIMIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN JEPARA

KINERJA GURU DALAM BIDANG PEMBELAJARAN PASCA SERTIFIKASI DI SMK N 2 WONOSARI

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED PROBLEM

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII JURNAL

KESESUAIAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN MATERI PLANTAE YANG DIAJARKAN GURU DI SMA BANDUNG. Dosen Pendidikan Biologi Universitas Islam Riau 2

KONTRIBUSI LABORATORIUM TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA SMA

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENJAS SEKOLAH DASAR NEGERI SE- KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA TERHADAP GAYA MENGAJAR LATIHAN

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

KEADAAN DAN PENGELOLAAN PERALATAN PRAKTIK SISWA DI BENGKEL PENGELASAN SMK 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PEMBINAAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU OLEH KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

EFFECT OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING WITH FIELD AND LABORATORY EXPERIMENT TO STUDENT S LEARNING ACHIEVEMENT OF X GRADE SMAN 2 YOGYAKARTA

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDAMPING IPA UNTUK SMP KELAS VII SEMESTER 2 BERDASARKAN KURIKULUM 2013 NASKAH PUBLIKASI

KELAYAKAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DAN KUALIFIKASI GURU TEKNIK PEMESINAN SMK DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PENGARUH PEMAHAMAN WORK PREPARATION SHEET TERHADAP HASIL BELAJAR KERJA BUBUT SISWA SMK N 2 WONOSARI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA BENGKEL PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

ANALISIS SARANA DAN PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA (BIOLOGI) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI DI SMA SWASTA NUSANTARA LUBUK PAKAM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK DI LABORATORIUM IPA SMP IT AL UMAR NGARGOSOKA SRUMBUNG, KABUPATEN MAGELANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 WATES TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEEFEKTIFAN KINERJA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN SLEMAN

SIKAP ILMIAH SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA DIKELAS VIII. 6 SMPN 08 PEKANBARU

Ayu Rizky F 10, Pujiastuti 11, Iis Nur Asyiah 12

KONTRIBUSI LABORATORIUM TERHADAP PEMBELAJARAN KIMIA SMA

THE DEVELOPMENT STUDENT WORKSHEETS ON THEME ENVIRONTMENTAL (SOIL) POLLUTION" WITH THE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) WHICH SCIENCE PROCESS SKILL

PEMAHAMAN GURU TERHADAP MUATAN LOKAL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Deskriptif pada SMP di Kabupaten OKU Timur)

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

Pendahuluan. Abstrak. Abstract. Azizah et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

MINAT SISWA KELAS VII SMP N 1 SENTOLO DALAM MENGIKUTI MATERI BUDAYA HDUP SEHAT DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

Sri Wulandari, Elya Febrita Laboratorium Pendidikan Biologi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium memiliki arti penting dalam perkembangan pengajaran. dan perkembangan kurikulum yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. IPA merupakan mata pelajaran yang sering dianggap sulit oleh para

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

STUDI TENTANG PEMAHAMAN GURU-GURU PENJAS ORKES DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SESUAI KURIKULUM KTSP DI SMA NEGERI KOTA PARIAMAN JURNAL

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

SURVEI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTERA USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SIRAMAN, WONOSARI, GUNUNGKIDUL

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TERBALIK DI SMP NEGERI 3 HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

Samsuar SDN 001 Bintan Kecamatan Dumai Timur

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER. Rachma Murtisari Prihastanti 1), Joko Waluyo 2), Pujiastuti 3)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN KOMBINASI CHEMOEDUTAINMENT

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INQUIRY TERBIMBING DILENGKAPI KEGIATAN LABORATORIUM REAL DAN VIRTUAL PADA POKOK BAHASAN PEMISAHAN CAMPURAN

DESKRIPSI PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD SE-KECAMATAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UTILITY PROFILE AT AUTOMOTIVE LABORATORY OF ENGINEERING FACULTY IN MAKASSAR STATE UNIVERSITY

EVALUASI MANAJEMEN LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Jembrana

ANALISIS TINGKAT KETERLAKSANAAN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN IPA FISIKA KELAS VII SMP NEGERI PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 23 orang. Sedangkan objek

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH

Transkripsi:

THE EFFECTIVENESS OF LABORATORY USE IN MADRASAH ALIYAH IN YOGYAKARTA Abstract This study aimed at investigating the effectiveness of laboratory use in Madrasah Aliyahs in Yogyakarta, with the availability of laboratory equipment, teachers ability, and laboratory management techniques as the research variables. Four Madrasah Aliyahs in Yogyakarta municipal city that have laboratory served as the subjects of this study. Data were collected using questionnaires, observation and interview protocols, and were analyzed using the descriptive analysis techniques. Findings suggest that the availability of laboratory equipment, teachers ability, and laboratory management techniques are in a good category. Supervision and evaluation conducted by the school principals is in the fairly good category, while the students attitudes towards chemistry learning using laboratory is in the very good category. The determining factors in the chemistry learning using laboratory include the availability of laboratory equipment, teachers ability, and laboratory management techniques. Key words: effectiveness, laboratory, Madrasah Aliyah 88

Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta KEEFEKTIFAN PEMANFAATAN LABORATORIUM DI MADRASAH ALIYAH YOGYAKARTA Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan keefektifan pemanfaatan laboratorium di Madrasah Aliyah di kota Yogyakarta. Variabel penelitian adalah kelengkapan sarana prasarana laboratorium, kemampuan guru dan teknis pengelolaan laboratorium. Subjek penelitian ini adalah empat Madrasah Aliyah di kota Yogyakarta yang memiliki laboratorium. Data dikumpulkan melalui angket, observasi, dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa kelengkapan sarana prasarana laboratorium berada pada kategori baik. Kemampuan guru pada kategori baik. Teknis pengelolaan laboratorium pada kategori baik. Supervisi/evaluasi yang dilakukan oleh kepala madrasah pada kategori cukup. Sikap siswa terhadap pembelajaran kimia menggunakan laboratorium pada kategori sangat baik. Faktorfaktor determinan pembelajaran kimia menggunakan laboratorium meliputi kelengkapan sarana prasarana laboratorium, kemampuan guru dan teknis pengelolaan laboratorium. Kata kunci: keefektifan, laboratorium, madrasah aliyah Pendahuluan Pada hakikatnya pembelajaran teori dan praktikum di laboratorium merupakan kegiatan-kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses belajar mengajar (PBM). Ilmu kimia sebagai bagian dari sains memiliki karakterisitik yang dibangun dengan mengedepankan eksperimen sebagai 89

media/cara untuk memperoleh pengetahuan, kemudian dikembangkan atas dasar pengamatan, pencarian, dan pembuktian (Pusat Kurikulum, 2003: 7). Kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium merupakan metode yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar kimia, siswa dapat mempelajari kimia dengan mengamati secara langsung gejala-gejala ataupun proses proses kimia, dapat melatih keterampilan berpikir ilmiah, dapat menanamkan dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai masalah yang ada melalui metode ilmiah dan sebagainya. Untuk keberhasilan kegiatan praktikum kondisi ideal yang disyaratkan oleh Dirjen Kelembagaan Agama Islam (2002: 2) adalah penggunaan laboratorium yang efektif. Tingkat keefektifan dalam pemanfaatan laboratorium kimia sangat berdampak terhadap keberhasilan pembelajaran kimia dan keefektifan penggunaan laboratorium kimia ini ditentukan oleh sejauh mana intensitas penggunaan, pengorganisasian baik struktur organisasi personil penyelenggara laboratorium maupun pengorganisasian siswa peserta praktikum. Menurut Kertiasa (2006: 1) laboratorium adalah tempat bekerja untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan dalam bidang ilmu tertentu seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Dalam pengertian terbatas laboratorium adalah suatu ruangan tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan, tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka, misalnya kebun (Depdikbud, 1995: 7). Laboratorium di sekolah menengah dapat dikategorikan sebagai laboratorium dasar dan laboratorium pengembangan. Dalam pengelolaan laboratorium, beberapa persyaratan umum mengenai disain laboratorium dan teknis manajemennya untuk madrasah aliyah mengacu pada Panduan Teknis Pengelolaan Laboratorium Kimia dari Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (2002) dan sesuai dengan Pedoman Pendayagunaan Laboratorium dan Alat Pendidikan IPA Departemen Pendidikan Nasional (1995). Pengelolaan laboratorium ini meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi serta beberapa persyaratan tata letak, kelengkapan sarana dan administrasi yang harus dipenuhi. 90

Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta Selain secara fisik laboratorium, peran guru sebagai pengelola sangat besar. Kemampuan atau kompetensi guru yang diharapkan ada adalah kemampuan manajerial dan kemampuan individual dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi segala kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran di laboratorium. Lynn dan Nixon (1985: 33) mengatakan, Competencies may range from recall and understanding of facts and concepts, to advanced motor skill, to teaching behaviors and professional values. Artinya, kompetensi atau kemampuan terdiri dari pengalaman dan pemahaman tentang fakta dan konsep, peningkatan keahlian, juga mengajarkan perilaku dan sikap. Sikap siswa juga turut memegang peran penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran di laboratorium. Menurut Syah (2006: 149) sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sedangkan Sudjana (2002: 80) mengatakan ada tiga komponen sikap siswa, yakni kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek atau stimulus yang dihadapinya, afeksi berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu, karena sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu, maka sikap siswa perlu digali untuk mengetahui responnya terhadap pembelajaran kimia menggunakan laboratorium. Mengingat peran penting yang dimiliki oleh laboratorium sebagai sarana pembelajaran, maka dipandang perlu untuk dilakukan penelitian berkenaan keefektifan pemanfaatan laboratorium pada pembelajaran kimia di beberapa Madrasah Aliyah Yogyakarta terutama jika ditinjau dari kemampuan guru, kelengkapan sarana prasarana laboratorium dalam mendukung pemanfaatan pembelajaran serta teknis pengelolaan laboratorium kimia di tingkat madrasah dengan melihat aspek penerimaan/sikap siswa terhadap pembelajaran kimia menggunakan laboratorium. 91

Metode Penelitian Populasi penelitian ini adalah Madrasah Aliyah di Kotamadya Yogyakarta. Data diambil dengan cara purposive sampel. Subjek yang diteliti adalah empat madrasah aliyah di wilayah Kotamadya Yogyakarta yang telah memiliki gedung laboratorium permanen, yakni MAN Yogyakarta 1, MAN Yogyakarta 2, Muallimat Muhammadiyah dan Muallimin Muhammadiyah. Untuk mengungkap sikap siswa, pengambilan data dilakukan dengan sampel secara cluster proportional random. Penentuan jumlah sampel menggunakan tabel Krejckie dari jumlah keseluruhan 1169 siswa sampel yang digunakan sebanyak 291 siswa. Variabel penelitian adalah sikap siswa, kemampuan guru berupa kemampuan manajerial dan kemampuan individual, kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium kimia dan teknis pengelolaan laboratorium kimia. Responden adalah kepala madrasah (4 orang), guru kimia (11 orang) dan koordinator laboratorium (4 orang). Pengambilan data dilakukan pada semester genap tahun 2006/2007. Deskripsi Data Penelitian 1. Skor Sikap Siswa Berdasarkan hasil analisis data, sikap siswa mempunyai rentang skor 31, yaitu tertinggi 75 dan terendah 44. Rerata 61,65, mode 63, median 62,00 dan standar deviasi 6,096. Hasil perolehan skor dari responden berdasarkan kategori sebagai berikut (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Sikap Siswa No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persen 1 60<X Sangat baik 167 57,39 2 50<X 60 Baik 115 39,52 3 40<X 50 Cukup 9 3,09 4 30<X 40 Kurang - - 5 X 30 Sangat kurang - - Jumlah 291 100 92

Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta 2. Skor Kelengkapan Sarana Prasarana Laboratorium Berdasarkan hasil analisis data kelengkapan sarana prasarana mempunyai rentang skor 17, yaitu tertinggi 65 dan terendah 48. Rerata 58, mode 48, median 59,50 dan standar deviasi 7,165. Hasil perolehan skor dari responden berdasarkan kategori sebagai berikut (Tabel 2). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Sarana Prasarana Laboratorium No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persen 1 67,995<X Sangat baik - - 2 56,67<X 67,995 Baik 3 75 3 45,34<X 56,67 Cukup 1 25 4 34<X 45,34 Kurang - - 5 X 34 Sangat kurang - - Jumlah 4 100 3. Skor Kemampuan Guru Menggunakan Laboratorium Berdasarkan hasil analisis data kemampuan guru menggunakan laboratorium mempunyai rentang skor, yaitu tertinggi 107 dan terendah 84. Rerata 94,56, mode 84, median 94,75 dan standar deviasi 7,844. Hasil perolehan skor dari responden berdasarkan kategori sebagai berikut (Tabel 3). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kemampuan Guru No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persen 1 100<X Sangat baik 2 25 2 83,34<X 100 Baik 6 75 3 66,67<X 83,34 Cukup - - 4 50<X 66,67 Kurang - - 5 X 50 Sangat kurang - - Jumlah 8 100 93

4. Skor Teknis Pengelolaan Laboratorium Pengelolaan laboratorium secara umum terdiri dari 4 (empat) aspek yaitu perencanaan kegiatan laboratorium, pengorganisasian kegiatan laboratorium, pelaksanaan kegiatan laboratorium dan supervisi/evaluasi kegiatan laboratorium, yang diukur dengan 35 butir pertanyaan angket. Hasil analisis untuk aspek perencanaan guru diperoleh kategori baik dengan persentase 36,36, sedangkan perolehan skor yang lain berada dalam kategori sangat baik dengan persentase 45,45 dan kategori cukup dengan persentase 18,18. Perencanaan kegiatan laboratorium oleh guru dengan rerata 38,73 mempunyai tingkat keefektifan baik. Sementara itu, perencanaan kegiatan laboratorium menurut koordinator laboratorium memiliki rerata 36,75 berada pada kategori baik dengan persentase 75. Skor lain memiliki kategori sangat baik dengan persentase 25. Hasil analisis untuk aspek pengorganisasian menurut guru pada kategori baik dengan persentase 36,36. Skor lain pada kategori sangat baik dengan persentase 45,45 dan kategori cukup dengan persentase 18,18. Sehingga pengorganisasian kegiatan laboratorium menurut guru dengan rerata 31,91 memiliki kategori baik. Menurut koordinator laboratorium aspek pengorganisasian dengan rerata 34,75 berada pada kategori sangat baik dengan persentase 50%. Hasil analisis untuk aspek pelaksanaan kegiatan di laboratorium menurut guru memiliki rerata 40,82 berada pada kategori baik dengan persentase 36,36%, sedangkan menurut koordinator laboratorium memiliki rerata 40,50 berada pada kategori sangat baik dengan persentase 45,45%. Teknis pengelolaan laboratorium guru dan koordinator laboratorium apabila dirangkum maka jumlah responden menjadi sebanyak 15 responden memperoleh persentase skor perencanaan sebesar 47% dengan kategori baik, pengorganisasian memperoleh persentase skor sebesar 47% dengan kategori sangat baik, pelaksanaan memperoleh persentase skor sebesar 40% dengan kategori baik dan supervisi/evaluasi memperoleh persentase skor 53% dengan kategori baik. Teknis pengelolaan laboratorium dari keempat aspek berada pada kategori baik dengan 94

Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta persentase 33%. Tabel 4 menunjukkan skor perolehan responden berdasarkan kategori. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Teknis Pengelolaan Laboratorium No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 140 < X sangat baik 6 40 2 116,7 < X 140 baik 5 33 3 93,3 < X 116,7 cukup 4 27 4 70 < X 93,3 kurang - - 5 X 70 sangat kurang - - Jumlah 15 100 Berdasarkan hasil analisis data supervisi/evaluasi kepala madrasah mempunyai rentang skor 4, yaitu tertinggi 19 dan terendah 15. Rerata 16,50, median 16, mode 16 dan standar deviasi 1,732. Hasil perolehan skor berdasarkan kategori responden sebagai berikut (Tabel 5). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Aspek Supervisi/Evaluasi No Rentang Skor Kategori Frekuensi Persen 1 19,5 < X Sangat baik - - 2 16,5<X 19,5 Baik 1 25 3 13,5<X 16,5 Cukup 3 75 4 10,5<X 13,5 Kurang - - 5 X 10,5 Sangat kurang - - Jumlah 4 100 Berdasarkan hasil wawancara, untuk butir evaluasi terhadap hasil kegiatan laboratorium kimia dan supervisi kepala madrasah terhadap pelaksanaan program kerja masing-masing memperoleh skor tinggi yakni 70%, sedangkan rutinitas supervisi kegiatan laboratorium memperoleh skor rendah yakni 60%. 95

Pembahasan Hasil Penelitian Pemanfaatan laboratorium kimia yang efektif akan dapat meningkatkan keberhasilan kegiatan pembelajaran kimia. Dalam memanfaatkan laboratorium melibatkan aspek-aspek kemampuan guru dalam menggunakan alat dan bahan, ketersediaan/kelengkapan sarana prasarana laboratorium dan teknis pengelolaan yang efektif. Pemanfaatan laboratorium juga akan berjalan baik jika didukung oleh sikap/penerimaan siswa yang baik terhadap pola pembelajaran kimia menggunakan laboratorium. 1. Kelengkapan Sarana Prasarana Laboratorium Hasil analisis penilaian terhadap kelengkapan sarana prasana laboratorium dalam mendukung kegiatan praktikum diperoleh rerata 61,50 yang berada dalam kategori baik. Dari empat madrasah sebagai responden, perabot yang bersifat tetap dan permanen memperoleh persentase ketercapaian antara 90-95%. Artinya kebutuhan dasar yang harus ada di laboratorium sudah terpenuhi. Luas ruang laboratorium siswa yang dimiliki oleh keempat responden rata-rata berukuran 7 x 12 m 2 dengan jumlah siswa sekitar 20 40 siswa perkelas, atau sekitar 2,1-4,2 untuk ruang gerak siswa. Tiga laboratorium yang ada masih merupakan laboratorium gabungan dengan mata pelajaran IPA lainnya. Jenis ruangan lain adalah ruang persiapan dan penyimpanan. Meski ada, biasanya dua ruangan tersebut juga mempunyai fungsi sebagai ruang penimbangan, penyimpanan alat/bahan dan penyimpanan kelengkapan administrasi laboratorium. Perlengkapan penunjang dan sarana pengamanan keselamatan memiliki ketercapaian 65%. Sarana pengamanan keselamatan, 50% dari responden telah memiliki alat pemadam kebakaran yang dapat digunakan dan selalu dicek ke pihak yang berwenang. Keadaan ruangan yang meliputi kebersihan, kerapian dan kemudahan untuk mengambil alat dan bahan dari empat responden memiliki ketercapaian 85%. Kelengkapan sarana berada pada posisi kurang pada pemeliharaan alat dan bahan yang memperoleh skor 35%, hal ini disebabkan tiadanya tenaga untuk melakukan tugas pemeliharaan alat dan bahan secara khusus. 96

Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta Dari empat responden, hanya satu yang memiliki laboran. Teknisi untuk melakukan perawatan dan perbaikan alat tidak dimiliki oleh keempat responden, sehingga berdasarkan pengamatan beberapa alat yang rusak tidak dilakukan reparasi tetapi dikumpulkan menjadi satu di tempat tertentu. Peralatan audio visual dan elektronika yang mendukung kegiatan pembelajaran di laboratorium seperti komputer dan LCD memperoleh persentase 55%, karena ketersediaan alat-alat tersebut memang ada dengan penyimpanan di luar laboratorium untuk menghindari kontak dengan bahan-bahan kimia baik secara langsung atau tidak. Untuk kelengkapan administrasi, keempat responden telah melakukan pengadministrasian dengan ketercapaian 85%, hal ini ditunjukkan dengan buku inventaris dan buku acuan pengelolaan yang tercatat rapi. Untuk pencatatan alat rusak yang ditunjukkan oleh adanya catatan dan kartu reparasi menunjukkan berada pada kategori yang sangat kurang dengan persentase 20%, artinya dari keempat responden tidak melakukan aktivitas reparasi alat. Pencatatan persediaan dalam buku stok menunjukkan kategori cukup dengan persentase 50%. 2. Kemampuan Guru Hasil analis penilaian terhadap kemampuan guru diperoleh rerata 94,56 berada dalam kategori baik. Hasil ini membuktikan bahwa kemampuan guru melakukan pembelajaran di laboratorium baik. Dalam mempersiapkan dan melaksanakan tugas termasuk pengorganisasian waktu dan ruang, guru telah melakukan dengan baik dengan tingkat ketercapaian antara 82,5-100%. Namun dalam membimbing siswa mengumpulkan dan mencatat data serta membimbing siswa melakukan pengamatan suatu proses memperoleh persentase 62,5-65, belum mencapai hasil yang optimal jika dibandingkan dengan persiapan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, dari 8 orang responden menunjukkan bahwa keterampilan guru menggunakan peralatan pada saat melakukan demonstrasi, berada pada kemampuan sedang/baik. Hampir semua guru menunjukkan metode mengajar yang sama, yakni melakukan demonstrasi terlebih dahulu sebelum menyuruh siswa melakukan 97

percobaan sendiri. Selain metode demonstrasi juga diterapkan pendekatan keterampilan proses dengan melibatkan siswa secara penuh dalam melakukan, mengamati dan mencatat hasil percobaan. Secara umum kemampuan guru melakukan pembelajaran kimia di laboratorium menunjukkan baik. 3. Teknis Pengelolaan Laboratorium Data untuk teknis pengelolaan laboratorium diambil dari dua pendapat dengan obyek sasaran yang sama. Artinya, angket yang digunakan oleh guru dan koordinator laboratorium merupakan angket yang sama, dengan catatan kegiatan yang dilakukan oleh guru merupakan tugas rangkap sebagai guru dan laboran. Teknis pengelolaan laboratorium guru dan koordinator laboratorium apabila dirangkum maka jumlah responden menjadi sebanyak 15 responden memperoleh persentase skor perencanaan sebesar 47% dengan kategori baik, pengorganisasian memperoleh persentase skor sebesar 47% dengan kategori sangat baik, pelaksanaan memperoleh persentase skor sebesar 40% dengan kategori baik dan supervisi/evaluasi memperoleh persentase skor 53% dengan kategori baik. Hasil analisis teknis pengelolaan laboratorium secara keseluruhan yang dilakukan guru sebagai pembimbing/laboran dan koordinator laboratorium memiliki rerata 126,90 berada pada kategori baik/sedang. Data untuk aspek supervisi yang diambil berdasarkan wawancara dengan kepala madrasah sebagai supervisor memiliki rerata 22,75 berada pada kategori cukup. 4. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Kimia Menggunakan Laboratorium Hasil analisis sikap siswa terhadap pembelajaran kimia menggunakan laboratorium memiliki rerata 61,65 berada pada kategori sangat baik dengan persentase 57,39. Dengan dukungan 57,39% diharapkan kegiatan pembelajaran kimia menggunakan laboratorium dapat berjalan dengan baik, karena penerimaan siswa yang sangat baik. 98

Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta 5. Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium Dari faktor kemampuan guru menunjukkan kategori baik dengan persentase 75%, faktor kelengkapan sarana prasarana menunjukkan kategori baik dengan persentase 75%, keefektifan pengelolaan laboratorium menunjukkan kategori baik dengan persentase 33% dan dukungan siswa terhadap pembelajaran menggunakan laboratorium menunjukkan kategori sangat baik dengan persentase 57,39%, maka pemanfaatan laboratorium di madrasah aliyah dapat dikatakan efektif dengan kategori sedang/baik. Hal ini juga didukung oleh hasil observasi yang menunjukkan bahwa frekuensi pelaksanaan praktikum sudah menunjukkan ketercapaian 100% antara rencana dan pelaksanaannya dalam 1 semester di MAN Yogyakarta 1 dan MAN Yogyakarta 2, serta terlaksananya praktikum sebanyak 3 kali dalam 1 semester di MA Muallimat dan MA Muallimin Muhammadiyah. Kesimpulan Dari hasil analisis diperoleh bahwa faktor kemampuan guru, faktor kelengkapan sarana prasarana, keefektifan pengelolaan laboratorium menunjukkan kategori baik, sedangkan dukungan siswa terhadap pembelajaran menggunakan laboratorium menunjukkan kategori sangat baik. Dengan demikian, dari ketiga faktor determinan yang menunjukkan kategori baik dan dukungan siswa menunjukkan kategori sangat baik, maka pemanfaatan laboratorium di madrasah aliyah dapat dikatakan efektif dengan kategori sedang/baik. Saran-saran 1. Perlu dilakukan peningkatan kemampuan pengelolaan laboratorium bagi guru, koordinator laboratorium dan laboran dengan pelatihan dan pendidikan khusus tentang perencanaan kegiatan laboratorium, pengorganisasian kegiatan laboratorium dan pelaksanaan kegiatan di laboratorium, sehingga kegiatan laboratorium terprogram dengan lebih baik. 99

2. Pemerintah perlu melakukan perekrutan tenaga laboran/teknisi laboratorium yang berkompeten dibidangnya agar pengelolaan laboratorium secara teknis dapat berjalan dengan baik. Daftar Pustaka Departemen Agama. (2002). Panduan teknis pengelolaan laboratorium kimia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam..(1995). Pedoman pendayagunaan laboratorium dan alat pendidikan IPA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Lynn, V. C., & Nixon, J. E. (1985). Physical education: teacher education. New York: John Wiley and Sons, Inc. Nana Sudjana. (2002). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nyoman Kertiasa. (2006). Laboratorium sekolah dan pengelolaannya. Jakarta: Pudak Scientific. Pusat Kurikulum. (2003). Kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Syah, M. (2006). Psikologi belajar. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada. Biodata. Lahir di Yogyakarta, 4 Desember 1970. Pendidikan, Pasca Sarjana UNY, Program studi PTK. Pekerjaan, Guru MAN Wonosari, Gunungkidul. Karya Tulis, Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta. 100