BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat mengenai peningkatan kualitas dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara Republik Indonesia yang membawa rakyatnya pada suasana

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban pemerintah adalah untuk menyelenggarakan

BAB V PENUTUP. 1.1 Peranan Perwakilan ORI DIY dalam Menangani Laporan Masyarakat. Peranan Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia DI.

Good Governance. Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini mencerminkan adanya respon rakyat yang sangat tinggi akan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan didirikannya Negara adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

PENGARUH KONTRAK PELAYANAN TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN LEMBAGA BIROKRASI PUBLIK PADA KANTOR DESA

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

BAB III METODE PENELITIAN. jelas tentang cara, proses dan level partisipasi masyarakat dalam pengawasan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BESADU.be KECAMATAN PONTIANAK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN BELITUNG

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah yaitu ketidakefektifan, inefisiensi dan private inurement

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan paradigma administrasi publik dari public administration

BAB I PENDAHULUAN. Desa memasuki babak baru ketika pelaksanaan UU No. 6 tahun 2014 akan segera

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG MASALAH

JURNAL. Diajukan oleh : Anrie Wiryawan NPM : Program studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Kenegaraan dan Pemerintahan

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mensejahterahkan masyarakat atau warga negara.pelayanan

TATA NASKAH DINAS ELEKTRONIK (TNDE) Oleh : Dra. ANY INDRI HASTUTI, MM ASISTEN PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. administrasi pembangunan yang telah ada, sehingga merupakan kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru dan digantikan dengan gerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah daerah sekarang ini dihadapkan oleh banyaknya tuntutan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. baik (good governance). Menurut Thoha dalam Jurnal Pendayagunaan Aparatur

BAB I PENDAHULUAN. Akuntabilitas berada pada ilmu sosial yang menyangkut berbagai cabang ilmu

PUSANEV_BPHN PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PERUNDANG-UNDANGAN. Sigit Nugroho.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien, maka dibutuhkan kinerja prima dari penyelenggara pelayanan

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. memburuk, yang berdampak pada krisis ekonomi dan krisis kepercayaan serta

BAB I PENDAHULUAN. bidang agar good governance yang dicita-citakan dapat tercapai. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintahan, sementara fenomena globalisasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pelayanan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. publik yang diterima masyarakat, pada akhirnya akan berpengaruh pada tingkat

I. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor publik diakhiri dengan proses pertanggungjawaban publik, proses inilah

BAB I PENDAHULUAN. kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah

BAB I PENDAHULUAN. baik (good government governance) adalah dengan cara meningkatkan

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PROGRAM STUDI FARMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

I K M LAPORAN SEMESTER I DINAS PERTANIAN PANGAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang dikelola dan diatur dengan baik akan menjadi pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian

BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

PEMBENAHAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

PENDAHULUAN. kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menunjukkan buruknya pengelolaan (bad governance) dan buruknya birokrasi di

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

keluhan mereka pada pihak-pihak yang berkompeten seperti petugas pelayanan, UPTD, Bupati, DPRD, Ombudsman dan media massa. Dan yang paling ekstrim

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin tidak nyaman dengan pelayanan yang diselenggarakan pemerintah sehingga hal tersebut memunculkan kepedulian masyarakat terhadap ketidakmaksimalan penyelenggaraan pelayanan publik. Berbagai upaya dan tindakan, masyarakat berusaha memberikan kritik serta sarannya demi terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) dan juga pelayanan publik yang maksimal. Adanya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik dirasakan masyarakat akan sangat membantu menciptakan penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas dan juga dapat diakses semua lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi dari pihak pemerintah. Tuntutan masyarakat akan perubahan pelayanan publik memaksa Pemerintah harus berupaya keras untuk melakukan perubahan terhadap kualitas pelayanan. Penyebabnya adalah masyarakat sering dikecewakan pada kualitas pelayanan yang kurang maksimal serta partisipasi masyarakat yang rendah. Masalah yang selama ini menjadi sorotan adalah upaya pemerintah memaksimalkan fasilitas terhadap pengaduan dan penyelesaian masalah rendahnya kualitas 1

2 penyelenggaraan pelayanan publik di berbagai instansi. Pemerintah tidak akan bisa mengoreksi mutu pelayanan yang diberikan oleh street level bureaucracy sebagai pihak yang melaksanakan kebijakan dan berhadapan langsung dengan masyarakat pengakses layanan publik. Dari berbagai penelitian terkait penyelenggaraan pelayanan, banyak ditemukan kondisi yang terjadi di lapangan membuktikan bahwa kebanyakan di hampir semua tingkatan petugas pelayanan utamanya frontliner sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi, respon pihak terkait terhadap keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali. Selain itu permasalahan aksesibilitas juga kurang diperhatikan pemerintah. Berbagai unit pelaksana pelayanan yang letaknya jauh dari jangkauan sangat menyulitkan masyarakat untuk mengakses pelayanan. Masyarakat sebagai pengakses pelayanan seharusnya dilihat sebagai subyek yang dapat menentukan jenis, proses serta kualitas layanan yang akan diakses. Namun, selama ini jarang ada kejelasan mengenai penanganan keluhan yang muncul dimasyarakat terhadap pihak penyelenggara pelayanan publik. Penanganan keluhan harus dilakukan oleh pihak penyelenggara dan pihak eksternal sebagai bagian dari pengawasan. Kumorotomo mengemukakan, kriteria untuk menilai pelayanan publik salah satunya adalah daya tanggap untuk mempertanggungjawabkan secara transparan tentang kebutuhan vital masyarakat dalam pelayanan publik. Responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan publik untuk memperlihatkan sebuah organisasi mampu menempatkan

3 pelayanannya sesuai kebutuhan masyarakat dan menempatkan masyarakat sebagai prioritas dalam aktivitas pelayanannya. Adanya responsivitas sebuah organisasi terhadap kebutuhan masyarakat tentu saja hal ini akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upayanya untuk ikut serta berperan dalam mengawasi pelayanan publik. Banyaknya keterbatasan ruang publik yang mampu diakses masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya justru membuat masyarakat enggan untuk ikut berpartisipasi. Selain karena keberadaan ruang aspirasi publik yang kurang, masyarakat juga mengalami kesulitan ketika hendak menyampaikan aspirasinya baik berupa kritik, saran, keluhan hingga laporan. Kebanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi masyarakat adalah belum adanya ruang aspirasi publik, jarak yang jauh antara tempat tinggal dengan lembaga pengawasan eksternal, media yang harus digunakan serta mekanisme yang harus mereka jalani untuk bisa menyampaikan keluhan dan juga laporan terkait maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Alasan ini yang kemudian menginisiasi Lembaga Ombudsman Daerah (LOD) DIY untuk membuat program yakni Program Audit Sosial. Di LOD DIY, partisipasi masyarakat dituangkan dalam program audit sosial yang diharapkan mampu menampung segala aspirasi dan tanggapan masyarakat untuk bersama-sama melakukan kontrol atau pengawasan terhadap pelayanan publik yang diselenggarakan. Program audit sosial merupakan program LOD DIY yang berguna untuk ruang aspirasi publik yang mampu memudahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya, bisa berbasis personal maupun

4 kolektif dengan tujuan agar memudahkan masyarakat melaporkan maladministrasi yang terjadi di sekitar mereka. Karena dengan begitu, maladministrasi yang terjadi di berbagai instansi mampu diminimalisir bahkan dihilangkan sehingga masyarakat dapat mengakses pelayanan secara nyaman dan tanpa hambatan. Terlebih lagi dengan program audit sosial yang diselenggarakan serta diupayakan pencapaian keefektifannya oleh LOD sangat representatif, karena dengan adanya program tersebut masyarakat dapat ikut berpartisipasi menyampaikan aspirasinya terkait pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah melalui organisasi masyarakat atau komunitas yang terbentuk dimasyarakat sehingga masyarakat mau dan mampu aktif berpartisipasi tanpa kendala mekanisme maupun jarak. Masyarakat awam juga dapat memahami serta ikut berpartisipasi demi perbaikan pelayanan publik dan juga tercapainya pelayanan publik yang berkualitas. Ada hal yang menarik dalam penelitian ini yaitu terkait partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui implementasi program audit sosial yang diinisiasi LOD DIY belum banyak diteliti oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dengan adanya penelitian ini dapat memberikan bukti empiris bahwa partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program audit sosial LOD DIY mampu meningkatkan kualitas kepedulian pemerintah terhadap partisipasi masyarakat, stakeholders, efektivitas dan efisiensi, tingkat transparansi dan akuntabilitas. Penelitian ini juga menjadi sangat penting dan memang sangat perlu diteliti karena penelitian ini mampu

5 memberikan kontribusi terhadap disiplin keilmuan terutama bagi Ilmu Administrasi Negara. Selain dapat memberikan bukti-bukti nyata terkait pentingnya partisipasi masyarakat, penelitian ini juga dapat memberikan rekomendasi kebijakan terkait program audit sosial yang nantinya dapat direalisasikan di instansi-instansi pelayanan publik yang mengedepankan partisipasi masyarakat karena dengan adanya partisipasi masyarakat dapat memberikan banyak dampak-dampak positif terhadap pencapaian pelayanan publik yang baik (good public service) antara lain sebagai wujud transparasi, akuntabilitas, komitmen pemerintah setempat terhadap masyarakatnya, dengan maksud agar kesejahteraan serta kemakmuran masyarakat merata dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program audit sosial LOD DIY sehingga saran, keluhan, kebutuhan akan kebijakan serta aspirasi masyarakat dapat tersalurkan dengan efektif. Ada hal lain yang perlu diketahui dan alasan peneliti mengambil topik Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pelayanan Publik melalui Implementasi Program Audit Sosial oleh LOD DIY. Hal tersebut tidak lain karena dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program audit sosial yang diselenggarakan LOD DIY baik di saat penyuluhan, sosialisasi dan kegiatan sejenisnya serta peran dan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) LOD DIY dalam penyelenggaraan program audit sosial dan kerjasamanya dengan masyarakat perihal pengawasan pelayanan publik di berbagai instansi di Daerah Propinsi Yogyakarta. Hal tersebut memberikan sinyal

6 positif bagi perbaikan dan kemajuan pelayanan publik yang diselenggarakan di negara Indonesia. Peningkatan partisipasi masyarakat dari waktu ke waktu serta peran LOD DIY yang bersama-sama mengawasi pelayanan publik melalui program audit sosialnya sehingga kecepatan aksesibilitas masyarakat serta bentuk transparansi instansi-instansi pelayanan publik terhadap warganya dapat tersalurkan demi pencapaian pelayanan publik yang baik dan berkualitas. Pada kesimpulannya, pengaduan keluhan masyarakat dapat menjadi dorongan bagi seluruh jajaran birokrasi untuk memberikan pelayanan yang maksimal. Pengaduan masyarakat merupakan salah satu sumber informasi bagi pelayanan publik dalam rangka mengupayakan pelayanan yang secara konsisten sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sehingga ketika masyarakat memiliki keluhan atau masukan terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah, masyarakat dapat melaporkannya ke lembaga pengawasan eksternal, seperti LOD DIY sehingga hal tersebut benar-benar menjamin terciptanya pelayanan publik yang berkeadilan, proporsional, non diskriminatif serta sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat yang semakin demokratis. B. Identifikasi Masalah 1. Masih minimnya partisipasi masyarakat di daerah-daerah yang aksesnya jauh dari LOD DIY dalam mengawasi pelayanan publik. 2. Kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas masih sangat kurang. Terbukti dari ketakutan masyarakat untuk melapor karena permintaan biaya administrasi.

7 3. Masyarakat kurang pengetahuan terkait eksistensi LOD dan juga fungsinya. Masyarakat belum mengetahui adanya lembaga pengawasan dan pengaduan yaitu LOD DIY. 4. Kurangnya sosialisasi langsung LOD DIY kepada masyarakat membuat masyarakat sulit memahami akan fungsi serta mekanisme pengaduan ke LOD DIY sendiri sehingga perbaikan kualitas pelayanan publik sulit tercapai. 5. Mekanisme pengaduan dan penanganan keluhan LOD DIY yang masih belum banyak dipahami masyarakat terutama bagi masyarakat awam, sehingga masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai mekanisme tersebut. 6. LOD DIY dinilai masyarakat masih belum maksimal dalam menangani laporan dari masyarakat. 7. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap esensi utama LOD DIY dan persepsi bahwa LOD DIY tidak ada bedanya dengan lembaga atau institusi pemerintah lain yang mewakili image negatif dapat melemahkan fungsi LOD DIY sebagai lembaga pengawasan bagi masyarakat. 8. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi mereka dalam program audit sosial agar perbaikan kualitas pelayanan publik berjalan optimal.

8 C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada permasalahan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program Audit Sosial yang dilakukan oleh LOD DIY. Agar dapat memahami partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik diterapkan di lapangan serta fungsi program Audit Sosial yang diinisiasi LOD DIY dalam pengawasan pelayanan publik yang ditraining sejak bulan Februari 2012 dan perkembangan program audit sosial hingga sekarang. Sehingga peneliti memaparkan bagaimana partisipasi masyarakat disalurkan, proses, level/tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik di Daerah Propinsi Yogyakarta terutama daerah yang aksesnya jauh seperti Gunung Kidul dan Kulon Progo. D. Rumusan Masalah Peningkatan partisipasi masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap perbaikan kualitas pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses segala kebutuhan pelayanan tanpa ada hambatan, diskriminasi maupun adanya maladministrasi. Masyarakat dapat berpartisipasi melalui program audit sosial yang juga berbasis komunitas, sehingga masyarakat aktif dalam menyuarakan aspirasinya terhadap pemerintah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam mengawasi pelayanan publik melalui program audit sosial yang diselenggarakan oleh LOD DIY?

9 2. Bagaimana level atau tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program audit sosial LOD DIY? E. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui dan mendapatkan gambaran jelas tentang cara dan proses partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program audit sosial LOD DIY. 2. Mengetahui dan mendapatkan informasi terkait level atau tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program audit sosial LOD DIY. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik melalui program audit sosial Lembaga Ombudsman Daerah Provinsi DIY. 2. Manfaat Praktis a. Bagi LOD DIY Memberikan referensi serta informasi yang bermanfaat yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan terutama dalam upayanya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik serta mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan LOD DIY sebagai sarana pengawasan

10 masyarakat serta pengawasan eksternal bagi instansi-instansi penyelenggara pelayanan publik. Selain itu, LOD DIY juga dapat mengamati level partisipasi masyarakat dalam mengawasi pelayanan publik melalui program audit sosial yang diinisiasi LOD DIY. b. Bagi Pemerintah Memberikan informasi serta referensi yang bermanfaat yang dapat dijadikan acuan oleh pemerintah dalam rekomendasi dan pembuatan kebijakan serta penyelenggaraan pelayanan publik yang mengedepankan kebutuhan masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat sebagai warga negara terpenuhi dengan baik. Selain itu, dapat membantu upaya penyempurnaan kebijakan Good Local Government (GLG) dalam optimalisasi peningkatan partisipasi masyarakat serta peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya dalam pengawasan pelayanan publik yang sudah terselenggarakan. c. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan menganalisis terhadap kenyataan yang ada mengenai pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan pelayanan publik sehingga tugas pokok fungsi LOD DIY sebagai sarana pengawasan masyarakat dapat berjalan secara optimal.

11 d. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini nantinya akan memberikan informasi juga pengetahuan sehingga masyarakat luas paham akan pentingnya partisipasi mereka dalam mengawasi pelayanan publik mengenai program yang sudah disediakan yaitu program audit sosial LOD DIY yang memudahkan masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya serta sosialisasi kepada masyarakat keberadaan terkait tugas pokok dan fungsi LOD DIY sebagai lembaga pengawasan eksternal yang dapat diakses semua kalangan tanpa adanya diskriminasi.