MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAYA BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT (MIA-PIZA)

CRITICAL THINKING SKILLS ENHANCEMENT PROSPECTIVE STUDENT TEACHERS MODEL WITH IMM-ISSP

Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Volume III No. 1, Maret 2009, ISSN : , Halaman : 21-30

USING COMPUTER SIMULATION TO IMPROVE CONCEPT COMPREHENSION OF PHYSICS TEACHER CANDIDATES STUDENTS IN SPECIAL RELATIVITY

MODEL PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF RELATIVITAS KHUSUS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MAKALAH

BAB III METODE PENELITIAN. Paradigma penelitian ini dibangun dari empat pilar mendasar yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan fisika zat padat adalah salah satu mata kuliah yang

KARAKTERISTIK MULTIMEDIA INTERAKTIF ADAPTIF PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT (MIA-PIZA)

Muhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Penerapan Model Pembelajaran Interactive Engagement untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 4 Palu

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PENGUKURAN FISIKA ABSTRAK

Mukti Herdiana, Eko Setyadi Kurniawan, Ashari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Unnes Physics Education Journal

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

Keefektivan Penerapan Jurnal Belajar Mind Mapping.

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Suhu dan Kalor Pada Siswa Kelas X Man 1 Palu.

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN KONSEP OPTIK BAGI CALON GURU

PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN MEDAN MAGNET UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS MAHASISWA

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

Unnes Physics Education Journal

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

Journal of Innovative Science Education

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

PENGARUH CD INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPA

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH OTOMASI

Unnes Physics Education Journal

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI KOMPUTER TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret 23 Dosen Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.


Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009): PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERORIENTASI KETERAMPILAN PROSES

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan. antar variabel yang akan diteliti (Gambar 3.1).

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

Gunawan Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram

Yosi Nofelia 1, Zulhelmi 2, Azizahwati 3 HP: ,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ICT PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

EFEKTIVITAS MACROMEDIA FLASH INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TEKNIK

Dewi Septeryana Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :

Pengaruh Model Direct Instruction Berbantuan Simulasi Virtual Terhadap Penguasaan Konsep Siswa

Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2. Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3 No. 3 ISSN Kata Kunci : Guided Inquiry dengan Teknik Think Pair Share, Hasil Belajar [1]

Economic Education Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 SURABAYA PADA MATERI LAJU REAKSI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH

PENERAPAN PENDEKATAN ACCELERATED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERTAHANAN TUBUH

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

PENGGUNAAN MEDIA CAMTASIA STUDIO BERBANTUAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI DI SMA NEGERI 12 BANDA ACEH

PENINGKATAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA MATA KULIAH MEKANIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

Nurun Fatonah, Muslimin dan Haeruddin Abstrak Kata Kunci:

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berupaya untuk mengembangkan model pembekalan

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

Journal of Primary Education

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 03, September 2016, ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ECONOMIC EDUCATION ANALYSIS JOURNAL EFEKTIFITAS METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW DAN METODE KONVENSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

Transkripsi:

ISSN: 1693-1246 Januari 2012 http://journal.unnes.ac.id/index.php/jpfi MODEL MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS GAYA BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT K. Wiyono 1 *, Liliasari 2, A. Setiawan 2, C.T. Paulus 2 1 Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia 2 Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Indonesia Diterima: 9 Desember 2011. Disetujui: 28 Desember 2011. Dipublikasikan: Januari 2012 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model multimedia interaktif berbasis gaya belajar dalam meningkatkan penguasaan konsep pendahuluan fisika zat padat mahasiswa calon guru. Metode eksperimen dengan desain control group pretest-posttest design dilaksanakan terhadap 37 mahasiswa kelas eksperimen dan 36 mahasiswa kelas kontrol di LPTK Sumatera Selatan. Instrumen berupa kuesioner gaya belajar, tes pilihan ganda, angket dan lembar observasi. Uji t beda rerata digunakan melihat peningkatan penguasaan konsep mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan tertinggi terjadi pada gaya belajar visual sebesar 83,0 (kategori tinggi) dan terendah pada gaya belajar kinestetik sebesar 66,3 (ketegori sedang). Peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen 74 (kategori tinggi) dan kelas kontrol 47 (ketegori sedang). Disimpulkan bahwa penggunaan multimedia interaktif berbasis gaya belajar lebih efektif daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan konsep pendahuluan fisika zat padat. ABSTRACT This study aims to see the effect of interactive multimedia model based learning styles to improve the concept mastery introductory solid state physics prospective teachers. Experimental methods with pretest posttes control group design implemented of 37 students in the experimental class and 36 students in the control class LPTK South Sumatra. Instruments of learning styles questionnaires, multiple choice tests, questionnaires and observation sheets. The mean difference t test used to see an increase in student concepts of mastery. The results showed that the highest increase occurred in the visual learning style that is equal to 83.0 (high category) and the lowest at 66.3 for kinesthetic learning styles (medium category). Increased concept of mastery class experiments 74 (high category) and a control class 47 (medium category). Concluded that the use of interactive multimedia-based learning style is more effective than conventional learning in improving the concept mastery introductory solid-state physics. Keywords: interactive multimedia; learning style; concepts of mastery 2012 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang PENDAHULUAN Selama ini sebagian dosen mengajarkan materi pendahuluan fisika zat padat dengan metode ceramah dan jarang sekali melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Hal ini yang menyebabkan kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep pendahuluan fisika zat *Alamat Korespondensi: Jl. Raya Palembang-unsri KM 32 Inderalaya Ogan Ilir, Sumatera Selatan Email: ketangw.fkipunsri@gmail.com padat yang bersifat abstrak dan mikroskopis. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa hasil belajar fisika zat padat pada suatu LPTK dalam lima tahun terakhir masih tergolong rendah yaitu sebesar 56 (2006), 53 (2007), 56 (2008), 55 (2009), 61 (2010) pada skala 1-100. Rendahnya hasil belajar fisika zat padat tersebut salah satunya disebabkan kesulitan mahasiswa dalam memahami konsep-konsep fisika zat padat yang abstrak dan bersifat mikroskopis. Demikian juga dosen lebih cende-

K. Wiyono dkk. - Model Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Belajar 75 rung menggunakan pendekatan matematis dalam mengajarkan konsep-konsep fisika zat padat. Agar konsep-konsep pendahuluan fisika zat padat yang abstrak dan mikroskopis mudah dipahami oleh mahasiswa perlu adanya inovasi dalam perkuliahan fisika lanjut. Salah satu inovasi dalam perkuliahan yaitu dengan pengintegrasian teknologi informasi dan komunikasi dalam bentuk multimedia interaktif (Wiyono, 2009). Penggunaan multimedia interaktif pembelajaran pada fisika akan sangat membantu mahasiswa dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Menurut McKagan (2007) mahasiswa akan lebih mudah memahami konsep mekanika kuantum yang bersifat abstrak dengan bantuan software interaktif. Penggunaan TIK dalam pembelajaran fisika antara lain model pembelajaran fisika berbasis teknologi informasi (web) dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains mahasiswa calon guru pada materi termodinamika (Darmadi, 2007). Model pembelajaran hipermedia pada materi induksi magnetik dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika dan dapat meningkatkan keterampilan generik sains guru serta memberikan tanggapan yang baik terhadap model pembelajaran hipermedia materi pokok induksi magnetik (Setiawan dkk, 2007). Model pembelajaran berbasis multimedia berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar fisika dengan rata-rata gain kelas eksperimen lebih unggul sebesar 4,73 terhadap rata-rata gain kelas kontrol sebesar 3,19. perbedaan tersebut signifikan pada taraf nyata 0,05 dengan probabilitas 0,00 dengan t hitung sebesar 4,064 yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,060 (Wiendartun dkk, 2007). Penggunaan model pembelajaran inkuiri berbasis teknologi informasi dapat meningkatkan penguasaan konsep, keterampilan generik sains dan keterampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Kimia untuk topik hidrolisis garam (Ikhsanuddin, 2007). Penggunaan Teknologi dalam pembelajaran fisika (Physics Education Technology/PhET) lebih produktif dibandingkan dengan metode tradisional seperti ceramah dan demonstrasi (Finkelstein, 2006). Penggunaan program fisika yang berbasis web secara signifikan efektif pada skor-skor perbedaan rata-rata pretest dan posttest FCI siswa sekolah menengah dan meningkatkan prestasi mereka dalam memahami konsep gaya dan gerak (Damirci, 2007). Wiyono (2009) telah melakukan penelitian yang hasilnya menyatakan bahwa konsep-konsep relativitas khusus yang bersifat abstrak dapat dipahami oleh mahasiswa dengan bantuan model pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Multimedia interaktif yang digunakan di dalam pembelajaran merupakan media yang sangat baik untuk meningkatkan proses belajar dengan memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan, mengidentifikasi masalah, mengorganisasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi. Menurut Rusman (2009) sistem multimedia interaktif harus memenuhi kriteria yaitu: (1) berorientasi pada tujuan pembelajaran, (2) berorientasi pada pembelajaran individual, (3) berorientasi pada pembelajaran mandiri dan (4) berorientasi pada pembelajaran tuntas. Sementara sistem multimedia interaktif yang ada sekarang ini umumnya memberikan presentasi materi pembelajaran yang sama untuk setiap pengguna karena mengasumsikan bahwa karakteristik semua pengguna adalah homogen. Dalam kenyataannya, setiap pengguna mempunyai karakteristik yang berbeda-beda baik dalam hal tingkat kemampuan, gaya belajar, latar belakang atau yang lainnya. Oleh karena itu seorang pengguna multimedia interaktif ini belum tentu mendapatkan materi pembelajaran yang tepat dan akibatnya efektivitas pembelajaran tidak optimal. Seharusnya suatu sistem multimedia interaktif dapat memberikan materi pembelajaran yang tingkat kesulitannya sesuai dengan kemampuan pengguna, dan cara mempresentasikan materi pembelajarannya sesuai dengan gaya belajar pengguna. Dengan kata lain sistem multimedia interaktif seharusnya dapat mengadaptasikan tampilannya terhadap berbagai variasi karakteristik pengguna, sehingga mempunyai efektivitas pembelajaran yang tinggi. Multimedia interaktif adaptif yang dimaksud adalah multimedia interaktif yang terdiri dari presentasi dalam bentuk teks, audio, grafik, animasi yang mampu mengadaptasi perbedaan gaya belajar mahasiswa yang menempuh mata kuliah pendahuluan fisika zat padat sehingga mereka belajar dalam lingkungan yang menyenangkan terdapat banyak definisi tentang gaya belajar atau learning style. Menurut James (1993), gaya belajar didefinisikan sebagai kebiasaan belajar dimana seseorang merasa paling efisien dan efektif dalam menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan sesuatu yang dipelajari. Mc Loughlin (1999) menyimpulkan bahwa istilah gaya belajar merujuk pada kebiasaan dalam mempe-

76 roleh pengetahuan. DePorter (2006) menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang yang mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan mengatur serta mengolah informasi. Beberapa penelitian mengenai gaya belajar menunjukkan bahwa (1) beberapa pelajar mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda dengan yang lainnya, (2) beberapa pelajar belajar lebih efektif bila diajar dengan metode yang paling disukai, dan (3) prestasi pelajar berkaitan dengan bagaimana caranya belajar (Riding & Rayner, 1998). Gaya belajar mempengaruhi efektivitas pelatihan, tidak peduli apakah pelatihan tersebut dilakukan secara tatap muka atau secara on-line (Surjono, 2006). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan gaya belajar dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar sering diukur dengan menggunakan kuesioner atau tes psikometrik (McLoughlin, 1999). Salah satu gaya belajar yang dikenal dengan kesederhanaannya adalah VAK. Gaya belajar VAK menggunakan tiga penerima sensori utama, yakni visual, auditory dan kinestetic dalam menentukan gaya belajar seorang peserta didik dilihat dari gaya belajar yang dominan (Rose, 1987). Gaya belajar VAK ini didasarkan atas teori modaliti, yakni meskipun dalam setiap proses pembelajaran peserta didik menerima informasi dari ketiga sensori tersebut, akan tetapi ada salah satu atau dua sensori yang dominan. Berdasarkan uraian permasalahan pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh model multimedia interaktif berbasis gaya belajar dalam meningkatkan penguasaan konsep pendahuluan fisika zat padat mahasiswa calon guru? METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain pretest-posttes control group design yaitu penelitian yang dilaksanakan pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dii dengan memberikan tes untuk mengidentifikasi kemampuan siswa. Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat (MIA-PIZA). Setelah pembelajaran selesai dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi peningkatan penguasaan konsep mahasiswa. Untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan rerata penguasaan konsep dilakukan dengan analisis secara statistik dengan menggunakan uji statistik parametrik (uji t satu ekor dengan = 0,05) jika sebaran data berdistribusi normal dan homogen atau menggunakan uji statistik non-parametrik (uji Wilcoxon) jika sebaran data tidak berdistribusi normal. Analisis statistik dilakukan dengan bantuan program SPSS.14. Tanggapan mahasiswa dan dosen dijaring dengan angket untuk mengetahui pendapat tentang model yang dikembangkan. Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan yang bersifat positif kategori SS (sangat setuju) diberi skor tertinggi, makin menuju ke STS (sangat tidak setuju) skor yang diberikan berangsur-angsur menurun. Obeservasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan model perkuliahan multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Desain penelitian Kelas Perlakuan akhir Eksperimen O X 1 O Kontrol O X 2 O Dengan O adalah observasi berupa tes dan tes akhir, X adalah penerapan model pembelajaran multimedia interaktif adaptif dan X 2 adalah penerapan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di LPTK Negeri Sumatera Selatan yang menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Fisika. Subyek penelitian adalah mahasiswa calon guru fisika semester V yang mengikuti mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling dengan jumlah 73 orang yang dibagi kedalam 2 kelas yaitu 37 untuk kelas eksperimen dan 36 untuk kelas kontrol. Secara garis besar tahap-tahap penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase pencapaian skor rata-rata tes, tes akhir dan N-gain hasil belajar pendahuluan fisika zat padat antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa skor rata-rata tes mahasiswa kelas eksperimen sebesar 28,0% dari skor ideal, skor rata-rata tes mahasiswa kelas kontrol se-

K. Wiyono dkk. - Model Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Belajar 77 Masalah Pengembangan multimedia interaktif yang mengadaptasi perbedaan gaya belajar (visual, auditorial dan kinetetik) pada mata kuliah pendahuluan fisika zat padat Implementasi model multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat (MIA-PIZA) Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Implementasi Model Pembelajaran akhir Model Pembelajaran Konvensional Angket Analisis Data Observasi Kesimpulan Gambar 1. Tahapan penelitian model multimedia interaktif berbasis gaya belajar besar 27,6% dari skor ideal. Selanjutnya berdasarkan perolehan data skor rata-rata tes akhir pada kedua kelas diketahui bahwa skor ratarata tes akhir kelas eksperimen sebesar 81,4% dari skor ideal, sementara perolehan rata-rata skor tes akhir kelas kontrol sebesar 61,8% dari skor ideal. Perolehan persentase rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen sebesar 74 dan kelas kontrol sebesar 47. Rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen termasuk kategori tinggi sedangkan rata-rata N-gain untuk kelas kontrol termasuk kategori sedang. Dengan demikian Rata-rata N-gain untuk kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata N-gain kelas kontrol. Perolehan hasil belajar untuk masingmasing gaya belajar auditorial, kinestetik dan visual seperti Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa pada tes rata-rata skor tertinggi pada gaya belajar visual yaitu 29,8% dan terendah pada gaya belajar auditorial sebesar 25,8%. Pada tes akhir skor tertinggi sebesar 87,3% pada gaya belajar visual dan terendah sebesar 75,8% pada gaya belajar kinestetik. Jika dilihat dari N-gain (peningkatan) tertinggi sebesar 83,0% pada gaya belajar visual dan terendah sebesar 66,3% pada gaya belajar kinestetik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia intraktif adaptif pendahuluan fisika zat padat (MIA-PIZA) yang dikembangkan memberikan peningkatan terbesar pada mahasiswa yang memiliki gaya be-

78 Tabel 2. Analisis statistik hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Aspek Kelas Eksperimen akhir Kelas Kontrol akhir N (Jumlah mahasiswa) 37 36 Rata-rata (%) 28,0 81,4 74 27,6 61,8 47 Standar Deviasi 3,33 4,58 17 3,99 4,64 17 Uji Normalitas (α = 0,05) data %N-gain 0,241 (Normal) 0,511 (Normal) Uji Homogenitas 0.627 (Homogen) t-hitung =5,897 Uji-t (α = 0,05) taraf signifikansi (p) = 0,000 (signifikan) Tabel 3. Perolehan skor tes, tes akhir dan N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol tiap pokok bahasan Pokok Bahasan Struktur kristal N Kelas Eksperimen % % Akhir 39,4 84,2 73 N Kelas Kontrol % % Akhir Ikatan dalam kristal 37 23,0 78,7 71 36 17,7 54,2 42 %Ngain %Ngain %Ngain %Ngain 43,1 79,2 59 Difraksi sinar-x 38,5 90,5 82 34,0 68,1 38 Elektron bebas 15,1 83,8 80 21,1 48,9 34 Teori pita energi 22,3 83,8 77 18,8 55,9 44 Gambar 2. Grafik perbandingan persentase tes, tes akhir dan N-gain pada gaya belajar Auditorial (A), Kinestetik (K) dan Visual (V)

K. Wiyono dkk. - Model Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Belajar 79 Tabel 4. Hasil Perhitungan Statistik Penguasaan Konsep pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Pokok Bahasan Struktur kristal Difraksi sinar-x Ikatan kristal Elektron bebas Teori pita energi Uji-t atau uji Mann-Whitney Uji Normalitas (α = 0,05) Uji Homogenitas (α = 0,05) Taraf Signifikansi Keterangan Nilai U Taraf Eks Kon Eks Kon atau Signifikansi Ket t- hitung 0,147 0,064 Normal Normal 0,060 0,093 Normal Normal 0,554 0,305 Normal Normal 0,000 0,095 Tidak Normal Normal 0,573 0,308 Normal Normal 0,933 (Homogen) 0,344 (Homogen) 0,202 (Homogen) 0,517 (Homogen) 0,273 (Homogen) t=2,087 0,040 Signifikan t=2,416 0,018 Signifikan t=3,066 0,003 Signifikan u=161,0 0,000 Signifikan t=3,870 0,000 Signifikan lajar visual yaitu dengan N-gain sebesar 83,0 (kategori tinggi). Peningkatan tersebut disebabkan bahwa multimedia interaktif lebih dapat mengakomodasi berbagai karakteristik gaya belajar visual seperti presentasi dalam bentuk teks, grafik, animasi dan simulasi yang merupakan ciri-ciri gaya belajar visual. Sementara itu untuk ciri gaya belajar auditorial dan kinestetik kurang dapat diakomodasi oleh software karena dalam pembelajaran fisika ciri-ciri gaya belajar tersebut lebih cocok jika dilakukan eksperimen nyata yang memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa. Pokok bahasan yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas 5 pokok bahasan yaitu struktur kristal, difraksi sinar-x oleh kristal, ikatan dalam kristal, elektron bebas dalam kristal dan teori pita energi. Perolehan skor tes dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan persentase perolehan skor penguasaan konsep tes pada kelas eksperimen tertinggi terjadi pada pokok bahasan struktur kristal sebesar 39,4% dan terendah terjadi pada pokok bahasan elektron bebas dalam kristal sebesar 15,1% sedangkan pada kelas kontrol persentase perolehan skor tes tertinggi terjadi pada pokok bahasan struktur kristal sebesar 43,1% dan terendah terjadi pada pokok bahasan ikatan dalam kristal sebesar 17,2%. Persentase perolehan skor penguasaan konsep tes akhir pada kelas eksperimen tertinggi terjadi pada pokok bahasan difraksi sinar-x oleh kristal sebesar 90,5% dan terendah terjadi pada pokok bahasan ikatan dalam kristal sebesar 78,7% sedangkan pada kelas kontrol persentase perolehan skor tes akhir tertinggi terjadi pada pokok bahasan struktur kristal sebesar 79,1% dan terendah terjadi pada pokok bahasan elektron bebas dalam kristal sebesar 48,9%. Dengan demikian persentase pencapaian penguasaan konsep setiap pokok bahasan setelah dilakukan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami peningkatan. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa %N-gain tertinggi kelas eksperimen terjadi pada pokok bahasan difraksi sinar-x oleh kristal sebesar 82 dengan kategori tinggi dan terendah terjadi pada pokok bahasan sebesar 71 dengan kategori tinggi. Sementara pada kelas kontrol %N-gain tertinggi terjadi pada pokok bahasan struktur kristal sebesar 59 dengan kategori sedang dan terendah terjadi pada pokok bahasan elektron bebas dalam kristal sebesar 34 dengan kategori sedang. Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk mengetahui perbedaan penguasaan konsep tiap pokok bahasan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data lengkap hasil analisis statistik dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan analisis statistik dapat terlihat bahwa semua data terdistribusi normal kecuali pada pokok bahasan elektron bebas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta semua data homogen. Selanjutnya dilakukan uji-t pada taraf signifikasi (α = 0,05) untuk pokok bahasan struktur kristal, difraksi sinar-x, ikatan kristal, teori pita energi dan uji Mann-

80 Whitney pada pokok bahasan elektron bebas dengan hasil berbeda secara signifikan pada taraf signifikasi antara 0,000 sampai dengan 0,040 yang berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata N-gain pokok bahasan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan penguasaan konsep secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa penggunaaan MIA-PIZA dapat lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep dibandingkan dengan model perkuliahan konvensional. Tabel 5.Tabel persentase keterlaksanaan pembelajaran Kegiatan %keterlaksanaan Kegiatan 95,6 Kegiatan dosen 93,3 Kegiatan mahasiswa 92,2 Kegiatan akhir 93,3 Observasi dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan perkuliahan pendahuluan fisika zat padat dengan menggunakan MIA-PIZA. Aspek yang diamati dalam observasi meliputi kegiatan meliputi motivasi, brainstorming dan penyampaian tujuan perkuliahan sesuai dengan silabus dan SAP. Aspek kegiatan dosen meliputi menyajikan materi melalui multimedia interaktif adaptif, menjawab pertanyaan mahasiswa, mengawasi dan membantu kesulitan mahasiswa. Aspek kegiatan mahasiswa meliputi: mempelajari materi melalui multimedia interaktif adaptif, mengikuti aktifitas belajar sesuai dengan tuntunan program dalam multimedia interaktif adaptif, menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti yang berhubungan dengan materi yang dipelajari, mencatat hal-hal yang dianggap perlu, mengerjakan latihan soal yang ada, mengulang kembali pembelajaran tentang materi yang dipelajari jika diperlukan. Aspek kegiatan penutup meliputi: merangkum, refleksi, tugas terstruktur. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat dapat dilihat dalam Tabel 5. Persentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat rata-rata sebesar 93,6% dari skor ideal. Hal ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan model MIA-PIZA pada perkuliahan pendahuluan fisika zat padat tergolong tinggi sehingga model MIA-PIZA ini efektif pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Tanggapan mahasiswa terhadap model pembelajaran multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat dijaring dengan angket tertutup yang terdiri 24 pernyataan yang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek isi, aspek teknis dan aspek penyajian. Persentase tanggapan mahasiswa terhadap model pembelajaran multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat baik/tinggi. Rata-rata persentase untuk rubrik isi 84%, rubrik teknis 89% dan rubrik penyajian 86% dari skor ideal. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memberikan tanggapan yang baik terhadap model yang dikembangkan sehingga dapat disimpulkan bahwa model MIA-PIZA memberikan motivasi yang baik pada perkuliahan pendahuluan fisika zat padat. Tanggapan dosen terhadap model pembelajaran multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat dijaring dengan angket tertutup yang terdiri 24 pernyataan yang terdiri dari 3 aspek yaitu aspek isi, aspek teknis dan aspek penyajian. Terdapat 2 orang dosen yang dimintai tanggapannya terhadap model MIA- PIZA. Persentase tanggapan dosen terhadap model pembelajaran multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat baik/tinggi. Rata-rata persentase untuk rubrik isi 94%, rubrik teknis 96% dan rubrik penyajian 95% dari skor ideal. Hal ini menunjukkan bahwa model MIA-PIZA memberikan alternatif dalam perkuliahan pendahuluan fisika zat padat dalam keterbatasan laboratorium fisika zat padat. Setelah dilakukan pembelajaran pada kedua kelompok dengan pendekatan yang berbeda, selanjutnya diberikan tes akhir untuk mengetahui penguasaan konsep mahasiswa terhadap materi yang disampaikan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa peningkatan penguasaan konsep kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan penguasaan konsep kelas kontrol, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran MIA-PIZA lebih efektif dalam meningkatkan penguasaan konsep dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini dilakukan. Peningkatan ini dapat dilihat dari nilai %N-gain yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu 74 yang termasuk kriteria tinggi, sementara untuk kelas kontrol diperoleh sebesar 47 yang termasuk kriteria sedang. Peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen ini tentu saja tidak lepas dari pengaruh model pembejaran MIA-PIZA dimana model ini terdiri dari presentasi dalam bentuk

K. Wiyono dkk. - Model Multimedia Interaktif Berbasis Gaya Belajar 81 teks, audio, grafik, animasi yang mampu mengadaptasi perbedaan gaya belajar mahasiswa yang menempuh mata kuliah pendahuluan fisika zat padat, sehingga mereka belajar dalam lingkungan yang menyenangkan. Visualisasi yang disajikan memungkinkan mahasiswa melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi dengan menghubungkan panca indera mereka dengan antusias sehingga informasi yang masuk ke bank memorinya lebih tahan lama dan mudah untuk dipanggil pada saat informasi tersebut digunakan. Pemrosesan informasi dalam pembentukan konsep akan mudah dipanggil apabila tersimpan dalam memori jangka panjang terutama dalam bentuk gambar (Matlin, 1994). Pada penilitian ini pokok bahasan pendahuluan fisika zat padat yang dikembangkan terdiri atas 5 pokok bahasan yaitu struktur kristal, difraksi sinar-x, ikatan dalam kristal, elektron bebas dan teori pita energi. Berdaraskan hasil analisis diperoleh bahwa %N-gain tertinggi pada kelas eksperimen terjadi pada pokok bahasan difraksi sinar-x sebesar 82 yang termasuk kategori tinggi dan terkecil pada pokok bahasan ikatan dalam kristal sebesar 71 juga termasuk kategori tinggi. Peningkatan ini terjadi karena pengaruh model MIA-PIZA yang memberikan penyajian materi yang menarik terutama pada pokok bahasan difraksi sinar-x yang dilengkapi dengan berbagai simulasi dan contoh-contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Difraksi sinar-x adalah pokok bahasan yang mendasari materi-materi yang lain, sedangkan pokok bahasan ikatan dalam kristal merupakan materi yang memerlukan berbagai pengetahuan dari pokok bahasan yang lainnya, sehingga wajar jika %N-gain difraksi sinar-x lebih besar daripada %N-gain ikatan dalam kristal. Sementara untuk kelas kontrol N-gain tertinggi terjadi pada pokok bahasan struktur kristal yaitu sebesar 0.59 yang termasuk kriteria sedang dan terendah terjadi pada pokok bahasan elektron bebas sebesar 0.34 yang termasuk kriteria sedang. Peningkatan yang terjadi pada pokok bahasan pada kelas eksperimen termasuk kategori tinggi, hal ini merupakan pengaruh dari pengunaan multimedia interaktif yang berbasis gaya belajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar sesuai dengan karakteristik gaya belajar masing-masing. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan mengatur serta mengolah informasi. Beberapa penelitian mengenai gaya belajar menunjukkan bahwa (1) beberapa pelajar mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda dengan yang lainnya, (2) beberapa pelajar belajar lebih efektif bila diajar dengan metode yang paling disukai, dan (3) prestasi pelajar berkaitan dengan bagaimana caranya belajar (Riding, 1998). Gaya belajar mempengaruhi efektivitas pelatihan, tidak peduli apakah pelatihan tersebut dilakukan secara tatap muka atau secara on-line (Surjono, 2006). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan gaya belajar dalam proses belajar mengajar. Gaya belajar sering diukur dengan menggunakan kuesioner atau tes psikometrik (McLoughlin, 1999). Peningkatan penguasaan konsep pada kelas eksperimen yang berbeda secara signifikan dengan kelas konvensional juga akibat pengaruh dari fungsi multimedia dalam pembelajaran adalah yaitu: (1) membantu mahasiswa dalam memahami konsep yang abstrak dan mikroskopis, menyederhanakan perhitungan yang rumit, dan mempercepat keberlangsungan proses belajar mengajar. Penyajian informasi atau keterampilan secara utuh dan lengkap, serta merancang lingkup informasi dan keterampilan secara sistematis sesuai dengan tingkat kemampuan dan alokasi waktu; (2) membantu mahasiswa dalam mengaktifkan fungsi psikologis dalam dirinya antara lain dalam pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian, memelihara keseimbangan mental, serta mendorong belajar mandiri (Arifin et al., 2003). Fungsi lain dari multimedia interaktif dalam dunia pendidikan adalah sebagai perangkat lunak (sofware) pembelajaran, yang memberikan fasilitas kepada mahasiswa untuk mempelajari suatu materi. Multimedia memiliki keistimewaan diantaranya adalah (1) interaktif dengan memberikan kemudahan umpan balik; (2) kebebasan menentukan topik pembelajaran; (3) kontrol yang sistematis dalam proses belajar (Munir, 2008). PENUTUP Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) karakteristik multimedia interaktif adaptif yang terdiri dari presentasi, teks, audio, simulasi, animasi dengan mengadaptasi gaya belajar mahasiswa dapat mempermudah mahasiswa dan dosen dalam mempelajari konsep-konsep pendahuluan fisika zat padat yang bersifat abstrak dan mikroskopis, (2) model multimedia interaktif adaptif pendahuluan fisika zat padat (MIA-PIZA) dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada tiap-tiap gaya belajar.

82 Peningkatan tertinggi terjadi pada gaya belajar visual yaitu dengan %N-gain sebesar 83,0 (kategori tinggi) dan terendah pada gaya belajar kinestetik sebesar 66,3 (ketegori sedang), (3) peningkatan penguasaan konsep pendahuluan fisika zat padat yang menggunakan model pembelajaran multimedia interaktif adaptif secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Rata-rata %N-gain penguasaan konsep kelas eksperimen 74 (kriteria tinggi) dan kelas kontrol 47 (kriteria sedang) yang menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktifadaptif lebih efektif daripada pembelajaran konvensional dalam meningkatkan penguasaan konsep. Dari hasil penelitian ini disarankan halhal sebagai berikut: (1) jika akan mengembangkan model multimedia interaktif, maka harus dapat mengadaptasi perbedaan individu sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis komputer, (2) model multimedia interaktif berbasis gaya belajar lebih sesuai dengan gaya belajar visual sehingga perlu memperhatikan mahasiswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik dan auditorial, (3) model multimedia interakfif cocok untuk materi fisika yang abstrak dan mikroskopis. DAFTAR PUSTAKA Arifin, M. et al.2003. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Damirci, N. 2007. A Study About Student Misconceptions In Force And Motion Concept By Incorporating A Web-Assisted Physics Program. The Turkish Online Journal of Educational Technology-TOJET, 4 (3): 40-48 Darmadi, I W. 2007. Model Pembelajaran Berbasis Web untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Mahasiswa Calon Guru Pada Materi Termodinamika. is tidak diterbitkan. Bandung: SPs UPI DePorter, B. dan Hernacki, M. 2006. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa (PT. Mizan Pustaka) Finkelstein, N.D. et al. 2006. HighTech Tools for Teaching Physics: The Physics Education Technology Project. MERLOT Journal of online Learning and Teaching, 2 (3): 110-121 James, W.B. & Blank, W.E. 1993. Review and critique of avalilable learning-style instrument for adult. In D. Flannery (Ed.), Applying cognitive learning styles (pp.47-58). San Francisco: Jossey-Bass Matlin. 1994. Cognition. New York: Mc Graw Hill McKagan, S.B. et al. 2007. Developing and Researching PhET simulations for Teaching Quantum Mechanics. Physics Education Research, 1(0709): 4503-4514 McLoughlin, C. 1999. The implications of reserach literature on learning styles for the design of instructional material. Paper presented at the Knowledge Transfer, London, UK Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: ALFABETA Riding, R., & Rayner, S. 1998. Cognitive styles and learning strategies. London: David Fulton Publisher Rose, C.1987. Accelerated Learning. New York: Bantam Dell Pub Group Rusman. 2009. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Setiawan, A. dkk. 2007. I n fl u e n c e o f H y p e r m e d i a I n s - truction Model on Magnetic Induction Topic to Comprehension of Physics Concept and Science Generic Skill of Physics Teachers. Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA, SPS UPI Bandung, 17 Oktober 2007 Surjono, H.D. 2006. Development and Evaluation of an adaptive Hypermedia System Based on Multiple Student Characteristics. Unpablised doctoral dissertation, southern Cross University, Lismore NSW Australia Wiendartun, dkk. 2007. The Effect of Multimedia Teaching and Learning on The Achievement of Physics Learning. Prosiding Seminar Internasional Pendidikan IPA, SPS UPI Bandung, 17 Oktober 2007. Wiyono, K. dkk. 2009. Model Pembelajaran Multimedia Interaktif Realtivitas Khusus untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 3 (1): 21-30