BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bertanggung jawab (Pasal 3, Undang-undang nomor 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum program keahlian teknik kendaraan ringan 1) menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin maju menuntut dunia pendidikan untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya manusia untuk meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan agar tidak ketinggalan. Kemajaun teknologi merupakan media yang bertujuan meingkatkan sumber daya manusia untuk mencapai pembangunan. Untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satunya adalah meningkatkan kualitas pendidikan melalui berbagai program pendidikan yang sistematis dan terarah, berdasarkan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bagian dari salah satu penentu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Untuk menciptakan pendidikan yang baik, dimana pendidikan yang baik menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional sebagai mana dimuat dalam UU NO. 20 tentang sisdiknas menyatakan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya pontesi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggunng jawab. Sejalan dengan pengertian diatas, tujuan sekolah menengah kejuruan (SMK) berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2006) adalah 1

2 menyiapkkan tamatan untuk : (a) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional dalam lingkup keahlian, (b) mampu memiliki karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, (c) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini dan masa akan datang, (d) serta menjadi warga Negara yang produktif, adiptif, dan kreatif. Berdasarkan tujuan di atas maka siswa SMK diharapkan mampu memasuki lapangan kerja yang baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di industri. Untuk membentuk minat atau ketetarikkan siswa terhadap suatu pembelajaran serta menumbuhkan rasa tertarik dan ingin tahu tentang suatu materi pembelajaran siswa diharapkan mau belajar terlebih dahulu. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di sekolah SMK Parulian 3 Medan, melalui guru bidang studi Sistem Rem bahwasanya hasil ujian siswa kelas XI SMK Parulian 3 Medan masih rendah dengan kategori dibawah nilai 75. Sementara nilai yang diharapkan pada mata pelajaran tersebut yaitu, nilai minimum 75 dan diatas 75 adalah nilai maksimun. Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Siswa Tahun Ajaran 2012/2013 Kelas Kelas XI TKR I Kelas XI TKR II Kelas XI TKR III Siswa yang sudah memenuhi KKM (48,57%) 13 Orang (46,42%) (46,87%) Siswa yang belum memenuhi KKM 18 Orang (51, 43%) (53,57 %) (53,12%) Jumlah Siswa 35 Orang 28 Orang 32 Orang

3 Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Siswa Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas Kelas XI TKR I Kelas XI TKR II Kelas XI TKR III Siswa yang sudah memenuhi KKM 13 Orang (46, 43%) (45,46%) 13 Orang (43,34%) Siswa yang belum memenuhi KKM (53,57%) 18 Orang (54,44 %) (56,66%) Jumlah Siswa 28 Orang 33 Orang 30 Orang Tabel 1.3 Data Hasil Belajar Siswa Tahun Ajaran 2014/2015 Kelas Siswa yang sudah memenuhi KKM Siswa yang belum memenuhi KKM (56,67%) (58,62 %) 16 Orang (51,61%) Jumlah Siswa Kelas XI TKR I 13 Orang (43,34%) 30 Orang Kelas XI TKR II 12 Orang (41,37%) 29 Orang Kelas XI TKR III (48,38%) 31 Orang Sumber : Daftar nilai Mata Pelajaran Sistem Rem SMK Parulian 3 Medan Selama ini rendahnya hasil belajar Sistem Rem karena siswa kurang tertarik dalam proses pembelajaran yang disampaikan guru. Guru menyampaikan pembelajaran mengunakan media cetak (buku) dalam pembelajaran. Dan kelemahan dari media cetak (buku) adalah sifatnya masih sangat monoton dan membosankan karena tidak adanya variasi dalam belajar yaitu metode ceramah, mendengar dan mencatat yang membuat proses pembelajaran tidak kreatif dan membosankan. Dari hasil diatas, perlunya ada peran orang tua, guru dan siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan agar hasil belajar semakin baik.semakin luas pengetahuan terhadap pembelajaran disekolah maka semakin

4 besar peluang untuk berprestasi. Sebaliknya jika tingkat kecerdasan dan pengetahuan rendah maka semakin kecil untuk berprestasi. Meskipun peran guru, orang tua dan siswa sangat besar, namun perlu kita ketahui faktor- faktor lain yang juga sangat berpengaruh agar meningkatkan hasil belajar. Salah faktor yang sangat mempengaruhi adalah minat dan pendekatan pembelajaran Dengan kata lain prestasi belajar siswa sangat ditentukan oleh cara mengajar guru yang kreatif dan menciptakan kebiasaan belajar yang efektif pada siswa. Dengan adanya motivasi dan minat siswa diharapkan mempunyai kemauannya sendiri untuk mengatasi kesulitan belajar yang dihadapinya. Menurut (Slameto 2010 : 54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah: (1) Faktor-faktor Internal, jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), kelelahan; (2) Faktor-faktor Eksternal, keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul,bentuk kehidupan masyarakat). Hasil belajar siswa merupakan masalah, sehingga perlu dicari solusi. Dalam mencapai tujuan tersebut sangat dibutuhkan model pembelajaran yang diantaranya agar dapat menciptakan kondisi kelas yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Oleh karena itu, dalam kompetensi sistem rem perlu

5 digunakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasinya serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari dengan terlinbat aktif mengalami sendiri dengan mendengar, membaca, melihat, bertanya dan bekerja selama pembelajran berlangsung sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan optimal. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Model pembelajaran kooperatif tidak menerapkan sistem kompetensi dimana keberhasilan individu siswa diorientasikan dengan kegagalan siswa lain, tetapi dalam kooperatif keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok. Model pembelajaran kooperatif akan memotivasi siswa untuk belajra dengan baik, siap dalam pekerjaannya, penuh perhatian selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memencahkan masalah dan berpikir kritis. Jadi siswa yang ingin memecahkan suatu masalah dapat bertanya pada temannya tanpa rasa malu bertanya langsung pada guru. Dengan demikian pembelajaran kooperatif memiliki beberapa kelebihan. Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi. Sallah satu diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together. Dalam model ini, pembelajaran dilakukan dengan cara mengelompokan peserta didik yang berbeda tingkatan kemampuan dalam satu kelompok. Masingmasing kelompok diberikan tugas atau proyek yang harus diselesaikan secara

6 bersama-sama. Masing-masing anggota kelompok menyelesaikan bagian tugas atau proyek sesuai minat dan kemampuannya. Peserta didik diberikan kesempatan maksimal untuk menunjukan kemampuan terbaiknya dalam mengerjakan tugas atau proyek. Masing-masing kelompok diberikan tanggungjawab untuk mengumpulkan materi dan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau proyeknya. Penilaian akhir berdasarkan kualitas kerja kelompok, dan peserta didik dalam kelompok memperoleh nilai yang sama. Kelompok harus berusaha agar semua anggota kelompok memberikan kontribusi pada kesuksesan kelompoknya. Jadi, belajar bersama (learning together) merupakan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dengan kelompok heterogen yang beranggotan empat atau lima orang dalam menangani suatu tugas. (Suyatno, 2009 ;105). Dengan model pembelajaran ini membuat kondisi kelas tidak monoton dan tidak hanya terfokus hanya pada guru sebagai pusat pembelajaran. Jika kondisi kelas menyenangkan maka siswa merasa tertarik dan tertantang jika diberikan tugas secara berkelompok dan menimbulkan kemandiran dalam belajar. Berdasarkan urain diatas, peneliti tetarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Together Terhadap Hasil Belajar Sistem Rem Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Parulian 3 Medan Tahun Ajaran 2015/2016

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka masalahmasalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Kesempatan siswa untuk berdiskusi belum ada 2. Kurangnya ketertarikan dan minat siswa dalam belajar sistem rem. 3. Proses pembelajaran masih monoton 4. Proses pembelajaran tidak menggunakan model kooperatif 5. Tidak adanya variasi dalam proses pembelajaran 6. Masih rendah motivasi belajar siswa 7. Model pembelajaran masih mononton 8. Hasil belajar masih dibawah KKM 9. Sumber belajar yang digunakan siswa hanya catatan yang diberikan guru saat pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Dari uraian latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta keterbatasan penulis dalam kemampuan, waktu dan dana, maka yang terjadi batasan masalah adalah penelitian dibatasi pada Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Together Terhadap Hasil Belajar Sistem Rem Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Parulian 3 Medan Tahun Ajaran 2015/16.

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Together Terhadap Hasil Belajar Sistem Rem Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Parulian 3 Medan Tahun Ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Learning Together Terhadap Hasil Belajar Sistem Rem Pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Parulian 3 Medan Tahun Ajaran 2015/16 F. Manfaat Penelitian Melalui pelaksanaan peneletian ini, maka diharapkan akan diperoleh manfaat, antara lain : 1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan khususnya tentang teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif learing together terhadap hasil belajar sistem rem. b. Memperluas wawasan penelitian akan hakekat mengajar yang efektif dan efesien.

9 2. Manfaat Praktis a. Sebagai informasi bagi guru SMK, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif learning together dalam meningkat hasil belajar sistem rem. b. Sebagai bahan masukan bagi guru SMK untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran sistem rem.