I. PENDAHULUAN. Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik pada saat ini menjadi topik pembicaraan yang tiada

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

Kondisi Pelayanan Perizinan Sebelum. Presentasi Seminar ICT For Good Governance Jakarta 6 Desember 2011 Sistem Kepuasan Konsumen BPPT Bandung

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempertegas teori-teori yang telah ada mengenai pelayanan publik.

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA BANDA ACEH PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 27 TAHUN 2014

1. BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Sistem Kepuasan Konsumen Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bandung

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 64 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 21 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 333 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ruang lingkup pelayanan publik meliputi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi berdiri dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN WALIKOTA MAGELANG NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 97 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

Grafik Realisasi Investasi Kota Cilegon Tahun 2017

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. bersifat jasa. Karena di suatu usaha atau negara atau kegiatan tidak bisa terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk

2. Persyaratan pelayanan

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN PELALAWAN (REVISI) TAHUN

PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ILIR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI ROTE NDAO PERATURAN BUPATI ROTE NDAO NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2013

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

N O M O R T A H U N S T A N D A R O P E R A S I O N A L P R O S E D U R PELAYANAN PERIZINAN T E R P A D U

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PUBLIKASI STANDAR PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kualitas pelayanan perizinan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk pelayanan barang publik maupun

: BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA SAMARINDA : IZIN REKLAME PERMANEN (TETAP) / IZIN REKLAME (TIDAK TETAP)

: BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA SAMARINDA

DAFTAR ISI. ABSTRAK..iv. KATA PENGANTAR. v. DAFTAR ISI..ix. DAFTAR TABEL.xiii. DAFTAR GAMBAR...xvi. 1.1 Latar Belakang Masalah...1

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PENERIMAAN RETRIBUSI DAN LAIN LAIN PAD DI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2017

PELAYANAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DI BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU (BP2T) KOTA PONTIANAK

GUBERNUR SUMATERA UTARA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

: BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA SAMARINDA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 14 Tahun : 2010 Seri : E

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

: BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA SAMARINDA : SURAT IZIN USAHA PENYELENGGARAAN INFORMASI DAN PROMOSI (SIUPIP)

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 11 Tahun 2015 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

: BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA SAMARINDA : SURAT IZIN USAHA JASA KONTRUKSI (SIUJK)

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dan

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

: BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA SAMARINDA

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BAB II GAMBARAN BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU UNTUK MEMPERKUAT PEMBANGUNAN DAERAH KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA

WALIKOTA BANDUNG WALIKOTA BANDUNG,

KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum... 1

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN USAHA HOTEL PADA

Luas Wilayah Ha / 127,78 km² (2,18% dari luas Bali) Terdiri dari 4 Kecamatan, 27 Desa dan 16 Kelurahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/26/M.PAN/2/2004 TENTANG

2 Ruang lingkup Penyelenggara Pelayanan Publik merupakan salah satu aspek penting yang perlu dijabarkan agar tidak menimbulkan kerancuan dalam penerap

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

WALIKOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Konsepsi Review Permen 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN GEDUNG

RENCANA STRATEGIS BADAN PELAYANAN PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia saat ini

BUPATI SINJAI BUPATI SINJAI,

KATA PENGANTAR. Plt. Kepala Pusat PVTPP. Dr.Ir.Agung Hendriadi, M.Eng. NIP

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. kepada masyarakat, karena pada hakekatnya pemerintah adalah public service

PADA KECAMATAN : TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

KATA PENGANTAR. Bandung, 2013 KEPALA BPPT KOTABANDUNG. Drs. H. DANDAN RIZA WARDANA, M.Si PEMBINA TK. I NIP

BAB I PENDAHULUAN. Rancangan Rencana Kerja (Renja) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Sesuai dengan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) IZIN TRAYEK PADA

PERATURAN BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan suatu kewajiban aparatur negara untuk melayani masyarakat. Hal tersebut senada dengan Surjadi (2012:7), bahwa pelayanan publik merupakan upaya negara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak sipil setiap warga negara atas barang, jasa, dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pada dasarnya, pelayanan publik mencakup tiga aspek, yaitu pelayanan barang, jasa, dan administratif. Wujud pelayanan administratif adalah layanan berbagai perizinan, baik yang bersifat non perizinan maupun perizinan. Pelayanan publik dalam penyediaan pelayanan perizinan saat ini sudah tidak asing lagi jika petugas birokrasi sering kali memberikan prosedur yang sangat rumit, jika mekanisme proses pembuatan perizinan yang rumit terus menerus berjalan menjadikan masyarakat mengabaikan untuk mengurus perizinan. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia menginstruksikan kepada seluruh kepala daerah untuk menerapkan pola pelayanan perizinan terpadu satu pintu melalui Peraturan Menteri Dalam

2 Negeri nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perizinan Terpadu Satu Pintu. Pelayanan Terpadu Satu Pintu memiliki tugas melaksanakan koordinasi penyelenggaraan serta pelayanan administrasi dibidang perizinan dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi dan keamanan. Penerapan sistem pelayanan perizinan terpadu satu pintu telah diterapkan diberbagai daerah di Indonesia, seperti contoh beberapa daerah yaitu Kabupaten Sidorejo yang menerapkan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan menunjukkan pelaksanaan pelayanan Izin Mendirikan Bangunan sudah berjalan dengan baik walaupun masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam upaya optimalisasi kualitas pelayanan publik, seperti SDM dan sarana prasarana. Kabupaten Lombok Tengah juga menerapkan pola pelayanan perizinan pada Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu namun untuk pelaksanaan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) belum berjalan efektif dilihat dari faktor akuntabilitas, responsifitas, efisiensi dan fasilitas fisik. Ada juga Kota Samarinda dengan pelaksanaan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) pada Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu memiliki standar pelayanan yang belum maksimal dilihat dari waktu penyelesaian serta sarana dan prasarana pendukung.

3 Pelayanan publik bidang perizinan di Kota Metro dilaksanakan oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah No 7 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Metro. Jenis pelayanan perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro sangat beragam, pelayanan perizinan yang dilayani sebagai berikut: Tabel 1. Jenis Pelayanan Perizinan dan Dasar Hukum Pelayanan Perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro NO. JENIS PERIZINAN DASAR HUKUM 1 2 3 1. Izin Penyelenggaraan Reklame Perda Kota Metro Nomor 02 Tahun 2000 tentang Pajak Reklame 2. Izin Mendirikan Bangunan Perda Kota Metro Nomor 05 Tahun 2012 tentang Perizinan Tertentu 3. Izin Pengolahan Limbah Cair Perda Kota Metro Nomor 05 Tahun 2012 tentang Perizinan Tertentu 4. Izin Gangguan/HO Perda Kota Metro Nomor 05 Tahun 2012 tentang Perizinan Tertentu 5. Izin Trayek Perda Kota Metro Nomor 05 Tahun 2012 tentang Perizinan Tertentu 6. Izin Usaha Kepariwisataan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor : 07 Tahun 2006 Tentang Retribusi Izin Usaha Kepariwisataan 7. Izin Penyelenggaraan Kursus Peraturan Walikota Metro Nomor 17 Tahun 2011 tentang Izin Penyelenggaraan Lembaga Kursus dan Pelatihan 8. Izin Penyelenggaraan Lembaga Pelatihan kerja Peraturan Walikota Metro Nomor : 18 Tahun 2011

4 1 2 3 10. Izin Tanda Daftar Industri Peraturan Walikota Metro Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Izin Tanda Daftar Industri 11. Izin Usaha Industri Peraturan Walikota Metro Nomor 03 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Industri 12. Izin Usaha Perdagangan Peraturan Walikota Metro Nomor 06 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Perdagangan 13. Izin Tempat Penampungan Terdaftar Kayu Olahan Peraturan Walikota Metro Nomor 06 Tahun 2012 Tentang Izin Tempat Penampungan Terdaftar Kayu Olahan 14. Izin Tanda Daftar Perusahaan Peraturan Walikota Metro Nomor 05 Tahun 2011 Tentang Izin Tanda Daftar Perusahaan 15. Izin Penyelenggaraan Lembaga Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta 16. Izin Layak Sehat Pada Tempat Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Tenpat-Tempat Umum Peraturan Walikota Metro Nomor 04 Tahun 2011 Tentang Izin Penyelenggaraan Lembaga Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta Peraturan Walikota Metro Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Izin Layak Sehat Pada Tempat Pengelolaan Makanan, Minuman, dan Tenpat-Tempat Umum 17. Izin Usaha Jasa Konstruksi Peraturan Walikota Metro Nomor 39 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Kontruksi 18. Izin Penyelenggaraan PAUD Peraturan Walikota Metro Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Izin Penyelenggaraan PAUD 19. Izin Pemondokan Peraturan Walikota Metro Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Izin Pemondokan 20. Izin Usaha Angkutan Peraturan Walikota Metro Nomor 08 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Angkutan 21. Izin Pengolahan Air Tanah Peraturan Walikota Metro Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Izin Pengelolaan Air Tanah 22. Izin Mendirikan SPBU Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Izin Pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

5 1 2 3 23. Izin Pendirian Depot Lokal Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Izin Pendirian Depot Lokal 24. Izin Pengendalian Menara Peraturan Walikota Metro Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Izin Pengendalian Menara Sumber: Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro tahun 2015 (Data Diolah) Pada tahun 2014 lalu, dari 24 jenis pelayanan perizinan pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro tersebut, telah terealisasi sebanyak 4.644. Laporan realisasi pelayanan perizinan pada periode 2014 sebagai berikut: Tabel 2. Jenis Pelayanan Perizinan dan Jumlah pelayanan perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro periode 2014 NO. JENIS PELAYANAN JUMLAH BERKAS 1 2 3 1. Izin Penyelenggaraan Reklame 167 2. Izin Mendirikan Bangunan 912 3. Izin Pengelolaan Limbah Cair 7 4. Izin Gangguan/Ho 914 5. Izin Trayek 29 6. Izin Usaha Kepariwisataan 8 7. Izin Penyelenggaraan Kursus 7 8. Izin Tanda Daftar Perusahaaan 911 9. Izin penataan dan Pembinaan 67 Pergudangan 10. Izin Tanda Daftar Industri 34 11. Izin Usaha Industri 2 12. Izin Usaha Perdagangan 969 13. Izin Tempat Penampungan Kayu 2 Olahan 14. Izin Penyelenggaraan Lembaga 6 Pelatihan Kerja 15. Izin Penyelenggaraan Lembaga 19 Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta 16. Izin Sertifikasi Laik Sehat Pada Tempat Pengelolaan Makanan, Miniuman, dan Tempat Umum 62

6 1 2 3 17. Izin Usaha Jasa Konstruksi 86 18. Izin Penyelenggaraan PAUD 5 19. Izin Pemondokan 1 20. Izin Usaha Angkutan 411 21. Izin Pengelolaan Air Tanah 24 22. Izin Pendirian SPBU - 23. Izin Pendirian Depot Lokal 1 24. Izin Pengendalian Menara - JUMLAH 4.644 Sumber: Pusat Data Elektronik Kota Metro (Data Diolah) Dari 24 jenis perizinan tersebut target dan realisasi pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Metro dari sektor perizinan adalah sebagai berikut: Tabel 3. Target dan Realisasi Penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Metro Dari Sektor Pelayanan Perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro periode 2014 NO. JENIS PELAYANAN TARGET REALISASI 1 2 3 4 1. Pajak Reklame 300.000.000 333.848.371 2. Retribusi IMB 600.000.000 1.681.445.582 3. Retribusi Izin Pembuangan - - Limbah Cair 4. Retribusi Izin Gangguan/Ho 300.000.000 501.819.752 5. Retribusi Izin Trayek 10.000000 3.900.000 6. Izin Usaha Kepariwisataan - - 7. Izin Penyelenggaraan Kursus - - 8. Wajib Daftar Perusahaaan - - 9. Tanda Daftar Pergudangan - - 10. Izin Tanda Daftar Industri - - 11. Izin Usaha Industri - - 12. Izin Usaha Perdagangan - - 13. Izin Penumpuka Kayu - - 14. Izin Penyelenggaraan - - Lembaga Pelatihan Kerja 15. Izin Penyelenggaraan - - Lembaga Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta 16. Izin Sertifikasi Laik Sehat - - 17. Izin Usaha Jasa Konstruksi - - 18. Izin Penyelenggaraan PAUD - - 19. Izin Pemondokan - - 20. Izin Usaha Angkutan - -

7 1 2 3 4 21. Izin Pengelolaan Air Tanah - - 22. Izin Pendirian SPBU - - 23. Izin Pendirian Depot Lokal - - 24. Izin Pengendalian Menara - - JUMLAH 1.210.000.000 2.521.013.705 Sumber: Pusat Data Elektronik Kota Metro (Data Diolah) Berdasarkan tabel jumlah berkas permohonan dan tabel target realisasi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Metro dari sektor pelayanan perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro periode 2014 tersebut, terlihat bahwa dari semua jenis permohonan perizinan terbanyak dari sektor Izin Usaha Perdagangan (IUP) sebanyak 969 berkas, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebanyak 912 berkas, dan Izin Tanda Daftar Perdagangan sebanyak 911 berkas. Dari 24 jenis perizinan terdapat 4 sektor pelayanan perizinan yang dipungut retribusi, yaitu retribusi reklame, retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Gangguan/HO dan Izin Trayek. Penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Metro dari retribusi pelayanan perizinan terbesar dari sektor retribusi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sebesar Rp. 1.681.445.582, dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Metro dari sektor pelayanan perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro periode 2014 sebesar Rp. 2.521.013.705, sehingga penulis memfokuskan penelitian pada pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

8 Pada tahun 2011 Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro menduduki peringkat ke 60 dari 60 pemerintah kota di indonesia terkait survei indeks integritas nasional pelayanan publik oleh KPK dengan indikator penilaian antara lain lingkungan kerja, sistem administrasi, perilaku individu dan pencegahan korupsi. Sehingga pada tahun 2012 Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro melakukan perubahan pendekatan dan penerapan berbagai inovasi serta kebijakan baru dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan seperti melarang gratifikasi dalam bentuk apa pun dalam pemberian layanan publik dengan menerapkan no cash payment dengan menyediakan Loket Bank Lampung di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sehingga pemohon langsung membayarkan retribusi ke pihak bank untuk mencegah praktek percaloan, pembenahan fasilitas dan suasana lingkungan layanan publik agar lebih nyaman. Penyederhanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan perizinan, keterbukaan informasi terkait pelayanan perizinan baik melalui bagan alur ditempat layanan dan melalui media cetak maupun media elektronik, penertiban dan penataan data pemberian pelayanan publik, evaluasi terhadap aplikasi pelayanan publik dengan adanya survey indeks kepuasan pelanggan, pemantapan teknologi informasi berupa website sistem pelayanan, pemberian edukasi antikorupsi yang intensif terhadap aparatur dan masyarakat, serta sosialisasi antikorupsi melalui spanduk, stiker, dan media publik.

9 Perubahan pendekatan dan penerapan berbagai inovasi serta kebijakan baru dalam rangka peningkatkan kualitas pelayanan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro dalam pelaksanaannya masih belum mampu mewujudkan pelayanan publik yang baik, pelayanan perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro masih tergolong lambat, tindakan pegawai dalam melayani pemohon masih kurang baik, cara penyampaian informasi kepada pemohon masih kurang jelas, kemampuan pegawai dalam pengoperasian komputer dan sistem pelayanan masih kurang handal. Sejak pergantian pemimpin pada Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro Oktober 2013 lalu, belum ada perubahan dan pembaharuan manajemen pelayanan perizinan. Padahal menurut Sutedi (2011;29) bahwa untuk meningkatkan optimalisasi pelayanan publik harus ada perubahan dan pembaharuan manajemen pelayanan publik. Sehingga dengan tidak adanya perubahan dan pembaharuan manajemen pelayanan publik telah mengakibatkan pelayanan yang kurang baik berlangsung secara terus menerus. Seperti waktu penyelesaian berkas yang selalu melampaui Standar Operasional Prosedur (SOP), namun Kepala Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro masih merasa pola lama yang diterapkan ini merupakan pola pelayanan terbaik yang dapat dilakukan, sehingga sampai saat ini belum ada perubahan dan pembaharuan manajemen pelayanan perizinan di Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro.

10 Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro melakukan penyebaran informasi pelayanan kepada masyarakat tentang mudahnya mengurus perizinan di Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro, berupa publikasi informasi perizinan melalui website namun tidak maksimal karena informasi yang disajikan tidak lengkap, penyebaran informasi melalui televisi dan radio lokal tidak efektif, sosialisasi secara langsung hanya diikuti oleh aparat-aparat pemerintahan dari kecamatan, kelurahan, RT, RW dan tidak sampai ke lapisan masyarakat, serta sosialisasi perizinan melalui spanduk, brosur leaflet dan pamflet juga tidak efektif. Pelaksanaan pelayanan publik di Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro belum mampu menurunkan tingginya keluhan masyarakat, seperti keluhan pemberian layanan yang kurang memuaskan, pelayanan yang lambat, persyaratan yang rumit, tindak lanjut berkas permohonan maupun pengaduan yang lama, waktu penyelesaian berkas yang tidak tentu, serta mahalnya biaya kepengurusan perizinan. Persoalan lain yang masih menjadi sorotan saat ini bahwa pelayanan perizinan identik dengan pelayanan yang belum memuaskan karena terbentur dengan permainan dana tambahan. Pelayanan pada Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro telah menerapkan pembayaran melalui loket Bank Lampung dan juga melakukan pemasangan CCTV diseluruh bagian kantor agar segala tindakan

11 pegawainya dapat terkontrol oleh Kepala Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro. Dengan kuatnya kontrol dari pemerintah khususnya di Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro tersebut, dana tambahan maupun pungutan liar memiliki sedikit celah untuk ditemukan di Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro, namun masyarakat masih mengeluarkan dana diluar biaya retribusi yang telah ditetapkan dalam kepengurusan permohonan perizinan IMB untuk mengurus persyaratan yang dibutuhkan. Hal itu dilakukan karena kerumitan birokrasi dengan mata rantai yang panjang untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan dalam persyaratan pengajuan IMB sebagai pelicin untuk mempermudah maupun mempercepat proses. Dengan demikian Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro belum dapat menciptakan pelayanan publik yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengadakan penelitian mengenai Pelayanan Publik Bidang Perizinan pada Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro, studi pada Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

12 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas maka rumusan masalah yang ada adalah Bagaimana Pelayanan Publik Bidang Perizinan pada Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro, studi pada Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)? C. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui Pelayanan Publik Bidang Perizinan pada Kantor Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Metro, studi pada Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Praktis Bagi instansi terkait, hasil penelitian ini diharapkan menjadi evaluasi terhadap penerapan layanan perizinan terpadu satu pintu dalam mewujudkan pelayanan publik yang prima. 2. Secara Akademis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan bidang ilmu Manajemen Pemerintahan, khususnya kajian tentang pelayanan perizinan terpadu satu pintu.