konsentrasi awal optimum abu dasar -Co optimum=50 mg/l - qe= 4,11 mg/g - q%= 82% zeolit -Co optimum=50 mg/l - qe= 4,5 mg/g - q%= 90% Hubungan konsentrasi awal (mg/l) dengan qe (mg/g). Co=5-100mg/L. Kondisi proses: m.adsorben= 0,5gr; ph 6.5; T (25 C); t kontak abu= 720 menit;t kontak zeolit= 240menit; volume 50ml
ph larutan optimum Sampel 2 (derajat) Pengotor x=0,1 32,87; 33,27 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,2 32,83; 33,22 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,3 32,83; 33,21 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,4 32,83; 33,24 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,5 32,78; 33,21 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 Hubungan ph larutan dengan qe (mg/g). Kondisi proses: massa adsorben abu dan zeolit= 0,5gr; C larutan= 10mg/L; t kontak abu 720 menit; t kontak zeolit 240 menit; suhu ruang (25 C); volume 50ml abu dasar -ph optimum= 6 - qe= 0,9368 mg/g - q%= 93,68% zeolit -ph optimum= 5 - qe= 0,8815 mg/g - q%= 88,15% Diagram sifat ammonia (NH 3 ) dalam air pada suhu 25 C (Widiastuti, 2009) pada ph 5-7 dimana ion ammonium (NH 4+ ) lebih dominan dapat berperan sebagai ion penukar dari kation zeolit. Sebagai hasilnya efisiensi removal ammonium dengan zeolit lebih tinggi
Pengaruh suhu Hubungan konsentrasi (mg/l) dengan qe (mg/l) pada T= 25, 35, 45 0 C. Kondisi proses: massa adsorben abu dasar= 0,5gr; Co= 10-50 mg/l; t kontak abu 720 menit; ph 6,5; volume 50ml Sampel 2 (derajat) Pengotor x=0,1 32,87; 33,27 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,2 32,83; 33,22 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,3 32,83; 33,21 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,4 32,83; 33,24 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,5 32,78; 33,21 La(OH)3, LaCu2O4, Co3O4 Hubungan konsentrasi (mg/l) dengan qe (mg/l) pada T= 25, 35, 45 0 C. Kondisi proses: massa adsorben zeolit= 0,5gr; Co= 10-50 mg/l; t kontak zeolit 240 menit; ph 6,5; volume 50ml. Efisiensi penghilangan ion ammonium (NH 4+ ) meningkat dengan naiknya suhu, dimana suhu tersebut dibawah suhu ruang (25 C) sedangkan efisiensi penghilangan ammonium menurun seiring dengan meningkatnya suhu saat suhu tersebut melebihi suhu ruang. Hal ini disebabkan oleh adanya adsorpsi kimia saat proses adsorpsi berlangsung. Ada kecenderungan ion ammonium terdesorpsi dari fase padat ke fase bulk saat suhu dalam larutan meningkat
Kinetika Adsorpsi Orde satu semu Orde dua semu Sampel 2 (derajat) Pengotor x=0,1 32,91 ;33,37 La(OH)3, La2O3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,2 32,87 ;33,29 La2O3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,3 32,87 ;33,26 La2O3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,4 32,88 ;33,29 La(OH)3, La2O3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,5 32,85 ;33,29 La(OH)3, La2O3, LaCu2O4, Co3O4 Difusi intra partikel
Kinetika Adsorpsi Elovich Bangham Sampel 2 (derajat) Pengotor x=0,1 32,91 ;33,37 La(OH)3, La2O3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,2 32,87 ;33,29 La2O3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,3 32,87 ;33,26 La2O3, LaCu2O4, Co3O4 x=0,4 32,88 ;33,29 La(OH)3, La2O3, LaCu2O4, Co3O4 Gambar grafik tersebut menunjukkan bahwa kinetika adsorpsi ion ammonium (NH 4+ ) menggunakan adsorben abu dasar dan zeolit A mengikuti x=0,5 32,85 tren ;33,29 model La(OH)3, orde La2O3, LaCu2O4, dua Co3O4 semu. Zeolit A yang mengikut kinetika orde dua semu menandakan penyerapan yang terjadi secara kimia.
Tabel Parameter Kinetika Model Kinetika Parameter Orde satu semu Adsorben k f (min -1 ) q e (mg/g) R 2 Abu dasar 0.001 0.1311 0.449 Zeolit A 0.0004 0.0992 0.049 Orde dua semu Adsorben h (mg/g min) q e (mg/g) R 2 Abu dasar 0.04227 0,5213 0,998 Zeolit A 0.12622 0,6175 0.998 Bangham Adsorben k o (ml/(g/l)) R 2 Abu dasar 2.72433 0.152 0.888 Zeolit A 1.32192 0.118 0.547 Elovich Adsorben R 2 Abu dasar 2.6207 20.8333 0.885 Zeolit A 757.087 23.8095 0.549 Difusi intra partikel Adsorben k id C R 2 Abu dasar 0.006 0.342 0.763 Zeolit A 0.004 0.564 0.316
IsothermAdsorpsi Langmuir Freundlich Tempkin
Tabel Parameter isotherm Model isotherm Langmuir Parameter Adsorben Suhu K R2 suhu ruang -1.8012 0.001 abu dasar 25-0.0341 0.707 35-0.0833 0.859 45-0.1041 0.997 suhu ruang 4.5153 0.904 zeolit 25-0.835 0.674 35-0.33 0.327 45-0.3442 0.462 Freundlich Adsorben suhu K 1/n R2 suhu ruang 0.2382 0.894 0.337 abu dasar 25 0.0023 3.469 0.94 35 0.0223 3.827 0.938 45 0.0311 3.266 0.969 suhu ruang 0.9162 0.543 0.547 zeolit 25 0.2312 1.751 0.944 35 0.0959 2.362 0.719 45 0.1093 2.195 0.835 Tempkin Adsorben suhu K B R2 suhu ruang 0.6155 1.465 0.59 abu dasar 25 0.2143 6.029 0.97 35 0.4243 7.692 0.839 45 0.4107 6.346 0.822 suhu ruang 21.064 1.169 0.683 zeolit 25 0.5647 3.624 0.896 35 0.4327 5.374 0.904 45 0.44 4.774 0.952
Tabel Parameter Termodinamik Adsorbe nt T (K) ΔH (KJ/ mol) ΔS (KJ/ mol) ΔG (KJ/ mol) Abu dasar 298 13884.38 1338.879-385101.56 308 2124.022-619074.18 318 2204.543-643069.43 Zeolit 298 9951.858 1415.684-411921.97 308 2075.462-608535.82 318 2034.086-596205.77
Kesimpulan. a) Adsorben zeolit A yang disintesis dari abu dasar memiliki kapasitas adsorpsi (qe) terhadap limbah ammonium hingga 90% dengan konsentrasi awal larutan NH 4+ 50 mg/l pada ph 6.5 selama 240 menit. b) Adsorben abu dasar mampu mengadsorp limbah ammonium hingga 93,68% dengan konsentrasi NH 4+ 10 mg/l pada ph 6 selama 720 menit. c) Pada penentuan ph optimum diperoleh kondisi optimum penyerapan yaitu ph 5 untuk zeolit A dan ph 6 untuk abu dasar. d) kinetika adsorpsi limbah ammonium pada zeolit A dan abu dasar mengikuti model orde dua semu. e) Adsorpsi isothermnya mengindikasikan bahwa model Freundlich lebih baik dan banyak diikuti. f) Untuk zeolit A pada suhu ruang dengan Co 5-100 mg/l mengikuti isotherm model Langmuir g) Untuk parameter termodinamika, harga negatif pada nilai energi bebas Gibbs ( G o ) menunjukan bahwa proses adsorpsi berjalan spontan.