LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL BALIKPAPAN, 19 JUNI 2013

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Pilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Yose Rizal Damuri

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

4. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Badan Kerjasama Regional yang Diikuti Negara Indonesia

BAB 4 PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

PENDAHULUAN Latar Belakang

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

Dr Erwidodo Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Pertanian. Workshop Pra-Konferensi PERHEPI Bogor, 27 Agustus 2014

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

PROTOCOL TO IMPLEMENT THE SIXTH PACKAGE OF COMMITMENTS UNDER THE ASEAN FRAMEWORK AGREEMENT ON SERVICES

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL KENDARI, 30 MEI 2013

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

: Institute Of Southeast Asian Studies

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan resiprokal antara dua mitra dagang atau lebih. RTA mencakup

There are no translations available.

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup kegiatan ekonominya. Globalisasi menuntut akan adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

Sambutan oleh: Ibu Shinta Widjaja Kamdani Ketua Komite Tetap Kerjasama Perdagangan Internasional Kadin Indonesia

ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wealth of Nation (Halwani & Tjiptoherijanto, 1993). Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Phone/Fax:

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

Poppy Ismalina, M.Ec.Dev., Ph.D., Konsultan ILO

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS

PERKEMBANGAN PROFESI AKUNTANSI & ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 PUSAT PEMBINAAN AKUNTAN DAN JASA PENILAI KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?

I. PENDAHULUAN. Globalisasi menimbulkan persaingan antarbangsa yang semakin. tajam terutama dalam bidang ekonomi serta bidang i1mu pengetahuan dan

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penguatan Kemampuan Perundingan Pejabat Pemerintah Dalam Perdagangan Sektor Jasa

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip umum perdagangan bebas adalah menyingkirkan hambatan-hambatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

I. PENDAHULUAN. bagaimana keluar dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, sementara itu

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara, Uni Eropa (UE) di Eropa dan NAFTA di Amerika Utara

Analisis Pengembangan Ekspor Jasa Ritel Dalam ASEAN Framework Agreement in Services/AFAS (Suatu Upaya Pemanfaatan Peluang) Oleh Muhammad Fawaiq

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis finansial yang menimpa kawasan Asia Timur pada tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi

I. PENDAHULUAN. menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

ABSTRAK. Kata kunci : WTO (World Trade Organization), Kebijakan Pertanian Indonesia, Kemudahan akses pasar, Liberalisasi, Rezim internasional.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang tentunya tidak akan dan tidak dapat mengasingkan diri

PERDAGANGAN INTERNASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

MEMANFAATKAN KERJASAMA PARIWISATA ASEAN UNTUK MENDORONG INDUSTRI PARIWISATA INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

Ekspor Nonmigas 2010 Mencapai Rekor Tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

PEMBERDAYAAN KONSUMEN DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASIA: TANTANGAN DAN PELUANG. Ganef Judawati - Direktur Pemberdayaan Konsumen Kementerian Perdagangan

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

Transkripsi:

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL BALIKPAPAN, 19 JUNI 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan oleh Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Balikpapan, pada tanggal 19 Juni di Hotel Menara Bahtera. Sosialisasi tersebut dihadiri oleh sekira 100 peserta yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, pelaku usaha, asosiasi, dan akademisi yang berada di kota Balikpapan. Dalam kegiatan sosialisasi tersebut dipaparkan 4 topik yaitu: (i) Pemanfaatan Peluang Ekspor Melalui Bilateral Comprehensive Economic Partnershipyang disampaikan oleh Direktur Kerja Sama Bilateral; (ii) Kerja Sama APEC: Tantangan dan Peluang bagi Indonesia yang disampaikan oleh Kasie Fasilitasi Investasi; (iii) Sektor Jasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN yang disampaikan oleh Kasubdit. Jasa Konstruksi, Pariwisata, Rekreasi Budaya dan Olahraga dan Transportasi; serta (iv) Peran Kerja Sama Perdagangan Internasional terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. II. PEMBAHASAN 1. PemanfaatanPeluangEksporMelaluiBilateral Comprehensive Economic Partnership Pada paparan ini disampaikan mengenai esensi dari kerja sama perdagangan bilateral yaitu meningkatkan perdagangan dan investasi melalui penghapusan hambatan tarif dan non tarif dan perjuangan kerja sama bantuan teknis dan capacity building. Hingga saat ini Indonesia memiliki sekitar 13 Kerja Sama Ekonomi Komprehensif dengan bentuk dan kedalaman yang berbeda-beda Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan1

tingkatannya. Dari 13 kerja sama ini, baru kerja sama Economic Partnership Agreement (EPA) dengan Jepang yang sudah berlaku sejak 1 Juli 2008. Beberapa kerja sama FTA dalam kerangka ASEAN yang telah dan/atau sedang dalam penjajagan untuk dikembangkan menjadi Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Bilateral diantaranya IJ-EPA dengan Jepang, IA-CEPA dengan Australia, II-CECA dengan India, dan IK-CEPA dengan Korea Selatan. Lebih lanjut, pembicaraan kerja sama FTA yang mengalami kebuntuan seperti ASEAN EU FTA juga mengambil jalur Bilateral guna memperkuat kerja sama ekonomi yang sudah ada. Saat ini Indonesia EU sedang dalam tahap perundingan yang dijadwalkan selesai dan mulai perundingan pada 2014. Perkembangan global yang sangat kompetitif telah membuat negara-negara di dunia memilih langkah yang lebih strategis dalam menjalin kerja sama ekonomi yang lebih erat dan mendalam. Langkah yang diambil adalah dengan menjalin kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif bilateral yang relative lebih fleksibel, terukur, dan akomodatif. Dalam merundingkan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia senantiasa belajar dari pengalaman. Hal ini dilakukan dengan memperbaiki elemen-elemen utama yang dimasukkan dalam kesepakatan dan untuk itu Kemendag siap berkoordinasi dan bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di Pusat maupun Daerah. Indonesia menjalin kerja sama ekonomi komprehensif bilateral dengan mitra dagang strategis dalam upaya meningkatkan daya saing Indonesia vis-à-vis negara pesaing dalam memasuki pasar negara mitra dagang tersebut. Sebagai kesimpulan, pembicara menyampaikan bahwa proses sosialisasi dan konsultasi publik (online dan offline) menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan dari proses negosiasi. Untuk itu partisipasi aktif dan dukungan positif dari pemangku kepentingan di daerah menjadi penting guna mendukung keberhasilan kesepakatan yang mampu memberikan manfaat Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan2

bagi Indonesia. Sinergi antara pemangku kepentingan di pusat dan daerah mutlak dilakukan. 2. Kerja Sama APEC: Tantangan dan Peluang bagi Indonesia Paparan diawali dengan penyampaian mengenai pertemuan APEC Indonesia tahun 2013 yang bertemakan: Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth. Prioritas utama APEC adalah: (i) Attaining the Bogor Goals; (ii) Achieving Sustainable Growth with Equity; dan (iii) Promoting Connectivity. Selanjutnya secara umum dipaparkan mengenai perkembangan kerja sama APEC yakni: a. Non-binding, voluntary, namun consensus pada working levels di-endorse oleh Leaders dan menjadi rujukan sebagai political decisions. b. Beberapa isu ekonomi dibagi ke dalam beberapa topic utama, yakni: - Support for the Multilateral Trading System - Attaining the BGs, Trade and Investment Liberalisation, Regional Economic Integration (REI) - Services - Free Trade Agreement of Asia Pacific (FTAAP) - Next Generation Trade and Investment Issues - Environmental Goods and Services/Green Growth - Investment - Promoting Connectivity Adapun peluang kerja sama APEC bagi Indonesia antara lain: a. APEC mewakili 40% populasidunia, 55% dari GDP dunia, dan 44% perdagangan dunia sebagai tujuan ekspor, sumber impor, dan sumber investasi asing. Pertumbuhan PDB rata-rata 3,5% dibandingkan 2.9% di non-apec67,2% ekspor dan 65,1% impor dilakukan dengan sesama anggota APEC. b. APEC adalah premier forum for facilitating economic growth cooperation, trade and investment in the Asia-Pacific region dengan tujuan to enhance economic growth and prosperity for the region and to Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan3

strengthen the Asia-Pacific community sebagai platform ideal bila Indonesia masih alami kesulitan dengan pendekatan liberalisasi. c. Kesepakatan APEC merupakan external pressures untuk melakukan perubahan-perubahan di dalam negeri ke arah yang lebih baik. 3. Sektor Jasa Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN Paparan diawali dengan penyampaian Peranan Jasa dalam Perdagangan Internasional sebagai bidang yang paling cepat berkembang dibandingkan dengan bidang lainnya. Selanjutnya secara umum dipaparkan mengenai esensi GATS, dengan salah satu concern terletak pada adanya kesulitan yang ditemui dalam melakukan perundingan jasa secara multilateral karena adanya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi masing-masing negara anggota yang mempengaruhi kemampuan suatu negara dalam menghasilkan peraturan/kebijakan dan cara pandangnya. Pada dasarnya tujuan perundingan perdagangan jasa adalah untuk menghapus/mengurangi hambatan akses pasar dan perlakuan nasional. Di dalam perundingan jasa di WTO, negara berkembang memiliki fleksibilitas untuk membuka sektor jasa yang benar-benar siap untuk dibuka akses pasarnya, secara prinsip pembukaan pasar dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Adapun perjanjian perdagangan jasa yang telah dilakukan oleh Indonesia antara lain: 1. WTO GATS: - Doha Development Agenda 2. ASEAN (AFAS): - AFAS 7 telah di ratifikasi - AFAS 8 dalam proses ratifikasi (termasuk Packaging Services, sebagai PIS) - AFAS 9 sedang dirundingkan 3. ASEAN-plus: - AKFTA, ACFTA, AANZ sudah diratifikasi Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan4

- AIFTA dalam proses legal scrubing - AJCEP dalam proses perundingan 4. APEC: non binding 5. Bilateral: - IJEPA telah di ratifikasi - IECEPA, IKCEPA sedang dirundingkan - IACEPA dalam tahap pra negosiasi - IICEPA menunggu penetapan ketua perunding - IEU Pembicara juga menjelaskan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA): a. MEA merupakan bagian dari masyarakat ASEAN 2015, yang bercita-cita untuk membentuk masyarakat yang damai, harmonis, makmur, dan terintegrasi sebagai upaya untuk memperkuat, mempercepat dan mengimplementasikan kerja sama di antara 10 negara anggota. b. MEA merupakan suatu pasar tunggal (single market) ASEAN dan menjadi basis produksi yang terhubung satu dengan yang lain serta diperlengkapi dengan standard yang harmonis gun amelindungi konsumen, SME dan lingkungan serta hak kekayaan intelektual yang akan tercipta tahun 2015. c. Pasar Tunggal ASEAN ini berbeda dengan Custom Union di Uni Eropa. Dalam MEA, setiap negara anggota ASEAN memiliki hak untuk menetapkan kebijakan perdagangannya sendiri (bukan common commercial policy) dan menetapkan bea masuknya terhadap negara non ASEAN. d. Integrasi regional di kawasan ASEAN ini akan menciptakan pasar yang berdaya saing dengan jumlah konsumen dan produsen sebesar 600 jutalebih, dengan GDP lebih dari 2 milyar US$ di kawasan ASEAN yaitu: Brunei, Cambodia, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philippines, Singapore, Thailand, dan Viet Nam. e. Setelah dilaksanakannya liberalisasi maka akan terjadi pergerakan bebas barang, jasa, investasi dan modal. Liberalisasi ini termasuk diantaranya penurunan tarif, penghapusan berbagai hambatan serta penyederhanaan prosedur administrasi. Untuk tindak lanjut yang diharapkan dari para penyedia jasa, akademisi,lembaga swadaya masyarakat, dan pemerintah adalah sebagai berikut: Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan5

a. MEA ditujukan bagi kepentingan pebisnis di ASEAN, khusus untuk jasa adalah para penyedia jasa (services supplier) termasuk para profesional. Oleh sebab itu, para penyedia jasa diharapkan untuk ikut pro aktif berpartisipasi ambil bagian dalam memberikan masukan dan rekomendasi. b. Diharapkan pada penyedia jasa dalam melakukan perencanaan juga menggunakan cetak biru MEA sebagai referensi, mengingat cetak biru ASEAN sangat jelas memberikan arah integrasi dari ASEAN termasuk target yang ingin dicapai sesuai dengan waktu yang ditetapkan. c. Akademisi diharapkan juga dapat memahami cetak biru dalam menyusun kurikulum pendidikan, flow of skilled labor memerlukan penguatan kompetensi dari tenaga kerja kita yang dibekali di Perguruan Tinggi dan sekolah-sekolah Politeknik. d. Lembaga Swadaya Masyarakat, selain mengamati semua rencana dan target dari MEA diharapkan juga dapat menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang dapat memberikan masukan bagi Pemerintah agar MEA ini meningkatkan daya saing bangsa. e. Pemerintah tidak dapat melakukan tugas ini secara sendiri. Para akademisi, pebisnis dan LSM perlu meningkatkan pemahamannya tentang tujuan yang ingin dicapai ASEAN dan kebijakan untuk mengimplementasikannya. 4. Peran Kerja Sama Perdagangan Internasional Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kerja sama perdagangan internasional menjadi penting dalam era globalisasi yang sedang berkembang dengan pesat. Globalisasi ekonomi tercermin dari makin terintegrasinya perekonomian suatu negara ke dalam perekonomian global. Untuk menghadapi globalisasi adalah dengan meningkatkan kerja sama perdagangan internasional. Melalui kerja sama perdagangan internasional ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara sehingga secara keseluruhan perekonomian akan menjadi lebih baik. Kerja sama perdagangan internasional akan mendorong timbulnya integrasi ekonomi suatu kawasan atau dunia yang akan memberikan manfaat: (i) menstimulasi eksistensi dan ekspansi industry manufaktur dengan basis yang Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan6

lebih rasional; (ii) meningkatkan manfaat perdagangan (gain from trade) atau terjadi perbaikan dasar tukar (terms of trade); (iii) menimbulkan persaingan yang dapat mendorong peningkatan tingkat efisiensi yang intensif. Maka dari itu yang menjadi harapan adalah volume dan nilai perdagangan antar negara dapat ditingkatkan karena makin meningkatnya kegiatan ekonomi maka pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan juga dapat ditingkatkan. Pembicara juga menyampaikan peluang dan tantangan Indonesia dalam Perdagangan Internasional yaitu: 1. Memiliki jumlah penduduk besar. 2. Memiliki banyak sumberdaya, terutama sumber daya alam. 3. Jumlah pengusaha dan industry masih terbatas, terutama yang berorientasi ekspor. 4. Masalah infrastruktur, energi, dan air bersih. 5. Penguasaan dan penerapan teknologi masih rendah. 6. Adanya berbagai kesepakatan dalam perdagangan internasional (antar negara dan kawasan). Sebagai penutup, pembicara juga menyampaikan neraca perdagangan luar negeri Provinsi Kalimantan Timur. III. DISKUSI TANYA JAWAB Pokok-pokok diskusi yang disampaikan oleh peserta sosialisasi adalah sebagai berikut: a. Perlu adanya program berkelanjutan sebagai tindak lanjut dari diadakannya sosialisasi. Untuk itu disarankan agar setelah diadakan kegiatan sosialisasi diharapkan adanya dukungan dari Dinas di daerah untuk menindaklanjuti kegiatan tersebut, terutama dalam berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan. b. Petani terkadang kurang mendapatkan manfaat dari Free Trade Agreement (FTA) jika ditinjau dari segi harga komoditinya yang cenderung tidak bisa dinaikkan karena terkendala persaingan harga dengan komoditi sejenis yang Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan7

diimpor dari luar. Hal ini dapat menimbulkan fluktuasi harga yang diangap tidak memberikan jaminan kepastian harga bagi petani. c. Industri dalam negeri yang bahan bakunya merupakan komoditas ekspor, biasanya kesulitan mendapatkan bahan baku dengan harga yang murah, bahkan terkadang bahan bakunya langkah di pasaran. Hal ini diakibatkan oleh kecenderungan untuk diekspor karana harga ekspor lebih mahal dibanding harga dalam negeri. d. Adanya fluktuasi dan kenaikan harga barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan konsumen dalam negeri, yang diakibatkan langkahnya barang yang cenderung untuk diekspor atau diselendupkan ke luar negeri. e. Daya saing industri indonesia masih rendah dibanding dengan negara-negara mitra FTA. Hal ini terjadi akibat krisis yang masih dialami sebagian dunia usaha dan dunia industri serta lemahnya produktifitas SDM, sehingga sulit bersaing dengan negara-negara mitra yang tergabung dalam area perdagangan bebas. f. Dukungan lembaga keuangan/perbankan belum maksimal sehingga daya saing yang diperlukan dunia usaha/dunia industri dalam kerangka FTA masih tertingal g. Hambatan perturan-peraturan daerah dalam kerangka otonomi daerah yang terkadang masih menghambat dunia usaha/dunia industri h. Masih adanya kecenderungan pengusaha daerah untuk melakukan transaksi intemasional dengan Amerika Serikat, Eropa dan Asia Timur dibanding dengan negara ASEAN atau negara mitra FTA lainnya. IV. PENUTUP Guna mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang disampaikan, telah dilakukan penyebaran kuesioner kepada para peserta. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap 64 kuesioner yang telah diisi dengan baik, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pemahaman peserta sosialisasi di Kota Balikpapan adalah 50%. Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan8

Melihat hambatan dan peluang perdagangan bebas seperti diuraikan di atas, maka beberapa kesimpulan dan rekomendasi dalam mengoptimalkan perdagangan bebas: 1. Untuk mengantisipasi dampak negative perdagangan bebas bagi dunia usaha, diperlukan peningkatan jaringan pemasaran dan pengembangan industri hilir sehingga dunia usaha dan dunia industry mempunyai nilai tawar yang lebih bagus dalam kerangka perdagangan bebas. 2. Kesepakatan kerja sama perdagangan bebas yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah hendaknya disosialisasikan secara intensif kepada masyarakat dan dunia usaha, sehingga dunia usaha mempunyai gambaran tentang peluang pengembangan pasar, dan juga dapat bermanfaat bagi penyusunan strategi usaha. 3. Dalam rangka mengoptimalkan kerja sama FTA, diharapkan lembaga/instansi terkait dan Kedubes negara mitra dapat lebih intensif memfasilitasi kerja sama bisnis. 4. Pemerintah daerah diharapkan lebih mengetahui dan memahami isi perjanjian kerja sama termasuk peluang dan tantangannya sehingga dapat membuat kebijakan yang mendukung dunia usaha dalam memanfaatkan perjanjian perdagangan. Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan9

Foto Kegiatan Sosialisasi di Balikpapan Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan10

Foto Kegiatan Sosialisasi di Kendari Laporan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional di Balikpapan11