Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ( Studi Kasus Pada PT. Bank Bukopin Tbk Periode )

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN BANK (Studi Kasus PT. BNI (Persero), Tbk)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

ANALISIS KESEHATAN BANK PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Faimatul Khoyimah, Elfreda A Lau 2, Suyatin 3

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

STUDI KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN METODE CAMEL PADA PT. BANK MANDIRI Tbk. dan PT. BANK CENTRAL ASIA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Tingkat kesehatan PT Bank Syariah Bukopin ditinjau dari analisis rasio

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Metode Camels (Studi Kasus Pada Bank Milik Pemerintah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa


ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK MELALUI ANALISIS CAPITAL, ASSETS, MANAGEMENT, EARNING, DAN LIQUIDITY PADA PT BANK MANDIRI (Tbk) DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Waktu, Tempat dan Gambaran Umum Objek Penelitian

III. METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK NEGARA INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB III METODE PENELITIAN. ( dan PT. Bank Panin, Tbk. serta hubungan antar fenomena yang diteliti

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

Transkripsi:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma Abstraksi Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank ialah kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Tingkat kesehatan suatu bank dapat dinilai dari sisi keuangannya. Suatu bank dapat dikatakan sehat apabila bank tersebut dapat memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral. Dalam melakukan penelitian ini, objek yang penulis analisis yaitu PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk, dimana data yang digunakan yaitu data sekunder periode 2006-2008 yang didapat dari BI, Internet dan situs-situs yang berhubungan dengan penelitian ini. Berdasarkan perhitungan dan analisis dengan menggunakan rasio CAMEL yang sudah dilakukan penulis, dapat diambil kesimpulan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Walaupun kedua bank tersebut tergolong sebagai bank yang sehat, tetapi jika dibandingkan tingkat kesehatannya antara kedua bank tersebut, maka PT. Bank

Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan Liquidity yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk lebih baik daripada yang dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kata Kunci: Tingkat Kesehatan Bank LATAR BELAKANG MASALAH Pada waktu sekarang dalam perekonomian tumbuh dan berkembang berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Di Indonesia ini banyak kita jumpai bank, baik bank milik negara, swasta, pemerintah, atau yang lainnya. Salah satu unsur yang sangat diperhatikan oleh bank adalah kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Banyak para pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan ingin mengetahui tingkat kesehatan suatu bank dimana ia menanamkan dananya. Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan - perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi

keberhasilan perusahaan dimasa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian, yaitu: Capital, Assets, Management, Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. KERANGKA PEMIKIRAN Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka gambar berikut ini menyajikan kerangka berpikir penelitian dan menjadi pedoman dalam keseluruhan penelitian yang dilakukan. Bank Laporan Keuangan Rasio keuangan CAR KAP NPM ROA BOPO LDR Metode CAMEL Hasil & Analisa Kesimpulan

Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik suatu proposisi sebagai berikut : 1. Dengan menganalisis laporan keuangan pada PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Tbk yang berupa Laporan Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) maka dapat diketahui tingkat kesehatan bank melalui perhitungan Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity. 2. Dari hasil analisis tersebut dapat menunjukan perkembangan dan kinerja perusahaan lalu dari hasil penilaian akhir berdasarkan peringkat komposit dari setiap komponen diatas yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Peringkat Komposit Setiap Komponen Peringkat Komposit Predikat Keterangan 1 Sangat Sehat Mencerminkan bahwa mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan 2 Sehat Mencerminkan bahwa bank mampu mengatasi pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan namun bank masih memiliki kelemahan-kelemahan minor yang dapat

segera diatasi oleh tindakan rutin 3 Cukup Sehat Mencerminkan bahwa bank terdapat beberapa kelemahan yang dapat menyebabkan peringkat kompositnya memburuk apabila bank tidak segera melakukan tindakan korektif 4 Kurang Sehat Mencerminkan bahwa bank sensitive pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan yang serius atau kombinasi dari kondisi beberapa faktor yang tidak memuaskan yang apabila tidak dilakukan tindakan korektif yang efektif berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya 5 Tidak Sehat Mencerminkan bahwa bank sangat sensitif terhadap pengaruh negatif kondisi perekonomian dan industri keuangan serta mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya. LANDASAN TEORI Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah. Pengaturan secara ketat oleh penguasa moneter terhadap kegiatan perbankan ini tidak terlepas dari perannya dalam

pelaksanaan kebijakan moneter. Bank dapat mempengaruhi jumlah uang beredar yang merupakan salah satu sasaran pengaturan oleh penguasa moneter dengan menggunakan berbagai piranti kebijakan moneter. Sumber-sumber dana bank dapat dihimpun dari berbagai sumber antara lain: dana yang bersumber dari modal sendiri berupa setoran dari pemegang saham, laba bank yang belum dibagi, cadangan-cadangan lain. Dana lain yang berasal dari lembaga lain berupa Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank (call money), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan pinjaman dari bank-bank luar negeri. Sedangkan dana dari masyarakat dapat berbentuk simpanan giro, simpanan deposito, dan tabungan (Martono, 2002:32). Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Sigit triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:51). Menyadari arti pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalam dunia perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati-hatian (prudential banking) dalam dunia perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan. Bank yang beroperasi dan berhubungan dengan masyarakat diharapkan hanya bank yang betul-betul sehat. Aturan tentang kesehatan bank yang diterapkan oleh Bank Indonesia mencakup berbagai aspek dalam kegiatan bank, mulai dari penghimpunan dana sampai dengan penggunaan dan penyaluran dana. Dalam rangka menjaga agar bank-bank lebih melaksanakan fungsi prudential banking (prinsip kehati-hatian) dalam menjalankan bisnis perbankan, maka Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang penilaian tingkat kesehatan bank dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dan peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 yang mengatur tentang

Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank tersebut secara berkala atau sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah posisi penilaian atau dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait. penilaian tingkat kesehatan bank diatas dikenal dengan metode CAMEL. Maka berdasarkan ketentuan diatas akan sangat bermanfaat bagi bank untuk melaksanakan prinsip prudential banking dalam menjalankan bisnisnya, hal ini juga ditambah ketentuan Bank Indonesia yang menyatakan adalah perlu dan penting bagi bank untuk meningkatkan diri dan berupaya secara bersama-sama dalam mewujudkan bank yang sehat. Oleh karena itu, tingkat kesehatan bank dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai : 1. Tolak ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah pengelolaan bank telah dilakukan sejalan dengan asas-asas perbankan yang sehat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Tolak ukur untuk menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank baik secara individual maupun industri perbankan secara keseluruhan. Analisa rasio CAMEL yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan menilai faktorfaktor penilaian tingkat kesehatan bank (Kasmir, 1999:52). Berikut ini adalah perincian dari setiap variabel yang akan dianalisis dalam analisis rasio CAMEL yaitu

1. Capital (Modal) Penilaian didasarkan kepada capital atau struktur permodalan dengan metode CAR (Capital Adequancy Ratio) yaitu dengan membandingkan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). 2. Asset (Aktiva) Penilaian didasarkan pada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam yaitu rasio aktiva produktif dan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif. 3. Management (Manajemen) Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, aktiva, rentabilitas, likuiditas, dan umum. 4. Earning (Rentabilitas) Pada aspek rentabilitas ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Penilaian dalam unsur ini yaitu Rasio laba terhadap total asset (Return on Asset), rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 5. Liquidity (Likuiditas) Penilaian dalam unsur ini yaitu jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktiva lancar dan rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. Tolak Ukur Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Tatacara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Adapun tolak ukur untuk menentukan tingkat kesehatan suatu bank setelah dilakukan penilaian terhadap masing-masing variabel, yaitu dengan menentukan hasil penilaian yang digolongkan menjadi peringkat komposit kesehatan bank. Pengertian dari Peringkat Komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank.

METODOLOGI PENELITIAN Data Penelitian Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa laporan laporan keuangan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin dari tahun 2006 sampai dengan 2008 yaitu berupa : Neraca, Laporan Rugi/ Laba, Laporan Kualitas Aktiva Produktif, dan Laporan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti pada penelitian ini adalah PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT. Bank Bukopin Penulis menganalisis kedua bank tersebut, karena menurut penulis kedua bank tersebut sudah lebih maju dalam mengembangkan produk dan jasa yang diberikan kepada masyarakat dibandingkan dengan bank lainnya serta data yang diperoleh penulis lebih mudah dan lebih lengkap dibandingkan dengan bank yang lainnya. Definisi Variabel dan Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam menganalisis tingkat kesehatan kedua bank tersebut diatas yaitu dengan menggunakan suatu teknik yang disebut dengan teknik analisa CAMEL. Melakukan penilaian hanya berdasarkan pendekatan kuantitatif. Hal ini dikarenakan terbatasnya data yang diperoleh penulis. Adapun aspek-aspek yang di analisis penulis hanya dilihat dari aspek C (Capital), A (Asset), M (Managemen), E (Earning), dan L (Liquidity). Adapun penilaian dari masing-masing aspek tersebut meliputi : 1. Capital (Permodalan) Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio).

CAR = Total Modal x 100 % Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) 2. Asset (Aktiva) Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas aktiva produktif (KAP) yang diklasifikasikan adalah aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut : a. 25 % dari kredit yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK) b. 50 % dari kredit yang digolongkan Kurang Lancar (KL) c. 75 % dari kredit yang digolongkan Diragukan (D) d. 100 % dari kredit yang digolongkan Macet (M) KAP = Aktiva Produktif Yang diklasifikasikan x 100 % Aktiva Produktif 3. Management (Manajemen) Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak dapat menggunakan pola yang ditetapkan BI tetapi sesuai dengan data yang tersedia diproyeksikan dengan Net Profit Margin. Net Profit Margin = Laba Bersih x 100 % Pendapatan Operasional 4. Earning (Rentabilitas) Rentabilitas suatu bank dalam analisa CAMEL ini adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional bank (BOPO). a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 % Total Aktiva b. BOPO = Biaya Operasional x 100 % Pendapatan Operasional

5. Liquidity (Likuiditas) Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CAMEL ini adalah rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR). LDR = Kredit x 100 % Dana Pihak Ketiga Data Perhitungan Laporan Keuangan Bank BNI Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan masing-masing rasio, penulis membuat rangkuman informasi laporan keuagan yang berkaitan dengan rasio yang akan digunakan yaitu, seperti yang tampak pada tabel di bawah ini. TABEL Rangkuman Informasi laporan Keuangan Bank BNI ( Dalam Jutaan Rupiah ) Des-2006 Des-2007 Des-2008 1. Total Modal Total ATMR (Kredit dan pasar) 13.732.026 88.044.771 17.195.929 109.268.798 17.304.380 128.419.636 2. Total DPK Aktiva Produktif Total KL Aktiva Produktif Total D Aktiva Produktif Total M Aktiva Produktif Total Aktiva Produktif 7.176.049 1.419.424 2.341.815 3.981.172 156.726.518 7.376.729 1.235.697 726.850 5.703.429 165.772.197 10.958.055 1.664.747 790.059 3.847.873 186.969.063 3. Laba Bersih 1.982.674 897.928 1.222.485 4. Laba Sebelum Pajak Total Aktiva Biaya Operasional Pendapatan Operasional 3.030.556 166.703.122 14.825.405 17.884.974 1.476.780 182.007.749 16.555.937 17.799.428 1.959.026 200.390.507 17.374.706 19.225.101

5. Kredit Yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga 66.727.705 136.228.875 88.676.188 146.424.246 112.061.397 163.325.401 Sumber : KPMM, KAP, Neraca, dan Laba Rugi Bank BNI tahun 2006-2008 TABEL Rangkuman Informasi laporan Keuangan Bank BUKOPIN ( Dalam Jutaan Rupiah ) Des-2006 Des-2007 Des-2008 1. Total Modal Total ATMR (Kredit dan pasar) 1.681.973 21.367.793 1.941.786 30.167.685 2.019.287 18.030.418 2. Total DPK Aktiva Produktif Total KL Aktiva Produktif Total D Aktiva Produktif Total M Aktiva Produktif Total Aktiva Produktif 548.834 102.544 72.993 338.966 29.263.725 441.904 71.900 54.384 563.764 32.474.639 1.035.229 63.912 42.837 707.701 33.538.752 3. Laba Bersih 462.100 545.348 567.866 4. Laba Sebelum Pajak Total Aktiva Biaya Operasional Pendapatan Operasional 462.100 31.693.545 2.812.526 3.233.746 545.348 34.566.825 2.952.101 3.460.749 567.866 32.797.660 3.094.368 3.617.720 5. Kredit Yang Diberikan Total Dana Pihak Ketiga 14.682.984 24.907.586 19.138.691 29.305.422 22.856.451 27.335.143 Sumber : KPMM, KAP, Neraca, dan Laba Rugi Bank BUKOPIN tahun 2006-2008

Tabel Rasio Bank BNI dan Bank BUKOPIN periode 2006-2008 Rasio Bank BNI Bank BUKOPIN 2006 2007 2008 2006 2007 2008 CAR 15,59 15,74 13,47 7,87 6,44 11,19 KAP 5,26 5,25 4,28 1,99 2,31 3,07 NPM 11,08 5,04 6,36 14,29 15,76 15,69 ROA 1,82 0,81 0,98 1,46 1,58 1,73 BOPO 82,89 93,01 90,37 86,97 85,30 85,53 LDR 48,98 60,56 68,61 58,95 65,31 83,61 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Faktor Keterangan Capital (Permodalan) Selama periode 2006-2008, rasio CAR berada diantara peringkat 1 dan 2.Secara keseluruhan, berarti permodalannya sehat. Asset (Aktiva) Rasio KAP pada periode 2006-2008 berada pada peringkat 3 secara keseluruhan, kualitas aktivanya cukup sehat. Management (Manajemen) Pada tahun 2006 rasio NPM berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 berada pada peringkat 3. hal ini secara keseluruhan menunjukan kualitas manajemennya baik. Earning (Rentabilitas) Pada tahun 2006 rasio ROA berada diantara

peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio ROA berada pada peringkat 3 yang berarti perolehan laba cukup tinggi. Sedangkan BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan berarti rentabilitasnya baik Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 rasio LDR berada pada peringkat 3, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio LDR berada pada peringkat 1. berarti secara keseluruhan likuiditasnya sangat baik. Sumber : Hasil Ringkasan Tabel Rangkuman Hasil Penelitian Peringkat Komposit Pada PT. Bank BUKOPIN Tbk Faktor Keterangan Capital (Permodalan) Selama tahun 2006 dan 2007, rasio CAR berada diantara peringkat 4 dan 5, sedangkan pada tahun 2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan, berarti permodalannya tidak sehat. Asset (Aktiva) Rasio KAP pada tahun 2006 dan 2007 berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2008 berada pada peringkat 3. Secara keseluruhan, kualitas aktivanya sehat. Management (Manajemen) Pada periode 2006-2008 rasio NPM berada diantara peringkat 1 dan 2. hal ini secara

keseluruhan menunjukan kualitas manajemennya baik. Earning (Rentabilitas) Pada periode 2006-2008 rasio ROA berada diantara peringkat 1 dan 2. Sedangkan rasio BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2. Secara keseluruhan berarti rentabilitasnya baik Liquidity (Likuiditas) Pada tahun 2006 dan 2007 rasio LDR berada pada peringkat 1, sedangkan pada tahun 2008 rasio LDR berada pada peringkat 2. Berarti secara keseluruhan likuiditasnya baik. Sumber : Hasil Ringkasan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Setelah melakukan perhitungan dan analisa pada masing-masing aspek Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity, maka secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada aspek permodalan selama periode 2006-2008, rasio CAR berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek aktiva rasio KAP pada periode 2006-2008 berada pada peringkat 3, pada aspek manajemen tahun 2006 rasio NPM berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 berada pada peringkat 3, pada aspek rentabilitas pada tahun 2006 rasio ROA berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio ROA berada pada peringkat 3 dan BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek likuiditas pada tahun 2006 rasio LDR berada pada peringkat 3, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 rasio LDR berada pada peringkat 1. Tingkat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk selama periode 2006-2008, secara keseluruhan rata-rata berada diantara peringkat komposit 1 dan peringkat komposit 2. Hal ini berarti secara keseluruhan dapat dikatakan dalam keadaan sehat. 2. Pada PT. Bank Bukopin Tbk pada aspek permodalan selama tahun 2006 dan 2007 rasio CAR berada diantara peringkat 4 dan 5, sedangkan pada tahun 2008 berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek aktiva rasio KAP pada tahun 2006 dan 2007 berada diantara peringkat 1 dan 2, sedangkan pada tahun 2008 berada pada peringkat 3, pada aspek manajemen pada periode 2006-2008 rasio NPM berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek rentabilitas Pada periode 2006-2008 rasio ROA berada diantara peringkat 1 dan 2 dan BOPO periode 2006-2008 berada diantara peringkat 1 dan 2, pada aspek likuiditas pada tahun 2006 dan 2007 rasio LDR berada pada peringkat 1, sedangkan pada tahun 2008 rasio LDR berada pada peringkat 2. Tingkat kesehatan PT. Bank Bukopin (Persero) Tbk selama periode 2006-2008, secara keseluruhan rata-rata berada diantara peringkat komposit 1 dan peringkat komposit 2. Hal ini berarti secara keseluruhan dapat dikatakan dalam keadaan sehat. 3. Dengan dilakukannya perbandingan antara kedua bank tersebut, secara keseluruhan dapat diketahui bahwa PT. Bank Bukopin Tbk lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek Asset, Management, Earning, dan Liquidity, yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin Tbk lebih baik daripada yang dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Saran Dari hasil pembahasan pada penulisan skripsi ini, maka penulis memberikan beberapa saran yang bermanfaat bagi bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya di masa yang akan datang yaitu : 1. Kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebaiknya lebih meningkatkan kualitas aktiva produktif yang dihasilkan agar rasio yang diperoleh tidak terlalu

tinggi. Karena semakin tinggi rasio ini, semakin besar pula potensi untuk tidak memberikan penghasilan. Dari segi manajemen sebaiknya Bank BNI lebih meningkatkan NPM karena, semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen dalam memperoleh laba semakin meningkat. Dari segi rentabilitasnya Bank BNI harus bisa menurunkan rasio BOPO agar jangan terlalu tinggi, karena semakin besar rasio BOPO maka akan semakin besar pula biaya operasional yang dikeluarkan bank. Untuk menghemat biaya, mungkin kantorkantor cabang yang letaknya berjauhan, sebaiknya didekatkan agar biaya operasional yang dikeluarkan tidak terlalu banyak. Pada segi Likuiditasnya sebaiknya PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk harus lebih memperhatikan aspek Likuiditasnya. Hal ini dapat dilihat pada rasio LDR. Bank harus meningkatkan rasio LDR agar jangan 50 % (pada tahun 2006 sebesar 48,98 %). Karena jika 50 % berarti tingkat pengembalian dana dari masyarakat kepada bank tersebut masih rendah, dengan kata lain kemampuan suatu bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan masih kurang kuat. 2. Kepada PT. Bank Bukopin Tbk pada aspek permodalan sebaiknya lebih ditingkatkan karena modal merupakan faktor penting dalam upaya mengembangkan usaha bank. Fungsi modal yang bank yang paling pokok adalah memberikan perlindungan terhadap setiap nasabah atas kemungkinan terjadinya kerugian yang melebihi jumlah yang diperkirakan. Oleh karena itu, penyediaan modal yang cukup memungkinkan bank meneruskan operasinya tanpa terganggu khususnya dalam periode ekonomi yang sulit sampai mencapai tingkat keuntungan yang normal kembali. REFERENSI: Ahmad Faisol. Analisis Kinerja Keuangan Bank pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Jurnal Ilmiah Berkala Empat Bulanan Volume 3 No.2. 2007. Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. perihal Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum. Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia. Jakarta, 2005. Eka Mulyasari. Analisis Laporan Keuangan pada PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. Skripsi Penelitian Mahasiswi. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2006. Heni Suryani. Analisis Indikator Kesehatan Bank yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Skripsi Penelitian Mahasiswa. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2006. Irmayanto, Juli. Roso, Tjipto at all. Bank dan Lembaga Keuangan. Universitas Trisakti. Jakarta, 2002. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 1999. Kasmir. Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2002. Luciana S. Almilia & Winny Herdiningtyas. Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 7 No.2. STIE PERBANAS. Surabaya, 2005. Muljono, Teguh Pudjo. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktek Perbankan. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta, 1990. Muljono, Teguh Pudjo. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan, 1995. Peni Sawitri. Prediksi Tingkat Kesehatan Perusahaan Asuransi Jiwa Termasuk Kebangkrutannya dengan Rasio-rasio Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis No.2 Jilid 7. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Jakarta, 2002. Reksoprajitno, Soedijono. Pengantar Manajemen Bank Umum. Universitas Gunadarma. Jakarta, 1993. Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi. ke-4. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Triandaru, Sigit dan Budisantoso Totok. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi ke-2. Salemba Empat. Yogyakarta, 2006. Website at http://www.bi.go.id Website at http://www.bni.co.id Website at http://www.bukopin.co.id Widjanarto. Hukum dan Ketentuan Perbankan Di Indonesia. Edisi ke-3. Pustaka Utama Grafiti. Jakarta, 1997.