III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi Anggaran Pertahanan di Indonesia, yaitu :

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODELOGI PENELITIAN. Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder dalam bentuk tahunan dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Sumber Data Pada penelitian ini data yang digunakan yaitu data sekunder. Data sekunder

3. METODE. Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

III. METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya menghasilkan hasil analisis dengan numeric (angka) yang akan diolah

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil objek di seluruh provinsi di Indonesia, yang berjumlah 33 provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENILITIAN

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

III. METODE PENELITIAN. Data sekunder adalah data yang tersedia dan telah terproses oleh pihak pihak lain

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam penelitian ini adalah Kontribusi Usaha Kecil Menengah (UKM)

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Bruto Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia Tahun 1999-2012. Dalam hal ini PDB UMKM di Indonesia merupakan variabel terikat, sedangkan Jumlah Unit UMKM, Investasi Usaha Mikro dan Kecil, Investasi Usaha Menengah dan Tenaga Kerja Usaha Mikro Kecil, Tenaga Kerja Usaha Menengah menjadi variabel bebas. B. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Departemen Koperasi dan UKM dan Badan Pusat Statistik dan melalui pengolahan data yang dihitung secara tahunan. Deret waktu data yang digunakan adalah tahunan yang akan digunakan dibatasi hanya untuk periode dari tahun 1999 2012.

53 Tabel 12. Nama variabel, simbol, periode waktu, satuan pengukuran, dan sumber data Nama Variabel Simbol Periode Waktu Satuan Pengukuran Sumber Data PDB UMKM PDB Tahunan Triliun Rupiah Departemen Koperasi dan UKM Jumlah Unit UMKM JU Tahunan Unit Departemen Koperasi dan UKM Investasi Usaha Mikro dan Kecil I_UMK Tahunan Triliun Rupiah Departemen Koperasi dan UKM Investasi Usaha Menengah I_UM Tahunan Triliun Rupiah Departemen Koperasi dan UKM Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil TK_UMK Tahunan Juta Jiwa Departemen Koperasi dan UKM Tenaga Kerja Usaha Menengah TK_UM Tahunan Juta Jiwa Departemen Koperasi dan UKM C. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini, peneliti ingin mempersempit paparan penelitian ini berdasarkan definisi operasional variabel sebagai berikut : 1. PDB UMKM Produk Domestik Bruto (PDB) adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu (yang biasanya 1 tahun) (Departemen Koperasi dan UKM,2011). Nilai produksi yang dihasilkan

54 adalah tingkat produksi atau keseluruhan jumlah barang yang merupakan hasil akhir proses produksi pada suatu unit usaha. Merupakan variabel terikat dalam penelitian ini, data diambil dengan cara runtun waktu dari tahun 1999-2012 dari Departemen Koperasi dan UKM. 2. Jumlah unit UMKM Jumlah unit UMKM adalah keseluruhan jumlah unit usaha yang termasuk dalam kriteria usaha mikro kecil dan menengah di Indonesia. Merupakan variabel bebas dalam penelitian ini, data diambil dengan cara runtun waktu dari tahun 1999-2012 dari Departemen Koperasi dan UKM. 3. Investasi usaha mikro dan kecil dan investasi usaha menengah Investasi adalah suatau kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi (produksi) dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasamasa yang akan datang (Departemen Koperasi dan UKM 2011). Merupakan variabel bebas dalam penelitian ini, data diambil dengan cara runtun waktu dari tahun 1999-2012 dari Departemen Koperasi dan UKM. 4. Tenaga usaha mikro kecil dan tenaga kerja usaha menengah Tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja yang potensial dapat memproduksi barang dan jasa yang bekerja disektor UMKM. Merupakan variabel bebas dalam penelitian ini, data diambil dengan cara runtun waktu dari tahun 1999-2012 dari Departemen Koperasi dan UKM.

55 D. Metode Analisis Data Analisis data merupakan penyederhanaan data yang telah diperoleh ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dan ditransformasikan dalam bentuk logaritma natural dengan menggunakan kuadrat terkecil. Analisis OLS menjelaskan bagaimana mencapai hasil estimasi yang dekat dengan kebenaran kenyataannya. Model dalam penelitian ini menggunakan PDB UMKM di Indonesia sebagai variabel dependent, sedangkan variabel independent adalah Jumlah Unit UMKM, Investasi Usaha Mikro dan Kecil, Investasi Usaha Menengah dan Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil, Tenaga Kerja Usaha Menengah. Untuk menghitung persamaan regresi sederhana melalui metode kuadrat terkecil (OLS) maka data harus memenuhi asumsi dasar, yaitu : uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Autokorelasi. Adapun software yang digunakan dalam menganalisis data tersebut yaitu memasukan data kedalam Microsoft Excel 2007 dan kemudian diolah menggunakan E-Views 6. Secara umum model persamaan dapat dibentuk sebagai berikut : 1. PDB UMKM di Indonesia = f ( Unit UMKM, Investasi Usaha Mikro dan Kecil, Investasi Usaha Menengah dan Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil, Tenaga Kerja Usaha Menengah), maka diperoleh persamaan model analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut :

56 Y = β o + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e i Kemudian persamaan diatas di tansformasikan kedalam bentuk Logaritma natural menjadi : LnY = β o + β 1 LnX 1 + β 2 LnX 2 + β 3 LnX 3 + β 4 LnX 4 +β 5 LnX 5 + e i Keterangan : LnY = PDB UMKM di Indonesia LnX 1 = Jumlah Unit UMKM LnX 2 = Investasi Nasional pada sektor Usaha Mikro dan Kecil LnX 3 = Investasi Nasional pada sektor Usaha Menengah LnX 4 = Tenaga Kerja pada sektor Usaha Mikro dan Kecil LnX 5 = Tenaga Kerja pada sektor Usaha Menengah β o = Konstanta Regresi β 1,β 2 = Koefisien Regresi e i = Error Term Model persamaan diatas disebut model log linier. Di dalam persamaan model menjadi model linier baik dalam parameter (β 0, β 1,, β 5 ) maupun linier dalam logaritma variabel (PDB dengan JU, I_UMK, I_UM, TK_UMK dan TK_UM) sehingga bisa menggunakan teknik OLS regresi berganda untuk mengestimasi persamaan tersebut. E. Pengujian Asumsi Klasik Untuk mengetahui model estimasi yang telah dibuat tidak menyimpang dari asumsi asumsi klasik, maka dari itu sebelum menganalisis hasil perhitungannya dari hasil estimasi diatas maka dilakukan uji diagnosis sebagai berikut, antara lain adalah Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji Autokorelasi.

57 1. Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen memiliki distribusi normal atau tidak. Penyimpangan asumsi normalitas akan semakin kecil pengaruhnya jika jumlah sampel diperbesar. Uji asumsi normalitas dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode Jarque-Berra. Nilai statistik Jarque Bera didasarkan pada chi-squares. Residual dikatakan memiliki distribusi normal jika Jarque Bera > Chi square atau probabilita (p-value) > α = 5%. Kriteria pengujiannya adalah : 1. H 0 : Jarque-Bera > Chi square, p-value < 5%, data tidak terdistribusi dengan normal. 2. Ha : Jarque-Bera < Chi square, p-value > 5%, data terdistribusi dengan normal. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas mula-mula ditemukan oleh Ragnar Frisch yang berarti adanya hubungan yang linear yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati,1995). Multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi bahkan mendekati 1) (Algifari, 2000).

58 Apabila terjadi multikolinieritas maka kita masih bisa menggunakan metode OLS untuk mengestimasi koefisien dalam persamaan tersebut dalam mendapatkan estimator yang tidak bias, linier dan mempunyai varian yang minimum (BLUE). Jika kita tetap menggunakan teknik estimasi dengan metode kuadrat terkecil (OLS) dampak adanya multikolinieritas di dalam model regresi tetap masih mempertahankan asumsi lain adalah sbb (Widarjono, 2007) : 1. Estimator masih bersifat BLUE dengan adanya multikolinieritas namun estimator mempunyai varian dan ovarian yang besar sehingga sulit mendapatkan estimasi yang tepat. 2. Akibat no. 1, maka interval estimasi akan cenderung lebih besar dan nilai hitung statistik uji t akan kecil sehingga membuat variabel independen secara statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel independen. 3. Walaupun secara individu variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen melalui uji statistik t, namun nilai koefisien determinasi (R2) masih bisa relatif tinggi. Konsekuensi yang sangat penting bagi model regresi yang mengandung multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan makin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah (kesalahan β juga akan makin besar). Akibatnya, model regresi yang diperoleh tidak valid untuk menaksir nilai variabel independen.

59 Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sedagai berikut (Widarjono, 2007) : 1. Melalui nilai t hitung, R2, dan F Ratio. Jika R2 tinggi, F Ratio tinggi, sedangkan sebagian besar atau bahkan seluruh koefisien regresi tidak signifikan (nilai t hitung sangat rendah), maka kemungkinan terdapat multikolinearitas dalam model tersebut. 2. Menentukan koefisien korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Jika antara dua variabel independen memiliki korelasi yang spesifik (misalnya, koefisien korelasi yang tinggi antara variabel independen atau tanda koefisien korelasi variabel independen berbeda dengan tanda koefisien regresinya), maka di dalam model regresi tersebut terdapat multikolinearitas. 3. Membuat persamaan regresi antar variabel independen. Jika koefisien regresinya signifikan, maka dalam model terdapat multikolinearitas. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan metode deteksi Klien. Klien menyarankan untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dengan membandingkan koefisien determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi (R2) model regresi aslinya yaitu Y dengan variabel independen X. Regresi auxiliary maksudnya regresi setiap variabel independen X dengan dengan sisa variabel independen X yang lain. Jika R2 X1X2X3...X6 lebih besar dari R2 maka model mengandung unsur multikolinieritas antara variabel independennya dan jika sebaliknya maka tidak ada korelasi antar variabel independen (Widarjono, 2007).

60 3. Uji Autokorelasi Tidak adanya korelasi antara antar variabel gangguan satu observasi dengan observasi lain dikenal dengan istilah autokorelasi yang tidak sesuai dengan uji asumsi klasik. Konsekuensi dari masalah ini adalah dimana estimator dari metode OLS masih linear, tidak bias tetapi tidak mempunyai varian yang minimum. Langkah yang dilakukan untuk mendeteksi adanya autokorelasi juga menggunakan Metode Breusch-Godfrey. Breusch dan Godfrey mengembangkan uji autokorelasi yang lebih umum dan dikenal dengan uji Langrange Multiplier (LM). Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Estimasi persamaan regresi dengan metode OLS dan dapatkan residualnya. 2. Melakukan regresi residual e t dengan variabel bebas X t (jika ada lebih dari satu variabel bebas maka harus memasukkan semua veriabel bebas) dan lag dari residual e t-1, e t-2,...e t-p. Kemudian dapatkan R 2 dari regresi persamaan tersebut. 3. Jika sampel besar, maka model dalam persamaan akan mengikuti distribusi chi squares dengan df sebanyak p. Nilai hitung statistik chi squares dapat dihitung dengan : (n - p) R 2 χ 2 p Dimana: n = Jumlah Observasi p = Obs*R 2 R 2 = Koefisien determinasi χ 2 = Chi Square

61 (n p) R 2 yang merupakan chi squares (χ 2 ) hitung lebih besar dari nilai kritis chi squares (χ 2 ) pada derajat kepercayaan tertentu (α), ditolak hipotesis (H 0 ). Ini menunjukkan adanya masalah autokorelasi dalam model. Sebaliknya jika chi squares hitung lebih kecil dari nilai kritisnya maka diterima hipotesis nol. Artinya model tidak mengandung unsur autokorelasi karena semua p sama dengan nol. H 0 : Obs*R square ( χ 2 -hitung ) > Chi-square (χ 2 tabel), Model mengalami masalah autokolerasi. H a : Obs*R square ( χ 2 -hitung ) < Chi-square (χ 2 tabel), Model terbebas dari masalah autokolerasi. F. Uji Hipotesis Uji Hipotesis merupakan komponen utama yang diperlukan untuk dapat menarik kesimpulan dari suatu penelitian, uji hipotesis juga dapat digunakan untuk mengetahui keakuratan dari suatu data. Uji Hipotesis dibagi menjadi beberapa pengujian diantaranya adalah : 1. Uji F statistik Uji F statistik dikenal juga dengan uji serentak. Pada uji F statistik digunakan untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersamasama terhadap variabel terikatnya, atau untuk menguji apakah model regresi yang kita buat baik atau signifikan atau tidak baik atau non signifikan. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, berikut rumus perhitungan uji F :

62 = ( 1) (1 ) ( ) Keterangan : F = nilai F-hitung R 2 = koefisien determinasi berganda K = jumlah variabel independen N = jumlah sampel a. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima, Ha ditolak. Ini berarti bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2. Pengujian Secara Parsial / Individu (Uji t) Uji t statistic melihat hubungan atau pengaruh antara variable independen secara individual terhadap variable dependen (Parsial). Hipotesis yang digunakan : a. Jika Hipotesis positif b. Jika Hipotesis negatif Ho : βi = 0 Ho : βi = 0 Ha : βi > 0 Ha : βi < 0 Pengujian satu sisi jika t tabel > t hitung, Ho diterima berarti variable independen secara individual tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen. Jika t table < t hitung. Ho ditolak berarti variable independen secara individu berpengaruh secara signifikan terhadap variable dependen.

63 1. Pengaruh Jumlah Unit UMKM terhadap PDB UMKM Prosedur uji t dengan uji satu sisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Widarjono, 2007): a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi: 1. Ho : βi = 0 artinya tidak ada pengaruh jumlah unit UMKM PDB UMKM. 2. Ha : βi > 0 artinya terdapat pengaruh positif jumlah unit UMKM terhadap PDB UMKM. b. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari Tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: 1. t = 2. Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau menerima H 0 sebagai berikut: 1. Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H 0 ditolak atau menerima H a, yang artinya terdapat pengaruh jumlah unit UMKM terhadap PDB UMKM. 2. Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H 0 diterima atau menolak H a, yang artinya tidak ada pengaruh jumlah unit UMKM terhadap PDB UMKM. 2. Pengaruh Investasi Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM Prosedur uji t dengan uji satu sisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Widarjono, 2007): a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi:

64 1. Ho : βi = 0 artinya tidak ada pengaruh Investasi Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM 2. Ha : βi > 0 artinya terdapat pengaruh positif Investasi Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM b. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari Tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: 1. t = 2. Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau menerima H 0 sebagai berikut: 1. Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H 0 ditolak atau menerima H a, yang artinya terdapat pengaruh Investasi Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM 2. Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H 0 diterima atau menolak H a, yang artinya tidak ada pengaruh Investasi Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM. 3. Pengaruh Investasi Usaha Menengah terhadap PDB UMKM Prosedur uji t dengan uji satu sisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Widarjono, 2007): a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi: 1. Ho : βi = 0 artinya tidak ada pengaruh Investasi Usaha Menengah terhadap PDB UMKM

65 2. Ha : βi > 0 artinya terdapat pengaruh positif Investasi Usaha Menengah terhadap PDB UMKM b. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari Tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut : 1. t = 2. Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau menerima H 0 sebagai berikut: 1. Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H 0 ditolak atau menerima H a, yang artinya terdapat pengaruh Investasi Usaha Menengah terhadap PDB UMKM 2. Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H 0 diterima atau menolak H a, yang artinya tidak ada pengaruh Investasi Usaha Menengah terhadap PDB UMKM. 4. Pengaruh Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM Prosedur uji t dengan uji satu sisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Widarjono, 2007): a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi: 1. Ho : βi = 0 artinya tidak ada pengaruh Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM 2. Ha : βi > 0 artinya terdapat pengaruh positif Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM

66 b. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari Tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: 1. t = 2. Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau menerima H 0 sebagai berikut: 1. Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H 0 ditolak atau menerima H a, yang artinya terdapat pengaruh Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM 2. Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H 0 diterima atau menolak H a, yang artinya tidak ada pengaruh Tenaga Kerja Usaha Mikro dan Kecil terhadap PDB UMKM. 5. Pengaruh Tenaga Kerja Usaha Menengah terhadap PDB UMKM Prosedur uji t dengan uji satu sisi pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Widarjono, 2007): a. Membuat hipotesis melalui uji satu sisi: 1. Ho : βi = 0 artinya tidak ada pengaruh Tenaga Kerja Usaha Menengah terhadap PDB UMKM 2. Ha : βi > 0 artinya terdapat pengaruh positif Tenaga Kerja Usaha Menengah terhadap PDB UMKM

67 b. Menghitung nilai statistik t (t hitung) dan mencari nilai t kritis dari Tabel distribusi t pada α dan degree of freedom tertentu. Adapun nilai t hitung dapat dicari dengan formula sebagai berikut: 1. t = 2. Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol. c. Membandingkan nilai t hitung dengan t kritisnya. Keputusan menolak atau menerima H 0 sebagai berikut: 1. Jika nilai t hitung > nilai t kritis maka H 0 ditolak atau menerima H a, yang artinya terdapat pengaruh Tenaga Kerja Usaha Menengah terhadap PDB UMKM 2. Jika nilai t hitung < nilai t kritis maka H 0 diterima atau menolak H a, yang artinya tidak ada pengaruh Tenaga Kerja Usaha Menengah terhadap PDB UMKM.