Dosen Pengampu Mata Kuliah Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM
Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang dasar-dasar penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di bidang industri konstruksi. Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang aktivitas sebelum, selama, dan setelah pekerjaan konstruksi berlangsung. Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi dan melakukan analisis potensi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di bidang industri konsttruksi. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan tindak pencegahan dan meminimalkan risiko terhadap potensi bahaya dalam pelaksanaan industri konstruksi.
Pelaksanaan pembelajaran diharapkan akan dicapai hasil pengajaran yang optimal, dengan menggunakan dua macam pembelajaran yakni sistem pembelajaran tutorial di dalam kelas teori, dan sistem pembelajaran aplikasi lapangan.
Penilaian atas keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti dan memahami materi pada mata kuliah ini didasarkan penilaian selama proses perkuliahan dan nilai ujian, dengan komposisi sebagai berikut: Nilai Tugas/Quiz/Presentasi: 30% Nilai Ujian Tengah Semester: 30 % Nilai Ujian Akhir Semester: 30 % Perilaku (Kehadiran): 10% Kehadiran secara keseluruhan harus tercapai minimal 80% (delapan puluh persen) dari total tatap muka. Persyaratan ini wajib terpenuhi sebelum mahasiswa diperkenankan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester.
Definisi dan pengertian umum tentang industri konsruksi Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peraturan Pemerintah bidang konstruksi Prinspip-prinsip dasar penerapan K3 di bidang industri konstruksi Aktivitas-aktivitas dalam industri konstruksi Identifikasi potensi bahaya Analisis keselamatan kerja Tindakan pencegahan dan meminimalkan risiko bahaya pada industri konsruksi Prinsip-prinsip dasar K3 saat bekerja diketinggian Prinsip-prinsip dasar K3 dalam membangun dan membongkar perancah (Scaffolding) Prinsip-prinsip dasar K3 saat bekerja diruang terbatas (Confine Space).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/Per/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep. 174/MEN/1986. No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi AGC Education and Research Foundation. 1990. Construction Supervisor Participant s Manual. Wil McKnight Associates, Inc. 3 rd Edition. OSHA regulations 29 CFR 1926.500-503. Specific Precautions To Protect Employees Who Work At Heights. Occupational Safety & Health Administration OSHA regulations 29 CFR 1910.28. Safety requirements for scaffolding. Occupational Safety & Health Administration. OSHA regulations 29 CFR 1910.146. Permit-required confined spaces. Occupational Safety & Health Administration. Praptono, Kartono. 1989. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan-Bangunan. Jakarta 1989.
Construction project atau proyek konstruksi adalah rangkaian aktifitas dari berbagai elemen kegiatan pekerjaan konstruksi untuk mewujudkan suatu wujud fisik (bangunan, jalan, jembatan, dermaga, bandara, dll) dengan durasi waktu tertentu dan dengan sumberdaya tertentu. Proyek konstruksi merupakan kegiatan yang unik karena tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Proyek konstruksi selalu dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu dengan durasi waktu yang selalu dibatasi. Proyek konstruksi bersifat dinamis, sehingga kegiatan-kegiatan pelaksanaan konstruksi yang berpotensi terhadap bahaya juga bersifat dinamis.
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi
Proyek Pemerintah melalui APBN / APBD Provinsi / APBD Kabupaten/Kota Proyek dengan dana bersumber dari bantuan Luar Negeri/Asing (Hibah, Pinjaman jangka pendek, Pinjaman jangka panjang) Proyek swasta murni secara tunggal/perorangan/korporasi Proyek konsorsium Proyek dari sumber dana sindikasi (Syndicate Agent) Swadaya masyarakat
Pemilik Proyek (Owner) Konsultan Manajemen Proyek Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor Sub-Kontraktor Pemasok (supplier)
Diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek Unit Layanan Pengadaan / Pejabat Pengadaan (ULP/PP) Unit organisasi / pejabat pemerintah yang berfungsi melaksanaan pengadaan proyek pemerintah yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHL) Panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas untuk menerima hasil pekerjaan
PA/KPA ULP/PP PPK PPHP Konsultan Kontraktor Supplier Sub- Kontraktor Garis perintah dan koordinasi Garis penunjukkan pengadaan Garis penyerahan pekerjaan
Diatur dan disesuaikan oleh Perusahaan masing-masing dan tidak terikat dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/Per/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep. 174/MEN/1986. No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
PBI 1971 N.I.-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia PKKI 1961 N.I.-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia SNI 03-1726-2002 Tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 Tentang Peraturan desain dan persyaratan pelaksanaan konstruksi beton bertulang Indonesia SNI T-02-2003 Tentang Tata cara perencanaan konstruksi kayu Indonesia
K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif.
SMK3 Bidang Konstruksi adalah SMK3 pada sektor jasa konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan, bendung, waduk, dan lainnya.
Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi sesuai pedoman di tempat penugasannya Bersertifikat Ahli K3 Konstruksi Berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja.
Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
Bahaya K3 Konstruksi adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas yang memadai dalam pekerjaan konstruksi. Risiko K3 Konstruksi adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dengan akibat yang ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi.