PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

EVALUASI HASIL PRODUKSI RADIONUKLIDA F-18 DARI TARGET AIR DIPERKAYA O-18 MENGGUNAKAN SIKLOTRON ECLIPSE 11 MeV DI RUMAH SAKIT KANKER DHARMAIS

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

BAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi

PENGOPERASIAN CYCLONE 18/9 UNTUK PRODUKSI RADIONUKLIDA 18 F DALAM PENYIAPAN RADIOFARMAKA FDG DI RUMAH SAKIT MRCCC JAKARTA

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

DESAIN PERISAI RADIASI UNTUK SIKLOTRON DECY-13 MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

PENGEMBANGAN F ASILIT AS lradiasi SIKLOTRON-BA T AN UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP FLUOR-IS

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN ANALISIS DESAIN MAGNET SIKLOTRON DENGAN BCALC DAN GENSPEO

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV

PROSPEK PENGEMBANGAN RADIONUKLIDA BERBASIS SIKLOTRON DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEKNIK MEMV ARIASI ENERGI BERKAS PROTON DARIAKSELERATORENERGITETAP MENGGUNAKAN DEGRADER ALUMINIUM. Hari Suryanto, Silakhuddin

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

SISTEM PERHITUNGAN PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DAN GENERATOR Mo-99/Tc-99M MENGGUNAKAN MICROSOFT ACCESS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMISAHAN IODIUM (I) DARI TELURIUM (Te) UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN PADA PEMBUATAN 123 I DENGAN SIKLOTRON

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR STATIK MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY IODIUM-131 (I 131 )

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI

Ishioka Sekine, Osa Watanabe Japan Atomic Energy Research Institute, Takasaki, Gunma, , Japan ABSTRACT

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

SISTEM INFORMASI DATA NUKLIDA MENGGUNAKAN TURBO PASCAL WINDOWS

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

Spesifikasi Teknis Teras Reaktor Nuklir Kartini dan Eksperimental Setup Fasilitas Uji In-vitro dan In-vivo Metode BNCT

PENENTUAN CALIBRATOR SETTING CAPINTEC CRC-7BT UNTUK SAMARIUM-153

PELURUHAN RADIOAKTIF

PERHITUNGAN RADIOAKTIVITAS SESIUM-137 PADA PEMBUATAN IODIUM-125

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

BAB III PERSAMAAN PELURUHAN DAN PERTUMBUIIAN RADIOAKTIF

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

Kimia Inti dan Radiokimia

ANALISIS IRADIASI TARGET KALIUM BROMIDA DI REAKTOR SERBA GUNA-GA SIWABESSY

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN PLANAR (STATIK) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY RADIUM-226 (Ra 226 )

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

DESAIN AWAL KOMPONEN CENTRAL REGION SIKLOTRON PROTON 13 MEV

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

PERKEMBANGAN KEDOKTERAN NUKLIR DAN RADIOFARMAKA DI INDONESIA

BAB II RADIASI PENGION

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

ANALISIS PERHITUNGAN IRADIASI TARGET PRASEODIMIUM DI REAKTOR SERBA GUNA -GA SIWABESSY

LEMBAR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER TAHUN (UTAMA) Mata Pelajaran (Beban) : Fisika 4 ( 4 sks) Hari/Tanggal : Rabu, 01 Desembar 2010

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

U Th He 2

OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA

Simulasi ADCRC (Active Disturbance Rejection Controller) dan kendali PD pada Model Cavity Siklotron DECY 13

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI ABSTRAK

OPTIMASI PARAMETER POTENSIAL NUKLIR BAGI REAKSI FUSI ANTAR INTI-INTI BERAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

PREPARASI TARGET NIKEL SEBAGAI BAHAN SASARAN PEMBUATAN RADIOISOTOP Cu-64 MENGGUNAKAN SIKLOTRON

KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON CEPAT UNTUK PENGGUNAAN DETEKTOR NEUTRON

Kedua nuklida tersebut mempunyai nomor massa (A) yang sama dengan demikian nuklida-nuklida tersebut merupakan isobar.

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

SIFAT-SIFAT INTI. PERTEMUAN KEEMPt

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

oleh Werdi Putra Daeng Beta, SKM, M.Si

PENGEMBANGAN ANTARMUKA KONVERSI FILE DATA NUKLIR TEREVALUASI PADA RENTANG SUHU TERTENTU UNTUK APLIKASI MCNP. D. Andiwijayakusuma *

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

Dasar Fisika Radiasi. Daftar Isi

Transkripsi:

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS F DARI HASIL REAKSI Op,nF PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK Hari Suryanto1, Silakhuddin2 1 Pusat Radiosotop dan Radiofarmaka BATAN 2 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN ABSTRAK PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS F DARI HASIL REAKSI Op,nF PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK Telah dilakukan perhitungan secara teori untuk menentukan kapasitas produksi F dari hasil reaksi Op,nF dari beberapa siklotron medik Siklotron medik baby cyclotron yang dimaksud disini adalah siklotron yang mempunyai jangkauan energi antara 7,5 MeV sampai dengan MeV Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut diharapkan dapat digunakan untuk memprediksi aktivitas FDG2-F fluoro-2-deoxy-d-glucose yang akan dihasilkan Disamping itu juga diharapkan dapat digunakan sebagai gambaran awal bagi calon pengguna siklotron dalam memilih siklotron sesuai dengan kapasitas produksi yang diperlukan Dari perhitungan yang diperoleh, kapasitas produksi F dari reaksi Op,nF yang terbesar adalah yang dihasilkan dari siklotron yang mempunyai energi berkas proton sebesar MeV Besarnya aktivitas F yang diperoleh sekitar 29 mci untuk arus berkas 4 A dan lama iradiasi 1 jam Sedang untuk siklotron yang mempunyai energi berkas berturut-turut 13 MeV, 11 MeV, 1 MeV, 9 MeV dan 7,5 MeV untuk kondisi operasi siklotron yang sama, mempunyai kapasitas produksi sebesar berturut-turut sekitar 23 mci, 2 mci, 18 mci, 16 mci dan 12 mci atau berturut-turut sekitar 8%, 7%, 61%, 55% dan 41% bila dibandingkan dengan kapasitas produksi dari siklotron yang mempunyai energi berkas proton MeV Kata kunci: Siklotron, Kapasitas produksi F ABSTRACT THE THEORETICAL PREDICTION OF F ACTIVITY FROM THE REACTION OF O p, n F FOR SOME MEDICAL CYCLOTRONS The theoretical calculations to determine the production capacity of F from the reaction of O p, n F for some medical cyclotrons have been carried out The medical cyclotron baby cyclotrons were meant here is the cyclotron which has the energy range between 75 MeV to MeV The results of these calculations are expected to be used for predict the resulted activity of FDG2-F fluoro-2-deoxy-d-glucose In addition, the results of these calculations is also expected to be used as an initial overview for prospective users to choose the cyclotron in accordance with the required production capacity From the calculation obtained that the biggest production capacity of F from the reaction of O p, n F is generated by the cyclotron which has proton beam energy of MeV The amount of F activity which obtained is abaut 2,9 mci for the proton beam current of 4 A and the irradiation time of 1 hour While for the cyclotron which has the proton beam energy of 13 MeV, 11 MeV, 1 MeV, 9 MeV and 75 MeV respectively, for the same operating conditions, has a F production capacity of about 2,3 mci, 2 mci, 1,8 mci, 1,6 mci and 1,2 mci respectively, or about 8%, 7%, 61%, 55% and 41% respectively, compared with the production capacity of the cyclotron which has proton beam energy of MeV Keywords: Cyclotron, F production capacity 45

Prediksi Secara Teori Aktivitas F dari Hasil Reaksi Op,n F pada Beberapa Siklotron Medik Hari Suryanto, dkk berumur paro pendek PENDAHULUAN yang dihasilkan dari siklotron ini dapat Sebuah era baru diagnosis kedokteran nuklir dikelompokkan di Indonesia telah dimulai dengan teknologi seperti misalnya dari suatu reaksi nuklir dari penembakan partikel bermuatan yang dipercepat dengan menggunakan peluruhan siklotron Siklotron itu sendiri dalam aplikasi medis, 1983, yaitu reaksi langsung Yang termasuk kelompok pertama yang digunakan dalam pencitraan PET dihasilkan Jones kelompok kelompok kedua adalah berasal dari siklotron, karena pemancar positron dan dua dari turunan peluruhan lain dan PET ini tidak dapat dipisahkan dengan teknologi Wolf menjadi kelompok pertama adalah yang berasal Positron Emission Tomography PET Teknologi menurut Dalam cara produksinya, Tl T1/2= 73,6 jam berasal dari 21 Pb dari reaksi nuklir 21 23 Tl p,3n21pb 123 Tl dan peluruhan dapat 21 I T1/2=1,2 jam berasal dari 123 124 Xe dari reaksi nuklir Xe diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan level yaitu p,pn Xe tingkat pertama adalah siklotron yang mempunyai merupakan pemancar gamma gamma energi di bawah 1 MeV yang dapat mempercepat emitters poton dan deuteron, tingkat kedua adalah siklotron T1/2=27,8 hari berasal dari peluruhan yang mempunyai energi di bawah 2 MeV dan dapat reaksi 123 123 I Kedua tersebut Demikian juga 69 Gap,2n68Ga nuklir 68 Ge 68 Ga dari 68 Ge dan 82 mempercepat proton atau partikel lain dan tingkat ketiga adalah siklotron yang mempunyai energi reaksi nuklir diatas 2 MeV dan dapat mempercepat proton atau partikel lain Siklotron tingkat pertama dan tingkat pemancar kedua adalah sangat sesuai untuk keperluan produksi keperluan produksi kelompok pertama untuk keperluan pencitraan PET dan ini memerlukan energi proton antara 2 hingga 7 siklotron jenis ini sering disebut sebagai Baby MeV atau menggunakan siklotron tingkat ketiga Cyclotron Medical Sedang kelompok kedua adalah juga Cyclotron Untuk produksi dengan merupakan pemancar positron, seperti atau siklotron medik Sr T1/2=25,55 hari berasal dari Rbp,4n82Rb 85 tersebut positron merupakan positron 82 Sr Kedua emitters Untuk 11 C T1/2=2,39 menit dapat berasal dari reaksi siklotron medik ini, partikel seperti proton, ataupun deuteron yang telah dipercepat 14 Np, 11C, nuklir kemudian 13 N T1/2=9,96 menit dapat ditembakkan pada bahan target yang cocok untuk berasal dari reaksi nuklir 16Cp, 13N, 15O T1/2=2,4 menghasilkan menit dapat berasal dari reaksi nuklir pemancar positron 14 Nd,n15O dan 15 Np,n15O, Radionuklida pemancar positron tersebut dapat atau F T1/2=19,8 menit dapat dihasilkan dari reaksi-reaksi p, α, p, n, p,2n, berasal dari reaksi nuklir p,4n atau d, n kedua ini dapat diproduksi dengan menggunakan Op,nF Kelompok Baby Cyclotron karena hanya memerlukan energi Radionuklida yang cocok untuk digunakan proton dalam kisaran antara 7 sampai dengan 19 dalam keperluan medik ini adalah MeV 46

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 Spesifikasi berkas proton suatu siklotron activity at end of synthesis = AEOS juga disajikan ditandai dengan 2 parameter utama operasi yaitu dengan mengambil ratio AEOS/AEOI=,5 besarnya arus dan energi berkas proton Arus berkas Perhitungan Aktivitas F dari Reaksi Op,nF proton pada umumnya dapat mencapai lebih dari 5 µa Fasilitas siklotron untuk PET biasanya Aktivitas menggunakan siklotron tingkat pertama atau tingkat dari kedua Baby Cyclotron yang mempunyai spesifikasi reaksi Op,nF F yang dihasilkan secara teoritis dapat ditentukan dengan formulasi : energi berkas proton yang berbeda-beda yaitu diantaranya adalah 7,5 MeV, 9, MeV, 1 MeV, 11 = 1 MeV, 13 MeV dan MeV di mana: Pada makalah ini disajikan hasil perhitungan 1 adalah aktivitas F yang dihasilkan, Y yield yang diperoleh dari siklotron jenis adalah banyaknya partikel bermuatan penembak per satuan waktu, Baby yang didedikasikan untuk produksi FDG Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut λ adalah tetapan peluruhan yang dihasilkan, aktivitas FDG yang akan dihasilkan dan sekaligus t adalah lama waktu penembakkan, sebagai gambaran awal bagi calon pengguna NA adalah bilangan Avogadro, ρ adalah rapat massa target, M adalah nomor massa atom target, diharapkan dapat dipakai untuk siklotron dalam menentukan memprediksi pilihan siklotron radioaktif berdasarkan tingkat energi dan arus berkas proton yang dihasilkan untuk menentukan kapasitas produksinya adalah energi ambang reaksi nuklir, TATA KERJA adalah energi penembak, Dalam makalah ini dilakukan perhitungan aktivitas F dari reaksi Op,nF dengan energi MeV Siklotron diasumsikan beroperasi dengan arus dari partikel Adalah tampang lintang reaksi nuklir pada energi E dan, 1 proton bervariasi antara 7,5 MeV sampai dengan datang adalah stopping power partikel penembak dalam material target berkas proton yang sebesar berturut-turut 1 µa, 1 Suku µa, 2 µa, 3 µa dan 4 µa, kemudian diiradiasikan pada target air diperkaya pengkayaan 97% Lama iradiasi faktor O dengan dari 1 menit sampai dengan 12 menit 2jam Perhitungan 1 waktu dari persamaan 1 dinamakan pertumbuhan sedangkan suku adalah faktor aktivitas jenuh Secara praktis, beberapa konversi dari suku-suku aktivitas F ini dilakukan tepat setelah berakhirnya dalam persamaan 1 dapat dimodifikasi sebagai iradiasi activity at end of irradiation = AEOI berikut: Perhitungan aktivitas FDG pada akhir sintesa 47

Prediksi Secara Teori Aktivitas F dari Hasil Reaksi Op,n F pada Beberapa Siklotron Medik Hari Suryanto, dkk 1 Nilai 5 dapat dikonversi kedalam besaran arus Jika digunakan air diperkaya produk ISOFLEX partikel bermuatan yaitu menjadi:, = [3], dengan pengkayaan 97% maka nilai ρ 2 adalah,97 gr/cm3, di mana I adalah arus partikel bermuatan penembak 6 dan Z adalah nomor muatan partikel bermuatan M nomor massa O yaitu, 7 tersebut 2 ρ adalah kerapatan massa atom O dalam air Suku sebesar 2,5 MeV, dapat dirubah dalam 8 di mana energi datang dari proton yang akan diambil sebesar 7,5; 9; 1; 11; 13 dan MeV, bentuk penjumlahan secara diskrit menjadi: energi proton ambang reaksi nuklir terkait adalah tampang lintang reaksi, diambil 9 3 dari database IAEA, seperti pada Lampiran 2, adalah step energi dari data tampang 1 lintang reaksi nuklir dan stopping power yang diambil, dan besarnya stopping power proton pada material air, datanya diambil dari perhitungan program ini tergantung dari data PSTAR seperti tercantum dalam Lampiran 3, yang tersediadengan demikian maka persamaan 1 11 dapat dituliskan kembali menjadi :, diambil,5 MeV Dengan menggunakan parameter di atas, =, 1 diperoleh hasil perhitungan aktivitas 4 F pada akhir iradiasi YEOI dan aktivitas FDG pada akhir sintesa EOS untuk beberapa energi proton dan beberapa HASIL DAN PEMBAHASAN variasi lama iradiasi dengan arus berkas proton sebesar 1 A, dimana hasil tersebut dapat dilihat Aktivitas F dari reaksi nuklir Op,nF, dihitung dengan pada Tabel-1 menggunakan Dari Tabel-1 tersebut, dapat dilihat bahwa persamaan 4 dengan menggunakan parameterparameter sebagai berikut: untuk operasi siklotron selama 1 jam 6 menit 1 I adalah arus proton, yang dalam perhitungan dengan arus berkas 1 A, yield ini diambil antara 1 µa sampai dengan 4 µa yang diperoleh untuk energi berkas proton berturut- 1 1 6 A sampai dengan 4 1-5 A, turut 7,5 MeV; 9 MeV; 1 MeV; 11 MeV; 13 MeV 2 3 λ adalah tetapan peluruhan dari dan MeV adalah berturut-turut F yang F 29,476 mci; besarnya,63 per menit =,378 per jam, 4,57 mci; 44,491 mci; 5,885 mci; 58,691 mci; t adalah lama iradiasi, ditetapkan mulai dari 1 72,679 mci Atau secara grafis yield menit sampai dengan 12 menit 4 ⅙ F untuk energi 7,5 MeV; 9 MeV; 1 MeV; 11 jam sampai dengan 2 jam, MeV; 13 MeV; dan MeV dengan arus berkas NA adalah bilangan Avogadro, yang nilainya proton sebesar 1 A dapat dilihat pada Gambar-1 sama dengan 6,22 123 per mol, 48

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 Tabel 1 Aktivitas F pada akhir iradiasi YEOI dan aktivitas FDG pada akkhir sintesa EOS untuk beberapa energi berkas proton dan beberapa variasi lama iradiasi dengan arus berkas proton sebesar 1 µa 7,5 MeV t Y FEOI FDGEOS menit 1 5,726 2,863 2 11,77 5,5385 3 16,146 8,73 4 2,934 1,467 5 25,345 12,6725 6 29,476 14,738 7 33,512 16,756 8 37,173,5865 9 4,647 2,3235 1 43,936 21,968 11 46,936 23,468 12 49,752 24,876 9 MeV 1 MeV 11 MeV 13 MeV Y FEOI FDGEOS Y FEOI FDGEOS Y FEOI FDGEOS Y FEOI FDGEOS 7,782 3,891 8,643 4,322 9,885 4,943 11,42 5,71 15,53 7,5265 16,72 8,36 19,122 9,561 22,56 11,28 21,942 1,971 24,371 12,6 27,873 13,937 32,149 16,75 28,448 14,224 31,597 15,799 36,138,69 41,682 2,841 34,443 17,222 38,257 19,129 43,755 21,878 5,467 25,234 4,57 2,29 44,491 22,246 5,885 25,443 58,691 29,346 45,542 22,771 5,584 25,292 57,854 28,927 66,728 33,364 5,517 25,259 56,11 28,55 64,174 32,87 74, 37,9 55,237 27,619 61,352 3,676 7,17 35,85 8,934 4,467 59,574 29,787 66,17 33,85 75,68 37,84 87,289 43,645 63,785 31,893 7,846 35,423 81,28 4,514 93,457 46,729 67,612 33,86 75,96 37,548 85,889 42,945 99,64 49,532 Dari Tabel-1 maupun dari Gambar-1, dapat diketahui bahwa yield MeV Y FEOI FDGEOS 14,119 7,6 27,313 13,657 39,812 19,96 51,616 25,88 62,495 31,248 72,679 36,34 82,632 41,316 91,659 45,83 1,223 5,112 18,93 54,47 115,732 57,866 122,675 61,338 adalah berturut-turut sekitar 41%, 55%, 61%, 7% F dari reaksi dan 8% Pada Op,n F pada penggunaan energi berkas proton Gambar-2 ditunjukkan yield F untuk arus berkas proton berturut- berturut-turut 7,5 MeV; 9 MeV; 1 MeV; 11 MeV turut 1 A; 1 A; 2 A; 3 A dan 4 A untuk dan 13 MeV bila dibandingkan terhadap penggunaan beberapa variasi energi dan lama iradiasi energi berkas proton sebesar MeV hasilnya Aktivitas F 14 12 MeV 1 13 MeV 11 MeV 8 1 MeV 9 MeV 6 7,5MeV 4 2 5 1 15 Lama Iradiasi menit Gambar-1 : Yield F dari reaksi Op,nF untuk beberapa variasi energi berkas proton dan beberapa variasi lama waktu iradiasi dengan arus berkas proton sebesar 1 A 49

Prediksi Secara Teori Aktivitas F dari Hasil Reaksi Op,n F pada Beberapa Siklotron Medik Hari Suryanto, dkk 6 5 3 2 4 A 3 A 2 A 1 A 1 A 1 2 E= 9 MeV 5 4 6 Aktivitas Aktivitas 4 E= 7,5 MeV 4 3 4 A 2 3 A 2 A 1 1 A 1 A 8 1 12 14 2 4 b 6 6 5 E= 1 MeV 5 E= 11 MeV 4 4 A 3 3 A 2 2 A 1 A 1 A 1 4 6 Aktivitas Aktivitas a 2 4 4 A 3 3 A 2 2 A 1 1 A 1 A 8 1 12 14 2 Lama Iradiasi menit 4 6 8 1 12 14 Lama Iradiasi menit c d 6 6 5 E= 13 MeV 4 3 A 3 2 2 A 1 1 A 2 4 6 3 A 4 3 2 A 2 1 A 1 1 A 4 A 5 E= MeV 4 A Aktivitas Aktivitas 8 1 12 14 Lama Iradiasi menit Lama Iradiasi menit 6 1 A 8 1 12 14 Lama Iradiasi menit 2 4 6 8 1 12 14 Lama Iradiasi menit e f Gambar-2 : Yield F untuk arus berkas proton berturut-turut 1 A; 1 A; 2 A; 3 A dan 4 A pada beberapa variasi energi dan lama iradiasi a untuk E=7,5 MeV, b untuk E=9 MeV, c untuk E=1 MeV, d untuk E=11 MeV, e untuk E=13 MeV, f untuk E= MeV 5

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 Dari Gambar-2 di atas dapat dilihat bahwa Namun demikian nilai yield tersebut semakin besar penggunaan energi berkas proton akan mendekati nilai jenuhnya mendekati faktor 1 yaitu dari 7,5 MeV hingga MeV, yield mana kala suku F yang dihasilkan semakin tinggi semakin kecil, atau lama waktu iradiasi semakin panjang Sehingga ada nilai pula Namun demikian untuk penggunaan energi batas yang lebih tinggi lagi yield ini akan menjadikan produksi ini sudah tidak menurun berkenaan dengan tampang lintang reaksi efektif lagi Kenaikan yield terhadap waktu yang nuklir dari pembentukan F dari reaksi Op,n F yang optimal adalah pada energi MeV waktu lama iradiasi tertentu hingga paling efektif adalah untuk waktu iradiasi sampai Lama dengan satu umur paro dari yang iradiasi yang dilakukan dalam produksi bersangkutan Gambar-3 Sedang dari nilai ini juga mempengaruhi yield yang merupakan diperoleh Bila dilihat dari formulasi persamaan 1 bermuatan penembak per satuan waktu yang dalam di hal ini dapat dikonversi kedalam atas, = 1 suku Suku 1 yaitu : jumlah atau banyaknya, besarnya arus Untuk partikel penembak proton, maka tampak bahwa yield yang dihasilkan semakin lama waktu iradiasi yang digunakan akan adalah linier terhadap penggunaan arus berkas I semakin besar yield yang diperoleh Faktor Pertumbuhan 1,8,6,4,2 2 = nilai Z = 1 Dari persamaa persamaan tersebut pertumbuhan yang berbentuk eksponensial, maka 1 partikel berkas partikel bermuatan dalam bentuk :, dimana merupakan faktor waktu yang 3 4 5 6 Lama iradiasi : Umur Paro dari F 19,8 menit Gambar-3 : Faktor waktu pertumbuhan 1 dari F dari reaksi nuklir Op,n F sebagai fungsi lama iradiasi 51

Prediksi Secara Teori Aktivitas F dari Hasil Reaksi Op,n F pada Beberapa Siklotron Medik Hari Suryanto, dkk Suku dengan 4 MeV mempunyai gradient atau dari persamaan 1 sebesar 2,5 mci/mev, yang kedua adalah interval adalah merupakan faktor aktivitas jenuh, dimana untuk reaksi Op,nF, aktivitas energi dari 4 sampai dengan 11 MeV mempunyai jenuh gradient sebesar 6 mci/mev dan yang ketiga adalah pembentukan F untuk setiap A arus berkas proton interval energi dari 12 hingga MeV yang pada energi berkas proton dari 3 MeV hingga mempunyai MeV ditunjukkan pada Gambar-4 kurvaa Sedang Gambar-4 kurva b 3,6 mci/mev penambahan yield yang terbesar pada setiap pertumbuhan penambahan energi berkas proton dibandingkan dengan dua interval energi lainnya Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Pada Gambar-5 ditunjukkan kapasitas produksi formulasi persamaan 1 terlihat bahwa yield F dari reaksi sebesar energi dari 4 sampai 11 MeV akan menghasilkan formulasi dari persamaan 1 yang melibatkan faktor gradient Sehingga dapat dikatakan bahwa pada interval menunjukkan Yield yang diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan dari reaksi Op,nF mulai dari Op,n F pada siklotron yang siklotron dioperasikan pada arus berkas proton dapat didekati dengan tiga interval peningkatan, sebesar 4 A dan lama waktu iradiasi 1 jam yang pertama adalah interval energi dari 3 sampai 25 a Yield mci/ A 2 15 b 1 5 4 6 8 F 1 MeV, 11 MeV, 13 MeV dan MeV bila cenderung meningkat, dimana peningkatan tersebut 2 mempunyai energi berturut-turut 7,5 MeV, 9 MeV, energi berkas proton 3 MeV sampai dengan MeV 1 12 14 16 2 Energi Berkas Proton MeV Gambar-4 : Yield dari F yang diperoleh untuk setiap A arus berkas proton dari reaksi Op,nF untuk energi berkas proton dari 3 sampai dengan MeV a yield F dari faktor aktivitas jenuh dan b yield F dari formulasi persamaan 1 52

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 35 Yield F 3 MeV 25 13 MeV 2 11 MeV 15 1 MeV 9 MeV 1 7,5 MeV 5 5 1 15 2 Energi Berkas Proton MeV Gambar-5 : Kapasitas produksi F dari reaksi Op,nF pada beberapa siklotron untuk arus berkas proton 4 A dan lama iradiasi 1 jam Dari Gambar-5 tersebut dapat dilihat bahwa kapasitas produksi F dari reaksi KESIMPULAN Op,n F yang Hasil prediksi yield aktivitas F dari reaksi terbesar adalah yang dihasilkan oleh siklotron yang Op,nF untuk beberapa siklotron medik yang mempunyai energi berkas proton sebesar MeV diperoleh secara teori menunjukkan bahwa semakin yang besarnya sekitar 29 mci untuk arus berkas besar penggunaan energi berkas proton yaitu dari 7,5 4 A dan lama iradiasi 1 jam Sedang untuk MeV hingga MeV, semakin tinggi pula yield siklotron yang mempunyai energi berkas berturut- turut 13 MeV, 11 MeV, 1 MeV, 9 MeV dan 7,5 untuk penggunaan energi yang lebih tinggi lagi yield MeV untuk kondisi operasi siklotron yang sama, ini akan menurun berkenaan dengan yaitu untuk arus berkas 4 A dan lama iradiasi 1 tampang lintang reaksi nuklir dari pembentukan F jam, dari reaksi mempunyai kapasitas produksi sebesar F yang dihasilkan Namun demikian Op,nF yang optimal adalah pada berturut-turut sekitar dengan pembulatan ratusan energi MeV Lama selang waktu iradiasi dalam 23 mci, 2 mci, 18 mci, 16 mci dan produksi ini juga mempengaruhi yield 12 mci atau berturut-turut sekitar 8%, 7%, yang diperoleh, yaitu semakin lama 61%, 55% dan 41% bila dibandingkan dengan waktu iradiasi yang digunakan akan semakin besar kapasitas produksi dari siklotron yang mempunyai yield yang diperoleh Namun demikian energi berkas proton MeV nilai 53 yield tersebut akan

Prediksi Secara Teori Aktivitas F dari Hasil Reaksi Op,n F pada Beberapa Siklotron Medik Hari Suryanto, dkk mendekati nilai jenuhnya mendekati faktor 1 mana kala suku 4 CARLOS GONZALEZ LEPERA, PET Radionuclides Production Cyclotron Selection and Location, Cyclotope and Experimental Diagnostic Imaging, The University of Texas MD Anderson Cancer Center Houston, TX wwwaapmorg/meetings/8ss, diunduh pada 5 November 212 5 MARCEL GUILLAME,etal, " Recommendations for Fluorine- Production", Appl RadiatIsot Vol42 No8, pp 749-762, Inst J Radiat Appl Instrum Part A, Pergumon Press, Great Britain 1991 6 TIMOTHY J TEWSON, "Procedures, Pitfalls and Solutions in the Production of [F]2Deoxy-2-fluoro-D-glucose: a Paradigm in the Routine Synthesis of Fluorine- Radiopharmaceuticals", Nucl Med Biol Vol16, pp 533-551, IntJRadiatAppl Instrum, Part B, Pergumon Press, Great Britain 1989 7 HHCOENEN,etal,"Recommendation for A Practical Production of [2-F] Fluoro-2-DeoxyD-Glucose", Appl RadiatIsot Vol38 No8, pp 68-61, Inst J Radiat Appl Instrum Part A, Pergumon Press, Great Britain 1987 8 JACKLIN, PB, BARRINGTON, SF, ROXBURG, JC, JACKSON, J, SARIKLIS, D, WEST, PA, AND MAISEY, MN Cost-effectiveness of preoperative positron emission tomography in ischemic heart disease, The Annals of Thoracic Surgery Vol73, p143,22 semakin kecil, atau lama waktu iradiasi semakin panjang Sehingga ada nilai batas waktu lama iradiasi tertentu hingga menjadikan produksi ini sudah tidak efektif lagi Kenaikan yield terhadap waktu yang paling efektif adalah untuk waktu iradiasi sampai dengan satu umur paro dari yang bersangkutan Kapasitas produksi F dari reaksi Op,nF yang terbesar adalah yang dihasilkan oleh siklotron yang mempunyai energi berkas proton sebesar MeV yang besarnya sekitar 29 mci untuk arus berkas 4 A dan lama iradiasi 1 jam Sedang untuk siklotron yang mempunyai energi berkas berturutturut 13 MeV, 11 MeV, 1 MeV, 9 MeV dan 7,5 MeV untuk kondisi operasi siklotron yang sama, yaitu untuk arus berkas 4 A dan lama iradiasi 1 jam, mempunyai kapasitas produksi sebesar berturut-turut sekitar dengan pembulatan ratusan 23 mci, 2 mci, 18 mci, 16 mci dan 12 mci atau berturut-turut sekitar 8%, 7%, 61%, 55% dan 41% bila dibandingkan dengan kapasitas produksi dari siklotron yang mempunyai energi berkas proton MeV DAFTAR PUSTAKA 1 Charged Particle Cross Section Database for Medical Radioisotope Production, IAEA TECDOC-1211, IAEA, Vienna 21 2 Cyclotron Produced Radionuclides: Guidelines for Setting Up a Facility, Technical Reports Series no 471, International Atomic Energy Agency, Vienna, 29 3 http://wwwisoflexcom/isotopes/ohtml, diunduh pada 9 Oktober 212 54