PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE KOTA TASIKMALAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Sekolah Dasar. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

PELATIHAN PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP MATA PELAJARAN IPS TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA GURU IPS SMP DI MGMP SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PROSES BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SOCRATES DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KARAKTER SISWA SMP UNTUK MATA PELAJARAN IPA FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

Keywords : Learning Implementation of Construction Engineering and Student Perceptions

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

KAJIAN KURIKULUM PENJAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan dilakukan agar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

PENGEMBANGAN KTSP PERT KE-11

Wahyu Alamsyah, Purwati Kuswarini, Endang Surahman ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. memberikan standar kelulusan di setiap tingkatan dalam pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. grop, 2014), Andi Prastowo, Pengembangan Bahan Ajar Tematik, (Jakarta: Renada Media

IMPLEMENTASI KELAS UNGGULAN (EXCELLENCE) AGAMA DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMPN 2 Pamekasan) Suwantoro

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. semua orang untuk memiliki pengetahuan agar tidak tertinggal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HAMBATAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU KELAS X SMA/SEDERAJAT DI KECAMATAN RAMBAH SAMO

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. seperti model pembelajaran, hasil-hasil penelitian, produk-produk lulusan dan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan. Tingkat Satuan Pendidikan 2006.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KETERLAKSANAAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PJOK TINGKAT SMP PADA SEKOLAH SATU ATAP DI PULAU GILI KETAPANG DAN WILAYAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

Oleh: IMA NUR FITRIANA A

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

ANALISIS RPP BIOLOGI BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN ACEH SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

Journal of Physical Education and Sports

Diajukan Oleh : AGUSTINA RIZKI WULANSARI A

Dedy Kintaka Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STUDI KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM KOMPUTER SMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA. Artikel Jurnal

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan proses

Transkripsi:

PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE KOTA TASIKMALAYA Implementation of 2013 Curriculum On Physics Course At State Senior High School Covering Tasikmalaya City Endang Surahman Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi Jln. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115 *Penulis Korespondensi: E-mail: e.surahman@unsil.ac.id Abstrak; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se-kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan populasinya adalah seluruh SMA Negeri se-kota Tasikmalaya yang telah melaksanakan Kurikulum 2013. Adapun instrumen yang digunakan adalah berupa angket yang diberikan kepada guru dan siswa untuk memperoleh data yang berupa keterangan mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013. Berdasarkan analisis data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se-kota Tasikmalaya belum sesuai sebagaimana yang diharapkan. Kata kunci: Kurikulum 2013, Mata pelajaran Fisika. Abstract; The aim of this research was to know the implementation of 2013 Curriculum on Physics Course at State Senior High School in Tasikmalaya city. The method used in this research was descriptive method, with population were all of the State Senior High Schools in Tasikmalaya city that had implemented 2013 Curriculum. The instrument used in this research was questionnaire given to teachers and students to get the data about information 2013 Curriculum implementation. Based on the data analysis, it was concluded that 2013 Curriculum implementation on Physics course at State Senior High School in Tasikmalaya city was not appropriate as expected yet. Keywords: 2013 Curriculum, Physics course PENDAHULUAN Pendidikan di suatu Negara merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kecerdasan warga negaranya, karena dengan pendidikan tersebut kualitas sumberdaya manusianya akan meningkat sehingga diharapkan dapat bersaing dengan Negara lain apalagi menjelang era globalisasi. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa 32

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003:4). Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Tim Pengembang, 2012:72). Pengertian kurikulum menurut Ronald. C. Doll, 1974, hal 22 (dalam Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005: 5) The commonly accepted definition of the curriculum has changed from content of course of study and list of subject and courses to all the experience which are offered to learnes unders the auspises or direction of the school. Sedangkan kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003:3). Demikian pula yang dinyatakan oleh Sujana, Nana (2005: 4) Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang membina. Selanjutnya pengertian kurikulum juga dikemukakan oleh J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956) dalam Sujana, Nana, (2006: 4), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut" The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Sedangkan J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for Better Teaching on Learning (1956) dalam Nasution S., (2006: 5) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut "The curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kurikulum. 33

Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler. Untuk mengejar ketertinggalan dari Negara-negara lain yag sudah maju, Pemerintah Indonesia senantiasa melakukan perubahan dan pengembangan kurikulum. Perubahan kurikulum ini sudah dilaksanakan beberapa kali, beberapa tahun yang lalu perubahan kurikulum dilaksanakan setiap hampir sepuluh tahun sekali, tetapi perubahan yang terakhir hanya beberapa tahun saja. Kurikulum yang pada saat ini sedang dan baru dimulai adalah Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 ini pada tahun pelajaran 2013-2014 baru dilaksanakan di kelas I, VII, dan X di tiap jenjang pendidikan, dan itu pun belum semua sekolah di Indonesia melaksanakannya. Banyak berita di berbagai media yang menentang pelaksanaan Kurikulum 2013 tersebut, adanya reaksi tersebut disebabkan karena menurut mereka belum siapnya Pemerintah untuk menerapkan kurikulum baru tersebut. Hal tersebut ditunjukkan dengan belum adanya sosialisasi yang menyeluruh dan komprehensif kepada guru-guru disemua jenjang pendidikan, di samping itu juga buku-buku penunjang baik untuk pegangan guru maupun untuk pegangan siswa yang sedianya akan disediakan oleh pemerintah sampai saat ini belum seluruhnya tersedia. Bahkan buku yang sudah tersedia dan diedarkan pun masih banyak kesalahan bahkan ada yang dirasa tidak pantas untuk dibaca oleh siswa. Sampai saat ini, menjelang pelaksanaan kurikulum 2013 tahun kedua dan dicanangkan oleh pemerintah supaya seluruh sekolah disemua jenjang harus melaksanakannya. Namun Pemerintah baru akan melatih para guru instruktur guna menambah instruktur yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan pelaksanaannya tinggal beberapa bulan lagi, oleh sebab itu pihak yang menentang makin keras untuk tidak memaksakan pelaksanaan Kurikulum 2013 tersebut. Masih banyakna guru yang belum memahami pelaksanaan kurikulum 2013 dan mereka hanya menerima penjelasan singkat dan masih membingungkan, mengakibatkan dalam melaksanakan kurikulum menjadi kurang bahkan tidak optimal seperti yang diharapkan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan adalah Bagaimanakah Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se-kota Tasikmalaya? Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se-kota Tasikmalaya. METODOLOGI Objek penelitian dari penelitian ini adalah guru mata pelajaran Fisika dan siswa kelas X. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se Kota 34

Tasikmalaya yang telah melaksanakan Kurikulum 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan angket. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan September 2013 sampai bulan Agustus 2014 HASIL DAN PEMBAHASAN Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri yang ada di Wilayah Kota Tasikmalaya ada sebanyak 10 sekolah, tetapi yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sejak Tahun Pelajaran 2013 2014 adalah sebanyak 5 (lima) sekolah. Sekolah yang dijadikan tempat dilakukannya penelitian ini semula terdiri dari 5 (lima) sekolah atau seluruh sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 sejak Tahun Pelajaran 2013 2014. Tetapi karena ada beberapa sekolah yang kurang memberikan respon terhadap dilakukannya penelitian ini, maka yang dijadikan tempat penelitian hanya 3 (tiga) sekolah saja. Adapun data sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah sebagai berikut. No. Tabel 4.1. Sekolah tempat penelitian Sekolah 1. SMA Negeri 1 2. SMA Negeri 3 3. SMA Negeri 7 Jumlah Guru yang menjadi Responden Jumlah Siswa yang menjadi Responden 2 orang 80 orang 2 orang 40 orang 1 orang 40 orang Instrument penelitian yang berupa angket diberikan kepada responden, dalam hal ini guru dan siswa, pada hari itu juga langsung dikumpulkan kembali setelah semua pertanyaan dijawab oleh responden. Setelah angket terkumpul, selanjutnya diinventarisir dengan menelaah jawaban-jawaban responden. Adapun hasil dari pengolahan angket untuk siswa yang sudah dikumpulkan tersebut disusun dalam Tabel 4.2. Dalam pengelompokkan jawaban siswa dalam tabel tersebut didasarkan pada maksud dan isi dari jawaban yang dikemukakan siswa, maksudnnya jawaban-jawaban yang dibuat oleh siswa tidak sama persis dalam redaksinya. Jadi peneliti hanya mengambil maksud dari jawaban tersebut yang isinya menuju pada jawaban yang sama atau hampir sama. Sedangkan jawaban yang tidak termasuk dalam table tersebut atau sisa jawaban yang dibuat oleh siswa berbeda daam maksud dan isinya, yang dalam pembahasan nanti akan dibahas secara lebih terperinci. Demikian pula jawaban yang dibuat oleh guru terhadap angket yang diberikan kepada mereka. Pengelompokan jawaban atau pernyataan yang dibuat oleh guru didasarkan pada kesamaan isi dan maksud, jadi meskipun redaksinya berbeda tetapi kalau maksud dan isinya sama maka dimasukkan ke dalam kelompok yang sama. Pernyataan yang diajukan oleh peneliti dibuat dalam Tabel 4.3. 35

Tabel 4.2. Jawaban siswa dalam angket No Pertanyaan Jawaban Siswa % 1. Apa yang dilakukan guru Fisika Anda ketika masuk ruangan kelas? 2. Apa yang dilakukan guru Fisika Anda ketika akan memulai mengajar? Mengucapkan salam 100 Membaca doa 100 3. Ketika akan memulai mengajar, apakah guru Fisika menyampaikan kompetennsi yang harus dicapai oleh siswa? 4. Ketika akan memulai mengajar, apakah guru Fisika menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh siswa? 5. Ketika sedang mengajar, apakah guru Fisika mengaitkan materi pelajaran dengan Kebesaran Alloh? 6. Sebutkan contohnya, apa yang disampaikan oleh guru anda ketika mengaitkan materi Fisika dengan Kebesaran Alloh! 7. Sekaitan dengan pertanyaan di atas, mengapa Anda bisa sampai di sekolah? 8. Jelaskan, mengapa Anda bisa melihat? Iya, menyampaikan 90 Ya 85 Sangat mengaitkan 60 Gerak harmoni dikaitkan dengan rotasi bumi yang tidak pernah berhenti Karena mempunyai niat dan tekad untuk menimba ilmu dan tekad untuk bisa mendapatkan masa depan yang cerah Karena kita mempunyai mata yang fungsinya sebagai indera penglihat, selain itu di dalam mata terdapat lensa dan titik focus yang dapat memfokuskan terhadap sebuah objek dengan bantuan cahaya 9. Jelaskan, mengapa Anda bisa meraba? Karena sentuhan alat sensorik atau saraf yang terdapat pada tubuh kita 85 10. Jelaskan, mengapa pompa hidrolik dapat mengangkat mobil? Karena adanya hukum Paskal 95 Tabel 4.3. Jawaban guru dalam angket No Pertanyaan Jawaban Guru % 25 20 80 1. Apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika masuk ruangan kelas? 2. Apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika akan memulai mengajar? 3. Ketika akan memulai mengajar, apakah Bapak/Ibu Senyum, Salam, Sapa 100 Motivasi dengan memberikan tujuan 100 pembelajaran terutama aplikasi dengan kehidupan sehari-hari Iya, menyampaikan 100 36

menyampaikan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa? 4. Ketika akan memulai mengajar, apakah Bapak/Ibu menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh siswa? 5. Apakah Bapak/Ibu sebelum mengajar sudah membuat RPP? 6. Kompetensi apa saja yang ada pada kurikulum 2013? Ya 100 Ya 100 Kompetensi Spiritual (KI-1), Kompetensi Sosial (KI-2), Kompetensi Pengetahuan (KI- 3), dan Kompetensi Keterampilan (KI-4) 7. Apa isi dari Kompetensi Inti 1? Menghayati dan mengamalkan ajaran agama 80 yang dianutnya 8. Ketika sedang mengajar, apakah Bapak/Ibu mengaitkan materi pelajaran dengan Kebesaran Alloh? Ya 100 9. Berikan beberapa contoh materi pelajaran Fisika yang dapat dikaitkan dengan Kebesaran Alloh! 10. Bagaimana Bapak/Ibu menjelaskan tentang gesekan dikaitkan dengan kebesaran Alloh? Gaya gravitasi, antara benda-benda memungkinkan planet-planet berjalan pada orbitnya masing-masing Macam-macam fluida, dengan kemampuan membasahi benda yang berbeda Taraf intensitas bunyi yang terdengar oleh telinga manusia berdasarkan deret logaritma Mata merupakan alat optik yang sangat istimewa tanpa tombol dan kabel Gas/udara mengalir dari tempat tinggi ke tempat dengan kerapatan rendah Cahaya dapat diuraikan menjadi 7 warna yang indah + putih Adanya elektron yang mudah berpindah tempat sehigga timbul aliran listrik. Gesekan udara dengan payung penerjun sehigga penerjun bisa mendarat dengan selamat di permukaan bumi Gesekan antara kulit tubuh dengan pakaian sehingga pakaian tetap melekat pada tubuh 95 75 80 1. Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban angket baik dari guru maupun dari siswa seperti tampak pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, selanjutnya dianalisis dan disesuaikan dengan harapan jawaban yang penulis inginkan. Selanjutnya pembahasan akan dipisahkan antara hasil angket dari guru 37

dan dari siswa, dan masing-masing akan dianalisis per nomor pertanyaan. a. Jawaban angket dari Guru Pertanyaan nomor 1, seluruh guru menjawab bahwa mereka mengucapkan salam ketika memasuki ruangan kelas. Pertanyaan nomor 2, sama halnya dengan pertanyaan sebelumnya semua guru yang menjadi responden memberikan jawaban yag sama yaitu membaca doa walaupun dala bentuk pernyataan yang berbeda-beda tetapi maksud dan maknanya sama. Pada pertanyaan nomor 3, seluruh guru juga menjawab selalu menyampaikan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Demikian pula untuk pertanyaan nomor 4 seluruh guru memberikan jawaban bahwa mereka selalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa. Pada pertanyaan nomor 5 pun seluruh guru memberikan jawaban bahwa mereka selalu membuat RPP sebelum proses belajar mengajar. Pertanyaan nomor 6 ketika ditanya mengenai Kompetensi yang ada dalam Kurikulum 2013, belum seluruh guru dapat menjawab dengan benar hanya 95 % saja, padahal mereka sudah mengikuti penataran mengenai Kurikulum 2013. Apalagi ketika ditanya isi dari Kompetensi Inti 1 (pertanyaan noor 7), hanya 80 % saja guru yang dapat memberikan jawaban dengan benar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman dan penguasaan guru terhadap Kurikulum 2013 masih kurang. Namun ketika ditanyakan selalu tidaknya mereka mengaitkan materi fisika dengan kebesaran Alloh (pertanyaan nomor 8), seluruh guru menjawab selalu. Pada pertanyaan nomor 9 dan nomor 10 para guru yang pada pertanyaan nomor 8 menjawab selalu mengaitkan materi pelajaran fisika dengan kebesaran Alloh, ternyata ketika ditanyakan contoh-contoh yang selalu mereka sampaikan kepada siswanya tidak semua guru dapat memberikan contoh dengan tepat dan benar. 75 % untuk pertanyaan nomor 9 dan 80 % untuk pertanyaan nomor 10. b. Jawaban angket dari Siswa Pertanyaan nomor 1, seluruh siswa memberikan jawaban yang sama bahwa ketika memasuki ruangan guru mengucapkan salam dan hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh guru dalam jawaban terhadap pertanyaan yang sama. Artinya apa yang diharapkan dalam Kurikulum 2013 sudah dilaksanakan khususnya untuk Kompetensi Inti 1 para guru sudah melaksanakannya, bahkan untuk hal tersebut sudah sejak lama berjalan apalagi di sekolah-sekolah umum negeri dan sekolah-sekolah berbasis Islam. Pertanyaan nomor 2, sama halnya dengan pertanyaan sebelumnya seluruh siswa menjawab bahwa ketika guru fisika akan memulai mengajar adalah membaca doa atau berdoa terlebih dahulu, hal ini sesuai dengan jawaban guru. Artinya untuk pertanyaan nomor 2 pun guru sudah melaksanakan Kompetensi Inti 1 seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013. Untuk pertanyaan nomor 3, ternyata menurut siswa yang menjadi responden belum seluruh guru menyampaikan Kompetensi yang harus dicapai oleh 38

siswa, hal ini berbeda dengan jawaban yang diberikan oleh guru. Demikian pula untuk pertanyaan nomor 4 tidak semua guru menyampaikan tujuan yang harus dicapai oleh siswa, hal ini juga sama berbeda dengan jawaban yang diberikan oleh guru. Untuk pertanyaan nomor 5, menurut para siswa para guru selalu mengaitkan materi pelajaran fisika dengan kebesaran Alloh. Hanya 60% dari siswa responden yang menyatakan demikian, hal ini tidak sesuai dengan pengakuan guru yang menjawab selalu mengaitkan materi pelajaran fisika dengan kebesaran Alloh. Hal ini terbukti dengan jawaban para siswa ketika ditanyakan lebih lanjut mengenai contoh yang disampaikan oleh guru ketika mengaitkan materi Fisika dengan kebesaran Alloh (pertanyaan nomor 6) hanya 25 % para siswa yang dapat memberikan contoh apa yang disampaikan guru mereka, kebanyakan dari mereka tidak dapat menyebutkan contoh apa yang disampaikan guru yang mengaitkan materi fisika dengan kebesaran Alloh. Pada pertanyaan selanjutnya (pertanyaan nomor 7), yang masih berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya, ketika ditanyakan konsep gesekan, kebanyakan siswa tidak bisa memberikan jawaban yang tepat yaitu hanya sebanyak 20 % saja yang memberikan jawaban yang benar ata mendekati yang diharapkan. Ketika ditanyakan mengenai konsep fisika yang diajarkan oleh guru, pada umumnya para siswa dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan mendekati benar, yaitu sebanyak 80 %. Demikian pula untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya mengenai konsep fisika, pada umumnya penguasaan konsep sudah baik yang ditunjukkan dengan jawaban yang benar dan atau mendekati benar, yaitu 85 % untuk pertanyaan nomor 9 dan 95 % untuk pertanyaan 10. Berdasarkan uraian di atas, maka terlihat bahwa adanya ketidak sesuaian antara jawaban guru dengan jawaban siswa. Hal ini dimungkinkan karena guru yang belum sungguh-sungguh menyampaikan materi dan mengaitkannya dengan kebesaran Alloh bisa juga pemahaman siswa yang masih belum baik ketika menerima materi pelajaran dari guru-guru mereka. Namun kalau kita lihat dari penguasaan siswa terhadap konsepkonsep fisika mereka pada umumnya sudah cukup menguasai yaitu di atas 80 %. Jadi dalam hal ini para gurunya yang belum sungguh-sungguh mengaitkan materi pelajaran fisika dengan kebesaran Alloh, dengan demikian mereka belum dapat melaksanakan Kompetensi Inti I seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fisika di SMA Negeri se- Kota Tasikmalaya belum sesuai sebagaimana yang diharapkan. Selain pemahaman guru tentang Kurikulum 2013 masih kurang juga kemampuan guru masih kurang dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 terlebih lagi pelaksanaan Kompetensi Inti I, yaitu dalam mengaitkan materi pelajaran Fisika dengan kebesaran Alloh 39

dalam rangka memahami dan mengamalkan ajaran agama. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan adalah Para guru perlu diberi pelatihan dengan intensif mengenai bagaimana melaksanakan Kompetensi Inti I selama pelaksanaan proses belajar mengajar, karena masih banyak guru yang belum memahami dan bahkan belum tahu bagaimana kaitan antara materi Fisika dengan Kebesaran Alloh dalam menciptakan konsep-konsep Fisika tersebut. Sosialisasi dan pelatihan guru yang akan melaksanakan Kurikulum 2013 harus dilakukan secara berulang tidak cukup sekali saja, karena masih banyak guru yang belum bisa menerima dan mau untuk melaksanakan Kurikulum 2013 tersebut dengan alasan berbagai kendala. Ada yang masih resist terhadap kurikulum 2013 dan masih ingin melaksanakan KTSP, ada pula karena belum memahami apa yang disampaikan oleh instruktur ketika pelatihan. Perlu juga diberikan pelatihan secara mendalam terutama untuk pelaksanaan masing-masing Kompetensi Inti, karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan masih banyak guru yang belum memahami apa yang harus dilakukan ketika akan melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan Kurikulum 2013. UCAPAN TERIMA KASIH Sebagai ungkapan rasa syukur dengan telah selesainya penelitian ini, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Siliwangi. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Siliwangi yang telah memberikan bantuan dana untuk pelaksanaan penelitian ini yang termasuk dalam Skim Penelitian Internal dengan Surat Perjanjian Kontrak Nomor: 085/UN58.09/PL/2014. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003, Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301), pp. 3-4 Nasution, S., 2006, Azas-azas Kurikulum, Bandung: Jemmars, p. 5 Sujana, Nana, 2005, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Jakarta: Sinar Baru Algensindo, p. 5 Sujana, Nana, 2006, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Jakarta: Sinar Baru Algensindo, p. 5 Sukmadinata, Nana Syaodih, 2005, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, p. 5 Tim Pengembang, 2012, Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. p. 71. 40