BAB I PENDAHULUAN. hanya sebagai objek, sementara guru aktif mendominasi seluruh kegiatan belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, pendidikan di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran biologi di SMA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya dan dapat membangun pengetahuannya sendiri (student centered. digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK. Pada kenyataannya dunia pendidikan di Indonesia masih belum

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Besar. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini masih monoton dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CD. Ustadiyatun Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

dari proses maupun hasil pendidikan (Trianto, 2010:7-8).

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

SKRIPSI DISUSUN OLEH: VIKY HIDAYAT

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENGUKUR TINGKAT PEMAHAMAN MAHASISWA PADA MATERI ORGANEL-ORGANEL SEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

E046. M. Agung Fatkhurrokhim 1, Budhi Utami 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2

ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PENERAPAN MODEL KOOPERATIF STAD MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PASSING CONTROL SEPAKBOLA

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Everyone Is Teacher Here

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008: 26). keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah terjadi pergeseran paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran di dalam mengelola pendidikan,. Pengajaran cenderung guru aktif, sedangkan siswa pasif sehingga keterlibatan siswa dalam belajar sangat rendah dan siswa hanya sebagai objek, sementara guru aktif mendominasi seluruh kegiatan belajar (Teacher Centerd) (Dalhari, 2010). Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang pada mata pelajaran Biologi menunjukkan bahwa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagian siswa kurang bersemangat, aktivitas belajarnya rendah, sebagian siswa terkadang mengobrol dengan temannya dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh gurunya. Biologi banyak dianggap sebagai ilmu hafalan oleh siswa,, karena isi materi dalam buku pelajaran yang banyak berisikan konsep-konsep yang harus dihafal. Sehingga dalam belajar Biologi siswa merasa malas dan enggan membaca. Biologi bukan hanya ilmu hafalan. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses 1

2 penemuan. Pendidikan Biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya (Depdiknas, 2003). Melihat permasalahan tersebut untuk mengatasinya diperlukan metode dan media yang berbeda untuk menarik minat siswa dalam belajar. Berbagai permasalahan tersebut sangat menghambat proses pembelajaran yang berlangsung sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa sangat rendah bahkan siswa dikatakan tidak tuntas belajar secara klasikal. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil belajar siswa pada materi Sel tahun pelajaran 2011/2012 dengan persentase kelulusannya hanya 45% atau ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena persentase kelulusannya < 75% jumlah siswa. Jumlah siswa yang mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) hanya ada 18 orang dari 40 siswa sehingga persentase ketidaklulusan mencapai 55%. Penyebab terjadinya berbagai permasalahan pada saat kegiatan pembelajaran tersebut adalah guru menggunakan metode pembelajaran yang kurang menarik, metode mengajarnya monoton ceramah dan diskusi tetapi dalam kelompok tersebut siswa yang aktif hanya siswa yang pandai saja, dan terkadang metode yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Namun, guru juga banyak memiliki sisi positif seperti disiplin waktu mengajar, berpenampilan menarik, telaten dan sabar dalam mengajar, tidak gampang marah, secara detail menjelaskan materi kepada siswa, dan pemebelajaran serius tapi santai. Semua itu diharapkan dapat membuat siswa semangat belajar, kelas kondusif, tidak takut kepada guru, dan diharapkan akan berdampak baik dalam meningkatkan aktivititas dan belajar siswa.

3 Mengatasi permasalahan tersebut, interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai keberhasilannya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya metode pengajaran, alat pelajaran, sumber belajar, dan evaluasi belajar. Strategi dan metode yang tepat yang digunakan oleh guru diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa secara optimal, dengan peran aktif siswa didalamnya. Karena seiring dengan perubahan sistem pendidikan yang ada bahwa pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan akan lebih berpusat pada siswa (Student Centered). Sehingga dalam hal ini peran guru di dalam kelas hanya sebagai motivator dan fasilitator. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri khusus yang melekat pada pembelajaran konstruktivistik yang menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Untuk itu perlu suatu strategi pembelajaran dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat konstruktivistis (Trianto, 2007). Salah satu pembelajaran yang konstruktivistik adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Ibrahim (2000), pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahaman suatu konsep melalui aktivitas sendiri dan interaksi dengan siswa lain. Isjoni (2009), juga berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman

4 dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Sampai saat ini sudah cukup banyak model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan, diantaranya salah satunya adalah Cooperative Script (CS). Pembelajaran CS merupakan metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan menjelaskan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Pada pembelajaran CS guru akan menetapkan siapa yang terlebih dahulu berperan sebagai pembicara dan pendengar dengan kesepakatan di awal pembelajaran. Pembicara membuat kesimpulan dari materi yang akan disampaikan kepada pendengar dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sedangkan pendengar menyimak, mengoreksi, mencatat informasi, dan membantu mengingat dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya (Saleh, 2010). Muslim (2011), dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa pembelajaran CS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-A di SMP Brawijaya Smart School Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran CS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan mencapai kategori baik (B), hasil belajar siswa diukur dari rerata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II, sehingga dapat disimpulkan penerapan pembelajaran CS dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pengaruh media pembelajaran pada proses pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan, dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain itu media pembelajaran juga sangat membantu

5 siswa untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya. Menurut Sadiman (2010), media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media pembelajaran hendaknya dapat dilihat, dibaca, dan didengar. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media pendidikan atau media pembelajaran adalah Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dan pembaharuan dalam penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa audio, visual, atau audiovisual. Penggunaan audiovisual lebih memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media audio atau media visual, jika seeorang menerima pelajaran sukar ditangkap, kurang menarik, dan mudah dilupakan (Suleiman, 1985). Media Video Compact Disc (VCD) adalah alat bantu dengan memperlihatkan gambar yang bergerak dan suara secara bersama-sama saat menyampaikan informasi atau pesan. VCD merupakan media yang efektif dalam menyuampaikan informasi yang mencakup unsur gerak karena dapat memperlihatkan peristiwa secara berkesinambungan dan merupakan model dari penyampaian informasi tersebut adalah orang yang memiliki keterampilan sesuai dengan gerak yang di informasikan (Parwata, 2008).

6 Parwata (2008) dalam penelitiannya diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran langsung berbantuan media VCD mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa jurusan Penjaskesrek FOK Undiksha Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar mahasiswa tergolong aktif dengan skor rata-rata memperoleh nilai B ke atas sebesar 77% (34 orang), serta respon mahasiswa terhadap penerapan model pembelajaran langsung berbantuan VCD tergolong sangat positif. Berdasarkan uraian di atas, dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Pembelajaran Cooperative Script dengan Penggunaan Media Video Compact Disc untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 7 Malang. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah pelaksanaan tahapan-tahapan model pembelajaran CS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Biologi materi Sel pada siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang? b. Apakah penerapan pembelajaran CS dengan penggunaan media VCD dapat meningkatkan aktivitas belajar Biologi materi Sel pada siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang? c. Apakah penerapan pembelajaran CS dengan penggunaan media VCD dapat meningkatkan hasil belajar Biologi materi Sel pada siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang?

7 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model CS untuk meningkatkan aktivitas belajar Biologi materi Sel pada siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang. b. Untuk meningkatkan aktivitas belajar Biologi materi Sel pada siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang melalui penerapan pembelajaran CS dengan penggunaan media VCD. c. Untuk meningkatkan hasil belajar Biologi materi Sel pada siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang melalui penerapan pembelajaran CS dengan penggunaan media VCD. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi dalam memahami dan mengembangkan teori tentang pentingnya penerapan pembelajaran kooperatif khususnya model pembelajaran Cooperative Script (CS). 1.4.2 Secara Praktis a. Bagi Peneliti Pembelajaran CS dengan penggunaan media VCD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Biologi siswa kelas XI IA-1 SMA Negeri 7 Malang dan akan menjadi bekal kelak setelah menjadi seorang guru untuk

8 dapat secara cepat mencari solusi terhadap semua permasalahan di kelas pada saat mengajar. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, sehingga daiharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif c. Bagi Siswa Mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya dan melatih untuk belajar kooperarif dan supaya terbiasa diskusi, bertukar informasi melalui bertukar peran, mampu menjawab setiap pertanyaan dengan tepat, dan lebih teliti d. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran berkaitan dengan solusi mengatasi masalah pembelajaran Biologi di SMA Negeri 7 Malang 1.5 Batasan Masalah Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran dan keefektifan penelitian maka peneliti membatasi masalah agar tidak menyimpang dari pokok bahasan. Adapun batasan-batasan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IA-1 semester ganjil yang berjumlah 42 siswa di SMA Negeri 7 Malang tahun pelajaran 2012/2013.

9 b. Batas kemampuan yang akan diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa melalui Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) dengan menyimak VCD yang ditayangkan guru untuk menjawab soal pada LKPD dan hasil belajar Biologi diukur dengan memberikan soal post-test. c. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sel dengan Kompetensi Dasar (KD) yang berbeda setiap siklusnya, yaitu KD 1.2 dan 1.3. Sub-materi pada siklus I, yaitu Struktur Organel-organel Sel Tumbuhan dan Hewan, dan pada siklus II, yaitu Membandingkan Mekanisme Transport pada Membran. d. Model pembelajaran yang digunakan adalah CS dan media yang digunakan adalah VCD materi Sel. e. Selama proses pembelajaran yang bertindak sebagai guru adalah peneliti. 1.6 Definisi Operasional Untuk menghindari pemaknaan yang kurang sesuai terhadap istilah dalam penelitian ini, maka perlu didefinisikan beberapa istilah sebagai berikut. a. Pembelajaran Cooperative Script (CS) Pembelajaran CS merupakan metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan menjelaskan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Pada pembelajaran CS guru terlebih dahulu akan menentukan sesuai dengan kesepakatan di awal pembelajaran siswa yang berperan sebagai pembicara dan pendengar (Saleh, 2010). Dalam penelitian ini, pembelajaran CS diterapkan dalam menyelesaikan LKPD yang telah dibagikan guru. Siswa dibentuk kelompok berpasangan dengan

10 teman sebangku yang sudah ditentukan oleh guru siapa yang menjadi pembicara dan pendengar. Pembicara membuat kesimpulan dari materi yang akan disampaikan kepada pendengar, sedangkan pendengar menyimak, mencatat informasi, dan membantu mengingat dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya. Setelah pembicara selesai kemudian bergantian yang semula menjadi pendengar akan menjadi pembicara dan sebaliknya b. Media Video Compact Disc (VCD) Media VCD adalah alat bantu dengan memperlihatkan gambar yang bergerak dan suara secara bersama-sama saat menyampaikan informasi atau pesan. VCD merupakan media yang efektif dalam menyampaikan informasi yang mencakup unsur gerak karena dapat memperlihatkan peristiwa secara berkesinambungan dan merupakan model dari penyampaian informasi tersebut adalah orang yang memiliki keterampilan sesuai dengan gerak yang di informasikan (Parwata, 2008). Dalam penelitian ini, media VCD digunakan untuk menyampaikan semua informasi tentang materi yang dipelajari siswa, yaitu materi Sel. Kemudian informasi yang didapatkan untuk menjawab kegiatan diskusi pada LKPD. Jadi, siswa mendapatkan informasi bukan dari ceramah guru, bukan dari buku sekolah, melainkan VCD. c. Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah melakukan kegiatan, berbuat untuk mengubah tingkah laku. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait (Sardiman, 2011).

11 Dalam penelitian yang diukur adalah aktivitas siswa dalam membaca dan menyimak video (visual activities), aktivitas menjawab, diskusi, dan memecahkan soal (mental activities), dan aktivitas dalam mengeluarkan pendapat dan mengadakan wawancara (oral activities) (Sanjaya, 2005). Aktivitas-aktivitas tersebut diukur melalui LKPD dan bantuan dua orang observer dalam observasi. Menurut Sanjaya (2005), observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu dengan menggunakan pedoman observasi berupa checklist, catatan anekdot, dan skala penilaian. d. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya dan setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai pengajar, maupun oleh siswa sebagai pelajar, bertujuan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya (Sudjana, 2008). Taksonomi Bloom mengkategorikan hasil belajar pada tiga ranah, yaitu (1) ranah kognitif (cognitive domain), (2) ranah afektif (affective domain), dan (3) ranah psikomotor (motor skill domain). Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diharapkan adalah ranah kognitif pada KD 1.2 dengan indikator kemampuan siswa dalam menyebutkan, menjelaskan, dan membedakan Struktur Organel-organel Sel Tumbuhan dan Hewan dan pada KD 1.3 dengan indikator kemampuan siswa dalam menjelaskan pengertian Difusi, Osmosis, Transpor Aktif, Endositosis, dan Eksositosis, dan menjelaskan mekanismenya. Hasil belajar ranah kognitif ini diukur melalui tes subyektif dan tes obyektif berupa post-test.