ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

dokumen-dokumen yang mirip
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

PENGARUH PENAMBAHAN PLTU TELUK SIRIH 100 MEGAWATT PADA SISTEM SUMATERA BAGIAN TENGAH

STUDI ALIRAN DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE POWERWORLD VERSI 17

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

Analisis Kontingensi Sistem Tenaga Listrik dengan Metode Bounding

Analisis Kestabilan Sistem Daya pada Interkoneksi PT.Ajinomoto Indonesia dan PT.Ajinex Internasional Mojokerto Factory

ANALISIS RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN PENINGKATAN INJEKSI JUMLAH PEMBANGKIT TERSEBAR. Publikasi Jurnal Skripsi

Strategi Interkoneksi Suplai Daya 2 Pembangkit di PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto Factory

STUDI KESTABILAN SISTEM BERDASARKAN PREDIKSI VOLTAGE COLLAPSE PADA SISTEM STANDAR IEEE 14 BUS MENGGUNAKAN MODAL ANALYSIS

Analisis Aliran Daya Pada Sistem Distribusi Radial 20KV PT. PLN (Persero) Ranting Rasau Jaya

BAB II DASAR TEORI. Gardu Induk, Jaringan Distribusi, dan Beban seperti yang ditunjukkan Gambar 2.1

PENGATURAN SLACK BUS DALAM MENGOPTIMALKAN ALIRAN DAYA PADA KASUS IEEE 30 BUS MENGGUNAKAN METODE NEWTON-RAPHSON PADA APLIKASI MATLAB 7.

ANALISIS PEHITUNGAN RUGI-RUGI DAYA PADA GARDU INDUK PLTU 2 SUMUT PANGKALAN SUSU DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM SIMULASI ELECTRICAL TRANSIENT ANALYZER

SIMULASI DAN ANALISIS ALIRAN DAYA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ELECTRICAL TRANSIENT ANALYSER PROGRAM (ETAP) VERSI 4.

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

PENENTUAN TITIK INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

PENENTUAN SLACK BUS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK SUMBAGUT 150 KV MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

HVDC: Transmisi Daya Arus Searah, Sebuah Tinjauan Rekayasa Matematis Konverter. Stefanus Windarhariadi S.T.

Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

APLIKASI SVC (STATIC VAR COMPENSATOR) DALAM PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA SISTEM KELISTRIKAN KOTA PALU

STUDI ALIRAN DAYA PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV YANG TERINTERKONEKSI DENGAN DISTRIBUTED GENERATION (STUDI KASUS: PENYULANG PM.6 GI PEMATANG SIANTAR)

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Keandalan Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kv PT. PLN (Persero) APJ Magelang Menggunakan Static Series Voltage Regulator (SSVR)

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI DENGAN ANALISA ALIRAN DAYA Distribution System Planning Use Power Flow Analysis

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

III. METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Sistem Tenaga Elektrik

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama yaitu pembangkit, penghantar (saluran transmisi), dan beban. Pada sistem

ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE ALIRAN DAYA

PERBANDINGAN ANALISA ALIRAN DAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSS-SEIDEL DAN METODE NEWTON-RAPHSON

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

ANALISIS KONDISI STEADY-STATE

STUDI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK BERDASARKAN PERTUMBUHAN BEBAN BERBASIS BIAYA INVESTASI MINIMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. serta dalam pengembangan berbagai sektor ekonomi. Dalam kenyataan ekonomi

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industrialisasi dan pemukiman penduduk mengakibatkan

PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING VISUAL KEAMANAN TRANSMISI

atau pengaman pada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. energi pun meningkat dengan tajam,salah satunya kebutuhan akan energi listrik di tanah air.

PEMODELAN DAN SIMULASI STATIC SYNCHRONOUS SERIES COMPENSATOR (SSSC) MENGGUNAKAN KONTROL PWM UNTUK PENGATURAN ALIRAN DAYA PADA SISTEM TRANSMISI

Makalah Seminar Tugas Akhir PENENTUAN KAPASITAS GENSET CONTAINER CRANE STUDI KASUS TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

ANALISIS GANGGUAN/ HUBUNG SINGKAT

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro, Universitas Lampung dimulai pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014ISSN: X Yogyakarta,15 November 2014

Penentuan MVar Optimal SVC pada Sistem Transmisi Jawa Bali 500 kv Menggunakan Artificial Bee Colony Algorithm

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

Penerapan Model Beban Zip Untuk Analisa Aliran Daya Tiga Fasa pada Penyulang Katu GI Menggala

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

Studi Perhitungan Critical Clearing Time Pada Beban Dinamis Berbasis Controlling Unstable Equilbrium Point

SOAL UJIAN KOMPREHENSIF WAKTU : 100 MENIT. 1. Yang bukan merupakan representasi dari suatu algoritma adalah..

Studi Perbaikan Stabilitas Tegangan Kurva P-V pada Sistem Jawa-Bali 500kV dengan Pemasangan Kapasitor Bank Menggunakan Teori Sensitivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERBAIKAN PROFIL TEGANGAN MENGGUNAKAN STATIC VAR COMPENSATOR (SVC) PADA SISTEM INTERKONEKSI AREA MALANG SKRIPSI

KONVERTER ELEKTRONIKA DAYA UNTUK PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK PADA BEBAN LISTRIK STATIS DAN LISTRIK DINAMIS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Studi Hubung Singkat pada Beban Pemakaian Sendiri Sistem Pembangkitan di PT Indonesia Power UBP Kamojang

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

Evaluasi Kestabilan Tegangan Sistem Jawa Bali 500kV menggunakan Metode Continuation Power Flow (CPF)

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

ANALISIS SUSUT ENERGI PADA SISTEM KELISTRIKAN BALI SESUAI RENCANA OPERASI SUTET 500 kv

BAB III KONSEP PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN

1 BAB I PENDAHULUAN. waktu. Semakin hari kebutuhan listrik akan semakin bertambah. Sistem tenaga listrik

12/4/2010 POWER ELECTRONIC ASNIL ELEKTRO FT - UNP

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

Studi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator Menggunakan Metoda Harmonik Ketiga di PT. Indonesia Power UP. Saguling

BAB I PENDAHULUAN. proteksi. Sistem proteksi berguna untuk mengamankan area-area penyaluran

Optimisasi Kontroler PID dan Dual Input Power System Stabilizer (DIPSS) pada Single Machine Infinite Bus (SMIB) menggunakan Firefly Algorithm (FA)

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH PENGETANAHAN SISTEM PADA KOORDINASI RELE PENGAMAN PT. PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Proses pembelajaran (kegiatan mahasiswa) Menyimak kuliah dari dosen, bertanya jawab, berdiskusi, mengerjakan tugas.

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PENGGUNAAN FILTER PASIF DAN FILTER AKTIF PADA PENYEARAH TERKENDALI SATU PHASA

Transkripsi:

6 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Pemodelan Komponen HVDC Dan Analisa Aliran Daya Pada Sistem Terintegrasi AC-DC Dengan Metoda Sequential Approach Khairudin Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung khai_hasan@yahoo.com Abstrak Ketika interkoneksi sistem kelistrikan yang terpisah oleh perbedaan frekuensi ataupun oleh faktor geografis menjadi suatu keharusan, penerapan sistem gabungan HVDC akan menjadi alternatif pilihan yang patut dipertimbangkan. Pada makalah ini pemodelan komponen saluran transmisi DC dan analisa aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC akan didiskusikan. Variabelvariabel saluran DC yang digunakan untuk simulasi antara lain ialah tegangan DC pada terminal konverter, rasio tap transformator konverter, sudut penyalaan rectifer, sudut pemadaman inverter, dan arus pada saluran transmisi HVDC. Penggunaan metode sequential approach yang berbasis pada metode fast decopule, memungkinkan untuk melakukan studi aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC tanpa harus melakukan modifikasi ulang terhadap alogaritma studi aliran daya AC. Diagram alir, pengujian dan hasil dari metode ini menggunakan IEEE test system juga disertakan pada makalah ini. Kata Kunci: HVDC, aliran daya, sequential approach fast decople, Abstract In a circumstance where two or more power systems are splitted up by the system frequency discrepancy or the geographical reasons become a must, the application of HVDC will be a considerable choice. In this paper, the modeling of DC transmission line components and the power flow analysis in an integrated AC-DC system will be discussed. The DC lines variables applied in the simulation are DC voltage at converter terminal, converter transformer tap ratio, rectifier firing angle, and current flowing in HVDC line. The use of sequential approach method based on fast decouple, allowing us to do the power flow analysis in AC-DC integrated system without an obligation to re-modify the AC power flow algorithm. Flow chart, the test and outcome, where in this method are using IEE test system will be incorporated in this paper. Naskah ini diterima pada tanggal 25 September 2009, direvisi pada tanggal 5 Nopember 2009 dan disetujui untuk diterbitkan pada tanggal 1 Desember 2009 Keywords: HVDC, power flow, fast decople, sequential approach A. Pendahuluan Pertumbuhan kapasitas pembangkitan di sebagian besar wilayah Indonesia, yang tidak mampu mengimbangi besarnya pertumbuhan konsumsi daya elektrik menyebabkan terjadinya krisis tenaga listrik. Hal ini diperburuk dengan kondisi geografis indonesia yang sebagian besar luas wilayahnya merupakan lautan, sehingga mengakibatkan terisolasinya pulau-pulau yang mengalami krisis ketenagalistrikan. Perhitungan-perhitungan ekonomis yang telah dilakukan memberikan informasi mengenai keuntungan penggunaan sistem transmisi arus searah (DC system) yang selama ini telah tergantikan oleh sistem transmisi arus bolak balik (AC system). Untuk saluran transmisi udara (overhead line) dengan jarak 600-1000 km, saluran transmisi HVDC lebih ekonomis dibandingkan saluran transmisi HVAC, sedangkan untuk saluran transmisi menggunkan kabel bawah laut dengan jarak lebih besar dari 80 km, penggunaan saluran transmisi HVDC lebih ekonomis jika dibandingkan dengan penggunaan saluran transmisi HVAC. [7] Untuk wilayah indonesia, dengan sebagian besar luas wilayahnya berupa lautan, maka sangat memungkinkan untuk menggunakan saluran transmisi DC sebagai penghubung antara sistem ketenagalistrikan di pulau satu dengan sistem ketenagalistrikan yang ada di pulau yang lain.

Khairudin : Pemodelan Komponen HVDC Dan Analisa Aliran Daya 7 B. Studi Aliran Daya Menggunakan Metode Fast Decouple Studi aliran daya adalah studi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai parameter-parameter yang terdapat pada berbagai titik di dalam suatu sistem tenaga listrik, saat sistem tersebut dalam keadaan operasi tunak (steady state), baik pada saat sistem sedang berjalan maupun yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang. Informasi ini sangat dibutuhkan guna mengevaluasi kinerja sistem tenaga dan menganalisis kondisi pembangkitan maupun pembebanan. [5] Metode fast decouple merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan di dalam analisis aliran daya, ini dikarenakan komputasi yang dilakukan dengan metode ini relatif lebih cepat dan lebih handal. Selain itu, metode ini juga tidak mengalami kesulitan konvergensi ketika harus menganalisis sistem tenaga yang memiliki rasio perbandingan resistansi dan reaktansi yang besar. Untuk suatu sistem tenaga yang memiliki rasio perbandingan resistansi dan reaktansi yang besar, maka perubahan daya aktif P akan lebih sensitif terhadap perubahan sudut phasa, daripada terhadap perubahan magnitude tegangan V. Sebaliknya perubahan daya reaktif Q lebih sensitif terhadap perubahan V, daripada terhadap perubahan sudut phasa. Persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan studi aliran daya menggunakan metode fast decouple adalah [4] : P V V Q B' dimana : (1) B" V (2) B' ij 1 X ij ( i j) B' ii i j 1 X ij B" B ( i j) B" ij ij ii B ij i j Matriks B merupakan matriks yang baris dan kolomnya disusun mulai dari (n-1), dengan n adalah banyaknya bus pada sistem. B merupakan suatu harga yang ditentukan dari baris dan kolomnya dengan (n-1-m), dengan m merupakan banyaknya bus pengontrol tegangan pada sistem. Nilai pada kedua matriks ini tetap konstan selama interasi berlangsung. C. Pemodelan Komponen Dc Untuk analisis aliran daya diperlukan operasi stasiun konverter dalam keadaan tunak, sehingga membutuhkan beberapa asumsi. Pertama, tegangan AC pada terminal bus sangat seimbang dan sinusoidal, pem-filteran sempurna terhadap semua arus dan tegangan harmonisa yang dihasilkan oleh konverter, dan asumsi yang terakhir yaitu admitansi magnetik belitan transformator diabaikan. Gambar 1 menunjukan suatu diagram skematik pemodelan dasar dari saluran transmisi DC yang menghubungkan antara busbar rectifier (r) dengan busbar inverter (i). Variabel-variabel yang terdapat pada gambar di atas, dan perlu ditentukan saat studi aliran daya dilakukan adalah : 1. V : Tegangan phasa ke phasa pada bus sistem AC. 2. E : Tegangan AC phasa ke phasa pada sisi sekunder Trafo konverter 3. I 0 : Arus bolak-balik pada sisi sekunder trafo konverter 4., : Sudut penyalaan dan sudut pemadaman

8 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Gambar 1. Diagram skematik pemodelan komponen saluran transmisi HVDC 5. t : Rasio tap trafo 6. V d, I d : Tegangan dan Arus searah pada saluran transmisi DC. Pada hasil studi aliran daya, hanya akan tertarik pada besarnya tegangan busbar AC dan tegangan searah pada converter DC. Oleh karena itu nilai E seperti yang terdapat pada gambar 1 dapat diabaikan. Dengan cara yang sama, oleh karena studi aliran daya ini lebih tertarik terhadap arus pada saluran transmisi HVDC daripada arus pada sisi sekunder transformator, maka arus sekunder transformator dapat diabaikan. Sehingga I 0 juga dapat dihilangkan dari persamaan. Pada makalah ini, Station konverter dimodelkan sebagai suatu beban sistem tenaga AC. Pada studi aliran daya konvensional, suatu bus beban akan mempunyai daya aktif dan daya reaktif yang tetap, sedangkan untuk bus konverter, daya aktif dan reaktif bergantung pada besarnya magnitude tegangan AC atau dengan kata lain Active and Reactive Power Dependent to the AC Voltage. Besarnya nilai tegangan V diambil dari nilai tegangan sistem AC terbaru, pada busbar konverter. Sehingga sekarang hanya tinggal menentukan besarnya nilai Vdr, Vdi, tr, ti,,, dan I d. Besarnya masingmasing variabel tersebut dapat ditentukan dengan persamaan-persamaan yang telah ada yaitu : V d r 3 2 t V cos r c 3X c I d (3) V di 3 2 t V cos i c 3X c I d (4) V dr Vdi Rdc. I d (5) P dr Vdr I d atau P di Vdi I d (6) Biasanya besarnya daya akif yang ada pada sisi inverter (P di ) sudah ditentukan oleh data yang ada. Selain itu tegangan pada sisi inverter nilai minimum sudut penyalaan ( ) dan sudut pemadaman ( ) juga ditentukan oleh data yang ada. Oleh karena semua variabel dari komponen HVDC telah diperoleh maka pemodelan komponen HVDC di atas dianggap selesai. D. Integrasi Persamaan Saluran Transmisi HVDC dengan Studi Aliran Daya AC Sequential approach (pendekatan berurutan) digunakan untuk mengintegrasikan suatu persamaan saluran transmisi HVDC kedalam studi aliran daya AC. Dengan menggunakan pendekatan ini, penyelesaian persamaan AC dan persamaan DC dilakukan secara terpisah, sehingga tidak memerlukan modifikasi signifikan terhadap alogaritma studi aliran daya AC yang telah ada. Untuk interasi pada sistem AC, bus konverter dianggap sebagai bus beban. Namun untuk bus beban dengan stasiun konverter terkoneksi kepadanya, bus tersebut tidak mengikuti aturan untuk bus beban sistem AC, melainkan mengikuti aturan pemodelan di atas.

Khairudin : Pemodelan Komponen HVDC Dan Analisa Aliran Daya 9 Input data V, δ, Z, P dan Q Bentuk matriks admitansi dan matriks decouple [B ] dan [B ] Menginverskan matriks [B ] dan [B ] Menghitung nilai I d dan V dr menggunakan persamaan 3.1 dan 3.2 Mengatur nilai min dan min KP = KQ = 1 Menghitung rasio tap trafo dan daya kompleks Menghitung P i, P i. i=1 hingga (n-1) i slack bus P i Max P ya KP = 0 KQ=0 ya tidak tidak Selesaikan [ P/ V ]=[B ][ ] dan update KQ = 1 Mengatur tap trafo pada nilai terbesar yang tersedia berikutnya Menghitung Q i, Selesaikan [ Q i. i=1 hingga (n-1) i Q i Max Q slack bus Q / V ]=[B ][ V ] dan update V KP = 1 tidak ya KQ = 0 tidak KP=0 ya Mengitung dan menggunakan nilai tap pada langkah di atas Mengitung aliran daya dan parameter DC hasil Gambar 2. Diagram alir studi aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC E. Alogaritma Studi Aliran Daya AC- DC Persamaan untuk pemodelan saluran transmisi HVDC telah didapatkan, dan sekarang tinggal bagaimana cara untuk mengintegrasikanya kedalam studi aliran daya AC. Diagram alir untuk aliran daya untuk sistem terintegrasi AC-DC dapat dilihat pada gambar 2. Jika P di ditentukan, dan kemudian mengetahui V di, kemudian menghitung I d dengan menggunakan persamaan (6) kemudian menggunakan

10 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro persamaan (5) untuk mengetahui tegangan V dr. Untuk menjaga agar konsumsi daya reaktif konverter tetap minimum, maka sudut dan sudut sebisa mungkin dijaga sedekat dengan nilai minimumnya. Menggunakan nilai V i dan V r terbaru dari setiap interasi sistem AC. Setelah selesai dengan variabel DC, maka kita menyelesaikan perhitungan daya aktif dan daya reaktif pada tiap-tiap konverter. Daya kompleks pada konverter k dinyatakan sebagai : S k Pd k Pd k tan (7) dimana : tan 2u sin(2k ) sin(2k 2u) sgn( x ) cos(2k ) cos(2k 2u) 1 2V u Cos d Cos ( k) ( k) V 0 dimana V 0 = 3 2 / avc, k = dan x=(+) jika converter tersebut ialah rectifier dan k = dan x= (-) jika konverter tersebut adalah inverter. Setiap interasi dari sistem AC akan dilakukan dengan mengasumsikan konverter sebagai beban daya kompleks seperti yang telah disebutkan di atas. Hal tersebut akan memberikan nilai tegangan V i dan V r baru, dan nilai tegangan V i dan V r baru ini digunakan untuk mementukan nilai t r dan t i serta untuk menentukan daya kompleks pada konverter untuk interasi berikutnya. Rasio tap transformator akan berubah-ubah terus untuk setiap interasinya, hal ini tidak mungkin digunakan untuk menentukan nilai tap transformator yang tepat, hal ini dikarenakan karena masalah konvergensi. Pada kasus ini nilai yang digunakan ialah nilai terbesar yang tersedia berikutnya. Setelah hasilnya sesuai dengan yang dinginkan, maka dengan menggunakan persamaan 1 dan 2 untuk menentukan besarnya sudut dan. F. Hasil Dan Pembahasan Dua jaringan sistem tenaga yang disimulasikan pada makalah ini ialah: IEEE 14 Bus Test System, yang merepresentasikan suatu bagian pada American Electric Power System, memiliki 2 buah generator dan memiliki 3 bus dengan sychronous condensor. IEEE 30 Bus Test System, yang merepresentasikan suatu bagian pada American Electric Power System, memiliki 2 buah generator dan memiliki 4 bus dengan sychronous condensor. Kedua sistem tenaga tersebut di atas, dihubungkan oleh saluran transmisi HVDC antara bus 32 (bus 2 pada IEEE 14 Bus Test System) dan bus 5 (bus 5 pada IEEE 30 Bus Test System). Karakteristik saluran transmisi HVDC yang digunakan untuk menghubungkan kedua sistem tenaga tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Diagram satu garis kedua sistem tenaga tersebut, setelah dihubungkan oleh saluran transmisi HVDC dapat dilihat pada gambar 3. Tabel 1. Karakteristik saluran transmisi HVDC Rectifier Inverter Nomor Bus 32 5 Reaktansi Komutasi 0.126 0.07275 Sudut Kontrol Min. 7 11 Range Regulasi Trafo ±15% ±15% Jumlah Posisi Tap 27 19 Resistansi Saluran Transmisi DC 0.00334 Setting Aliran Daya DC 0.5857 Tegangan DC Inverter 1.284 *) Dalam P.U. dengan base MVA = 100 MVA. Base Tegangan =100 KV

Khairudin : Pemodelan Komponen HVDC Dan Analisa Aliran Daya 11 Gambar 3. IEEE 14 bus dan 30 bus test system dengan saluran transmisi HVDC pada bus 32 dan bus 5.

12 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Tabel 2. Hasil perhitungan studi aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC Bus Voltage Angle Load Genera tion Inject Bus Voltage No. Mag. Degree MW Mvar MW No. Mag. 1 1.0600 0.000 0 0 195.206 1 1.0600 2 1.0430-3.886 21.7 12.7 40 2 1.0430 3 1.0228-6.390 2.4 1.2 0 3 1.0228 4 1.0141-7.692 7.6 1.6 0 4 1.0141 5 1.0100-8.787 94.2 19 0 5 1.0100 6 1.0126-8.991 0 0 0 6 1.0126 7 1.0032-9.442 22.8 10.9 0 7 1.0032 8 1.0100-9.700 30 30 0 8 1.0100 9 1.0515-12.095 0 0 0 9 1.0515 10 1.0450-13.721 5.8 2 0 10 1.0450 11 1.0820-12.095 0 0 0 11 1.0820 12 1.0576-13.163 11.2 7.5 0 12 1.0576 13 1.0710-13.163 0 0 0 13 1.0710 14 1.0427-14.031 6.2 1.6 0 14 1.0427 15 1.0382-14.097 8.2 2.5 0 15 1.0382 16 1.0452-13.673 3.5 1.8 0 16 1.0452 17 1.0398-13.914 9 5.8 0 17 1.0398 18 1.0285-14.659 3.2 0.9 0 18 1.0285 19 1.0258-14.801 9.5 3.4 0 19 1.0258 20 1.0299-14.588 2.2 0.7 0 20 1.0299 21 1.0328-14.168 17.5 11.2 0 21 1.0328 22 1.0333-14.156 0 0 0 22 1.0333 23 1.0277-14.437 3.2 1.6 0 23 1.0277 24 1.0222-14.545 8.7 6.7 0 24 1.0222 25 1.0196-14.091 0 0 0 25 1.0196 26 1.0019-14.509 3.5 2.3 0 26 1.0019 27 1.0265-13.551 0 0 0 27 1.0265 28 1.0111-9.654 0 0 0 28 1.0111 29 1.0067-14.773 2.4 0.9 0 29 1.0067 30 0.9952-15.65 10.6 1.9 0 30 0.9952 31 1.0600 0.000 0 0 294.993 31 1.0600 32 1.0450-6.706 21.7 12.7 40 32 1.0450 33 1.0100-14.272 94.2 19 0 33 1.0100 34 1.0149-11.624 47.8 4 0 34 1.0149 35 1.0189-10.030 7.6 1.6 0 35 1.0189 36 1.0700-15.705 11.2 7.5 0 36 1.0700 37 1.0506-14.599 0 0 0 37 1.0506 38 1.0900-14.599 0 0 0 38 1.0900 39 1.0339-16.169 29.5 16.6 0 39 1.0339 40 1.0327-16.369 9 5.8 0 40 1.0327 41 1.0476-16.156 3.5 1.8 0 41 1.0476 42 1.0535-16.559 6.1 1.6 0 42 1.0535 43 1.0471-16.602 13.5 5.8 0 43 1.0471 44 1.0214-17.383 14.9 5 0 44 1.0214 Total 542.4 207.6 570.199 Total

Tegangan (PU) Khairudin : Pemodelan Komponen HVDC Dan Analisa Aliran Daya 13 Hasil perhitungan studi aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC dengan menggunakan metode sequential approach terbagi menjadi dua, yang pertama ialah hasil dari studi aliran daya itu sendiri, dan yang kedua ialah hasil perhitungan variabel saluran transmisi DC. Tabel 2 dan tabel 3 menunjukan kedua hasil tersebut secara berurutan. Tabel 3. Hasil komponen DC Tegangan DC 1.2855 1.2840 Tap Transformator 0.9605 0.9832 Sudut Kontrol 8.5633 11.1628 Daya Aktif 58.6390 58.5700 Daya Reaktif 25.3010 20.5080 Power Faktor 0.9182 0.9438 Arus DC 0.4562 Tegangan DC 1.2855 1.2840 Dari kedua tabel hasil perhitungan aliran daya tersebut, diketahui bahwa dengan menggunakan program studi aliran daya ini, dengan rasio kesalahan maksimum 0.0001, perhitungan aliran daya diselesaikan setelah melakukan 31 langkah interasi ditambah dengan 1 interasi berikutnya untuk mendapatkan hasil komponen DC. 1.1 1.08 1.06 1.04 1.02 1 0.98 0.96 0.94 Tipe bus yang terhubung dengan saluran transmisi DC juga memberikan kontribusi terhadap jumlah interasi yang dilakukan. Jika salah satu (atau keduanya) stasiun konverter terhubung ke bus pengatur tegangan maka konvergensi yang dilakukan akan lebih cepat dibandingkan dengan saat stasiun konverter tersebut terhubung dengan bus beban. Jika kedua stasiun konverter terhubung dengan slack bus, maka komponen-komponen DC akan konvergen pada perhitungan pertama. Hal ini dikarenakan magnitude dan sudut phasa pada slack bus tersebut konstan selama perhitungan berlangsung. Oleh karena besarnya daya aktif dan reaktif dari stasiun konverter bergantung pada besarnya tegangan AC, maka ketika tegangan AC pada bus konstan, daya aktif dan daya reaktif serta komponen DC lainya juga akan tetap konstan. Grafik profil tegangan dan sudut phasa masing-masing bus dapat dilihat pada gambar 4 dan 5. 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 Matlab Bus Etap Gambar 4. Profil tegangan bus dengan saluran transmisi HVDC pada bus 32 dan bus 5

Sudut Phasa (derajat) 14 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 0-2 -4-6 -8-10 -12-14 -16-18 -20 Bus 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 Matlab Etap Gambar 5. Sudut phasa bus dengan saluran transmisi HVDC pada bus 32 dan bus 5 Grafik tegangan dan sudut phasa di atas menunjukan bahwa perhitungan aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC menggunakan metode sequential approach, tidak memberikan pengaruh terhadap magnitude tegangan pada bus pengontrol tegangan maupun slack bus. Perubahan magnitude tegangan hanya terjadi pada bus beban. Besarnya perubahan magnitude tegangan terbesar terjadi pada bus 3 dengan perubahan tegangan sebesar 0.0013 (dalam satuan p.u.). Sedangkan untuk sudut phasa, perubahan hanya terjadi pada bus beban dan bus pengontrol tegangan. Perubahan sudut phasa terbesar terjadi pada bus 27 dengan perubahan sudut phasa sebesar 6.361. G. Simpulan 1. Pemodelan komponen saluran transmisi HVDC, memberikan informasi mengenai variabel-variabel DC yang perlu ditentukan saat studi aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC antara lain ialah : Tegangan phasa ke phasa pada bus sistem AC (V), Sudut penyalaan dan sudut pemadaman (, ), Rasio tap trafo(t), dan Tegangan serta arus searah pada saluran transmisi DC (V d, I d ). 2. Dengan menggunakan metode sequential approach, perhitungan aliran daya pada sistem terintegrasi AC-DC, dapat dilakukan tanpa melakukan modifikasi alogaritma perhitungan aliran daya AC. 3. Tipe bus yang terhubung dengan saluran transmisi HVDC, juga memberikan pengaruh terhadap kecepatan perhitungan aliran daya yang dilakukan. 4. Saluran transmisi HVDC mengakibatkan terjadinya perubahan magnitude tegangan dan sudut phasa pada bus beban, untuk bus pengontrol tegangan perubahan hanya terjadi pada sudut phasanya, sedangkan pada slack bus keduanya tetap. H. Daftar Pustaka [1] Arrillaga, J. and B, Smith. 1998. AC- DC Power System Analysis. The Institution of Electrical Engineers. London.

Khairudin : Pemodelan Komponen HVDC Dan Analisa Aliran Daya 15 [2] Arrillaga, J. C, Arnold. and B, Harher. 1983. Computer Modelling of Electrical Power System. John Willey and Sons. New York. [3] Arrillaga, J. 1998. High Voltage Direct Current Transmission 2nd Edition. The Institution of Electrical Engineers. London. [4] Saadat, Hadi. 1999. Power System Anlysis. WCB/McGraw-Hill. Singapore. [5] Graiger, John J. and William D. Stevenson. 1994. Power System Anlysis. McGraw-Hill. Singapore. [6] Hamma dan Tadjuddin. Oktober 2000. Prospek Penggunaan Transmisi HVDC Dengan Kabel Laut di Indonesia. Nomor 33. Tahun VI. Elektro Indonesia. [7] Koshcheev, L. A. Basic Principles of Interstate Electrical Power links Organization in North-East Asia. High Voltage Direct Current Transmission Research Institute. St- Petersburg. [8] IEC Commitee SC22F. Terminology for High Voltage Direct Current Transmission. IEC reference number 22F/37/CDV. [9] Woodford, Denis A. 1998. HVDC Transsmission. Manitoba HVDC Research Center. Kanada. [10] Cekdin, Cekmas. 2007. Sistem Tenaga Listrik: Contoh Soal dan Penyelesainnya dengan Menggunakan Matlab. ANDI. Yogyakarta. [11] Sanghavi, H.A. and Banerjee, S.K. 1989. Load Flow Analysis of Integrated AC-DC Power System. IEEE. Vol 37. No.44. pp746-751.