BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, INTEGRITAS DAN SKEPTISME PROFESIONAL TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. kecurangan walaupun dalam pelaksanaannya sangat memungkinkan. akuntansi yang berlaku di Indonesia (Agoes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam SPAP SA 341 dijelaskan bahwa terkait opini going concern, auditor

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena yang dihadapi dunia pengauditan global beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk secara jujur tanpa manipulasi dan terbuka untuk melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab (responsibility), mereka harus peka serta memiliki pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak perusahaan kecil menjadi besar dan perusahaan besar pun semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnispun semakin ketat pula. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya perkembangan perusahaan publik berpengaruh terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai macam usaha untuk meningkatkan pendapatan agar tetap bertahan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana dari pihak eksternal, dipihak lain pihak eksternal ingin

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar 1945 adalah untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB I PENDAHULUAN. (KAP) untuk mengaudit laporan keuangannya. untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

Abstrak. Kata Kunci: independensi, skeptisisme, gender, materialitas, opini.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik bertanggung jawab untuk memeriksa kesesuaian laporan

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015, persaingan dunia usaha akan semakin ketat karena arus perdagangan barang dan jasa semakin luas. Hal ini menjadi pemicu bagi setiap perusahaan untuk bersaing satu dengan yang lain menjadi yang terbaik. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk menjadi yang terbaik adalah menyajikan informasi yang tepat dan berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Informasi dalam laporan keuangan juga berguna untuk mendapat kepercayaan publik serta menarik perhatian para investor agar menanamkan modalnya dalam perusahaan. Informasi yang diberikan oleh perusahaan berupa laporan keuangan. Laporan keuangan adalah media bagi perusahaan untuk menggambarkan kinerja perusahaan serta memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan disusun berdasarkan catatan-catatan akuntansi sebagai sumbernya. Penyusunan laporan keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang hasil usaha dan posisi finansial perusahaan kepada pihak internal dan eksternal. Pihak internal sebagai pengguna laporan keuangan meliputi managemen perusahaan, karyawan, pemilik perusahaan. Sedangkan pihak eksternal yaitu meliputi pemegang saham/investor,

kreditor, pemerintah, masyarakat. Laporan keuangan yang lengkap menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1 revisi 2013 yang berlaku sejak 1 Januari 2015 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2014), terdiri dari : 1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode; 2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode; 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode; 4. Laporan arus kas selama periode; 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain. 6. informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A; dan 7. laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D. Laporan keuangan yang baik harus memenuhi 4 (empat) karakteristik kualitatif pokok yaitu: dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Agar informasi dalam laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen perusahaan dapat semakin dipercaya oleh masyarakat, maka laporan keuangan sebaiknya diaudit terlebih dahulu. Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Pann (2012) audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang independen. Tujuan laporan keuangan diaudit

adalah untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan atas informasi yang disajikan yang tertuang dalam opini audit, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan jasa meliputi, audit atas laporan keuangan, review atas laporan keuangan dan jasa atestasi lainnya. Hasil pemeriksaan dari jasa audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) tertuang dalam opini audit. Opini yang diberikan berdasarkan dari kewajaran laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang telah diaudit akan membantu pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2011), terdapat 5 macam opini, yaitu pendapat wajar tanpa pengecualian, bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, pernyataan tidak memberikan pendapat. Mulyadi (2011) dalam Emrinaldi (2014) mendefinisikan bahwa auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Perusahaan yang diaudit mengharapkan laporan keuangan yang disusunnya mendapat opini yang wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan dengan opini wajar tanpa pengecualian mengindikasikan bahwa informasi dalam laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar, sehingga dapat digunakan oleh pengguna laporan

keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dinyatakan wajar jika semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas suatu entitas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Kesalahan dalam pemberian opini audit dapat menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Sehingga ketepatan pemberian opini audit merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Kesalahan auditor dalam pemberian opini audit, menyebabkan masyarakat meragukan tingkat independensi, kompetensi dan integritas yang dimiliki oleh para auditor yang dapat berdampak pada keraguan masyarakat terhadap hasil opini auditor (Pahlivi, 2015). Sebagai contoh, September 2008 kasus Lehman Brothers dan Kantor Akuntan Publik Ernst & Young. Lehman Brothers merupakan bank investasi terbesar di Amerika (Chalfidin, 2010). Arvian (2010) menyatakan bank investasi yang didirikan oleh tiga bersaudara Lehman terbukti melakukan rekayasa keuangan untuk menyembunyikan ketergantungannya atas pinjaman. Kasus ini menyeret salah satu KAP (Big Four) Ernst & Young yang saat itu memberikan jasa pemeriksaan laporan keuangan terhadap Lehman Brothers. Ernst & Young dinyatakan lalai karena mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian bagi Lehman sebelum terjadinya kebangkrutan. Ernst & Young seharusnya dapat mendeteksi bahwa keberlangsungan usaha Lehman dapat terancam akibat pinjaman yang besar. Hal ini seharusnya tercermin dalam opini yang diterbitkan terhadap laporan keuangan Lehman, sehingga hal ini dapat menjadi informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan (Emrinaldi, 2012).

Opini audit yang diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya merupakan salah satu faktor penentu kualitas informasi dalam suatu laporan keuangan, oleh karena itu opini audit merupakan hal yang penting bagi pengguna laporan keuangan. Opini audit dapat meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan atas informasi yang tertuang dalam laporan keuangan itu sendiri. Kesalahan atau ketidaksesuaian auditor dalam pemberian opini menyebabkan penyajian informasi yang bias dan akan merugikan para pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan serta membuat keraguan masyarakat terhadap ketepatan pemberian opini auditor yang secara tidak langsung berdampak terhadap Kantor Akuntan Publik (KAP) itu sendiri. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2011) dalam standar audit (SA Seksi 220) independensi artinya tidak mudah dipengaruhi serta tidak memihak terhadap kepentingan seseorang. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independensi berdasarkan fakta (independence in fact) dan independensi berdasarkan penampilan (independence in appearance) Agoes (2009) dalam Hellena (2015). Dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, auditor harus bersikap independen terhadap kepentingan pengguna laporan keuangan, karena auditor yang tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak terhadap kepentingan orang lain akan memberikan kualitas keputusan yang tepat sehingga ketepatan pemberian opini audit yang diberikan akan benar sesuai dengan kenyataan. Menurut Pahlivi (2015) independensi dapat diukur menggunakan lamanya hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor dan, pemberian jasa non audit. Dalam

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pahlivi (2015), Prasetya dan Sari (2014) menyatakan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit. Sedangkan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Steviany (2015) menyatakan bahwa independensi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit. Menurut Webster s Ninth New Collegiate Dictionary (1983) dalam Ardini (2010) kompetensi didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu atau pengetahuan yang tinggi. Dalam melakukan audit, auditor berpedoman pada standar audit yaitu standar umum pertama (SA seksi 210 & 230, SPAP, 2011) audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor dan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Dalam pemberian opini audit, auditor harus memiliki tingkat kompetensi yang tinggi, karena seorang auditor yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang baik akan memberikan respon dari setiap pekerjaan dengan benar serta kualitas keputusan yang diambil akan tepat sehingga ketepatan pemberian opini audit yang diberikan akan akurat. Menurut Pahlivi (2015) kompetensi dapat diukur dengan pengetahuan dan pengalaman. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pahlivi (2015) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit. Sedangkan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Emrinaldi, dkk (2014) menyatakan bahwa kompetensi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan pemberian opini.

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011) (SA seksi 110) integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal atau pemberian opini audit. Auditor yang memiliki tingkat integritas yang tinggi akan memberikan ketepatan pemberian opini audit yang benar sesuai dengan kenyataan yang ada, dikarenakan auditor berani melaporkan segala kesalahan yang dilakukan oleh klien sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Menurut Pahlivi (2015) integritas dapat diukur dengan kejujuran auditor, keberanian auditor, sikap bijaksana auditor dan tanggung jawab auditor. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pahlivi (2015) menyatakan bahwa integritas berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2011) (SA seksi 230), skeptisisme yaitu sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis. Sikap ini menyeimbangkan antara sikap curiga dan sikap percaya yang akan tergambar pada saat auditor melakukan perencanaan audit dan prosedur audit. Sebelum memberikan opini audit, auditor harus melaksanakan audit dengan skeptisme profesional yang dimiliki dengan tidak mudah percaya atau cepat puas dengan apa yang terlihat atau tersajikan, sehingga pada akhirnya dapat memberikan ketepatan pemberian opini audit yang benar sesuai gambaran keadaan suatu perusahaan. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sukendra (2015) dan Prasetya dan Sari (2014) menyatakan bahwa skeptisme profesional berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini audit.

Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam melaksanakan tugasnya harus berdasarkan pada standar yang telah ditetapkan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA seksi 150. Standar audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) ada 3 (tiga) macam yaitu : 1. Standar umum, audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Standar pekerjaan lapangan, auditor mengatur mengenai prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan, seperti adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. 3. Standar pelaporan, laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kantor Akuntan Publik (KAP) juga dituntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan di luar perusahaan, sehingga dapat menghasilkan opini auditor yang tepat dan dapat dipercaya oleh para pemakai laporan keuangan. Pemberian opini yang tepat bagi laporan keuangan suatu perusahaan didukung oleh faktor seperti tingkat independensi

auditor, kompetensi, integritas, dan skeptisme profesional yang baik dalam pengumpulan dan menganalisa bukti-bukti audit. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Yanuar Pahlivi (2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu: 1. Periode penelitian. Penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2015, sedangkan penelitian ini pada tahun 2016. 2. Variabel penelitian. Pada penelitian sebelumnya hanya ada tiga variabel independen yaitu independensi, kompetensi dan integritas, sedangkan pada penelitian ini terdapat penambahan variabel independen, yaitu skeptisme profesional. Penambahan variabel skeptisme profesional didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh I Putu Sukendra (2015). 3. Objek penelitian. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berada di wilayah Kota Bandung, sedangkan penelitian sekarang adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berada di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta. Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang, maka dinyatakan judul penelitian ini adalah PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI,

INTEGRITAS DAN SKEPTISME PROFESIONAL AUDITOR TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Ketepatan pemberian opini audit yang diukur menggunakan indikator yang meliputi seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit, kualitas keputusan yang diambil, kompleksitas kerja atau tingkat kerumitan pekerjaan, kepatuhan auditor untuk melaksanakan standar yang telah ditetapkan dan kepatuhan auditor terhadap etika profesionalnya. Selain itu, terdapat 4 (empat) faktor yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit yaitu, independensi auditor, kompetensi auditor, integritas auditor dan skeptisme profesional auditor. 2. Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang minimal memiliki jabatan sebagai senior auditor yang berdomisili di wilayah Tangerang dan DKI Jakarta. Periode penelitian dilakukan pada periode 2016. 1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang digunakan sebagai berikut: 1. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit? 2. Apakah kompetensi auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit? 3. Apakah integritas auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit? 4. Apakah skeptisme profesional auditor berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang : 1. Pengaruh independensi auditor terhadap ketepatan pemberian opini audit. 2. Pengaruh kompetensi auditor terhadap ketepatan pemberian opini audit. 3. Pengaruh integritas auditor terhadap ketepatan pemberian opini audit. 4. Pengaruh skeptisme profesional auditor terhadap ketepatan pemberian opini audit. 1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak yang berkepentingan, khususnya kepada pihak-pihak yang tertarik dengan ketepatan pemberian opini audit. Pihak-pihak tersebut yaitu: 1. Manajemen perusahaan. Penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan guna untuk meningkatkan atau perkembangan perusahaan. 2. Investor. Penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi. 3. Peneliti selanjutnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan penelitian berikutnya. 4. Akademisi. Penelitian ini diharapakan dapat memperdalam pengetahuan tentang hasil opini audit serta dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian yang lebih baik selanjutnya. 5. Peneliti. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh independensi, kompetensi, integritas, dan skeptisme profesional terhadap pemberian opini audit baik secara teoritis maupun secara praktis. Selain itu, dapat menambah wawasan dan pengalaman serta menjadi sarana untuk

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dan membandingkannya dengan keadaan di lapangan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan berisi tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TELAAH LITERATUR Telaah literatur berisi tentang laporan keuangan, audit, ketepatan pemberian opini audit, independensi, kompetensi, integritas, skeptisme profesional, model penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Metodologi penelitian berisi tentang gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, teknik analisis data. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan berisi tentang objek penelitian, statistik deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang simpulan, keterbatasan, dan saran.