PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 357/MENKES/PER/V/2006 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA RADIOGRAFER

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/MENKES/PER/V/2007 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK OKUPASI TERAPIS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 679/MENKES/SK/V/2003 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA ASISTEN APOTEKER

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1363/MENKES/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK FISIOTERAPIS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1392/Menkes/SK/XII/2001 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 867/MENKES/PER/VIII/2004 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK TERAPIS WICARA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/148/I/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PERAWAT

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan;

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1019/MENKES/SK/VII/2000 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA PERAWAT GIGI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2017 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PSIKOLOG KLINIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK FISIOTERAPIS

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PEREKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 900/MENKES/SK/VII/2002 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RADIOLOGI

WALIKOTA PROBOLINGGO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1419/MENKES/PER/X/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011 TENTANG REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA KEFARMASIAN

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN REFRAKSIONIS OPTISIEN DAN OPTOMETRIS

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 184/MENKES/PER/II/1995 TENTANG PENYEMPURNAAN PELAKSANAAN MASA BAKTI DAN IZIN KERJA APOTEKER

MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN. BAB...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK ELEKTROMEDIS

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 512/MENKES/PER/IV/2007 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK TENAGA GIZI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 889/MENKES/PER/V/2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN PRAKTIK FISIOTERAPIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

PEDOMAN TEKNIS IJIN KERJA PETUGAS KESEHATAN

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.589, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Refraksionis Optisien. Optometris. Penyelenggaraan. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTEK KEDOKTERAN

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Kerja Bidan (SIK) Bidan pada :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dan hak secara penuh untuk menyelenggarakan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TENTANG IZIN KERJA DAN PRAKTIK PERAWAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi.

SKEMA SERTIFIKASI RADIOGRAFER LSP BIDANG KETEKNISIAN MEDIK SNI ISO/IEC : 2012

KOP SURAT PPNI. SURAT REKOMENDASI Nomor:...

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN UMUM. 2. Fasilitas...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 375/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI RADIOGRAFER MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - Mengingat ketentuan: 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

2016, No Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

13. Organisasi Profesi adalah Ikatan Ortotis Prostetis Indonesia. Pasal 2

2017, No Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN NOMOR HK.03.03/MENKES/274/2014 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 357/MENKES/PER/V/2006 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA RADIOGRAFER MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan tenaga radiografer dan sebagai pelaksanaan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan perlu ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4262); 5. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 133/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Radiografer dan Angka Kreditnya. 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 700/MENKES/SK/V/ 2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Radiografer. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA RADIOGRAFER. 1

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Radiografer adalah tenaga kesehatan lulusan Akademi Penata Rontgen, Diploma III Radiologi, Pendidikan Ahli Madya/Akademi/Diploma III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi yang telah memiliki ijasah sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku. 2. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga radiografer yang telah mempunyai kualifikasi tertentu dan diakui secara hukum untuk melakukan pekerjaannya 3. Surat Izin Radiografer selanjutnya disebut SIR adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan radiografer di seluruh wilayah Indonesia. 4. Surat Izin Kerja Radiografer selanjutnya disebut SIKR adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Radiografer untuk menjalankan pekerjaan radiografi di sarana pelayanan kesehatan. 5. Standar profesi adalah batasan kemampuan (knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi. 6. Organisasi profesi adalah Persatuan Ahli Radiografi Indonesia. BAB II REGISTRASI DAN PELAPORAN Pasal 2 (1) Pimpinan penyelenggara pendidikan Radiografer wajib menyampaikan laporan tertulis peserta didik yang baru lulus kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat dan tembusan kepada Radiografer yang bersangkutan, selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah dinyatakan lulus pendidikan. (2) Bentuk dan isi laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir I terlampir. Pasal 3 (1) Radiografer sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1) mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi di mana penyelenggara pendidikan berada untuk diregistrasi dan penerbitan SIR selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah menerima ijazah pendidikan Radiografer. 2

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan : a. Fotokopi ijazah radiografer yang disahkan oleh pimpinan penyelenggara pendidikan radiografer; b. Surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter yang memiliki SIP; c. Pas foto ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar; d. Rekomendasi dari organisasi profesi; (3) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diberikan organiasi profesi setelah terlebih dahulu dilakukan penilaian terhadap kemampuan keilmuan dan keterampilan serta kepatuhan kepada kode etik profesi. (4) Bentuk permohonan SIR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir II terlampir. Pasal 4 (1) Berdasarkan kelengkapan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi melakukan registrasi dan menerbitkan SIR. (2) SIR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan, dalam waktu selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak permohonan diterima dan berlaku secara nasional. (3) Bentuk dan isi SIR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir III terlampir. Pasal 5 (1) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi melaporkan catatan registrasi dan SIR yang telah diterbitkan secara berkala kepada Menteri Kesehatan melalui Sekretaris Jenderal c.q Biro Kepegawaian Departemen Kesehatan dengan tembusan kepada organisasi profesi. (2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Biro Kepegawaian melakukan pencatatan terhadap registrasi dan SIR secara Nasional. Pasal 6 (1) Radiografer lulusan luar negeri wajib melakukan adaptasi untuk melengkapi persyaratan mendapatkan SIR. (2) Adaptasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada sarana kesehatan yang terakreditasi yang ditunjuk Pemerintah. (3) Untuk melakukan adaptasi radiografer mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi. (4) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan melampirkan : 3

a. Fotokopi ijazah yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; b. Fotokopi transkrip nilai akademik yang bersangkutan. c. Rekomendasi dari organisasi profesi. (5) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menerbitkan rekomendasi untuk melaksanakan adaptasi. (6) Radiografer yang telah melaksanakan adaptasi diberikan surat keterangan selesai adaptasi oleh pimpinan sarana kesehatan. (7) Radiografer yang telah melaksanakan adaptasi, berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4. (8) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tercantum dalam Formulir IV terlampir. Pasal 7 (1) SIR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperbaharui kembali serta merupakan dasar untuk memperoleh SIKR. (2) Pembaharuan SIR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada Dinas Kesehatan Propinsi dimana tenaga radiografer melaksanakan tugasnya, dengan melampirkan: a. SIR yang telah habis masa berlakunya; b. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP; c. Pas foto ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; d. Rekomendasi dari organisasi profesi. (3) Bentuk permohonan perpanjangan SIR sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Formulir V. BAB III P E R I Z I N A N Pasal 8 Setiap Radiografer untuk menjalankan pekerjaan radiografi pada sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta wajib memiliki SIKR. Pasal 9 (1) Untuk memperoleh SIKR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 radiografer yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan : 4

a. Fotokopi SIR yang masih berlaku; b. Fotokopi ijazah radiografer yang disahkan oleh pimpinan penyelenggara pendidikan radiografer; c. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP; d. Pas foto ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; e. Surat keterangan telah melaksanakan tugas dari Pimpinan Sarana Pelayanan Kesehatan. (2) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir VI terlampir. Pasal 10 (1) Berdasarkan permohonan radiografer yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 9 ayat (1), Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menerbitkan SIKR. (2) Bentuk dan isi SIKR dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Formulir VII. Pasal 11 (1) SIKR hanya berlaku pada 1 (satu) sarana pelayanan kesehatan. (2) Seorang Radiografer dapat memiliki maksimal 2 (dua) SIKR. Pasal 12 Pimpinan sarana pelayanan kesehatan wajib melaporkan radiografer yang bekerja atau berhenti kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada organisasi profesi. Pasal 13 (1) SIKR berlaku sepanjang SIR belum habis masa berlakunya dan dapat diperbaharui. (2) Pembaharuan SIKR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan melampirkan: a. Fotokopi SIR yang masih berlaku; b. Fotokopi SIKR yang lama; c. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP; d. Surat keterangan melaksanakan tugas dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan. e. Pas foto ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; (3) Bentuk permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Formulir VIII terlampir. 5

Pasal 14 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan secara berkala kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi setempat tentang SIKR yang telah diterbitkan dengan tembusan kepada organisasi profesi setempat. BAB IV KEWENANGAN RADIOGRAFER Pasal 15 (1) Radiografer dalam memberikan pelayanan radiologi dan imejing dengan menggunakan energi radiasi pengion dan non pengion baik diagnostik maupun terapi harus sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan radiologi dan Standar Prosedur Operasional. (2) Dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibawah pengawasan dokter spesialis radiologi, radiografer berwenang : a. Melakukan tindakan teknik pemeriksaan radiologi non kontras/ pemeriksaan rutin : 1) Melakukan radiografi tulang-tulang belakang. 2) Melakukan radiografi thorax/costae 3) Melakukan radiografi tulang-tulang muka dan tulang-tulang kepala. 4) Melakukan radiografi tulang-tulang ekstrimitas. 5) Melakukan radiografi gigi/geligi dengan panoramix. 6) Melakukan radiografi BNO/abdomen dan abdomen tiga posisi. 7) Melakukan radiografi panggul/pelvimetri. 8) Melakukan radiografi dengan teknik soft tissue. 9) Melakukan radiografi bone age/bone survey. 10) Melakukan radiografi tomografi. 11) Melakukan radiografi mammografi. 12) Melakukan radiografi di ruang rawat inap, kamar bedah, termasuk di poliklinik. b. Melakukan tindakan teknik pemeriksaan radiologi dengan bahan kontras: 1) Melakukan penyiapan bahan-bahan kontras radiografi. 2) Melakukan radiografi traktus urinarus. 3) Melakukan radiografi traktus digestivus. 4) Melakukan radiografi cholecystografi/billiari sistem. 5) Melakukan radiografi HSG. 6) Melakukan persiapan pemeriksaan USG. 7) Melakukan radiografi pada tindakan pemasangan pace maker/ kateterisasi jantung. 6

8) Melakukan tindakan radiografi pembuluh darah secara digital angiografi substraction (DSA). 9) Melakukan radiografi PTC/APG/RPG/T.Tube/ERCP/PTCD. 10) Melakukan radiografi Cor analisa. c. Melakukan pemeriksaan radiologi dengan alat canggih : 1) Melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat CT Scan/CT Helical. 2) Melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat SPECT Gamma Camera. 3) Melakukan tindakan pemeriksaan dengan alat MRI. d. Melakukan treatment planning system pada teknik penyinaran radioterapi : 1) Membuat rencana teknik penyinaran terapi tumor. 2) Membuat kurva isodose tumor. 3) Menghitung dosis radiasi tumor/cancer. 4) Menghitung/menetapkan waktu terapi radiasi tumor/cancer. 5) Membuat dokumentasi perencanaan terapi radiasi dengan oto terapi simulator. e. Melakukan tindakan penyinaran pada terapi radiasi : 1) Melakukan penyinaran terapi radiasi internal. 2) Melakukan penyinaran terapi radiasi external. f. Melakukan pekerjaan di Mould Room : 1) Membuat masker untuk radioterapi. 2) Membuat countour organ untuk terapi radiasi. 3) Membuat sistem blokradiasi untuk penyinaran terapi. 4) Membuat alat bantu penyinaran terapi radiasi. g. Melakukan teknik pemeriksaaan kedokteran nuklir : 1) Melakukan tindakan kedokteran nuklir statik. 2) Melakukan tindakan kedokteran nuklir dinamik. 3) Melakukan radioimonoassy (RIA). 4) Melakukan extraksi/ilusi radiofarmaka. 5) Melakukan labeling radiofarmaka. 6) Memesan/menerima/memeriksa kiriman dan mempersiapkan radiofarmaka. 7) Melakukan prosesing data dari pemeriksaan scintigrafi thallium radio nuklide ventriculografi (RNV). 8) Melakukan tindakan pengelolaan limbah radioaktif. 9) Melakukan persiapan pelaksanaan terapi isotop. (3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tanpa pengawasan dokter spesialis radiologi, radiografer berwenang : a. Melakukan pemeriksaan rutin : 7

1) Melakukan pengelolaan ruangan radiologi; 2) Mengevaluasi mutu foto rontgen. b. Melakukan tindakan prosesing film : 1) Melakukan prosesing film rontgen, dengan manual maupun otomatis. 2) Melakukan pemeliharaan dan perawatan alat-alat radiologi. 3) Membuat larutan prosesing film (developer dan fixer). 4) Melakukan identifikasi foto-foto rontgen. c. Melakukan tindakan proteksi radiasi 1) Merencanakan tindakan proteksi radiasi internal. 2) Merencanakan tindakan proteksi radiasi external. 3) Melakukan evaluasi tindakan proteksi radiasi internal/external. 4) Melakukan monitor radiasi perorangan. 5) Mengukur output (dosimetri) pesawat radioterapi. 6) Melakukan pengukuran paparan radiasi lingkungan (survey radiasi). d. Merencanakan penyelenggaraan pelayanan radiologi dan imejing : 1) Menyusun rencana 5 tahunan. 2) Menyusun rencana tahunan. 3) Menyusun rencana bulanan. 4) Mengumpulkan, menyusun, mengolah dan menganalisa pelayanan radiasi. 5) Membuat laporan harian, bulanan, tahunan. BAB V KEWAJIBAN RADIOGRAFER Pasal 16 Radiografer dalam menjalankan kewenangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 berkewajiban untuk : a. menghormati hak pasien; b. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. melindungi pasien dan masyarakat sekitar dari bahaya radiasi; d. memberikan informasi tentang tindakan kepada pasien; e. melakukan pencatatan pelayanan radiologi dengan baik. Pasal 17 Radiografer dalam menjalankan perkerjaan radiografi wajib mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8

Pasal 18 Setiap radiografer dalam menjalankan tugas profesinya berkewajiban mengikuti pendidikan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan keilmuan dan keterampilan dalam bidang radiologi. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 19 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melibatkan organisasi profesi sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pasal 20 (1) Dalam rangka Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud Pasal 19 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mengambil tindakan administratif kepada radiografer yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan ini. (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa peringatan lisan, peringatan tertulis sampai dengan pencabutan SIKR. Pasal 21 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam mengambil tindakan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) terlebih dahulu memintakan pertimbangan tertulis pada organisasi profesi. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 Radiogrfer yang telah memiliki SIKR berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 277/Menkes/Per/IV/1988 tentang Menjalankan Pekerjaan Tenaga Kesehatan Penata Rongen dinyatakan telah memiliki SIKR berdasarkan Peraturan ini sampai habis masa berlakunya. Pasal 23 Radiografer yang belum memiliki SIR dan SIKR paling lambat dalam jangka waktu 1 (satu) tahun harus menyesuaikan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini. 9

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Nomor 277/Menkes/Per/IV/1988 tentang Menjalankan Pekerjaan Tenaga Kesehatan Penata Rontgen dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 25 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Mei 2006 MENTERI KESEHATAN, Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K) 10

Nomor : Lampiran : Perihal : Laporan Lulusan Pendidikan Tenaga Radiografer Formulir I Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi... di... Dengan ini kami laporkan lulusan pendidikan Radiografi yang berijazah Akademi Penata Rontgen/Diploma III Radiologi/Pendidikan Ahli Madya/Akademi/Diploma III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, sebagai berikut: No Nama Lengkap L/P Tempat dan Tanggal Lahir Lulusan Tahun Ajaran Alamat Keterangan... 200... Pimpinan... (...) Tembusan : 1. Kepala Badan PPSDM Kesehatan Depkes ; 2. Kepala Biro Kepegawaian Setjen Depkes ; 3. Organisasi profesi 1

Formulir II Perihal : Permohonan Surat Izin Radiografer ( SIR ) Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi... Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap :... Alamat :... Tempat, tanggal lahir :... Jenis kelamin :... Tahun Lulusan :... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Radiografer, sebagai bahan pertimbangan terlampir : a. Fotokopi ijazah radiografer yang disahkan oleh pimpinan penyelenggara pendidikan radiografer; b. Surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter yang memiliki SIP; c. Pas foto ukuran 4 X 6 sebanyak 3 (tiga) lembar. d. Rekomendasi dari organisasi profesi. Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih....,... yang memohon, (... ) 2

Formulir III KOP SURAT DINAS KESEHATAN PROPINSI... SURAT IZIN RADIOGRAFER NOMOR... Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer, maka kepada Nama :... Tempat/Tanggal Lahir :... Lulusan :...Tahun... Dinyatakan telah tercatat sebagai Radiografer pada Departemen Kesehatan dengan nomor registrasi... Surat Izin Radiografer berlaku sampai dengan tanggal... Pas foto 4 X 6 Dikeluarkan pada tanggal... a.n. Menteri Kesehatan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi... Nama... NIP... 3

Perihal : Permohonan Adaptasi Formulir IV Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi... Di Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini, Nama Lengkap :... Alamat :... Tempat, tanggal lahir :... Jenis kelamin :... Tempat Pendidikan :... Tahun Lulusan :... Dengan ini mengajukan permohonan untuk melaksanakan adaptasi. Sebagai bahan pertimbangan terlampir : a. Fotokopi Ijazah Radiografer yang telah dilegalisir oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; b. Fotokopi Transkrip Nilai Akademik; c. Rekomendasi dari organisasi profesi; Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih....,... yang memohon, (... ) 4

Perihal : Permohonan Perpanjangan SIR Formulir V Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.. di... Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap :... Alamat :... Tempat/Tanggal Lahir :... Jenis Kelamin :... Tahun Lulusan :... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan Surat Izin Radiografer (SIR) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan: a. Fotokopi SIR yang masih berlaku; b. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP; c. Pas foto ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; d. Rekomendasi dari organisasi profesi Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.... 200... Yang memohon, (...) 5

Formulir VI Perihal : Permohonan Surat Izin Kerja Radiografer (SIKR) Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota... di..... Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap :... Alamat :... Tempat/Tanggal Lahir :... Jenis Kelamin :... Tahun Lulusan :... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Kerja Radiografer pada... (sebut nama sarana pelayanan kesehatannya, alamat, nama kota, kabupaten/kota) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan : a. Fotokopi SIR yang masih berlaku; b. Fotokopi ijazah Radiografer yang disahkan oleh pimpinan penyelenggara pendidikan Radiografer; c. Surat keterangan sehat dan tidak buta warna dari dokter yang memiliki SIP; d. Pas foto ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; e. Surat keterangan dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan atau yang menyatakan masih bekerja pada sarana yang bersangkutan. Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.... 200... Yang memohon, (... ) 6

KOP SURAT Formulir VII DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA... SURAT IZIN KERJA RADIOGRAFER NOMOR... Berdasarkan Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer, maka kepada : Nama :... Tempat/Tanggal Lahir :... Alamat Rumah :... SIR Nomor :... Diberikan izin kerja sebagai Radiografer pada......... (sebut nama sarana pelayanan kesehatannya, alamat, kabupaten/kota). Surat Izin Kerja Radiografer ini berlaku sampai dengan tanggal......(sesuai tanggal SIR). Pas foto 4 X 6 Dikeluarkan pada tanggal... Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota... Nama... NIP... Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi; 2. Organisasi profesi 3. Pertinggal. 7

Perihal : Permohonan Perpanjangan SIKR Formulir VIII Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota..... di... Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap :... Alamat :... Tempat/Tanggal Lahir :... Jenis Kelamin :... Tahun Lulusan :... Dengan ini mengajukan permohonan untuk perpanjangan Surat Izin Kerja Radiografer (SIKR) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 357/MENKES/PER/V/2006 tentang Registrasi dan Izin Kerja Radiografer. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini kami lampirkan: a. Fotokopi SIR yang masih berlaku; b. Fotokopi SIKR yang lama; c. Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP; d. Pas foto ukuran 4 X 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar; e. Surat keterangan melaksanakan tugas dari pimpinan sarana pelayanan kesehatan. Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.... 200... Yang memohon, (...) 8