BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Organisasi kemahasiswaan memiliki posisi yang sangat strategis dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Hal ini disebabkan penggunaan metode dan pendekatan ini

2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI ORGANISASI MAHA SISWA GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Mauludin Syahdani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. moral akan mempengaruhi masa depan bangsa. 1. lemahnya proses pembelajaran. Selama ini pendidikan hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dafin Nurmawan, 2014 Gema Hanura sebagai media pendidikan politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

2016 THE DEMOCRACY EDUCATION IN STUDENT S ORGANIZATION

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sejarah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu manusia sudah diberi nama julukan Zoon Politicon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Warga negara sangat berperan dalam menentukan masa depan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara memiliki tingkat penghidupan yang cukup dan mereka

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sosial dan kemampuan religiusnya. ini diungkapkan oleh Sitepu (2012, hlm. 10) yang menyatakan bahwa politik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tasya Fildzah Shabrina, 2016

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden penelitian ini adalah masyarakat adat Lampung Abung Siwo Mego

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memahami yang diajarkan.pendidikan harus mendapat perhatian baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. -Tinggi -Cepat bertindak -Canggih -Limbah memenuhi baku mutu -Canggih -Tanggung jawab tinggi. Diterapkan secara ketat dan konsisten

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BUDAYA POLITIK. 2. Menganalisis tipe-tipe budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konstitusi negara Indonesia yaitu Undang-Undang Negara

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan. a. Fasilitas belajar yang lengkap diperlukan agar siswa dapat belajar dengan

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. mengenai konsep dan perkembangan politik serta bagaimana cara berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sunatra dalam Pendidikan Politik Kewarganegaraan (2016), suatu bangsa akan

2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taylor (Moleong, 2000: 3) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jenjang pendidikan dasar, sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA No : 13/A-SK/DPM.REMA.UPI/IX/2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari diri manusia, masyarakat maupun lingkungannya. Manusia

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mumun Mudiawati, 2013

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pemula dalam pelaksanaan pemilihan umum yang berlangsung di Indonesia.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Program HMI Cabang Bandung dalam melakukan kontrol sosial terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 09/TAP/BPM FMIPA UI/I/2017.

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa sebagai makhluk sosial tentunya tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan mahasiswa yang lain, interaksi tersebut dapat dilakukan dengan aktif dalam organisasi atau lazim dikenal dengan istilah organisasi kemahasiswaan. Dengan berorganisasi mahasiswa dapat mengembangkan potensi diri sebagai insan akademis, calon ilmuan dan intelektual yang berguna di masa depan. Tetapi saat ini mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia mengalami berbagai permasalahan dalam aktivitas organisasi. Permasalahan tersebut diantaranya : (1) Tingkat antusias dan partisipasi mahasiswa terhadap organisasi masih rendah (2) Peran BEM REMA belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa. Antusias mahasiswa terhadap organisasi masih rendah ini dapat dilihat dari hasil Pemilihan Umum BEM REMA UPI, hal ini didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Saepudin (2011) mengenai model pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kemahasiswaan yang menyatakan bahwa : a. Penerapan sistem demokrasi dalam organisasi kemahasiswaan di Universitas Pendidikan Indonesia (REMA UPI) merupakan pengejawantahan sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia. b. Partisipasi mahasiswa dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum presiden dan wakil presiden BEM REMA UPI masih kurang, hal tersebut Nampak dari jumlah pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilu. Dari 36.024 mahasiswa UPI yang terdaftar dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) hanya 9.502 mahasiswa yang memberikan suara. Dari hasil penelitian diatas dapat dipahami bahwa keberlangsungan kegiatan organisasi mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia merupakan pengenjawantahan sistem demokrasi Indonesia yang melibatkan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pemilu BEM REMA UPI. Meskipun tidak semua mahasiswa ikut andil dalam pemilu ini tetapi pemilu ini menjadi media pembelajaran demokrasi di kampus yang nantinya menjadi pembentuk budaya politik kampus. Organisasi mahasiswa juga membentuk persepsi

mahasiswa dan pola sikapnya terhadap berbagai masalah politik dan peristiwa politik yang terbawa kedalam pembentukan struktur dan proses kegiatan politik dikampus. Peran BEM REMA yang saat ini belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa merupakan permasalahan yang melatar belakangi kurangnya partisipasi mahasiswa terhadap organisasi. Menurut RG (mahasiswa prodi manajemen) dalam wawancara pra penelitian menyatakan bahwa dia jarang mendapatkan informasi mengenai kegiatan BEM REMA dan kurang berminat untuk mengikuti kegiatan organisasi. RG berpandangan lebih baik berkonsentrasi dalam akademik dibandingkan kegiatan organisasi. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat DS (ketua BEM REMA UPI periode 2013/2014) bahwa peran BEM REMA UPI memang belum dirasakan oleh seluruh mahasiswa, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya antusias mahasiswa terhadap kegiatan BEM REMA dan keterbatasan penyebaran informasi kegiatan terhadap seluruh mahasiswa. Dalam wawancara Pra penelitian kepada RA (salah satu aktivis organisasi mahasiswa) tentang persepsi politik mahasiswa di Universitas pendidikan indonesia didapat informasi bahwa mahasiswa yang aktif dalam organisasi sering berbeda pandangan politik, mereka memiliki pandangan dan pendirian masing-masing yang sangat sulit disatukan, hal tersebut dapat dilihat ketika Sidang Umum (SU) BEM REMA UPI. Perbedaan pandangan tersebut dilatar belakangi dari organisasi yang mereka ikuti terutama pengaruh pendidikan politik dari organisasi ekstrauniversiter. Organisasi ekstrauniversiter yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia memberikan peranan penting dalam memberikan pendidikan politik. Organisasi ekstrauniversiter itu sendiri diantaranya HMI, KAMMI dan GMNI. Hal tersebut didapat berdasarkan hasil penelitian Sanusi (2012) mengenai peranan organisasi kemahasiswaan ekstrauniversiter sebagai sarana pendidikan politik mahasiswa dalam menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi politik warga negara Indonesia menghasilkan kesimpulan bahwa :

Program-program yang dilakukan organisasi HMI, KAMMI, dan GMNI komisariat UPI dalam menyelenggarakan pendidikan politik ini meliputi kegiatan-kegiatan pembiasaan seperti musyawarah anggota, diskusi, kajian dan seminar yang dilakukan untuk menganalisis isu-isu social dan mencari solusi atas permasalahan tersebut yang kemudian menyikapi dengan bentuk aksi. Mengacu dari hasil penelitian diatas dapat dipahami bahwa organisasi ektrauniversiter memberikan pendidikan politik meliputi kegiatan-kegiatan pembiasaan seperti musyawarah anggota, kajian dan seminar. Kegiatankegiatan tersebut merupakan salah satu pembentuk persepsi politik mahasiswa dan budaya politik kampus di Universitas Pendidikan Indonesia. Perbedaan pandangan para aktivis dan kurang pedulinya sebagian mahasiswa dalam kegiatan organisasi mahasiswa jika dibiarkan terus menerus bisa menghambat proses pengembangan potensi diri mahasiswa sebagai insan akademis, calon ilmuan dan intelektual yang berguna di masa depan serta bisa berdampak perpecahan dan susahnya saling bekerjasama antar mahasiswa. Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang BUDAYA POLITIK MAHASISWA (Studi Deskriptif Terhadap Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia). B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis dapat mengidentifikasi masalah umum yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia. Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ini, maka masalah umum tersebut dijabarkan sebagai masalah khusus yang menjadi rumusan masalah penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia? 2. Tipe budaya politik mahasiswa apa yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia?

3. Apa faktor faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa? 4. Apa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Tujuan khusus Selain tujuan umum, penelitian ini pula memiliki tujuan khusus yakni untuk mengetahui dan mengidentifikasi : a. Persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia. b. Tipe budaya politik mahasiswa yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia. c. Faktor faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa. d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan upaya untuk memperoleh informasi dan data mengenai persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik, kegiatankegiatan politik mahasiswa yang menjadikan budaya politik mahasiswa. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat diperoleh manfaat, sebagai berikut : 1. Secara teoritis Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam tataran teoritis bidang pendidikan kewarganegaraan khususnya segi ilmu politik. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pembelajaran politik dan demokrasi di lingkungan kampus sebagai

langkah awal untuk menjadikan mahasiswa sebagai warga Negara yang baik yang sesuai dengan tujuan PKn yaitu To Be Good Citizenship. 2. Secara praktis a. Bagi mahasiswa, penelitian dapat menjadi salah satu sumber pengetahuan tentang proses, aspirasi, dan kemampuan mahasiswa dalam berpolitik di Universitas Pendidikan Indonesia. b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk mengetahui perkembangan persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik dan kegiatan politik Pendidikan Indonesia. mahasiswa di kampus Universitas c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan tentang persepsi politik mahasiswa, partisipasi politik mahasiswa, pembelajaran demokrasi yang membentuk budaya politik yang terjadi di kampus Universitas Pendidikan Indonesia. E. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kekeliruan dalam mengartikan istilah-istilah yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi pengertian dari setiap istilah tersebut sebagai berikut : 1. Budaya Menurut Koentjaraningrat ( 1974: 44 ) Kebudayaan yaitu seluruh total dari pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya dan dicetuskan manusia sesudah suatu proses belajar. Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa kebudayaan merupakan hasil pemikiran,cipta dan karya manusia yang didapatkan setelah proses belajar. 2. Politik Menurut Surbakti (1999 : 1) bahwa definisi politik adalah Interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah tertentu.

Jadi berdasarkan pendapat diatas politik dapat dipahami sebagai interaksi yang terjadi antara masyarakat dan pemerintah dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan keputusan dalam suatu wilayah tertentu. 3. Budaya Politik Menurut Kantaprawira (2002 : 22) Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. Berdasarkan pendapat diatas budaya politik merupakan pola tingkahlaku manusia serta orientasinya dalam kehidupan politik dalam suatu sistem politik. 4. Budaya Politik Mahasiswa Budaya politik mahasiswa merupakan budaya politik masyarakat akademik dalam menjalankan proses kegiatan akademik yang mengembangkan kebebasan berpikir, keterbukaan, pikiran kritisanalitis, rasional dan inovatif. F. Lokasi dan Subyek Penelitian a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kampus Utama ( Bumi Siliwangi) Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat - Indonesia. b. Subyek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Aktivis Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (Ketua dan anggota Himpunan, Ketua dan anggota BEM Fakultas, Ketua dan Pengurus BEM REMA UPI dan Dosen Politik). G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan didalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, penjelasan istilah, subjek dan lokasi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan teori-teori yang mendukung penelitian penulis. BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan pendekatan dan metodologi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan penelitian, serta tenik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai budaya politik mahasiswa. BAB IV : Analisis hasil penelitian. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang persepsi mahasiswa mengenai politik di Universitas Pendidikan Indonesia,tipe budaya politik yang tercermin di Universitas Pendidikan Indonesia,faktor faktor yang menghambat kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa, upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan kegiatan mahasiswa ke arah terbentuknya budaya politik mahasiswa di kampus. BAB V : Kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.