KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN STUDI KASUS DI DESA SUNGAI RANGAS

dokumen-dokumen yang mirip
KOMUNITAS LABA-LABA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN

Keanekaragaman Arthropoda laba-laba pada persawahan tadah hujan di Kalimantan Selatan

BAB VII PEMBAHASAN UMUM. Komunitas laba-laba pada ekosistem padi sangat penting untuk

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

BIOMA, Juni 2015 ISSN: Vol. 17, No. 1, Hal. 9-15

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peran Varietas Tahan dalam PHT. Stabilitas Agroekosistem

Waspada Serangan Hama Tanaman Padi Di Musim Hujan Oleh : Bambang Nuryanto/Suharna (BB Padi-Balitbangtan)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

Gambar 1 Diagram alir kegiatan penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POLA FLUKTUASI POPULASI Plutella xylostella (L.) (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA PADA BUDIDAYA BROKOLI DENGAN PENERAPAN PHT DAN ORGANIK

KEANEKARAGAMAN SERANGGA DAN LABA-LABA PADA PERTANAMAN PADI ORGANIK DAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap

Kelimpahan dan Keanekaragaman Spesies Serangga Predator Selama Satu Musim Tanam Padi Ratun di Sawah Pasang Surut

BAB I PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang sering disebut kekayaan spesies

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. langsung dari lokasi pengamatan. Parameter yang diukur dalam penelitian adalah

BAB III METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

TEKNIK PENGAMATAN POPULASI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN MUSUH ALAMI SERTA ANALISIS KERUSAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

DINAMIKA WERENG COKLAT TANAMAN PADI DI WILAYAH INDONESIA

HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Populasi Kepinding Tanah ( S. coarctata

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksplorasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan terhadap arthropoda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi sekarang, pemanfaatan pestisida, herbisida dan pupuk kimia sangat umum digunakan dalam usaha

MANIPULASI HABITAT SEBAGAI SOLUSI TERJADINYA OUTBREAK WERENG COKLAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN LABA-LABA ( Arachnida ) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012

J. Agroland 22 (2) : , Agustus 2015 ISSN : X E-ISSN :

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. Perkebunan memiliki peran yang penting dalam pembangunan nasional,

DIVERSITY OF SPIDERS (Araneae) ON WETLAND ECOSYSTEM WITH SOME PLANTING PATTERN IN PADANG

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BEBERAPA SISTEM BUDIDAYA ABRIANI FENSIONITA

PENGARUH EKSTRAK BIJI MIMBA TERHADAP PENEKANAN SERANGAN WERENG BATANG PADI COKLAT

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. satu keaneragaman hayati tersebut adalah keanekaragaman spesies serangga.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(2):12-18, 2017

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di lahan pertanaman kakao milik masyarakat di

ASOSIASI SERANGGA PREDATOR DAN PARASITOID DENGAN BEBERAPA JENIS TUMBUHAN LIAR DI EKOSISTEM SAWAH. Evi Masfiyah, Sri Karindah, Retno Dyah Puspitarini

KEANEKARAGAMAN SERANGGA PADA PERKEBUNAN APEL SEMI ORGANIK DAN ANORGANIK DESA PONCOKUSUMO KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

Keanekaragaman Serangga Hama dan Musuh Alami pada Lahan Pertanaman Kedelai di Kecamatan Balong-Ponorogo

KENDALA DAN PELUANG DALAM PRODUKSI PERTANIAN ORGANIK DI INDONESIA *)

STUDI ARTHROPODA PREDATOR PADA EKOSISTEM TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA DI LOMBOK TENGAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

KEANEKARAGAMAN HYMENOPTERA PARASITOID PADA PERTANAMAN PADI KONVENSIONAL DAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI)

Keanekaragaman Jenis Serangga Di Berbagai Tipe Lahan Sawah

DINAMIKA POPULASI HAMA UTAMA JAGUNG. S. Mas ud, A. Tenrirawe, dan M.S Pabbage Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAB I PENDAHULUAN. Semut (Hymenoptera: Formicidae) memiliki jumlah jenis dan

Keragaman predator dan parasitoid pada pertanaman bawang merah: Studi kasus di Daerah Alahan Panjang, Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. flora dan fauna yang sangat tinggi (mega biodiversity). Hal ini disebabkan karena

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB I PENDAHULUAN. lainnnya yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke. Menurut Ummi (2007)

1 Menerapkan pola tanam yang teratur dan waktu tanam yang serempak (tidak lebih dari 2 minggu)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

FENOMENA RESURJENSI PADA PENGGUNAAN INSEKTISIDA IMIDOKLOPRID 350SC PADA HAMA WERENG COKLAT. M. Sudjak Saenong Balai Penelitian Tanaman Serealia

KEANEKARAGAMAN SERANGGA HYMENOPTERA (KHUSUSNYA PARASITOID) PADA AREAL PERSAWAHAN, KEBUN SAYUR DAN HUTAN DI DAERAH BOGOR TJUT AHMAD PERDANA R.

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

ANALISIS KEMIRIPAN KOMUNITAS ARTROPODA PREDATOR PENGHUNI PERMUKAAN TANAH SAWAH RAWA LEBAK DI SUMATERA SELATAN DENGAN LAHAN PINGGIR DI SEKITARNYA

Claudya Siktiani Eva Gunawan, Gatot Mudjiono, Ludji Pantja Astuti

BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 2(1):35-45, 2017

I PENDAHULUAN. dengan burung layang-layang. Selain itu, ciri yang paling khas dari jenis burung

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

Sistem Populasi Hama. Sistem Kehidupan (Life System)

Keanekaragaman dan Parasitasi Parasitoid Telur Walang Sangit pada Lanskap Pertanian Berbeda di Lombok Timur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Primak et al, tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, termasuk juga keanekaragaman Arthropodanya. 1. Arachnida, Insecta, Crustacea, Diplopoda, Chilopoda dan Onychophora.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

ANALISIS BIODIVERSITAS SERANGGA DI HUTAN KOTA MALABAR SEBAGAI URBAN ECOSYSTEM SERVICES KOTA MALANG PADA MUSIM PANCAROBA

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA DI GUDANG BERAS

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

POTENSI DAN PENGENDALIAN SERANGGA HAMA KELAPA SAWIT DI LAMPUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

b) Kepik Mirid (Cyrtorhinus lividipennis ) c) Kumbang Stacfilinea (Paederus fuscipes)/tomcat d) Kumbang Carabid (Ophionea nigrofasciata)

Pengaruh Habitat Sekitar Lahan Persawahan dan Umur Tanaman Padi terhadap Keanekaragaman Hymenoptera Parasitika

KELIMPAHAN DAN DINAMIKA POPULASI ODONATA BERDASARKAN HUBUNGANNYA DENGAN FENOLOGI PADI. DI BEBERAPA PERSAWAHAN SEKITAR BANDUNG JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah Brazil dan

Struktur Komunitas Serangga Nokturnal Areal Pertanian Padi Organik pada Musim Penghujan di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

BAB IV METODE PENELITIAN

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. kelembaban. Perbedaan ph, kelembaban, ukuran pori-pori, dan jenis makanan

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura buah apel (Malus sylvestris (L.) Mill) merupakan

Menurut Borroret al (1992) serangga berperan sebagai detrivor ketika serangga memakan bahan organik yang membusuk dan penghancur sisa tumbuhan.

IDENTIFIKASI ARTHROPODA HAMA DAN MUSUH ALAMI PADA GUDANG BERAS PERUM BULOG DAN GUDANG GABAH MITRA KERJA DI KABUPATEN JEMBER

Transkripsi:

KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PADA PERSAWAHAN IRIGASI DI KALIMANTAN SELATAN STUDI KASUS DI DESA SUNGAI RANGAS Samharinto 1, Abdul Latief Abadi 2, Bambang Tri Rahardjo 2 dan Hakimah Halim 1 1 Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat 2 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Email: samharinto@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian terhadap arthropoda pada tanaman padi sawah beririgasi di desa Sungai Rangas Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan sejak bulan April Nopember 2011. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah,status dan keanekaragaman arthropoda yang terdapat pada tanaman padi di persawahan yang beririgasi. Untuk mengetahui jumlah, jenis dan keanekaragaman jenis artrhropoda tersebut dilakukan penangkapan artrhropoda dengan menggunakan jaring serangga, jebakan sumuran, dan perangkap kuning. Arthropoda yang tertangkap diidentifikasi berdasarkan morfospesies dan dikelompokan menjadi arthropoda fitofagus, parasitoid, predator dan lainnya. Keanekaragaman jenis arthropoda ditentukan dengan indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wiener. Dari hasil penelitian telah diketahui arthropoda fitofagus berjumlah 4.579 ekor yang terdiri dari 46 jenis, parasitoid berjumlah1.298 ekor yang terdiri dari 29 jenis, predator berjumlah 2.828 ekor yang terdiri dari 37 jenis dan arthropoda lainnya berjumlah 174 ekor yang terdiri dari 6 jenis. Berdasarkan jenis-jenis artrhropoda yang berhasil ditangkap telah diketahui indeks keanekaragaman jenis sebesar 2,6. Kata kunci: Keanekaragaman jenis artrhropoda, persawahan irigasi Kalimantan Selatan I. PENDAHULUAN Arthropoda adalah salah satu organisme yang hidup di sekitar pertanaman padi di persawahan, dan berperan penting baik sebagai perusak tanaman (fitofagus), parasitoid, predator maupun sebagai organisme yang menguntungkan seperti penyerbuk, pengurai dan lain-lain (Pimentel et al., 1989). Keanekaragaman jenis arthropoda yang merupakan bagian dari keanekaragaman hayati memberikan konstribusi kepada keseimbangan biologis. Persawahan di provinsi Kalimantan Selatan terdiri dari berbagai tipe salah satu diantaranya adalah persawahan beririgasi. Air irigasi yang digunakan berasal dari bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pangeran Muhammad Noor. Keanekaragaman arthropoda di persawahan irigasi belum banyak diteliti sehingga perlu diteliti. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jenis-jenis arthropoda penting di persawahan yang berperan baik yang berguna maupun yang tidak berguna, dan dengan diketahuinya nilai indeks keanekaragaman jenis artrhropoda tersebut maka akan diketahui pula kestabilan agroekosistem di persawahan irigasi tersebut.

II. BAHAN DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di desa Sungai Rangas, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan sejak bulan April Oktober 2011. 2.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah tanaman padi varietas lokal Siam, pupuk Urea, SP 36 dan KCl, herbisida berbahan aktif glyfosat. Alat yang digunakan jaring serangga, jebakan kuning, lampu perangkap, perangkap jatuhan, botol pembunuh, botol koleksi. 2.3. Metode Untuk mengetahui keanekaragaman jenis artrhropoda dilakukan penangkapan arthropoda dengan menggunakan empat jenis alat, yaitu jaring serangga, perangkap kuning, lampu perangkap dan perangkap jatuhan. Penangkapan arthropoda dilakukan sejak tanaman padi berumur ± 1,5 bulan setelah tanam hingga menjelang panen (± 5 bulan setelah tanam) dengan periode penangkapan satu minggu sekali, dengan pada petak percobaan seluas 10 x 50 m. Penggunaan jaring serangga dengan mengayunkan jaring 10 x ayunan ganda pada titik-titik sudut dan pada perpotongan diagonal petak demikian juga pemasangan perangkap jatuhan pada titik-titik tersebut. Perangkap kuning yang digunakan sebanyak dua buah pada garis tengah memanjang dari petak, sedangkan lampu perangkap sebanyak satu buah diletakkan di tengah-tengah petak. Hasil tangkapan dikoleksi dengan koleksi basah dan kering, di foto untuk selanjutnya diidentifikasi secara morfospesies sampai tingkat famili dan tingkat jenis apabila memungkinkan. Hasil identifikasi divalidasi di Laboratorium Entomologi LIPI Cibinong. Pustaka rujukan yang digunakan adalah pengenalan serangga dan musuh alami hama tanaman padi oleh Borror et al. (1991), Gauld (1984), Reissig et al. (1986), Goulet dan Huber (1993), Bolton (1994), Barrion dan Litsinger (1995), Jocque, Dippenaar-Schoeman (2006) dan Oosterbroek (1998) Keanekaragaman jenis arthropoda ditentukan dengan Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wiener, dengan rumus: 2

dimana : H = indeks keanekaragaman jenis ni = Jumlah individu tiap jenis N = Jumlah total semua individu Ln = Logaritma natural H = -Σ (ni/n)ln(ni/n) Nilai H akan berkisar antara 1 3 dengan kreteria sebagai berikut (Rahayu, Setiawan, Husaeni dan Suyanto, 2006): Nilai H < 1 berarti keanekaragaman rendah. Nilai 1 < H < 3 berarti keanekaragaman sedang. Nilai H > 3 berarti keanekaragaman tinggi. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penangkapan telah diketahui bahwa arthropoda terdiri dari fitofagus, parasitoid, predator dan lainnya adalah Tabel. Status artrhropoda, jumlah jenis dan kelimpahannya pada sawah irigasi di Desa Sungai Rangas Status Kelimpahan Jenis Indvidu (ekor) Fitofagus 46 4.579 Parasitoid 29 1.298 Predator 37 2.828 Penyerbuk 1 2 Pengurai 3 13 Vektor 1 9 Musuh alami gulma 1 150 Lainnya 0 0 Jumlah 118 8.879 Dari hasil perhitungan indeks keanekaragaman jenis telah diperoleh nilai H sebesar 2,6, nilai ini termasuk keaneragaman sedang (Rahayu, et al., 2006). Dari tabel di atas ternyata baik jumlah jenis maupun individu arthropoda yang berstatus musuh alami berupa parasitoid dan predator secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan dengan hama (fitofagus), sehingga diduga akan mampu menekan 3

perkembangan populasi hama. Menurut Yuherwandi dan Syam (2007) keanekaragaman jenis adalah salah satu yang utama dalam penelitian ekologi, seperti untuk mempelajari pengaruh perubahan kondisi lingkungan terhadap keanekaragaman spesies dan bagaimana keanekaragaman tersebut mempengaruhi stabilitas komunitas alami. Menurut Arifin et al. (1997) kestabilan ekosistem erat kaitannya dengan indeks keanekaragaman. Di sisi lain menurut Mahrub (1999) pada agroekosistem persawahan serangga menempati kedudukan dan fungsi dinamis yang dapat menjaga keseimbangan dan kestabilan ekosistem. Menurut Arifin et al. (1997) indeks keanekaragaman jenis dalam ekosistem padi tanpa pestisida relatiif lebih tinggi dengan jenis yang relatif lebih banyak dan kondisi ini mendorong terjadinya kestabilan populasi. Keragaman flora dan fauna dalam suatu habitat akan membentuk jaring makanan (food web) yang menguntungkan bagi semua komponen yang saling berinteraksi dan akhirnya akan menciptakan agroekosistem yang stabil (Tarmizi, 2008). KESIMPULAN Keanekaragaman jenis arthropoda di persawahan irigasi di desa Sungai Rangas tergolong sedang dengan nilai indeks keanekaragaman jenis sebesar 2,6, sehingga dapat dikatakan bahwa kestabilan agroekosistem di lokasi tersebut juga sedang. DAFTAR PUSTAKA Arifin, M., I.B.G. Suryawan, B.H. Priyanto dan A. Alwi. 1997. Diversitas artropoda pada berbagai teknik budidaya padi di Pemalang, Jawa Tengah. Pen Perta Puslitbangtan 15 (2): 5-12. Borror, D.J., De Long D.M. and Triplehorn, C.A. 1991. An Introduction to The Study of Insects. Philadelphia, Saunders College Publishing. Bolton, B. 1994. Identification Guide to The Ant Genera of The World. Harvard University Press. Cambridge, Massachusetts, London England. 222 pp. Christa and Deeleman Reinhold. 2001. Forest Spiders of South East Asia with A Revision of The Sac and Ground Spiders (Araneae: Clubionidae, Corinnidae, Liocranidae, Gnaphosidae, Prodidomidae and Trochanterriiaae). Brill Leiden, Boston, Koln. 591 pp. 4

Gauld, I. D. 1984. An Introduction to Ichneumonidae of Australia. British Museum (Natural History) Cromwelld Road London SW 75BD. Publication No. 895. 419 pp. Goulet, G. and J. T. Huber. 1993. Hymenoptera of The World. Centre for Land and Biological Resources Research Ottawa Ontario. Research Branch Agricultural Canada. Publication 1894 LF. 668 pp. Jocque, R., A.S. and Dippenaar-Schoeman. 2006. Spider Families of The World. 2006. Spder Families of The World. Africa Tervuren: Koninklijk Museum vorr Midden-Africa Musee Royal De L Afrique Centrale ARC-PPRI. 336 pp. Mahrub, E. 1999. Kajian Keanekaragaman Artropoda pada Lahan Sawah Tanpa Pestisida dan Manfaatnya dalam Pengendalian Hama Terpadu. J Perlintan Ind. 5 (1): 35-41, Juli 1999. Oosterbroek, P. 1998. The Families of Diptera of Malay Archipelago. Fauna Maleysiana Handbook 1. Brill Leiden, Boston, Koln. 217 pp. Pimentel, D., T. W. Buttler, I. W., Reinemann, D. J. and Beckman, K. B. 1989. Low Input Suistanable Agriculture Using Ecological Management Practice. Agric. Ecosyst. Environ. 27(3):24 Rahayu, S., A. Setiawan, E.A. Husaeni dan S. Suyanto. 2006. Pengendalian Hama Xylosandrus compactus pada Agroforestry Kopi Multi Strata Secara Hayati Studi Kasus di Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat. Agrivita 28 (3):286-297. Oktober 2006. Reissig, W.H., E.A. Heinrichs, J.A. Litsinger, K. Moody, L. Fiedler, T.W. Mew and A.T. Barrion. 1986. Illustrated Guide to Integrated Pest Management in Rice in Tropical Asia. International Rice Research Institute Los Banos Lguna Philippines. Manila. 411 pp. Tarmizi. 2008. Pengelolaan Habitat pada Satu Siklus Pola Tanam Berbasis Padi untuk Pengendalian Hama Spodoptera exigua Hubn. di Ekosistem Bawang Merah. Disertasi. Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. 109 pp. Yaherwandi, Syam U. 2007. Keanekaragaman dan Biologi Reproduksi Parasitoid Telur Wereng Coklat Nillaparvata lugens Stal. (Homoptera: Delphacidae) pada Struktur Lanskap Pertanian Berbeda. J. Akta Agrosia 10 (1):76-86. Januari Juni 2007. Diakses tanggal 07 September 2010 5