BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi telah mendorong

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik untuk dikaji dalam konstelasi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Masalah rendahnya kinerja karyawan merupakan masalah yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung dituntut agar selalu

memberikan suatu jaminan (assurance) akan tercapainya keinginan

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I. Pendahuluan. perusahaan yang mengajukan penangguhan upah minimum provinsi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiripun tidak mengenal batas-batas nasional atau batas bangsa-bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Karyawan atau tenaga kerja merupakan asset utama dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin rendahnya pertumbuhan pasar serta tingginya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga perlu diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan daya saing di era perdagangan bebas menjadi salah satu kunci ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat dengan perusahaan lainnya dari seluruh dunia. Peran telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persoalan manajemen semakin kompleks, apalagi dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam keberlangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan. memperoleh, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahaan dengan mengadakan berbagai cara yang tersusun dalam

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PEDAHULUAN. Seperti diketahui, setiap perusahaan atau intansi-intansi ingin

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya dikerjakan dan mengapa harus dikerjakan, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler. Mobilitas serta meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu bentuk dari organisasi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen yang saling berkorelasi, berinterdepedensi serta berintegrasi

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. PIDO BUSANA merupakan salah satu perusahaan garment yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. terpenting disamping unsur lain, seperti modal, bahan baku, dan mesin. Tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan asuransi terbaik tahun 2008 yang merupakan hasil kajian atas 135

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin kokoh di era globalisasi adalah fakta yang mau tidak mau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini,

BAB I PENDAHULUAN. Para manajer memiliki peran strategis dalam suatu organisasi. Peran

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan operasional guna mencapai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, timbulnya berbagai perkembangan dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat didirikan, pada umumnya perusahaan memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan memerlukan apa yang berkaitan dengan usaha-usaha. untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. skala nasional maupun internasional. Persaingan bisnis yang semakin ketat serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian. Gambar 1.1 Lambang PT PLN (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini

BAB I PENDAHULUAN. Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) salah satu badan usaha milik negara yang menyediakan layanan transportasi

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberi dampak positif didalam persaingan tersebut. prestasi kerja karyawannya yang telah tercapai.

2016 PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang hendak dicapai melalui aktivitas yang dilakukannya. Agar

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi telah mendorong industri telekomunikasi berkembang sangat pesat di Indonesia. Apalagi dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan wilayah geografis yang luas, Indonesia merupakan pasar yang potensial bagi industri di sektor telekomunikasi. Sehingga perkembangan teknologi yang bertemu dengan potensi yang besar ini telah memacu perkembangan sektor telekomunikasi dengan sangat pesat dalam 10 tahun terakhir. Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia ditandai dengan jumlah pelaku usaha maupun pelanggan layanan telekomunikasi yang terus meningkat. Namun berbeda dengan negara lain dimana pelaku usaha penyelenggara telekomunikasi tidak terlalu banyak, industri telekomunikasi di Indonesia ditandai dengan jumlah pelaku usaha penyelenggara telekomunikasi yang banyak. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan persaingan bebas yang diterapkan serta dalam keterbukaan dalam penanaman modal di Indonesia termasuk dalam bidang telekomunikasi khususnya telekomunikasi seluler. Disisi lain, jumlah penduduk yang besar dan wilayah yang luas dan berbentuk kepulauan merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri telekomunikasi. 1

2 Jumlah penyelenggara telekomunikasi dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan untuk ketiga jenis penyelenggara yaitu penyelenggara jaringan tetap, jaringan bergerak maupun penyelenggara jasa telekomunikasi. Tabel 1.1 Jumlah Penyelenggara Telekomunikasi di Indonesia 2008-2010 sumber : Ditjen Postel Jumlah penyelenggara jaringan tetap pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 5,8 % dari tahun sebelumnya. Untuk penyelenggara jaringan bergerak tidak terdapat peningkatan jumlah peyelenggara pada tahun 2010 setelah sebelumnya meningkat cukup signifikan yaitu 13,3%. Tidak adanya penambahan ini karena untuk penyelenggara jaringan bergerak membutuhkan investasi yang cukup besar. Disamping itu, saat ini pemain dari jaringan bergerak ini khususnya untuk jaringan bergerak seluler sudah cukup banyak yaitu 8 perusahaan. Dengan kompetensi yang semakin ketat, diduga untuk penyelenggara jaringan bergerak ini tidak banyak lagi penambahan penyelenggara. Pada kelompok penyelenggara

3 telekomunikasi, terjadi peningkatan pada tahun 2010. Peningkatan ini berasal dari penyelenggara jasa ISP, NAP, ITKP serta siskomdat yang keseluruhannya adalah jasa multimedia khususnya layanan berbasis internet protocol. Peningkatan ini dikarenakan pertumbuhan internet yang digunakan untuk berbagai keperluan dan penggunanya yang semakin mobile. Untuk penyelenggara telepon, sampai akhir tahun 2010 jumlah dan pelaku usahanya tidak mengalami perubahan. Penyelenggara telepon tetap kabel terdiri dari 3 perusahaan yaitu PT. Telkom, PT. Indosat dan PT. Batam Bintan Telekomunikasi (BBT). Pada jenis telepon tetap nirkabel terdapat empat penyelenggara yaitu PT. Telkom, PT. Indosat, PT. Bakrie Telecom dan PT. Mobile-8. Untuk penyelenggara telepon bergerak dengan pangsa pasar yang paling dinamis dan tumbuh dengan cepat di Indonesia terdapat 8 penyelenggara dengan pangsa pasar yang berbeda-beda. Peningkatan jumlah penyelenggara telepon bergerak terutama terjadi lima tahun terakhir. Tabel 1.2 Jumlah Penyelenggara Telepon di Indonesia Tahun 2010 sumber : Ditjen Postel

4 Dengan latar belakang diatas peran industri peralatan telekomunikasi nasional bisa menjadi lokomotif industri telekomunikasi andalan dan menjadi pelopor menuju bisnis bertaraf internasional akan tetapi berbeda dengan kenyataan bahwa saat ini pembangunan industri perangkat TIK di Indonesia belum dapat menunjang pembangunan TIK di Indonesia, hal ini di tunjukkan bahwa lebih dari 90% investasi operator telekomunikasi dalam membangun infrastruktur telekomunikasi yang berupa perangkat telekomunikasi masih diperoleh dari import (Marhum Djauhari, 15 Oktober 2011) Sebagaimana yang diungkapkan bahwa indeks daya saing industri teknologi informasi (TI) yang dilakukan oleh Economist Intelligent Unit (EIU) dengan membandingkan perkembangan TI di 66 negara menunjukkan masih lemahnya TI di Indonesia. Peringkat Indonesia di tahun 2009 adalah 59 jauh di bawah Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam. (http://metrotvnews.com/read/analisdetail/2010/08/19/63/bisnis-global-dan-daya-saing- Indonesia) PT. INTI sebagai salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa peralatan telekomunikasi yang telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri yang berbasis solusi kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi teknologi. Kompetitor PT INTI berasal dari negara-negara manufaktur yang mengandalkan biaya produksi rendah (lower-cost manufacturer countries) baik di pasar ekspor maupun domestik. Apalagi setelah diberlakukannya AFCTA yang mengakibatkan produk dari Cina masuk dengan hambatan yang minimal.

5 Sehingga semakin kuatnya pesaing dari manufaktur berbiaya rendah yang membanjiri pasar dalam negeri. Dengan kondisi tersebut, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi untuk mencapai kinerja yang maksimal. Kinerja organisasi dipengaruhi oleh kinerja karyawan yang ada didalamnya. Seorang karyawan yang memiliki kinerja tinggi dan baik dapat menunjang tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja karyawan di PT INTI dapat dilihat dari nilai SKI (Sasaran Kinerja Individu) setiap karyawan. SKI merupakan target yang diemban individu (karyawan) yang akan dicapai melalui pelaksanaan program kerja dalam waktu satu tahun. Unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian SKI adalah prestasi kerja, perilaku yang sesuai dengan budaya perusahaan, patronage serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Prestasi kerja adalah pencapaian program kerja karyawan yang tertuang dalam hasil penilaian SKI tahun berjalan. Perilaku & patronage terdiri atas : (1) perilaku sesuai budaya perusahaan yaitu, integrity, networking, trust, teamwork, innovative (2) patronage yang merupakan rujukan perilaku di tiap-tiap unit kerja serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku. Bobot penilaian SKI terdiri dari 70% prestasi kerja, 10% perilaku, 10% patronage, 10% kepatuhan. Bobot tersebut dikalikan dengan nilai yang diberikan atasan sehingga didapatkan nilai akhir yang disebut dengan SKI.

6 Series1; Series1; 2006; 96,7 SKI 2007; 88,98 Series1; 2008; 87,67 Series1; Series1; 2009; 2010; 96,81 91,01 Diolah: dari laporan penilaian akhir/raport karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung Gambar 1.1 Sasaran Kinerja Individu PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung Tahun 2006-2010 Pada grafik diatas persetase SKI dari tahun 2006 hingga 2008 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Di tahun 2009 SKI mengalami peningkatan yaitu menjadi sebesar 96,81. Di tahun 2010 terjadi penurunan kembali menjadi sebesar 91,01. Ada beberapa karyawan yang mendapatkan nilai melebihi 100 dikarenakan pekerjaan yang dilakukan melebihi target yang ditentukan tetapi karyawan yang seperti itu hanya 10% saja dari keseluruhan, persentasi yang sangat kecil. Tingkat disilpin kerja karyawan yang rendah akan mempengaruhi kinerja karyawan, dimana tingkat absensi yang tinggi akan berdampak negatif terhadap kinerja karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya guna mencapai tujuan perusahaan.

7 Tingkat Absensi MANGKIR TERLAMBAT CEPAT PULANG Sumber : Bagian Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Karier PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung Gambar 1.2 Tingkat Absensi Karyawan Periode Januari-Desember 2010 PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung Pada kuartal pertama persentase karyawan mangkir cukup tinggi sebesar 26,35% Tingginya persentase mangkir dikarenakan banyak pegawai yang tidak masuk kantor tanpa ada keterangan yang jelas. Akan tetapi pada kuartal kedua dan ketiga terjadi penurunan yang cukup signifikan dan di kuartal keempat persentasi kemangkiran, terlambat dan cepat pulang terjadi peningkatan secara bersamaan. Berbeda dengan persentasi absensi dan cepat pulang yang dari kuartal pertama hingga keempat terus terjadi peningkatan. Tingginya tingkat absensi karyawan tentu saja akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Tingkat kehadiran merupakan cerminan dari kedisiplinan karyawan. Karyawan yang melakukan pekerjaan tanpa kedisiplinan akan berdampak negatif bagi perusahaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah kompetensi. Menurut Klemp dalam Sudarmanto (2009:46) kompetensi merupakan karakteristik mendasar seseorang yang menghasilkan kinerja unggul dan atau efektif dalam

8 suatu pekerjaan. Karakteristik personal yang mencakup dorongan, sifat/watak, citra diri dan pengetahuan akan menentukan bagaimana perilaku orang dalam bekerja. Perilaku yang merupakan tindakan seseorang dalam pekerjaan juga ditentukan oleh sejauh mana ia didukung oleh keterampilan dan keahlian yang dimiliki. Asumsinya semakin terampil seseorang atau semakin ahli orang dalam pekerjaan tertentu maka semakin mendorong penampilan kerja yang baik atau unggul. Menurut hasil wawancara dengan bapak Ohan Juhana dari Divisi SDM, kompetensi karyawan bisa dilihat dari pendidikan dan pengalaman kerja karyawan sesuai dengan yang diungkapkan oleh Robotham (1996:27) dalam Imam Solihin (2008:71) menjelaskan bahwa, Kompetensi yang dimiliki seseorang dapat diperoleh dengan baik melalui pendidikan formal dan pengalaman kerja. Gambaran kompetensi berdasarkan tingkat pendidikan formal PT INTI adalah sebagai berikut : Tabel 1.3 Tingkat Pendidikan Karyawan PT INTI Tingkat Pendidikan Jumlah Karyawan Persentase SD 3 0,46% SLTP 14 2,15% SLTA 364 56,00% D3 48 7,38% S1 181 27,85% S2 40 6,15% JUMLAH 650 100,00% sumber : diolah dari data karyawan PT INTI (18 Agustus 2011)

9 Pada tabel 1.3, ternyata masih ada pendidikan tingkat SD sebanyak 3 orang dan SLTP sebanyak 14 orang. Jumlah terbesar yaitu tingkat SLTA sebanyak 364 orang atau 56% dari keseluruhan. Saat mewawancarai, bapak Ohan Juhana dari divisi SDM terkait kompetensi karyawan mengatakan bahwa tahun sebelumnya masih memperkerjakan karyawan minimal tingkat SLTA akan tetapi saat ini ditingkatkan minimal tingkat D3. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi dengan penerapan teknologi yang tinggi maka PT INTI harus mempunyai kompetensi yang mampu menguasai teknologi. Apalagi saat ini AFCTA yang mengakibatkan perusahaan sejenis bermunculan. Selain itu, saat mewawancarai beberapa karyawan di Divisi SDM, ternyata masih ada ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan dan jurusan pendidikan dengan pekerjaan yang diemban. Pendekatan lain yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi. Manthis Jackson (2004:113) mengemukakan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi bagaimana individu bekerja yaitu (1) kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut meliputi bakat, minat, faktor kepribadian (2) tingkat usaha yang dicurahkan meliputi motivasi, etika kerja, kehadiran, rancangan tugas dan (3) dukungan organisasi meliputi pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kerja, manajemen dan rekan kerja. Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat di mana ketiga komponen tersebut ada di dalam diri karyawan. Akan tetapi, kinerja berkurang apabila salah satu faktor ini dikurangi atau tidak ada. Pra penelitian yang dilakukan penulis dengan menyebarkan angket

10 kepada 20 pegawai PT INTI untuk mengetahui seberapa besar motivasi mereka dalam bekerja. Gambar 1.3 Persentase feedback/umpan balik berupa penghargaan dari pimpinan atas pekerjaaan yang telah dilakukan 15% sangat rendah 10% rendah 10% tinggi 5% sangat tinggi 60% sedang Sumber : pengolahan angket pra penelitian Oktober 2011 Gambar 1.3 merupakan persentase umpan balik berupa penghargaan dari pimpinan atas pekerjaan yang dilakukan. Dari hasil tersebut diketahui bahwa 60 persen dari keseluruhan memilih kategori sedang. Hal ini menandakan bahwa mendapatkan umpan balik atas pekerjaan masih belum menyeluruh. Hal ini diduga pemimpin kurang bisa merangkul bawahannya. Sistem penghargaan yang diterapkan oleh perusahaan masih belum bisa berjalan secara optimal. Bagi pegawai, penghargaan bisa menumbuhkan motivasi dan semangat kerja serta kepuasan kerja. Adanya pengakuan terhadap kinerja yang dicapai oleh pegawai akan menimbulkan pengukuhan atas sikap dan perilaku yang telah dilakukan. Kepuasan kerja pegawai akan mencegah terjadinya ketidakhadiran, pemborosan

11 waktu, turnover, dan di sisi lain dapat membangkitkan semangat kerja sehingga pegawai terdorong untuk berprestasi dan bekinerja lebih baik. Bagi perusahaan, sistem penghargaan dapat meimbulkan kinerja perusahaan meningkat sebagai konsekuensi dari semangat dan gairah kerja pegawai. Organisasi dapat meminimalkan alokasi sumber daya finansial yang tidak perlu. Selain itu, perusahaan dapat melakukan optimalisasi sumber daya pegawai, untuk memacu pencapaian tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai pengaruh kompetensi dan motivasi yang tertuang dalam judul PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO) 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang berada di dalam perusahaan tersebut, dengan harapan perusahaan tersebut mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Dalam mencapai tujuan perusahaan dibutuhkan kinerja individu yang baik. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan. Organisasi yang berhasil dan efektif merupakan organisasi dengan individu di dalamnya memiliki kinerja baik. Organisasi yang efektif atau

12 berhasil akan ditopang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak organisasi yang berhasil atau efektif karena ditopang oleh kinerja sumber daya manusia. Sebaliknya, tidak sedikit organisasi yang gagal karena faktor kinerja sumber daya manusia. Banyak faktor yang menyebabkan sumber daya manusia memiliki kinerja unggul, sehingga mampu mendorong keberhasilan organisasi. Faktor-faktor yang dapat menentukan terhadap kinerja individu yaitu; motivasikerja, kepuasan kerja, desain pekerjaan, komitmen, kepemimpinan, partisipasi, fungsi-fungsi manajemen, kejelasan arah karir, kompetensi, budaya organisasi, sistem penghargaan. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 2. Bagaimana gambaran tingkat motivasi karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 3. Bagaimana gambaran tingkat kinerja karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 4. Bagaimana pengaruh antara kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 5. Bagaimana pengaruh antara motivasi dengan kinerja karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero)

13 6. Bagaimana pengaruh kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kompetensi karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 2. Untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 3. Untuk mengetahui gambaran tingkat kinerja karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 4. Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 5. Untuk mengetahui pengaruh antara motivasi dengan kinerja karyawan pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 6. Untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan masukan pada pengembangan ilmu manajemen. Khususnya manajemen

14 sumber daya manusia mengenai kompetensi dan motivasi dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu masukan dan saran bagi perusahaan dalam hal memotivasi karyawan dan meningkatkan kompetensi sehingga kinerja karyawan pun meningkat.