BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk Aedes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Pendpampingan Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) Kelompok Prolanis BPJS Anggota Kepesertaaan FKTP Klinik Sakinah Kabupaten Jember

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

Peran Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit dan Penularan Demam Berdarah Dengue

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. diseluruh penjuru dunia dengan kejadian tertinggi dibeberapa daerah tropis seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang

BAB I PENDAHULUAN. masih terbatas. Hal ini terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. Selama hampir dua abad penyakit Demam Berdarah (DB) disejajarkan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat sejak diketemukannya kasus tersebut di Surabaya pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

bio.unsoed.ac.id MENGENAL PEI\IYAKIT DEMAM BERDARAH PENDAHULUAN penderita dan keluarganya, karena kurangnya pengertian dan pemahaman tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

SKRIPSI BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN PLOSO KECAMATAN PACITAN TAHUN 2009

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demo adalah rakyat atau

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB I PENDAHULUAN. Waktu survival (survival time) merupakan salah satu penelitian yang digunakan

BAB XVII DENGUE XVII.1 Patogenesis1,2

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

GAMBARAN SEROLOGIS IgG-IgM PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUP SANGLAH PERIODE JULI-AGUSTUS 2014 ABSTRAK

BAB IV PENGGUNAAN METODE SEMI-PARAMETRIK PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB III LANDASAN TEORI

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penyebab timbulnya penyakit DHF. oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus (Arthropodborne

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Definisi Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorhagic Fever / DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinik demam, nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, limfadenopati, trombositopenia dan diateses hemoragic. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue ( Dengue Shock Syndrom) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan / shok. 17 Penyakit DBD ialah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedesalbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. 18 2. Etiologi DBD Penyakit Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang termasuk kelompok B Arthopod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviricae, dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu : DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan. Antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe dominan dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik berat. 19 6

3. Tanda dan Gejala Penyakit DBD Diagnosis penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnosis klinik dan laboratorik. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosa klinik dan laboratorik : a. Diagnosa Klinik 1) Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 40 º C). 2) Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif, Petekie (bintik merah pada kulit), Purpura (pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis, Perdarahan konjungtiva, Epistaksis (pendarahan hidung), Perdarahan gusi, Hematemesis (muntah darah), Melena (buang air besar berdarah) dan Hematuri (adanya darah dalam urin). 3) Perdarahan pada hidung dan gusi. 4) Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah. 5) Pembesaran hati (hepatomegali). 6) Renjatan (syok), tekanan diastolik menurun menjadi 20 mmhg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmhg atau lebih rendah. 7) Gejala klinik lain yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya selera makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala. b. Diagnosa Laboratorik 1) Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 dan ditemukan panorama trombosit hingga 100.000 /mmhg. 2) Hemokonsentrasi yaitu meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih. 20 4. Vektor Penular Penyakit DBD Vektor penyakit DBD adalah nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedesalbopictus terutama bagi Negara Asia, Philippines dan Jepang. Nyamuk jenis Aedes polynesiensis, Aedes scutellaris dan Aedes 7

pseudoscutellaris merupakan vektor di negara-negara kepulauan Pasifik dan New Guinea. Vektor DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes (Stegomya)aegypti dan albopictus. 21 5. Ciri-ciri Nyamuk Aedes aegypti Nyamuk Aedes aegypti telah lama diketahui sebagai vektor utama dalam penyebaran penyakit DBD, dengan ciri-ciri sebagai berikut: a. Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih. b. Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter. c. Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan. d. Menghisap darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan sore hari pukul 16.00-17.00. e. Nyamuk betina menghisap darah unuk pematangan sel telur, sedangkan nyamuk jantan memakan sari-sari tumbuhan. f. Hidup di genangan air bersih bukan di got atau comberan. g. Di dalam rumah dapat hidup di bak mandi, tempayan, vas bunga, dan tempat air minum burung. h. Di luar rumah dapat hidup di tampungan air yang ada di dalam drum, dan ban bekas. 22 6. Epidemiologi Penyakit DBD Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga epidemiologik, yaitu adanya agen, inang dan lingkungan. a. Agent DBD Agen penyebab penyakit DBD berupa virus dengue dari Genus Flavivirus (Arbovirus Grup B) salah satu Genus Familia Togaviradae. Dikenal ada empat serotipe virus dengue yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4. Virus dengue ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama yaitu antara 3-7 hari, virus terdapat di dalam tubuh manusia. Dalam masa tersebut penderita merupakan sumber penular penyakit DBD. 8

b. Inang Inang adalah manusia yang peka terhadap infeksi virus dengue. Beberapa faktor yang mempengaruhi manusia adalah: 1) Umur Umur adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap infeksi virus dengue. Semua golongan umur dapat terserang virus dengue, meskipun baru berumur beberapa hari setelah lahir. Saat pertama kali terjadi epdemi dengue di Gorontalo, kebanyakan penderita adalah anak berumur 1-5 tahun. 8 2) Jenis kelamin Sejauh ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD dikaitkan dengan perbedaan jenis kelamin (gender). 23 3) Nutrisi Teori nutrisi mempengaruhi derajat berat ringan penyakit dan ada hubungannya dengan teori imunologi, bahwa gizi yang baik mempengaruhi peningkatan antibodi dan karena ada reaksi antigen dan antibodi yang cukup baik, maka infeksi virus dengue yang berat tidak akan terjadi. 24 4) Populasi Kepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi virus dengue, karena daerah yang berpenduduk padat akan meningkatkan jumlah kejadian DBD. 8 5) Mobilitas penduduk Mobilitas penduduk memegang peranan penting pada transmisi penularan infeksi virus dengue. 25 c. Lingkungan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit dengue adalah: 9

1) Letak geografis Penyakit akibat infeksi virus dengue ditemukan tersebar luas di berbagai negara terutama di negara tropik dan subtropik yang terletak antara 30º Lintang Utara dan 40º Lintang Selatan seperti Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Caribbean dengan tingkat kejadian sekitar 50-100 juta kasus setiap tahunnya. 21 Infeksi virus dengue di Indonesia telah ada sejak abad ke- 18 seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. 26 Pada saat itu virus dengue menimbulkan penyakit yang disebut penyakit demam lima hari kadang-kadang disebut demam sendi. Disebut demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam lima hari, disertai nyeri otot, nyeri pada sendi dan nyeri kepala. 21 Sampai saat ini penyakit tersebut masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dan dapat muncul secara endemik maupun epidemik yang menyebar dari suatu daerah ke daerah lain atau dari suatu negara ke negara lain. 19 2) Musim Di negara dengan 4 musim, epidemi DBD berlangsung pada musim panas, meskipun ditemukan kasus DBD sporadis pada musim dingin. Di Asia Tenggara epidemi DBD terjadi pada musim hujan, seperti di Indonesia, Thailand, Malaysia dan Filipina kejadian DBD terjadi beberapa minggu setelah musim hujan. 21 Periode epidemi yang terutama berlangsung selama musim hujan erat kaitannya dengan kelembaban pada musim hujan. Hal tersebut menyebabkan peningkatan aktivitas vektor dalam megabit karena didukung oleh lingkungan yang baik untuk masa inkubasi. 26 7. Penularan Penyakit DBD Penularan penyakit DBD memiliki tiga factor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus, yaitu manusia, virus dan vector 10

perantara. 19 Mekanisme penularan penyakit DBD dan tempat potensial penularannya adalah sebagai berikut : a. Mekanisme Penularan DBD Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam tubuh akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk, termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi ekstrinsik). Virus ini akan berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan terjadi karena setiap kali nyamuk menusuk (menggigit), sebelumnya menghisap darah nyamuk akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku. Bersamaan air liur tersebut virus dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang. 4 b. Tempat Potensial bagi penularan DBD Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penular, oleh karena itu temapat yang potensial untuk terjadi penularan DBD adalah : 1) Wilayah dengan banyak kasus DBD ( rawan/endemis) 2) Tempat-tempat umum yang menjadi tempat berkumpulnya orangorang yang datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar. tempat-tempat tersebut adalah seklolah, RS/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lain, serta tempat umum lain seperti hotel, pertokoan, pasar, restoran, dan tempat ibadah. 4 3) Pemukiman baru di pinggir kota. Penduduk pada lokasi ini umumnya berasal dari berbagai wilayah maka ada kemungkinan 11

diantaranya tedapat penderita yang membawa tipe virus dengue yang berbeda dari masing-masing lokasi. B. DEMOGRAFI 1. Pengertian Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein menulis, jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini diperkenalkan pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam karangan yang berjudul Elements The Statistique Humaine on Demographic Compares pada tahun 1885. Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demografi adalah sebagai berikut: Demography is the scientific study of human population in primaliry with the recpect to their size, their structure (composition) and their development ( change ). Terjemahannya sebagai berikut: Demografi mempelajari penduduk ( suatu wilayah ) terutama mengenai jumlah, struktur ( komposisi penduduk ) dan perkembangannya ( perubahannya ). 27 2. Tujuan-tujuan dan Penggunaan Demografi Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu: a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. b. Menjelaskan pertumbuhan dimasa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan denngan data yang tersedia. c. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam-macam aspek organisasi sosial. d. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya. Pengetahuan tentang kependudukan penting untuk lembagalembaga swasta maupun pemerintah baik di tingkat daerah maupun nasional. Perencanaan-perencanaan yang berhubungan dengan pendidikan, 12

perpajakan, kemiliteran, kesejahteraan sosial, perumahan, pertanian, dan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, jalan, rumahrumah sakit, pusat-pusat pertokoandan pusat-pusat rekreasi akan menjadi lebih tepat apabila kesemuanya didasarkan pada data kependudukan. 27 3. Faktor Demografi Yang Berkaitan Dengan Kejadian DBD a. Umur Kelompok umur akan mempengaruhi peluang terjadinya penularan penyakit DBD. Hasil penelitian Soegeng Soegijanto (2006) di Jawa Timur dari tahun 1996 sampai dengan tahun 2000 proporsi kasus DBD terbanyak adalah pada kelompok umur 5-9 tahun. 7 Pada tahun 1998 dan 2000 proporsi kasus pada kelompok umur 15-44 tahun meningkat, keadaan tersebut perlu diwaspadai karena terlihat kecenderungan DBD yang meningkat pada kelompok umur remaja dan dewasa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suroso bahwa di Indonesia pada tahun 1995-1997 proporsi kasus DBD telah bergeser dari usia < 15 tahun ke usia 15 tahun. 28 b. Jenis kelamin Penelitian Widyana (1998) di Bantul pada tahun 1997 menemukan bahwa proporsi penderita perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki yaitu sebesar 52,6 %. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin penderita DBD. Sampai sekarang tidak ada keterangan yang dapat memberikan jawaban dengan tuntas mengenai perbedaan jenis kelamin pada penderita DBD. 8 c. Populasi Kepadatan penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi virus dengue. Daerah yang berpenduduk padat akan meningkatkan jumlah kejadian DBD, hal ini disebabkan oleh kemampuan jarak terbang nyamuk betina kurang dari 100 meter sehingga memungkinkan terjadinya penularan. 8 13

d. Pendidikan Pendidikan akan mempengaruhi cara berpikir dalam penerimaan penyuluhan dan cara pemberantasan yang dilakukan, hal ini berkaitan dengan pengetahuan. Hasil penelitian Nicolas Duma (2007) di kecamatan Baruga kota Kendari menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan dengan kejadian DBD. 9 e. Mobilitas penduduk Mobilitas penduduk akan memudahkan penularan dari suatu tempat ke tempat lain. Hasil penelitian Fathi (2004) di kota Mataram mendapatkan bahwa mobilitas penduduk tidak ikut berperan dalam terjadinya KLB penyakit DBD di kota Mataram. Hal ini dapat dikaitkan dengan mobilitas penduduk di kota Mataram yang relatif rendah yaitu sebagian besar adalah petani. 29 Hasil penelitian Arsunan dan Wahiduddin (2004) di kota Makassar mobilitas penduduk berperan dalam penyebaran DBD, hal ini disebabkan mobilitas penduduk di kota Makassar yang relatif tinggi. Sesuai dengan Sumarmo bahwa penyakit biasanya menjalar dimulai dari suatu pusat sumber penularan (kota besar), kemudian mengikuti lalu-lintas (mobilitas) penduduk. Semakin tinggi mobilitas semakin besar kemungkinan penyebaran penyakit DBD. 10 14

C. KERANGKA TEORI Faktor Lingkungan Jumlah Tempat tinggal penduduk Densitas penduduk Densitas kasus Densitas virus infeksius Frekuensi vektor menghisap darah Tindakan pencegahan Kejadian Infeksi virus dengue F a k t o r Pendidikan Infeksi ganda campuran virus dengue Infeksi tunggal virus dengue D E m o g r a f i Jenis pekerjaan Mobilitas penduduk ke daerah endemis Kerentanan tubuh Kejadian DBD Nutrisi Ketahanan tubuh Gambar 2.1 Kerangka Teori 15

D. KERANGKA KONSEP Variabel Bebas Variabel Terikat Faktor Demografi Umur Pendidikan Pekerjaan Mobilitas Kejadian DBD Eksistensi kasus DBD Riwayat Penyakit Gambar 2.2 Kerangka Konsep E. HIPOTESIS 1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian DBD pada pasien rawat inap di RSUD Ungaran. 2. Ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian DBD pada pasien rawat inap di RSUD Ungaran 3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian DBD pada pasien rawat inap di RSUD Ungaran 4. Ada hubungan antara mobilitas dengan kejadian DBD pada pasien rawat inap di RSUD Ungaran 5. Ada hubungan antara eksistensi kasus DBD dengan kejadian DBD pada pasien rawat inap di RSUD Ungaran 6. Ada hubungan antara riwayat penyakit dengan kejadian DBD pada pasien rawat inap di RSUD Ungaran 16