HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI BPS SARWO ENDAH KADIPATEN, ANDONG, BOYOLALI JANUARI APRIL TAHUN 2011.

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN PERSALINAN LAMA DENGAN KEJADIAN ATONIA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2009

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA PERIODE Lestrina *, Eny **

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

HUBUNGAN PARITAS DAN RIWAYAT SC DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

Siti Mursidah & Nurul Eko Widiyastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN MANAJEMEN AKTIF KALA III DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2009

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

HUBUNGAN ANTARA STATUS EKONOMI DAN JARAK TEMPUH PADA IBU HAMIL DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA NGENDROKILO MAGELANG

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

PENELITIAN ANEMIA DAN KONTRAKSI RAHIM DALAM PROSES PERSALINAN. Novita Rudiyanti*, Diana Metti*

KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSU RA KARTINI JEPARA. Gunawan, Anik Sholikah, Aunur Rofiq INTISARI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DI RSUD ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

HUBUNGAN PERSALINAN KALA II LAMA DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU. LAHIR DI RSUD.Dr.H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN Husin :: Eka Dewi Susanti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI PUSKESMAS PAAL X KOTA JAMBI TAHUN 2012

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

Hubungan Antara Partus Lama Dan Kondisi Air Ketuban Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir (Stady Kasus Di Rsud Kota Salatiga Tahun 2012)

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN DENGAN JUMLAH PERSALINAN DI WILAYAH PUSKESMAS MAMBURUNGAN KOTA TARAKAN

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN PARTUS PREMATUR DI RUANG (VK) BERSALIN BAPELKES RSD SWADANA JOMBANG. Sri Sudarsih*) ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD PRINGSEWU TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

IMPLEMENTASI PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DENGAN DETEKSI DINI IBU HAMIL RESIKO TINGGI

Kata Kunci : Manajemen aktif kala tiga, Perdarahan Pascapersalinan

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR DENGAN MIOMA UTERI DI RS. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

KETUBAN PECAH DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2011

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD ABDOEL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2016

Transkripsi:

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN Ika Minda Agustin & Atik Setyaningsih Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Angka kematian maternal di Indonesia yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian maternal antara lain perdarahan, retensio pasenta, infeksi, serta akibat langsung dari penyulit-penyulit pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Perdarahan merupakan penyebab terbesar dari kematian maternal diperkirakan mencapai 45,2%. Pelepasan plasenta lebih lama akan menyebabkan perdarahan postpartum. Umur dan paritas yang tidak sesuai merupakan faktor penyulit yang mempengaruhi proknosa persalinan, sehingga mempengaruhi proses pelepasan plasenta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur dan paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di RB Al-amin Donoyudan, Kalijambe, Sragen. Subyek penelitian ini adalah bersalin di RB Al-amin Donoyuda, Kalijambe, Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik observasional dengan pendekatan survei cross sectional. Sebagai alat pengumpul data digunakan lembar observasi. Analisis data dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square dan menggunakan tehnik pengambilan sampel dengan total sampling. Hasil penelitian dari 32 responden 15 responden yang lama pelepasan plasenta > 15 menit, sedangkan lama pelepasan plasenta < 15 menit sebanyak 17 responden. Berdasarkan uji chi square untuk mencari hubungan antara umur dan paritas dengan lamanya pelepasan plasenta diperoleh nilai x 2 hitung=8,876 dengan p value=0,005 sedangkan pada paritas diperoleh nilai x 2 hitung=6,099 dengan p value=0,027 Berdasarkan hasil penelitian dinyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur dan paritas dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin normal. Kata kunci : Umur, Paritas, Lamanya pelepasan plasenta PENDAHULUAN Dewasa ini masalah kematian maternal dan neonatal masih menjadi perhatian khusus dari berbagai pihak. Berdasarkan penelitian WHO, bahwa diseluruh dunia terdapat kematian ibu 500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus yaitu sebesar 10.000.000 jiwa per tahun. Kematian maternal dan neonatal terutama terjadi di Negara berkembang yaitu sebesar 99% (Depkes RI, 2001). Indonesia merupakan Negara yang mempunyai peringkat tinggi dalam Angka Kematian Ibu (AKI) bila dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Di Singapura terdapat 7/ 100.000 kelahiran hidup dan di Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 36

Thailand ditemukan 49 / 100.000 kelahiran hidup. (MIO, 2004). Sedangkan di Indonesia berkisar 248 per 100.000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Ibu dan 26,9 persen per 1000 kelahiran hidup untuk Angka Kematian Bayi di Propinsi Jawa Tengah sendiri pada tahun 2006. Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 200/ 100.000 kelahiran hidup (Anonim, 2007). Departemen kesehatan menargetkan pada tahun 2009 Angka Kematian Ibu (AKI) dapat mencapai 226 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) dapat mencapai 26 per 1000 kelahiran hidup (Atika, 2007). Pada saat ini angka kematian maternal dan perinatal masih disebut sebagai indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan suatu negara, selain indikator yang lain. Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan (Wiknjosastro, 2002). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia angka kematian maternal adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini bervariasi dari yang paling rendah, yaitu 130 per 100.000 kelahiran hidup di Yogyakarta, 450 per 100.000 di Jawa Barat, sampai yang paling tinggi yaitu 1.340 per 100.000 kelahiran hidup di Nusa Tenggara Barat. Variasi ini antara lain disebabkan oleh perbedaan norma, nilai, lingkungan, dan kepercayaan masyarakat disamping infrastruktur yang ada (Saifuddin, 2002). Penyebab kematian maternal antara lain disebabkan karena perdarahan, retensio plasenta, infeksi, serta akibat langsung dari penyulitpenyulit pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan studi WHO 1996 penyebab kematian ibu terbesar adalah antara lain karena perdarahan 45,2%, eklamsi 12,9%, aborsi 11,1%, sepsis post partum 9,6%, persalinan sulit 6,5%, anemia 1,65% dan lain-lain (WHO, 1996; MHN, 1999). Pelepasan plasenta lebih lama akan menyebabkan perdarahan postpartum sehingga itu yang dikhawatirkan oleh tenaga kesehatan. Sewaktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. Gejala dan tanda yang bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang. Sebab plasenta belum lahir, bisa oleh karena plasenta belum lepas dari dinding uterus dan plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan. Apabila plasenta belum lahir sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan tidak adanya usaha untuk melahirkan, atau salah penanganan kala tiga, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (http:// yayanakhyar.wordpress.com). Dari studi pendahuluan di Rumah Bersalin Al-Amin Kalijambe, Sragen tahun 2008 didapatkan 150 persalinan. Dari 150 persalinan 11(7,3%) persalinan patologis dan 149(99,3%) persalinan fisiologis. Dari 11 persalinan patologis 2 (1,3%) diantaranya kejadian perdarahan postpartum, semua dirujuk ke RS Yaksi. Dan 9(6%) lainnya karena kejadian Retensio plasenta, mereka diberikan oksitosin yang ke dua, sehingga pelepasan plasentanya menjadi lama > 15 menit atau 16 sampai 30 menit. Jadi semua persalinan yang hanya ada indikasinya diberikan oksitosin yang ke dua. Hasil wawancara dengan 6 responden ibu bersalin di RB Al-amin kalijambe didapatkan lamanya pelepasan plasenta < 15 menit ada pada umur antara 20-35 tahun (reproduksi sehat) dan paritas primipara ada 4 responden. Sedangkan lamanya pelepasan plasenta > 15 menit pada Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 37

umur > 35 tahun (reproduksi tidak sehat) dan paritas multipara ada 2 reponden. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul hubungan paritas dan umur dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di Rumah Bersalin Al-Amin Kalijambe. Tujuan penelitian Untuk mengetahui hubungan antara paritas dan umur dengan lamanya pelepasan plasenta pada ibu bersalin di Rumah Bersalin Al-Amin Kalijambe. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik observasional. Dalam penelitian ini dasar yang digunakan adalah pendekatan survei cross sectional yang sesuai penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2005). Analisa data yang digunakan adalah analisa univariate yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dan analisa bivariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2002). Variabel yang dimaksud adalah paritas dan umur dengan lamanya pelepasan plasenta. Sedang uji statistik menggunakan uji Chi Square atau chi kuadrat yaitu dengan membuat tabulasi silang antara dua variabel yang diduga berhubungan (nototmodjo, 2002 : 188). Alasan peneliti memilih uji chi square adalah bahwa teknik ini merupakan cara yang paling sederhana untuk mrngetahui hubungan antara dua variabel. Rumus chi kuadrat (x²) k fc fh 2 t 1 fh Keterangan : X² : Chi Kuadrat Fo : Frekuensi yang diobservasi Fh : Frekuensi yang diharapkan Sedangkan untuk mengetahui tingkat signifikasi hubungan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai chi kuadrat (x²) hitung dengan nilai chi kuadrat (x²) tabel sesuai dengn tingkat signifikan yng telah ditentukan. Perbandingan yang dimaksud adalah jika nilai chi kuadrat (x²) hitung lebih besar daripada nilai chi kuadrat tabel (x²), maka Ho ditolak dan Ha diterima atau dapat dikatakan terdapat hubungan diantara kedua variabel yang diteliti dan sebaliknya adalah jika nilai chi kuadrat (x²) hitung lebih kecil daripada nilai chi kuadrat (x²) tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan diantara kedua variabel yang diteliti. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RB Alamin Kalijambe Sragen sebanyak 32 responden pada bulan Mei-Juni 2009. Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi itu (Machfoedz, 2006 : 66). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu semua ibu bersalin yang ditemui di RB Al-amin Kalijambe Sragen sebanyak 32 responden pada bulan Mei-Juni 2009. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Kelompok Umur di RB Al-Amin Kalijambe Tahun 2008 Umur Jumlah Persentase (%) 20 35 tahun < 20 tahun dan > 35 tahun 23 9 71,9 28,1 Total 32 100 Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 38

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa yang paling sedikit adalah kelompok umur kurang dari 20 tahun dan umur lebih dari 35 tahun yaitu 9 responden atau 28,1 % dari keseluruhan responden. Dan yang paling banyak adalah kelompok umur antara 20-35 tahun 23 responden atau 71,9% dari keselruhan responden. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Paritas di RB Al-Amin Kalijambe Tahun 2009 Paritas Jumlah Persentase (%) Primigravida Multigravida 20 12 62,5 37,5 Total 32 100 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 32 responden, pada primigravida terdapat 20 responden (62,5%), multigravida 12 responden (37,5%) dari keseluruhan responden. Setelah digolongkan dengan standar normal (< 15 menit) dan abnormal (> 15 menit), dapat dilihat dalam tabel 4.6 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Lamanya Pelepasan Plasenta di RB Al-Amin Kalijambe Tahun 2009 Lama Pelepasan Plasenta < 15 menit > 15 ment Jumah 17 15 Persentase( %) 53,1 46,9 Total 32 100 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah responden yang mempunyai waktu pelepasan plasenta kurang dari atau sama dengan 15 menit yaitu sebanyak 17 responden atau 53,1% dan responden yang mempunyai waktu pelepasan plasenta lebih dari 15 menit yaitu sebanyak 15 responden atau 46,9% dari keseluruhan responden. 2. Analisis Bivariat Tabel 4. Distribusi Silang Hubungan Umur dengan Lamanya Pelepasan Plasenta Lama Pelepasan Plasent Umur < 15 menit > 15 menit Jumlah X 2 Hitung p value Reproduksi sehat Reproduksi tidak sehat 16 50,0% 1 3,1% 7 21,9 8 25,0 23 71,9 9 28,1 8,876 0,003 Jumlah 17 53,1% 15 46,9% 32 100% Hasil cross tabulasi pada tabel 4.5 diketahui bahwa umur 20-25 tahun terhaap lamanya pelepasan plasenta < 15 menit sebanyak 16 responden (50,00%) dan lamanya pelepasan plasenta > 15 menit sebanyak 7 responden (21,9%). Umur <20 tahun dan >35 tahun terhadap lamanya pelepasan plasenta < 15 menit sebanyak 1 responden (4,3%) dan lamanya pelepasan plasenta sebanyak 8 responden (25,5%). Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis chi square dapat diketahui bahwa nilai x hitung adalah sebesar 8,876 (p=0,003 < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti umur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya pelepasan plasenta di RB Al-amin Kalijambe. Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 39

Tabel 5. Distribusi Silang Hubungan Paritas dengan Lamanya pelepasan Plasenta Paritas Lamanya Pelepasan Plasenta Jumlah x hitung p value Primigravida Multigravida < 15 menit >15 menit 14 43,8% 3 9,4% Jumlah 17 53,1% 6 9,4% 9 28,1% 15 46,9% 20 62,5% 12 37,5% 32 100% 6,099 0,014 Hasil cross tabulasi pada tabel 4.6 diketahui bahwa pada paritas primigravida dengan lama pelepasan plasenta < 15 menit sebanyak 14 responden (43,8%) dan lama pelepasan plasenta > 15 menit sebanyak 6 responden (9,4%). Pada paritas multigravida dengan lama pelepasan plasenta < 15 menit sebanyak 3 responden (9,4%) dan lama pelepasan plasenta > 15 menit sebanyak 9 responden (28,1%). Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis chi square dapat diketahui bahwa nilai x hitung adalah sebesar 6,099 (p=0,014 < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti paritas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya pelepasan plasenta di RB Al-amin Kalijambe. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Umur Umur ibu mempunyai pengaruh terhadap komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Dari segi biologis reproduksi seorang wanita harus sempurna harus mengandung bayina bila berumur 20 tahun, pada usia ibu lebih dari 35 tahun organorgan reproduksi sudah mulai mengendor dan terjadi penurunan fungsi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kontraksi uterus (Manuaba, 1998). Sebagian besar umur responden antara 20-30 tahun adalah 23 responden (71,9 %), sedangkan 9 responden (28,1%) berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. b. Paritas Dari hasi penelitian didapatkan bahwa pada paritas primigravida sebanyak 20 (62,5%) responden, sedangkan pada multigravida sebanyak 12 (37,5%) responden. Hal ini sesuai dengan teori Hakimi (2003) bahwa pada multigravida memiliki waktu lebih lama dalam pelepasan plasenta karena pada multigravida uterus cenderung bekerja kurang efisien pada semua kala persalinan dimana epasnya plasenta merupakan kala III yang termasuk dalam kala persalinan. 2. Pelaksanaan manajemen aktif kala III Dilihat dari distribusi frekuensi pelaksanaan manajemen aktif kala III, keseluruhan dilakukan secara sempurna sebanyak 32 (100 %) responden. Hal ini sesuai dengan asuhan persalinan normal 2008. Dalam buku APN 2008 terbukti bahwa pelaksanaan manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah yaitu : memberikan oksitosin, peregangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri. 3. Lama pelepasan plasenta Dari penelitian didapatkan hasil bahwa lama pelepasan plasenta yang cepat atau kurang dari 15 menit sebanyak 17 (53,1 %) responden, sedangkan lama pelepasan plasenta Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 40

yang lambat atau lebih dari 15 menit sebanyak 15 (46,9 %)responden. Beberapa faktor yang mempengaruhi lama pelepasan plasenta, diantaranya umur merupakan faktor penyulit yang mempengaruhi proknosa persalinan, jika persalinan tidak normal maka kontraksi rahim juga tidak normal sehingga akan mempengaruhi proses pelepasan plasenta.kemungkinan disebabkan pada wanita umur lebih dari 35 tahun sekitar 18,8 %. Hal ini bisa disebabkan organ-organ reproduksi sudah mulai mengendor dan terjadi penurunan fungsi sehingga dapat menimbulkan gangguan pada kontraksi uterus ( Manuaba, 1998). Dari hasil lembar observasi kala III dari 9 pertanyaan yang dilakukan oleh bidan Sri Wahyuningsih didapatkan keseluruhan ibu bersalin di RB Al-Amin Kalijambe, semua dilakukan manajemen aktif kala III sebanyak 32(100%) responden. Hal ini sesuai dengan asuhan persalinan normal 2008 bahwa pelaksanaan maajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah yaitu : memberikan oksitosin, peregangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri. 4. Hubungan umur dan paritas dengan lama pelepasan plasenta Hubungan umur dan paritas dengan lama pelepasan plasenta menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini tampak dari hasil penelitian yang menunjukan hasil lama pelepasan plasenta berdasarkan umur > 35 tahun yang lebih dari 15 menit sebanyak 8 responden (25,0 %). Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor yang mendukung proses pelepasan plasenta pada ibu bersalin seperti kondisi ibu yang sehat, dukungan keluarga atau suami, pemenuhan gizi, tidak ada kelainan pada masa kehamilanya. Maka dari itu proses pelepasan plasentanya akan menjadi cepat. Dengan hasil pengujian menggunakan alat analisis chi square dapat diketahui bahwa nilai x 2 hitung adalah sebesar 8,876 (p=0,005 < 0.05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada kesesuaian dengan teori sastrowinata (2002), bahwa umur merupakan faktor yang mempengaruhi proknosa persalinan dimana pelepasan plasenta merupakan kala III yang termasuk dalam proses persalinan. Sedangkan sebagian umur responden antara 20-35 tahun (reproduksi sehat) ada 7 (21,9%) responden dengan lamanya pelepasan plasenta > 15 menit. Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor antara lain kondisi ibu yang tidak baik, kurangnya pemenuhan gizi ibu, tidak ada dukungan dari keluarga, adanya perlekatan plasenta atau plasenta akreta yang akan menyebabkan proses pelepasan plasentanya menjadi lama. Dengan demikian umur juga dapat mempengaruhi lamanya pelepasan plasenta. Berdasarkan paritas, pada paritas primipara dengan lama pelepasan plasenta kurang dari 15 menit sebanyak 14 responden (43,8%), sedangkan pada multipara lama pelepasan plasenta lebih dari 15 menit sebanyak 9 (28,1 %) responden. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung proses pelepasan plasenta antara lain gizi ibu sudah terpenuhi, dukungan suami atau keluarga, kondisi ibu baik, tidak ada kelainan selama kehamilan. Dari hasil pengujian alat analisis chi square dapat diketahui bahwa nilai x hitung adalah sebesar 6,099 (p=0,027 < 0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti paritas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya pelepasan plasenta. Dengan demikian ada kesesuaian dengan teori Hakimi (2003) yang menyebutkan bahwa pada multipara memiliki waktu lebih lama dalam pelepasan plasenta karena pada multipara uterus cenderung bekerja kurang efisien pada semua kala persalinan dimana lepasnya plasenta merupakan kala III yang termasuk dalam kala persalinan. Sedangkan lamanya pelepasan plasenta > 15 menit didapatkan pada paritas primipara sebanyak 6 (9,4%) responden dan pada multipara sebanyak 3 (9,4%) responden dengan Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 41

lama pelepasan plasenta > 15 menit. Hal ini dikarenakan oleh faktor-faktor seperti adanya perleketan plasenta atau plasenta akreta, gizi yang kurang, tidak aa dukungan atau motivasi dari keluarga atau suami, dan kondisi ibu yang kurang baik yang akan menyebabkan pelepasan plasenta menjadi lama. Pada paritas juga mempunyai pengaruh terhadap lamanya pelepasan plasenta. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta. pp: 45-55. Biran Effendi, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Insiasi Menyusui Dini. Jakarta: JPNKKR-POGI. pp: 123-128 Hakimi. M. 2003. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esensial Medika. pp: 412-6. http://rozakbravo.blogspot.com. Diakses tanggal 01 April 2009. Pukul 20.12 WIB. http://scribd.com.diakses tanggam 01 april 2009, Pukul 15.00. http://www.wikipedia.com. Diakses tanggal 10 April 2009. Pukul 13.35 WIB. http://yayanakhyar.wordpress.com. Diakses tanggal 1 April 2009. Pukul 20.00 WIB. Machfoedz, 2006. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. Pp: 66. Manuaba, I.B.G. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC. Mochtar, R. 1998. Sinoposis Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Jilid 1. Jakarta: EGC Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid 1. Edisi 2. Jakarta: EGC. pp: 91-200. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta. pp: 70-81. Pukdinakes, 2003. Asuhan Inpartu Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan. Jakarta: Pusdinakes-WHO-JHPIEGO. pp: 145-170. Saifuddin, H. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR-POGI. pp: 116-179. Sastrawinata. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: FK UNPAD. pp: 267-270. Sugiyono. 2003. Statistik untuk Penelitian. Jilid ke-2. Bandung: CV. Alfabeta. pp: 42-45. Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. pp: 22-200. Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. Jurnal Kebidanan, Vol. III, No. 1, Juni 2011 42