BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG. masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karier

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu, terkait dengan pemilihan jurusan kuliah di Perguruan Tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. pendidik di dalam kelas, namun juga sebagai teladan di luar kelas.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan guru mencakup tiga kategori yang dikenal dengan Tiga. Kompetensi yaitu kemampuan profesional, personal, sosial (Arikunto,

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Pertanyaan Apa yang akan kulakukan? dan Aku akan jadi apa? sering

BAB I PENDAHULUAN. ukuran kecukupan dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tingkat pekerjaan yang sesuai. Serta mengimplementasikan pilihan karir

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

KURANGNYA KONTROL DIRI SISWA DI LINGKUNGAN SMK NEGERI 2 BATAM

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laju pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di tingkat SMP dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perekonomian, perindustrian, dan pendidikan. yang diambil seseorang sangat erat kaitannya dengan pekerjaan nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah survei menunjukkan bahwa salah satu sumber kegelisahan terbesar para siswa di Sekolah Menengah adalah soal

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang harus dilalui yang dimulai sejak lahir sampai meninggal.

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang dari penelitian ini yaitu permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dewasa ini pada akhirnya menuntut semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahun. Menurut Erickson masa remaja merupakan masa berkembangnya identity.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan moral siswa.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjutan studi merupakan bagan yang terpenting dalam proses kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

remaja memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis diantaranya adalah keinginan untuk studi serta mulai memikirkan masa depannya dengan lebih serius.

BAB I PENDAHULUAN. hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dalam pemilihan karir. Dengan adanya masalahmasalah

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era gobalisasi ini, perkembangan masyarakat di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Syabibah Nurul Amalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB I PENDABULUAN. Pembangunan pendidikan nasional Indonesia mendapat pencerahan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. saat tertentu juga seseorang bisa menyelesaikan masalahnya berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

Model Hipotetik Bimbingan dan konseling Kemandirian Remaja Tunarungu di SLB-B Oleh: Imas Diana Aprilia 1. Dasar Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elsa Sylvia Rosa, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. ini kita semua pasti pernah merasakan tekanan-tekanan batin akibat kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. pada kesiapannya dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia mendominasi sekitar 41,8% dari total jumlah penduduk (bps.go.id, 2016).

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa dimana peserta didik bergaul, belajar dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah. Beberapa diantaranya mungkin merasa sangat bersemangat dengan pekerjaannya dan selalu merasa tertantang. Namun sebagian lagi mungkin merasa frustrasi, tidak bersemangat, tidak produktif dan merasa bahwa pekerjaan merupakan beban berat yang harus dipikul seumur hidup. Tidak jarang individu yang demikian mengalami stress kerja, hilang rasa percaya diri, dan gonta-ganti karir hampir sepanjang masa produktifnya. Banyaknya profesi pekerjaan yang ditawarkan membuat individu harus menentukan sebuah pilihan. Pekerjaan adalah suatu hal yang sangat urgent atau penting sehingga individu dapat berkembang secara maksimal jika ia berada dalam lingkungan kerja yang memiliki sifat yang sesuai dengan kepribadiannya. Holland (2003) mengatakan bahwa individu mengekspresikan diri, minat, dan nilai melalui pilihan kerja atau pengalaman yang mereka lalui. Pilihan karir menjadi suatu hal yang penting untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Remaja yang telah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki kebutuhan untuk menentukan jurusan yang akan mereka tempuh untuk dapat mencapai karir yang sesuai dengan 1

minat dan kemampuan mereka. Sebelum itupun mereka harus sudah menentukan karir yang akan dipilihnya sesuai dengan jurusan di sekolah mereka, seperti SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan yang merupakan tempat di mana siswa menempuh pendidikan dengan fokus pada satu konsentrasi. Pada umumnya siswa SMK akan berkarir setelah menyelesaikan studinya. Namun tidak semua siswa mampu atau mempunyai pikiran yang matang untuk merencanakan karir yang akan dipilihnya dengan tepat, mereka membutuhkan keyakinan terhadap dirinya sendiri tentang pekerjaan yang akan mereka lakoni. Sekolah Menengah Kejuruan atau pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Di mana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan di mana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri. Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional di `bidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Di mana para siswa yang melaksanakan pendidikan tersebut 2

diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus dapat berkarir sesuai bidangnya. Fasilitas-fasilitas belajar yang memadukan antara praktik kerja dan teori dalam kegiatan belajar mengajar di SMK dapat mendorong siswa untuk siap menempuh karir setelah selesai dari studi formal. Untuk hal itu mulai dari pembelajaran di sekolah siswa harus sudah dapat menentukan pilihan karir bagi masa depannya. Masa Sekolah Menengah Atas merupakan masa transisi menuju ke masa dewasa, dan ini berarti merupakan masa menuju dunia pekerjaan atau karir yang sebenarnya. Siswa SMK merupakan siswa yang sudah siap dihadapkan pada suatu pekerjaan setelah tamat dari sekolah, akan tetapi pekerjaan bukanlah hal yang mudah bagi mereka yang belum siap menerima konsekuensi yang besar dalam hidupnya. Pekerjaan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Pekerjaan seseorang memiliki konsekuensi yang besar bagi diri dan merupakan inti dari nilai dasar dan tujuan hidup seseorang, oleh karenanya ketepatan memilih karir menjadi titik penting dalam perjalanan hidup manusia (Johnson, 2000). Pilihan karir merupakan proses menentukan pekerjaan atau studi lanjut yang didasarkan pada pemahaman individu tentang diri sendiri, tujuan berkarir, keputusan karir yang berkaitan dengan pekerjaan dan keputusan karir yang berkaitan dengan studi lanjut. Dalam menentukan suatu pilihan karir banyak faktor yang berperan di dalamnya. Pilihan jabatan dalam suatu pekerjaan merupakan perpaduan faktor dalam diri individu dan faktor dari 3

luar individu. Faktor yang paling mendasar dalam diri individu adalah konsep diri. Proses ini menunjang pelaksanaan individu untuk menterjemahkan konsep dirinya terhadap pekerjaan. Dalam teorinya Donald E. Super (dalam Sukardi, 1984:65) menjelaskan bahwa dalam kematangan bekerja dan konsep diri (Self Concept) merupakan dua proses perkembangan yang berhubungan. Sejalan dengan begitu banyaknya ragam karir atau pekerjaan yang ada saat ini tidak jarang individu mengalami kebimbangan untuk memilih mana yang terbaik bagi dirinya. Hal ini sangatlah beralasan dan tepat mengingat bahwa sekali seseorang sudah memutuskan karir yang akan ditekuninya maka ia harus memiliki komitmen untuk menjalankan keputusan tersebut untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Performa kerja individu dipengaruhi bukan saja oleh pengetahuan dan keahlian atau keterampilan yang telah didapatkan di sekolah, tetapi juga faktor-faktor kepribadian. Pemilihan karir yang tepat (sesuai dengan minat, potensi dan kepribadian) akan membuat seseorang mampu mengembangkan karir dan dirinya sendiri secara optimal. Hal tersebut berarti bahwa individu harus terlebih dahulu memahami dengan pasti siapa dirinya (dalam artian mengetahui bagaimana konsep dirinya), bagaimana "work style" yang sesuai baginya dan bagaimana ia bisa berinteraksi dengan efektif dengan orang lain serta bagaimana caranya mengekspresikan semua potensi yang dimiliki sehingga dapat bekerja dengan cara-cara yang menyenangkan dan efektif. 4

Namun demikian permasalahan yang muncul adalah sering kali kita bingung mau memilih yang mana, ragu bahakan sama sekali tidak punya pilihan apaapa. Atau mungkin juga tahu mau memilih apa, tetapi merasa tidak berbakat di bidang itu. Siswa membutuhkan proses dan waktu yang cukup panjang untuk dapat memutuskan karirnya secara tepat. Seperti yang dikemukakan Sukardi (1994) karir seseorang bukanlah hanya sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi diri dari orang - orang yang menjabatnya sehingga setiap orang yang memegang pekerjaan yang dijabatnya itu akan merasa senang untuk menjabatnya dan kemudian mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasinya, mengembangkan potensi dirinya, lingkungannya serta sarana dan prasarana yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan yang sedang dilakukanya. Salah satu determinan sukses karir adalah kongruensi (kesesuaian) antara disposisi diri personal dengan karakter lingkungan karir. Kongruensi atau kesesuaian antara karakter diri berhubungan dengan kualitas keterlibatan siswa dalam studi, prestasi studi/kerja, stabilitas siswa dalam menjalani (studi) dan karirnya, dan kepuasan karir atau studi dan kerja (Holland, 2003). Pemilihan karir siswa seharusnya adalah hasil dari proses pengenalan diri, peluang-peluang karir, dan tindakan mengintegrasikan secara rasional dua domain ini untuk menentukan pilihan karir, dan perjalanan sepanjang rentang usia tertentu hingga mencapai kematangan 5

karir. Seperti yang telah dijelaskan di atas, kebanyakan siswa SMK adalah siswa yang siap dihadapkan pada suatu pekerjaan setelah tamat dari sekolah, itu karena selama di sekolah mereka telah melalui proses pengenalan diri, mengetahui adanya peluang-peluang karir dan tindakan mengintegrasikan keduanya. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis lebih memilih siswa SMK sebagai subjek. Karena selain mereka sudah siap, hal ini akan sangat berpengaruh pada konsep diri setiap siswa ketika siswa harus menentukan sebuah karir yang akan dijalannya sebagai sebuah profesi kelak. Konsep diri merupakan pemahaman individu terhadap diri sendiri meliputi diri fisik, diri pribadi, diri keluarga, diri sosial, dan diri moral etik, emosional aspiratif, dan prestasi yang mereka capai, Heni (2008). Konsep diri merupakan aspek yang penting bagi seseorang dalam berperilaku. Setiap perilaku yang ditunjukkan oleh individu adalah gambaran dari konsep diri seseorang. Konsep diri juga berarti hal yang kompleks dan abstrak, tidak sebagai orang yang berbeda dengan orang lain dan objek sekitarnya, terpisah dari orang lain dan objek tetapi merupakan manusia yang utuh. Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. 6

Sebagai individu yang ingin berkembang, siswa juga sadar akan keberadaan dirinya untuk berkarir atau memutuskan karir yang tepat bagi dirinya kelak. Keputusan tersebut sudah pasti tidak lepas dari konsep diri yang dimiliki oleh seorang siswa sebagai bekal bagaimana ia dapat mengenal dirinya, mengetahui siapa dirinya dan akan jadi apa dirinya kelak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dalam penelitian ini, penulis mengambil subjek sejumlah 7 orang siswa dari berbagai macam jurusan. Penentuan pemilihan subjek pada penelitian ini berdasarkan saran dari Guru BK selaku guru pembimbing siswa yang pada mata pelajaran BK memberikan bimbingan karir kepada siswanya. Untuk itu setiap kelas terdapat satu perwakilan siswa untuk dilihat gambaran konsep diri dalam pemilihan karirnya. Keutamaan ketujuh siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah keaktifan mereka dalam mengikuti bimbingan karir yang jadi prioritas utama pembelajaran di sekolah. Sebelum penelitian ini dilakukan ada beberapa penelitian terdahulu terkait dengan tema pemilihan karir, hal tersebut menunjukkan bahwa pemilihan karir adalah hal yang mulai sering menjadi perhatian para peneliti untuk diangkat menjadi sebuah penelitian terkait pentingnya pemilihan karir bagi individu yang akan berkarir. Berikut ini adalah penelitian yang berhubungan dengan konsep diri dalam pemilihan karir di antaranya penelitian tentang konsep diri yang dilakukan oleh Fasti Rola. S. Psi, pada 7

tahun 2006 di Universitas Sumatera Utara Medan, Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan dan memberikan penjelasan mengenai hubungan antara motivasi berprestasi dan konsep diri pada remaja. Selain itu konsep diri berperan penting dalam timbulnya motivasi berprestasi seorang remaja. Penelitian tentang pemilihan karir juga sempat dilakukan oleh Factors Influencing Career Choices Among Secondary School Students In Kisumu Municipality, Kenya dengan tujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan karir. Hasil dari penelitian dengan pendekatan kuantitatif ini melibatkan 332 siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa yang mempengaruhi pemilihan karir siswa adalah pengalaman belajar atau pengetahuan tentang karir yang mereka dapatkan dari sekolah maupun lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam memilih karir siswa butuh persiapan yang matang untuk terlebih dahulu mempelajari karir yang akan dipilihnya. Hal tersebut tidak lepas dari konsep diri siswa. Dalam kaitannya dengan pemilihan karir siswa, konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui siswa untuk dapat mengerti dan memahami diri mereka sehingga ia dapat menentukan karir yang tepat bagi kelangsungan hidup siswa sesuai dengan pemahaman siswa terhadap dirinya, masalahnya serta lingkungan. 8

Penelitian ini dipandang penting karena peneliti beranggapan bahwa pemilihan karir siswa sangat tergantung pada konsep diri yang dimiliki siswa mengenai siapa dirinya dan pemahaman tentang potensi yang dimilikinya. Untuk itu penulis mencoba mengadakan penelitian dengan. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, fokus penelitian yang muncul dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana konsep diri dalam pemilihan karir siswa kelas XI SMK Negeri 2 Jombang? 2. Apa saja langkah-langkah dalam pemilihan karir siswa siswa kelas XI SMK Negeri 2 Jombang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memahami gambaran tentang konsep diri yang ada dalam diri siswa kelas XI SMK Negeri 2 Jombang dalam memilih karir. 2. Untuk memahami apa saja yang termasuk langkah-langkah dalam pemilihan karir siswa kelas XI SMKN 2 Jombang. 9

D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitianpenelitian yang berkenaan dengan konsep diri dalam pemilihan karir siswa, selain itu dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan di bidang psikologi terutama psikologi pendidikan. Dalam bidang psikologi pendidikan, penelitian ini memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam pemilihan karir siswa SMK, sehingga dengan informasi tersebut bisa menjadikan siswa mempunyai konsep diri yang matang dalam menentukan sebuah karir yang akan dituju oleh siswa. 2. Secara praktis Bagi guru BK, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan memberikan gambaran tentang konsep diri siswa dalam pemilihan karir untuk kemudian dapat memberikan lingkungan yang baik yang dapat membentuk konsep diri positif bagi siswa dalam hal pemilihan karir siswa. E. Sistematika Pembahasan 1. Bab I (Pendahuluan) Pada bab ini menjelaskan mengenai: latar belakang masalah tentang ketertarikan peneliti untuk mengangkat judul terkait dengan konsep diri dan pemilihan karir, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat 10

Penelitian dan Sistematika Pembahasan yang menguraikan garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab. 2. Bab II (Kajian Pustaka) Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai Karir dan Pemilihan Karir yang membahas tentang: a) Pengertian Karir dan Pemilihan Karir; b) Langkah- langkah pemilihan Karir; c) Pertimbangan-pertimbangan dalam Memilih Karir. Selanjutnya menjelaskan tentang Konsep Diri yang membahas tentang: a) Pengertian Konsep Diri; b) Pembentukan Konsep Diri; c) Karakteristik Konsep Diri; d) Dimensi- dimensi Konsep Diri; e) Sumber informasi untuk Konsep Diri; f) Aspek- aspek Konsep Diri. Selanjutnya akan dijelaskan maksud dari Konsep Diri dalam Pemilihan Karir Siswa, Kerangka Teoritik dari penelitian dan Penelitian Terdahulu. 3. Bab III (Metode Penelitian) Dalam bab ini akan membahas mengenai: Pendekatan dan Jenis Penelitian yakni pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif (narasi), Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengolahan Data yang menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi lapangan dan triangulasi data, Analisis Data menggunakan seleksi data hasil lapangan, pemberian kode dan analisis data hasil lapangan, serta Pebgecekan Keabsahan Temuan. 4. Bab IV (Hasil Penelitian dan Pembahasan) Dalam bab ini akan membahas mengenai: Setting Penelitian, Hasil Penelitian meliputi Deskripsi Temuan Penelitian yang diperoleh dari hasil 11

observasi, wawancara dan dokumentasi lapangan, dan Hasil Analisis Data yang menggambarkan konsep diri dalam pemilihan karir siswa dan langkah pemilihan karir siswa, kemudian yang terakhir menjelaskan tentang Pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V (Penutup) Dalam bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang menguraikan tentang pokok atau inti dari penelitian tentang konsep diri dalam pemilihan karir siswa dan langkah-langkah pemilihan karir siswa sekaligus menguraikan tentang saran yang ditujukan untuk siswa, pihak sekolah, orangtua, masyarakat umum, kepentingan ilmiah dan peneliti. Pada bagian akhir, berisikan daftar pustaka serta lampiran-lampiran yang mendukung selama proses penelitian berlangsung. 12