REHABILITASI TERUMBU KARANG TELUK AMBON SEBAGAI UPAYA UNTUK MEREDUKSI EMISI CARBON CO

dokumen-dokumen yang mirip
EKOSISTEM LAUT DANGKAL EKOSISTEM LAUT DANGKAL

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

JAKARTA (22/5/2015)

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Karang Cara Makan dan Sistem Reproduksi

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL TRANSPLANTASI KARANG SECARA SEDERHANA PELATIHAN EKOLOGI TERUMBU KARANG ( COREMAP FASE II KABUPATEN SELAYAR YAYASAN LANRA LINK MAKASSAR)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Apakah terumbu karang?

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Estradivari et al. 2009).

PENGENALAN EKOSISTEM DI LAUT DANGKAL (Biologi(

I. PENDAHULUAN. terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup. Secara geografis terletak pada garis

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

TINJAUAN PUSTAKA. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumberdaya hayati, sumberdaya nonhayati;

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang dan Masalah yang dikaji (Statement of the Problem) I.1.1. Latar belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2.1 Bagaimanakah kehidupan ekosistem terumbu karang pantai Apakah yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang?

B. Ekosistem Hutan Mangrove

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

POTENSI ANCAMAN LEDAKAN POPULASI ACANTHASTERPLANCI TERHADAP KELESTARIAN TERUMBU KARANG DI WILAYAH LAUT JAKARTA DAN UPAYA PENGENDALIANNYA

DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DIREKTORAT KONSERVASI DAN TAMAN NASIONAL LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Pesisir merupakan daratan pinggir laut yang berbatasan langsung dengan

POTENSI EKOLOGIS KEANEKARAGAMAN HAYATI

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.38/MEN/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN TERUMBU KARANG MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

VIII PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN PULAU WAIDOBA

I. PENDAHULUAN. Tingginya dinamika sumberdaya ikan tidak terlepas dari kompleksitas ekosistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG KRITERIA BAKU KERUSAKAN TERUMBU KARANG

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

BAB I PENDAHULUAN. antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR SUMBERDAYA PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL. SUKANDAR, IR, MP, IPM

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengelolaan Wilayah Pesisir 2.2. Pengertian Wilayah Pesisir

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR SULAWESI BARAT

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

5 PEMBAHASAN 5.1 Terumbu Karang di Kawasan Konservasi Pulau Biawak dan Sekitarnya

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KELULUSAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN FRAGMEN TERUMBU KARANG HIAS HASIL TRANSPLANTASI DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

MENCEGAH KERUSAKAN PANTAI, MELESTARIKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

JurnalIlmiahPlatax Vol. 3:(2), Juli 2015 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REHABILITASI TERUMBU KARANG AKIBAT PENGEBOMAN DENGAN METODE TRANSPLANTASI MENGGUNAKAN KARANG JENIS Acropora sp. Abstract

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

I. PENDAHULUAN pulau dengan luas laut sekitar 3,1 juta km 2. Wilayah pesisir dan. lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan

Perbandingan Kondisi Terumbu Karang Selama Tiga Tahun Terakhir pada Perairan Taka Malang dan Tanjung Gelam Kep. Karimunjawa

DOKUMEN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR (RPDP) DESA SOMBOKORO

STUDI KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG SERTA STRATEGI PENGELOLAANNYA (Studi Kasus di Teluk Semut Sendang Biru Malang)

Pertumbuhan fragmen bibit ukuran berbeda dalam pembudidayaan karang hias Acropora formosa

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove

Pelestarian Terumbu Karang untuk Pembangunan Kelautan Daerah Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia berada tepat di pusat segi tiga karang (Coral Triangle) suatu

Mengenal Teluk Tomini

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN KARANG JENIS Lobophyllia hemprichii YANG DITRANSPLANTASIKAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Potensi Keuntungan Bersih per Tahun per km 2 dari Terumbu Karang dalam Kondisi Baik di Asia Tenggara Penggunaan Sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

Potensi Terumbu Karang Luwu Timur

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. seperti tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Mangrove REHABILITASI TERUMBU KARANG TELUK AMBON SEBAGAI UPAYA UNTUK MEREDUKSI EMISI CARBON CO TERUMBU KARANG OLEH DANIEL D. PELASULA Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI pelasuladaniel@gmail.com PADANG LAMUN

Karang Disebut Hewan Tumbuhan Karena 2 hal : Asal usul pengelompokannya dalam dunia binatang Memiliki tentakel yang tampak seperti bunga tumbuhan TERUMBU KORAL: berasal dari kata Coral & Reef. - Coral = karang : hewan tumbuhan/berbunga - Reef = terumbu yang terbentuk dari endapan-endapan masif kalsiu karbonat yang dihasilkan oleh hewan karang, alga berkapur (coraline algae), serta organisme lain yang menghasilkan kapur(moluska, ekhinodermata, krustase.

Karang batu itu sebenarnya adalah hewan laut yang terdiri dari individuindividu berupa polip yang dapat mengendapkan kapur atau bahan keras lainnya untuk menyusun kerangka koloninya dengan bentuk yang sangat beraneka ragam.

Contoh karang Hermatifik Contoh karang lunak

Blue coral Fire coral Black Coral Karang Biru

MANFAAT TERUMBU KARANG NILAI EKONOMI 1. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tempat memijah bagi biota biota laut 2. Sebagai pelindung pantai /penghalang gelombang (Barier reef ) (Mencegah abrasi pantai ) 3. SUMBER DAYA PERIKANAN Terumbu karang menyediakan stok ikan dan udang yang berlimpah. Hasil penangkapan ikan (30 m b.l.) dapat mencapai 15 ton/km2/tahun (Cesar: 1996). Menyediakan sumber makanan bergizi tinggi (ikan, udang, cumi, kerang, dsb.). 4. SUMBER PENGHASILAN MENYEDIAKAN LAPANGAN KERJA bagi sekitar 10,000 nelayan Indonesia (Cesar: 1996). MEMBUKA PELUANG KERJA Dapat dijadikan objek wisata, karena itu membuka peluang kerja bagi para pengusaha ekowisata, para pemandu wisata setempat, dsb.

Penelitian terkini University of Bologna bersama organisasi konservasi global The Nature Conservancy (TNC), US Geological Survey, Stanford University dan University of California-Santa Cruz, Terumbu Karang Sebagai penghalang ombak

Terumbu karang dapat melindungi Pantai dan mengurangi energi gelombang sebesar 97 % Tubir terumbu karang atau rataan karang dangkal yang pertama kali memecah ombak, dapat mengurangi kekuatan ombak hingga 86%. Biaya rata-rata untuk pemecah ombak buatan adalah US$19791 per meter, sementara restorasi terumbu karang hanya membutuhkan US$1290 per meter.

KONDISI KARANG TELUK AMBO Luas terumbu karang Teluk Ambon ± 102 Ha

PERKEMBANGAN KONDISI KARANG TELUK 30 TERAKHIR 1985 1996 2007 2012 2015 Halong 32 20 19 30,05 9,5 Kota Jawa 68 45 53,1 67,72 48,73 Hative besar 52 22 22 22,51 14,1 Batu Capeu 25 22,5 23,5 20,36 30,37 Liliboy 69 39 28 48,33 60,13 Eri 76 43 34,6 61,33 78,7

PENYEBAB KERUSAKAN EKOSISTIM TERUMBU KARANG DI TELUK AMBON

FAKTOR FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN TERUMBU KARANG

Sampah dibuang langsung ke laut karena tidak disediakan tempat penampungan sampah (tempat sampah)

Banjir Kota Ambon 2012,(R. Osok)

Banjir Kota Ambon 2012,(R. Osok)

UPAYA PENANGGULANGAN

APA ITU TRANSPLANTASI KARANG Transplantasi karang adalah : pencangkokan atau pemotongan bagian karang hidup dalam ukuran kecil sekitar 7 cm, kemudian dibesarkan dalam nursery ground atau tempat meletakkan substrat yang berisi potongan karang hidup untuk dibesarkan menjadi anakan karang.

Tujuan Tranplantasi : Melindungi dan memperbaiki struktur, fungsi dan intergeritas ekosisistim serta sumberdayanya Mengurangi laju degradasi terumbu karang Mengembangkan, menjaga, serta meningkatkan dukungan masyarakat dalam upaya pengelolaan terumbu karang

ANAKAN PADA MEDIA YANG SUDAH SIAP DIPINDAHKAN PADA MEJA TRANSPLANTASI

PELETAKAN PADA MEJA TRANSPLANTASI

MANFAAT DAN KEGUNAAN 1.Mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak. 2.Di Guam, transplantasi karang telah digunakan untuk mengganti karang yang mati akibat aliran air panas dari pembangkit listrik. 3. Di Singapore, transplantasi karang digunakan untuk menyelamatkan Jenis karang yang habitatnya direklamasi.

LANJUTAN MANFAAT DAN KEGUNAAN 3. Di Florida, transplantasi karang telah digunakan untuk mempercepat dan memperbanyak tutupan karang. 4.Di Teluk Aqaba, transplantasi karang digunakan untuk mempertinggi nilai ekonomi lokasi wisata bahari. 5. Di Taman Laut Great Barrier Reef, transplantasi karang telah digunakan untuk mempercepat regenerasi ekosistem terumbu karang yang rusak akibat serangan Achantaster planchi.

LANJUTAN 6. Di Pulau Pari Kepulauan Seribu program percontohan dalam merehabilitasi pulau-pulau yang kondisi terumbu karangnya sudah rusak, 7. Kegunaan lain transplantasi karang yang cukup penting adalah dapat menambah karang dewasa ke dalam suatu populasi sehingga dapat meningkatkan produksi larva di ekosistem terumbu karang yang telah rusak.

TINGKAT KEBERHASILAN Rehabilitasi Ekosisitim Terumbu karang dengan metode transplatasi diberbagai tempat memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Keberhasilan tergantung cara penanganan: mulai dari penyiapan meja dan media tranplantasi, penyiapan bibit, transportasi bibit, pengikatan bibit pada subtract (media) dan teknik penempatan bibit serta monitoring dan pengawasan disamping faktor-faktor lingkungan yang menjadi syarat bagi pertumbuhan karang

TINGKAT KEBERHASILAN Wibowo, A.S, (2009) mengemukan tingkat keberhasilan transplantasi karang jenis Stylophora pistillata dan Pocillopora verrucosa di Perairan Pulau Karya, Kepulauan Seribu mencapai 90 100 %. Jipriandi, dkk (2013) mengemukan bahwa pertumbuhan karang Acropora formosa dengan teknik transplantasi pada ukuran fragmen yang berbeda mengalami tingkat keberhasilan 71 100 %.

DI PULAU POMBO DAN MORELA TINGKAT KEBERHASILA 90 95 % (Pelasula, 2013)

Rehabilitasi karang di Teluk Ambon

TERUMBU KARANG DAN EMISI CARBON CO2 Terumbu karang dikenal sebagai salah satu dari ekosistem yang memiliki produktivitas primer 1.800 4.200 gr C/m2/tahun (IPCC), 1500-3500 gc/m2/tahun (Nybakken, 1998) tertinggi di kawasan pesisir. Kemampuan terumbu karang ini menjadi harapan dalam upaya untuk mereduksi emisi gas karbon dioksida (CO2),. Harapan ini didasarkan atas keberadaan simbion di terumbu karang berupa zooxanthellae yang mampu melakukan proses fotosintesis sebagi proses pemanfaatan CO2 untuk menghasilkan

Terumbu Karang Sebagai Penyerap Karbon (Carbon Sink) Beberapa tahun terakhir ini banyak ditemukan artikel yang menyebutkan lautan dapat menyerap karbon di atmosfer. Meski masih belum bisa dipastikan kebenarannya, secara keseluruhan penelitianpenelitian tersebut memberikan bukti meyakinkan bahwa Carbon cycle positive feedback (Umpan balik positif utama dalam pemanasan global adalah kecenderungan pemanasan untuk meningkatkan jumlah uap air di atmosfer, gas rumah kaca yang signifikan) telah dimulai.

DANGKE BANYAK