PENG EM BANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI KALANGAN GENERASI MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH PEMBANGUNAN NASIONAL MENYONGSONG ABAD XXI: Pembangunan Yang Berwawasan Kebangsaan

Membangun Rakyat dan Budaya Bernegara Yang Mulia dan Bermartabat Berbasis Pancasila

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

PLEASE BE PATIENT!!!

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat malam, Salam sejahtera bagi kita semua. Yang kami hormati ; Bapak-Ibu Tamu Undangan, dan Hadirin yang berbahagia.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-66 TAHUN 2011

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

ACARA 100 TAHUN PERINGATAN KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2008, DI ISTANA NEGARA JAKARTA, 20 MEI 2008 Rabu, 21 Mei 2008

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

PIDATO HARI KEBANGKITAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

PARADIGMA PANCASILA DILINGKUNGAN MASYARAKAT

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

GUBERNUR JAWA TENGAH

BAHAN TAYANG MODUL 9

SAMBUTAN pada acara pemancangan tiang pertama Menara Masjid dan tiang pertama Auditorium ISLAMI CENTER, Ujung Pandang Minggu, 8 Mei 1994

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

PENDIDIKAN PANCASILA

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BUPATI KULON PROGO Sambutan Pada Acara

PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka beberapa hal. yang dapat disimpulkan di antaranya adalah :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

BAB II LANDASAN PEMBANGUNAN HUKUM TAHUN

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATUH, SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA, OM SWASTIASTU, NAMO BUDHAYA,

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Transkripsi:

PENG EM BANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI KALANGAN GENERASI MUDA Tinjauan Terhadap Peran Agama Sebagai Sumber Motivasi Perjuangan Oleh: Gin an dj ar Kartasas m ita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua Bappenas ii-i.,:.il : e, ---_ Disampaikan pada Sarasehan Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Jakarta, 22 Februari 1995

PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI KALANGAN GENERASI MUDA Tinjauan Terhadap Peran Agama Sebagai Sumber Motivasi Perjuangan Oleh: G in a n dja r Ka rtasa sm ita Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua Bappenas l. Pendahuluan Pertama-tama saya ingin memulai dengan memanjatkan syukur alhamdullillah, karena kita mendapat kesempatan untuk berkumpul pada malam hari yang berbahagia ini, pada bagian ketiga dan terakhir dalam rangkaian ibadah puasa kita di bulan suci Ramadhan. Tidak lain yang kita harapkan semua amal dan ibadah kita diterima Allah SWT. Saya sungguh berbesar hati bahwa dalam kesempatan acara berbuka puasa bersama ini, AMPI menyelenggarakan sarasehan yang tujuannya tidak lain untuk meningkatkan pengamalan kita dalam membangun bangsa yang kita cintai ini. Tema sarasehan ini adalah " pengembangan wawasan kebangsaan, terutama generasi muda, dengan tinjauan terhadap peran agama, sebagai sumber motivasi perjuangan". d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995

Setiap pembahasan mengenai wawasan kebangsaan amatlah menarik, dan kita tidak boleh henti-hentinya mengkaji masalah ini, agar tidak terlena dan lengah, sehingga terhanyut dalam arus yang mengalihkan kita dari hakikat kita berbangsa. Kalau kita sering membahasnya, tujuannya tidak lain adalah untu k senantiasa menyegarkan, memantapkan, dan memperkuat rasa kebangsaan kita, dan dengan demikian, komitmen kita kepada kejayaan dan kesejahteraan bangsa dan negara. Kurang lebih setahun yang lalu, Golongan Karya telah menyelenggarakan sarasehan nasional mengenai Wawasan Kebangsaan, ditinjau dari berbagai aspek. Saya juga diminta menyampaikan pandangan-pandangan saya. Pada kesempatan ini pokok-pokok pikiran yang saya sampaikan pada waktu itu akan saya kemukakan kembali disesuaikan dengan tema kita malan'l ini. ll. Beberapa pokok pengertian Rasanya setiap orang memiliki rasa kebangsaan, dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan ataupun pikiran, paling tidak dalam hati nuraninya. Memang, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tapi sulit dipahami. Namun, ada getaran hati dan resonansi pikiran antarkita tatkala rasa kebangsaan kita tersentuh dan terpanggil. Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing. Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yaitu rasa persatuan dan kesatuan yang lahir karena adanya keberd:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 2

samaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini, dalam mencapai cita-cita bangsa, berkembang menjadi wawasan kebangsaan. Rasionalisasi rasa dan wawasan kebangsaan akan melahirkan suatu paham yang disebut nasionalisme atau paham kebangsaan, yaitu pikiranpikiran yang bersifat nasional di mana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan tersebut, timbul semangat kebangsaan yang memiliki ciri khas, yaitu rela berkorban demi kepentingan tanah air, atau semangat patriotisme. Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati dirinya, serta mengembangkan tata lakunya sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai luhur budayanya, yang lahir dan tumbuh subur sebagai penjelmaan kepribadiannya. Wawasan kebangsaan menyangkut, bukan hanya aspek politik saja, tetapi meliputi segenap aspek kehidupan. Di samping sebagai konsep politik, ia juga merupakan konsep ekonomi dan konsep budaya. Konsep kebangsaan itu dinamis adanya. Dalam kedinamisannya, antarpandangan kebangsaan dari suatu bangsa dengan lainnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Dengan perbenturan budaya dan kemudian terjadi bermetamorfosa dalam campuran budaya dan sintesanya itu maka derajat kebangsaan suatu bangsa menjadi dinamis dan senantiasa tumbuh berkembang. d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 2 Februari L995 3

Namun, betapa dinamisnya pun, betapa jauh pun perkembangannya, hakikat kebangsaan tidak pernah sirna, yaitu keterkaitan dan keterikatan kepada tanah air. Pandangan atau sikap kebangsaan memang dapat mengalami pasang surut. Biasanya intensitasnya meningkat pada saat negara menghadapi ancaman, atau dirasakan ada ancaman, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam. Sebaliknya, ia seakan-akan surut bila keadaan "baik-baik" saja. Bahkan seringkali ada kesan dipandang menjadi tidak terlalu relevan. Karena adanya sikap complaisant serupa itu, ffidka rasa dan semangat kebangsaan harus kita jaga agar senantiasa menyala dalam diri kita. lll, Tantangan Bagi Generasi Muda Kita tidak boleh bersikap acuh tak acuh mengenai wawasan kebangsaan. Kita memang merasakan adanya isyarat-isyarat keprihatinan dari berbagai ungkapan dalam masyarakat mengenai masalah ini. lsyarat-isyaratersebut dapat dirangkai dalam tiga kelompok tantangan. Pertama, ada kesan seakan-akan semangat kebangsaan telah mendangkal atau terjadi erosi terutama di kalangan generasi muda. Seringkali disebut bahwa sifat materialistis, telah menggantikan idealisme yang merupakan sukmanya kebangsaan. d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 4

Kedua, ada kekhawatiran ancaman disintegrasi kebangsaan, dengan melihat gejala yang terjadi di berbagai negara, terutama yang amat mencekam adalah kejadian di Yugoslavia, di bekas Uni Sovyet, dan juga di negara-negara lainnya seperti di Afrika, di mana paham kebangsaan merosot menjadi paham keagamaan dan kesukuan. Ketiga, ada keprihatinan adanya upaya untuk melarutkan pandangan hidup bangsa ke dalam pola pikir yang asing untuk bangsa ini. Mengenai yang pertama, kita dapat melihatnya dari dua sisi. Pada dasarnya saya berpendapat bahwa gejala yang dikhawatirkan itu sebenarnya lebih mencerminkan perkembangan gaya hidup. Cara berpakaian, lagu-lagu, makanan, bahasa, bahkan sikap sehari-hari seringkali mencerminkan "gaya hidup internasional", terutama di perkotaan. Peningkatan taraf hidup, globalisasi, dan arus informasi menyebabkan terjadinya hal itu. Di lain pihak, kita juga jangan meng-under estimafe erosi budaya yang sedang terjadi yang menyertai proses keterbukaan masyarakat dan dampaknya pada nilai-nilai kultural yang merupakan nilai-nilai pokok kebangsaan. Hal ini harus benarbenar kita pelajari secara mendalam, tidak hanya oleh para ilmuwan sosial, tetapi juga generasi muda sendiri. Generasi muda harus bisa mengadakan analisis mengenai apa yang sedang terjadi pada dirinya, apa masalah-masalah yang dihadapi dalam proses perubahan yang sedang berlangsung, dan menemukan cara yang terbaik untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. d:/datalsamb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 5

Hasil akhirnya, harus senantiasa kembali kepada jati diri kita sebagai bangsa, sehingga proses tranformasi kultural ke arah terbentuknya bangsa yang modern, justru akan memperkuat sikap dan semangat kebangsaan dan bukan memperlemah. Mengenai kekhawatiran yang kedua, sejak semula kita tahu bahwa bangsa ini sangat majemuk, sangat bhinneka. Karena itu, ada Sumpah Pemuda. Karena itu ada semboyan Bhinneka Tunggalka. Kita tahu dan dari sejarah telah belajar betapa kemajemukan itu dapat mendorong divergensi yang dengan susah payah telah kita atasi sehingga kita tetap menjadi bangsa yang utuh. Di lain pihak, kita mempunyai keyakinan bahwa di samping ada potensi divergensi, kemajemukan atau kebhinnekaan juga merupakan potensi kekuatan yang besar bagi suatu bangsa. Adanya unsur-unsur yang berbeda jika dapat dihimpun akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar, daripada hanya terdiri dari unsur-unsur yang seragam. Oleh karena itu, saya berpandangan tidak pada tempatnya, dan tidak mencerminkan pandangan kebangsaan kita, karena bertentangan dengan hukum alam, jika kita menutup mata akan adanya perbedaan dan bertindak seakan-akan bangsa Indonesia adalah homogen, tidak ada perbedaan suku, agama, atau etnis. Dan bukan itu pula pengertian kebangsaan yang dikehendaki para pendiri Republik ini. Di lain pihak, sangat bertentangan pula dengan rasa kebangsaan untuk mempertajam perbedaan yang ada. Yang benar, menurut pandangan saya, adalah mengenali adanya d:/datalsamb-95/ampiiampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 6

kemajemukan, dan memadukan serta memanfaatkannya sebagai kekuatan yang ampuh untuk mewujudkan cita-cita perjuangan. Ketiga, kesadaran masyarakat yang makin meningkat, sebagai hasil pembangunan menyebabkan tumbuhnya sikap kritis. Keterbukaan yang dihasilkan oleh pembangunan politik membuat segala pandangan dapat dikemukakan secara bebas. Dengan sendirinya terjadi pula interaksi yang makin leluasa dan kerap dengan pandangan-pandangan dari luar. Ada kekhawatiran, dalam proses itu berkembang pemikiranpemikiran yang asing, yang mungkin tidak tepat untuk diterapkan di Indonesia, bahkan akan bertentangan dengan pandangan hidup bangsa kita. Lebih jauh lagi, terkesan bahwa dibutuhkan adanya pembaharuan yang diartikan sebagai perubahan atas segala apa yang kita lakukan selama ini. Sesungguhnya tidak ada orang yang menentang pembaharuan, bahkan hal itu diamanatkan oleh GBHN. Namun, pembaharuan itu harus dilakukan di dalam sistem, meskipun mungkin termasuk memperbaharui sistem itu sendiri. Pembaharuan di luar sistem, akan menyebabkan gejolak, yang tidak menguntungkan siapa pun, dan yang pasti akan merugikan rakyat di lapisan yang terendah, yang tidak bisa menghindar dari dampak gejolak itu. Semuanya itu menjadi tantangan bagi generasi muda dalam kita mengembang kan wawasan kebangsaan sebagai alat yang ampuh untuk membangun bangsa. d:/datalsamb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22Februari 1995 7

lv. Peranan Wawasan Kebangsaan Bagi Pembangunan Dalam masyarakat yang makin maju, dengan nilai-nilai yang berkembang cepat dan kehidupan yang amat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebendaan, serta dalam dunia yang makin terbuka, memang setiap pandangan, yang baku sekalipun, akan diuji dan ditantang termasuk konsep kebangsaan. Misalnya, dalam jaman ekonomi terbuka, bisa dianggap "kuno" kalau kita bicara mengenai nasionalisme ekonomi. Seakan-akan bahwa ekonomi sudah menjadi konsep yang global, ffioka membatasi geraknya dalam pandangan kebangsaan bisa dianggap langkah mundur. Selain dari itu cara kita mengungkapkan wawasan kebangsaan acapkali, dihadapkan kepada adanya ancaman. Misalnya, bangkitnya primordialisme atau kekhawatiran terjadinya keretakkan bangsa, karena satu dan lain sebab. Hal itu juga benar, karena ancaman perpecahan selalu ada, dan kita harus selalu waspada. Namun demikian, wawasan kebangsaan tidak harus merupakan konsep yang reaktif, tetapi dapat dan harus kita kembangkan secara proaktif. Dia tidak perlu timbul hanya karena ada kekhawatiran adanya kekuatan negatif yang mengancam, tetapi ia dapat digunakan untuk membangkitkan semangat mencapai cita-cita. Semangat kebangsaan dapat merupakan kekuatan dahsyat untuk menghadapi tantangan dalam pembangunan, dan kita harus memanfaatkannya ke arah itu. d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 I

Oleh karena itu, saya berkeyakinan, bahwa wawasan kebangsaan merupakan modal yang penting bagi pembangunan kita. Dengan wawasan kebangsaan kita membangun semangat kemandirian. Kemandirian bukan keterisolasian dalam konsep berdikari, seperti pada jaman sebelum Orde Baru. Kemandirian bukan sikap bermusuhan, melainkan sikap kerja sama, yang dilandasi oleh konstribusi yang aktif dan positif dari masing-masing pihak, dengan penghormatan dan penghargaan yang diberikan kepada satu sama lain. Kemandirian pada dasarnya adalah keinginan menegakkan hak-hak dan martabat kemanusiaan sebagainsan yang dikaruniai akal budi oleh Allah SWT. Bangsa yang mandiri berarti bangsa yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan kekuatannya sendiri. Menegakkan kemandirian ini teramat penting, justru pada jaman global yang segera akan kita masuki. Kita akan menghadapi dunia yang makin ketat persaingannya, makin menyatu ekonominya, dengan arus lalu lintas informasi yang makin deras, dengan ilmu dan teknologi yang berperan makin kuat. Dalam keadaan itu kita perlu memperku kuh dan memantapkan kemandirian kita. Paham kebangsaan yang bersifat proaktif, juga mengembangkan semangat untuk memajukan kehidupan rakyat, menuju cita-cita keadilan sosial, yang menjadi salah d:/datalsamb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 9

satu tujuan kita sebagai bangsa. Oleh karena itu, upaya membangun masyarakat yang makmur berkeadilan harus mewarnai paham kebangsaan kita. Dengan latar belakang pemikiran demikian, maka upayaupaya pemerataan pembangunan yang sekarang ini kita beri perhatian khusus harus dipandang pula sebagai lang kah strategis dalam rangka pengamalan wawasan kebangsaan. Oleh karena itu, kalau semangat kebangsaan kita akan dihadapkan kepada sesuatu, kepada "musuh", maka yang harus "diperangi" sekarang selain "musuh alamiah"-nya seperti ancaman dari luar, musuh ideologi dan pemecah belah persatuan bangsa, adalah pengangguran, kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan ketidakadilan. ltulah musuhmusuh nasionalisme kita dalam meninggalkan abad ke-2o memasuki abad ke-21. Aspek ini amat penting saya kemukakan. Rasa kebangsaan akan menjadi kuat kalau ada rasa kebersamaan, senasib sepenanggungan. Ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang besar, seperti digariskan dalam GBHN, berlawanan arah dengan solidarita sosial, yang menjadi perekatnya rasa persatuan dan kesatuan suatu masyarakat atau bangsa. Oleh karena itu dengan semangat kebangsaan kita membangun masyarakat yang makin berkeadilan, sehingga makin memperkukuh solidaritasosial. Sebaliknya solidaritas sosial yang kukuh akan menjadi landasan yang kuat bagi wawasan kebangsaan suatu bangsa. d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 10

V. Agama Sebagai Sumber Motivasi Saya ingin memulai pembahasan bagian ini dengan mengutip alinea ketiga Pembukaan UUD 1945. "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya". Dengan kalimat itu, bangsa Indonesia menyatakan bahwa kemerdekaan adalah nikmat yang diberikan Allah SWI bahwa kemerdekaan itu telah diperjuangkan, tetapi hanya dapat dicapai karena berkat rahmat-nya. Pernyataan ini menunjukkan jiwa keimanan yang amat mendasar dalam kehidupan kita, baik sebagai individu maupun sebagai bangsa. Memang, sepanjang sejarah perjuangan bangsa kita, nilai-nilai keagamaan berperan amat penting. Pahlawan-pahlawan kita, sebelum abad ke-24, berperang melawan penjajah di bawah panji-panji lslam. Kita bisa menampilkan sederet nama-nama pahlawan dari ujung paling barat sampai ke wilayah timur tanah air kita. Kita juga mengetahui bahwa pada awal abad ini telah ada gerakan massa rakyat menentang penjajahan melalui gerakan ekonomi, yaitu Sarikat Dagang lslam yang kemudian berkembang menjadi Sarikat lslam. HOS Tjokroaminoto sering dikatakan sebagai bapak dan pendidik tokoh-tokoh kebangsaan kita. d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 1 1

Dalam perjuangan fisik kemerdekaan kita tahu betapa seruan Allahu Akbar, telah membangkitkan gelora perjuangan dan kerelaan berkorban tanpa keraguan. Para pejuang kemerdekaan yakin bahwa berjuang membela negara adalah Jihad fi Sabilillah. Mem'ang ada saat yang suram dalam perjalanan sejarah bangsa kita, di mana sekelompok umat lslam ingin melangkah melampaui batas, dan menjadikan Indonesia negara lslam. Gerakan ini telah banyak mengorbankan dan menyengsarakan rakyat, serta menghambat upaya pembangunan. Meskipun mayoritas rakyat Indonesia muslim, gerakan itu tidak berhasil karena memang bukan demikian hakikat negara yang diinginkan oleh para pendiri Republik ini yang sebagian besar beragama lslam, dan banyak di antaranya mewakili aspirasi umat lslam. Upaya mendirikan negara di luar negara proklamasi bertentangan dengan kodrat bangsa kita. Agama lslam mengajarkan bahwa kita tidak bisa lepas dari keterkaitan dengan sejarah, dan itu merupakan hukum alam, yang kita yakini sebagai sunnatullah. Meskipun Indonesia bukan negara agama, tetapi negara kebangsaan, seperti dikatakan Undang-Undang Dasar 1945, "maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia", tetapi kehidupan kebangsaan bangsa kita tidak pernah jauh dari agama. Alinea ketiga UUD 1945 menunjukkan hal itu, Pancasif a menunjukkan hal itu dan ayat (1) Pasal 29 yang mengatakan " Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa" menunjukkan hal itu. d:/data/samb-95iampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22Februari 1995 12

Sikap religius ini mewarnai seluruh gerak kehidupan dan kegiatan rakyat Indonesia. la melekat dalam nilai-nilai yang mendasari kehidupan bangsa ini. Dalam G BHN 1993 hal ini telah makin ditegaskan dengan dicantumkannya Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai asas pertama dari sembilan asas pembangunanasional. Dengan asas ini bangsa Indonesia menyatakan bahwa segala usaha dan kegiatan pembangunan nasional dijiwai, digerakkan, dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi landasan spiritual, moral, dan etik dalam rangka pembangunanasional sebagai pengamalan Pancasila. Dalam pernyataan ini harus kita catat bahwa yang menjadi asas bukanlah sesuatu agama, melainkan Keimanan dan Ketaqwaan, yang bukan hanya miliknya agama tertentu. Dalam berbagai bentuk dan ungkapan Keimanan dan Ketaqwaan merupakan syarat bagi pemeluk semua agama. Semuanya itu juga tidak terlepas dari proses pendewasaan kita sebagai bangsa yang salah satu puncaknya yang penting adalah diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi semua kita. Proses itu berjalan panjang dan tidak mudah, tetapi justru karena telah melalui berbagai ujian dan cobaan sehingga hasilnya akan tegak dan kukuh sepanjang zaman. d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Febnsari 1995 13

Makin kukuhlah keyakinan kita bahwa hakikat paham kebangsaan bagi bangsa Indonesi adalah yang termaktub di dalam jiwa Pembukaan UUD 1945, yang menetapkan dasar dan tujuan kemerdekaan kebangsaan Indonesia. Memang ada pandangan yang mengatakan bahwa paham kebangsaan Indonesia dicerminkan dalam sila Persatuan Indonesia. Menurut pendapat saya, meskipun persatuan merupakan unsur paling pokok dalam setiap paham kebangsaan, namun bukan merupakan unsur satu-satunya. Menurut hemat saya konsep kebangsaan menurut paham bangsa Indonesia lebih luas dari pada hanya unsur persatuan. Paham kebangsaan Indonesi adalah paham yang memiliki landasan spiritual, moral, dan etik. Karena itu, paham tersebut bersilakan Ketuhanan Yang Maha Esa. Paham Kebangsaan ingin membangun masa kini dan masa depan, di dunia dan di akhirat. Paham kebangsaan Indonesia tidak menempatkan bangsa kita di atas bangsa lain, tetapi menghargai harkat dan martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi manusia; karena itu paham kebangsaan kita mempunyai unsur kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh karena itu pula paham kebangsaan Indonesia mengakui adanya nilai-nilai universal kemanusiaan. Sebagai bangsa yang majemuk tetapi satu dan utuh, paham kebangsaan Indonesia jelas bersendikan persatuan dan kesatuan bangsa. Pandangan ini kemudian kita tuangkan dan mantapkan dalam konsep Wawasan Nusantara. Paham kebangsaan kita berakar pada asas kedaulatan yang berada di tangan rakyat. Oleh karena itu paham kebangsaan kita adalah paham demokrasi, d:/datalsamb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarra, 22 Februari 1995 14

dan bertentangan dengan paham totaliter. Paham kebangsaan kita memiliki cita-cita keadilan sosial, bersumber pada rasa keadilan dan menghendaki kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Paham kebangsaan yang demikian, tidak bertentangan dengan agama manapun, bahkan sebaliknya sangatlah serasi. Lebih jauh lagi melalui pengamalan agama yang benar wawasan kebangsaan kita akan makin diperkukuh. Bagi umat lslam mengamalkan Pancasila, sebagai sumber wawasan kebangsaan kita, adalah sejalan dengan petunju k-petunju k agama. Vl. Penutup Demikianlah beberapa pokok pikiran sebagai bahan untuk sarasehan ini. Sebagai organisasi dan generasi muda yang mempunyai komitmen terhadap pembangunan bangsa dan negara, saya harapkan AMPI dapat berperan dalam memperkukuh pemahaman kaum muda mengenai hakikat kebangsaan dan paham kebangsaan bangsa Indonesia. Menghadapi masa depan yang kita tahu akan makin berat dan rumit, meskipun penuh harapan, kita memerlu kan pegangan yang kuat, agar arah perjalanan bangsa kita senantiasa mantap menuju tujuan yang dicita-citakan, dan tidak terombang-ambing oleh gelombang yang tidak akan hentihentinya menghempas bahtera negara kita. d:/dara/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 15

Untuk itu, kita harus tahu dan yakin benar jalan yang harus kita tempuh, dan untuk itu dengan landasan iman dan taqwa kita bersandar kepada Allah yang Maha Kuasa, dan selalu memohon petunjuk, taufik dan hidayah-nya. Jakarta, 22 Februari 1995 d:/data/samb-95/ampi/ampi, bahan pengarahan MENPPN pada Sarasehan AMPI, Jakarta, 22 Februari 1995 1 6