QARD DAN MURA>BAH}AH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN MENURUT HUKUM ISLAM

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II LANDASAN TEORI PEAKSANAAN PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Konversi Akad Murabahah

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DAN RIBĀ DALAM FIQIH MUAMALAH. yang berarti dia memutuskannya. Qarḍ. masdar yang berarti memutuskan. Qarḍ

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

(dari mengambil riba), maka bagiannya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang me

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

c. QS. al-ma idah [5]: 6: 78.9&:;8&<,-.,, &DEF2 4A0.0BC 78#1 #F7"; 1, 4&G5)42 # % J5#,#;52 #HI Hai orang yang beriman, janganlah ke

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM dan UU NO.7 TAHUN 2011 TERHADAP PENUKARAN MATA UANG RUSAK

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS MELALUI MODEL WARALABA SYARI AH DI LAUNDRY POLARIS SEMARANG

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB II LANDASAN TEORI

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD SIMPANAN QURBAN MENJADI PEMBIAYAAN QURBAN DI KJKS DAARUL QUR AN WISATAHATI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian

BAB II LANDASAN TEORITIS. " artinya menggadaikan atau merungguhkan. 1 Gadai juga diartikan

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

mura>bah}ah berarti saling menguntungkan. 19 Secara sederhana, mura>bah}ah

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Bai Bitsaman Ajil dalam Fiqh Muamalah

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. Sejak itu hingga sekarang perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

Transkripsi:

BAB II PENGGUNAAN DUA AKAD DALAM SATU TRANSAKSI QARD DAN MURA>BAH}AH A. Dua Akad Dalam Satu Transaksi 1. Pengertian Dua Akad Dalam Satu Transaksi Praktek penggunaan dua akad dalam satu transaksi telah banyak dilakukan oleh perbankan syariah bank maupun non bank, karena salah satu parameter untuk menilai suatu produk apakah telah memenuhi prinsip syariah atau tidak yakni dengan memperhatikan akad-akad dan berbagai ketentuannya yang digunakan dalam produk tersebut. Dalam hal ini, dua akad dalam satu transaksi atau two in one merupakan kondisi dimana suatu transaksi diwadahi oleh dua akad sekaligus yakni dengan objek yang sama, pelaku yang sama dan jangka waktu yang sama sehingga terjadi ketidakpastian (gharar) mengenai akad mana yang harus digunakan (berlaku). 23 Penggunaan dua akad dalam satu transaksi sama halnya dengan baiataini fi> baiah (dua transaksi jual beli dalam satu jual beli) dalam hadits dijelaskan bahwa: 23 Adiwarman karim, Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 49. 20

21 Rasulullah SAW telah melarang dua jual beli dalam satu transaksi jual beli. (HR. Ahmad dan an-nasa i. Hadits ini shahih menurut at-tirmidzi dan Ibn Hibban). 24 Seorang muslim tidak boleh melangsungkan dua jual beli dalam satu akad atau dua akad dalam satu transaksi, namun ia harus melangsungkan keduanya sendiri-sendiri karena jika dilakukan bersamaan maka terdapat ketidakjelasan yang membuat orang muslim lainnya tersakiti, atau memakan hartanya dengan tidak benar. 25 Para fuqaha sepakat untuk memegangi apa yang menjadi tuntunan hadits tersebut secara umum, namun kemudian mereka berbeda pendapat dalam hal rinciannya, yakni tentang bentuk mana yang dapat disebut baiataini fi> bai ah dan yang tidak dapat disebut dengan baiataini fi> bai ah. 26 Menurut Imam Syafi I terdapat dua penafsiran tentang baiataini fi> bai ah (dua transaksi jual beli dalam satu jual beli) yaitu; pertama, seorang berkata, aku jual barangku kepada engkau dengan harga 1000 real secara tunai dan harga 2000 real secara beruntang. Kedua, bahwa seseorang berkata: aku jual barangku ini kepadamu dengan syarat agar kamu jual pula barangmu kepadaku. 27 Alasan pelarangan pada transaksi pertama karena transaksi tersebut mengandung gharar yang disebabkan oleh ketidakjelasan mengenai jumlah harga. Sedangkan alasan pelarangan kedua 24 Imam Al-H}afiz}u Ah}mad Ibnu Ali Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram, 162. 25 Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah (Hukum Ekonomi, Bisnis dan Sosial), (Surabaya: Putra Media Nusantara, 2010), 41. 26 Ibnu Rusyd, Terjemah Bidayatul Mujtahid Juz 3, (Semarang: Ash-Shifa,1990), 60. 27 Imam Abi Muhammad H}usayn Ibn Mas ud Ibn Muhammad Ibn Al-Farra> Al-Baghwy, At- Tahdhib Fi> Fiqh Al-Ima>mish Sha>fi i>, (Beirut: Da>rul Kitab Al-Alamiyah, 516 H), 532.

22 yaitu mencegah untuk memanfaatkan kebutuhan orang lain, hal ini terjadi pada saat orang terpaksa membeli sebuah barang maka syarat yang diberikan penjual kepada pembeli ketika membeli barang darinya merupakan bentuk eksploitasi yang bisa menyebabkan hilangnya unsur kerelaan dalam jual beli. 28 Menurut Imam Maliki baiataini fi> bai ah seperti seseorang yang membeli barang dengan harga satu dinar secara tunai atau seekor domba secara kredit dan barang dengan dua harga yang diwajibkan atasnya. 29 2. Hukum Baiataini Fi> Bai ah Ulama berbeda pendapat mengenai hukum baiataini fi> bai ah, yakni sebagai berikut: 30 Imam Hanafi berpendapat bahwa baiataini fi> bai ah merupakan jual beli fa>sid karena harga barang tidak jelas dan adanya penggantungan serta ketidakjelasan, di mana harga barang tidak tentu apakah dibayar tunai atau kredit. Jika harga barang tersebut ditetapkan dan diterima pada salah satu pilihan, maka transaksi tersebut menjadi sah. Imam Syafi I dan Imam Hanbali sepakat berpendapat bahwa transaksi tersebut batal karena dianggap mengandung gharar dengan sebab adanya ketidakjelasan di dalamnya. Adapun Imam Malik berpendapat bahwa baiataini fi> bai ah merupakan transaksi yang sah dan dianggap sama dengan transaksi jual beli 28 Wahbah Az-Zuhaili, Terjemah Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, (Depok: Gema Insani, 1432 H/2011 M), 137. 29 Imam Ma>lik Ibnu Annas, Al-Muwat}t}a>, (Beirut: Da>rul Fikr, 1409 H/1989 M), 429. 30 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Al-Islami Wa Adillatuhu, 137.

23 yang memberi pilihan kepada pihak pembeli. Akan tetapi, T}o>wus dan Hakam dan Hamad berpendapat bahwa baiataini fi> bai ah diperbolehkan apabila dalam transaksinya salah satu dari kedua belah pihak yang bertransaksi ridha. 31 Sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat an-nisa> ayat 29 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. B. Akad Qard} 1. Pengertian Qard} Secara etimologis qard} merupakan bentuk masdar dari qarad}a asysyai -yaqrid}u, yang berarti dia memutuskannya. Qard} adalah bentuk masdar yang berarti memutuskan. Qard} dikatakan qarad}a asy-syai - yaqrid}u atau memutus sesuatu dengan gunting. Al-Qard} adalah sesuatu yang diberikan oleh pemilik untuk dibayar. 32 Al-qard} adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Kata qard} diadopsi menjadi credo (romawi), credit 31 S}ekh Hasan a yub, Fiqh Mua>mala>ti al-ma>liyati Fi>l Isla>mi>, (Mesir: Da>rus Sala>mi, 1431 H/2010 M), 67. 32 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah), 333.

24 (Inggris) dan kredit (Indonesia). Obyek yang digunakan adalah uang atau alat tukar lainnya. 33 Menurut kompilasi hukum ekonomi syariah qard} adalah penyediaan dana atau tagihan antar lembaga keuangan syariah dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melakukan pembayaran secara tunai atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. 34 2. Landasan Hukum Qard} Konsep akad qard} sangat sejalan dengan misi Islam dalam perwujudan masyarakat yang kuat kehidupan ekonominya, karena adanya tolong menolong antar sesama umat dalam hal memenuhi kebutuhan. Terdapat beberapa landasan hukum Islam tentang akad qard}, diantaranya al-qur an, Hadits, dan Ijma. a. Al-Qur an Landasan hukum Islam tentang qard}, sebagaimana yang tercantum dalam ayat al-qur an, yaitu: 1) Surat al-maidah ayat 2 35.. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan 33 Muhammad syafi I Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 131. 34 Himpunan peraturan perundang-undangan, Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), (Bandung: Fokus Media, 2010), 18. 35 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an dan Terjemahnya, 106

25 pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. 2) Surat al-hadid ayat 11 36 siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak. b. Hadits 1) hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi 37 Tidak halal (memberikan) pinjaman (utang) bersamaan dengan jual beli, tidak halal (menetapkan) dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, tidak halal melakukan penjualan sesuatu yang tidak ada padamu. 2) Hadits yang diriwayatkan muslim 38 c. Ijma Dari Abi Hurairah berkata, bersabda Rasulullah SAW: siapa saja yang menyelamatkan seorang mukmin dari salah satu kesulitan dunia, niscaya Allah pasti akan menolongnya di hari kiamat. Para ulama telah menyepakati bahwa al-qard} boleh dilakukan. Kesepakatan ulama ini didasari dari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudara-saudaranya serta tidak 36 Ibid., 539. 37 Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, Sunan al-tirmidzi Juz 3, (Beirut: Dar Al-Fikr, 2005), 16. 38 Abi Husain Muslim Ibnu al-hajaj al-qusyairi al-naisaburi, Shahih Muslim, 2074.

26 ada seorangpun yang memiliki segala barang yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya. 39 3. Rukun dan Syarat Qard} Akad qard merupakan suatu bentuk akad tamlik atau akad atas harta, seperti halnya jual beli (bai ), akad qard} dapat dikatakan sah menurut syara apabila telah memenuhi rukun dan syaratnya, yaitu: a. Rukun Rukun dari akad qard} yang harus dipenuhi dalam transaksi ada empat, yaitu 40 : 1) Pelaku akad, yaitu muqtarid} (peminjam), pihak yang membutuhkan dana, dan muqrid} (pemberi pinjaman) pihak yakng memiliki dana 2) Objek akad, yaitu qard} (dana) 3) Tujuan, yaitu iwad atau countervalue berupa pinjaman tanpa imbalan 4) Shighah, yaitu ijab dan qabul b. Syarat Syarat dari akad qard} yang harus dipenuhi dalam transaksi, yaitu 41 : 1) Kerelaan dari kedua belah pihak 39 Muhammad syafi I Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktek, 133. 40 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 48. 41 Ibid., 48.

27 2) Dana yang digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal. 4. Hukum-hukum Qard} Akad qard} dapat dikatakan sah apabila dilakukan orang yang memiliki kompetensi (ahliyah dan wilayah), karena akad ini identik dengan akad jual beli. Akad qard} juga harus dilakukan dengan adanya ijab dan qabul karena mengandung pemindahan kepemilikan. Menurut Syafi iyah dan Hanabalah tidak boleh adanya khiyar majlis maupun khiyar syarat dalam akad qard}. Khiyar merupakan hak untuk meneruskan atau membatalkan, sedangkan akad qard} merupakan akad ghair lazim yang mana masing-masing pihak memiliki hak untuk membatalkan akad qard}. Mayoritas ulama berpendapat, dalam akad al-qard} tidak boleh dipersyaratkan dengan batasan waktu untuk mencegah terjerumus dalam riba an-nasi ah. Akan tetapi, Imam Malik membolehkan akad al-qard} dengan batasan waktu, karena kedua pihak memiliki kebebasan penuh untuk menentukan kesepakatan dalam akad. Menurut hanafiyah setiap pinjaman yang memberikan nilai manfaat bagi muqrid}, maka hukumnya haram sepanjang dipersyaratkan dalam akad dan jika tidak disyaratkan maka diperbolehkan. Muqtarid} diharamkan untuk memberikan hadiah kepada muqrid} karena menunda pembayaran, begitu juga dengan pinjaman dengan syarat tertentu karena ada larangan

28 hadits Nabi menggabungkan akad pinjaman dan akad jual beli. Akad qard} diperbolehkan dengan dua syarat, yaitu 42 : a. Pinjaman itu tidak memberikan nilai manfaat (bonus atau hadiah tyang dipersyaratkan) bagi muqrid} karena ada larangan dalam hadits nabi, (sesungguhnya Nabi SAW melarang pinjaman yang mengandung manfaat, atau setiap pinjaman yang mengandung manfaat maka itu merupakan riba>). b. Akad qard} tidak boleh digabungkan dengan akad lain, seperti akad jual beli. Karena akad qard} merupakan jenis akad tabarru yang tidak dapat digabungkan dengan akad lainnya. 5. Fatwa Tentang Al-qard} Terdapat beberapa ketentuan umum tentang al-qard} yang ditetapkan oleh Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, yaitu: a. Al-Qard} adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqatridh) yang memerlukan. b. Nasabah al-qard} wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama c. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah d. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu e. Nasabah al-qard dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad 42 Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), 257.

29 f. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat: 1) Memperpanjang jangka waktu pengembaliann; atau 2) Mengahapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya C. Akad Mura>bah}ah 1. Pengertian Mura>bah}ah Salah satu skim yang sering digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual beli muara>bah}ah. Transaksi mura>bah}ah ini lazim dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya. Kata mura>bah}ah diambil dari kata ribhu (keuntungan), sehingga mura>bah}ah berarti saling menguntungkan. 43 Mura>bah}ah dalam istilah fiqh Islam adalah suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang yang meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan. 44 Mura>bah}ah merupakan akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pihak pembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan mensyaratkan keuntungan yang diharapkan sesuai dengan jumlah tertentu. 45 43 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah), 136. 44 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, 81. 45 Ismail MBA, Perbankan Syariah, (Jakarta: kencana, 2011), 138.

30 Mura>bah}ah dalam perbankan syariah yakni, bank yang merupakan penjual atas objek barang dan nasabah merupakan pembeli. Pembayaran akad mura>bah}ah dapat dilakukan dengan proses pembayaran angsuran atau dapat dibayar sekaligus pada saat jatuh tempo. 2. Landasan Hukum Mura>bah}ah Murabahah adalah suatu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalah tijariyah (interaksi bisnis). Hal ini berdasarkan : a. Al-Qur an 1) surat Al-Baqarah : 275 46 orang-orang yang makan (mengambil) riba> tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 46 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an dan Terjemahnya,47

31 2) Surat al-ma>idah ayat 1 47 Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukumhukum menurut yang dikehendaki-nya. b. Hadits 1) Hadits dari shahih bukhari 48 Telah diceritakan kepada Sulaiman bin Harb, telah menceritakan kepada kami Syu bah dari Qatadah dari Shalih Abu Al-Khalil dari Abdullah bin al-harits yang dinisbatkannya kepada Hakim bin Hizam berkata ia, bersabda Rasululah saw: Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum berpisah, atau sabda beliau: hingga keduanya berpisah. Jika keduanya jujur dan menampakkan dagangannya maka keduanya diberkahi dalam jual belinya dan bila menyembunyikan dan berdusta maka dimusnahlah keberkahan jual-belinya. 2) Hadits dari oleh Ibn Majah 47 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an dan Terjemahnya,106. 48 Abu Abdullah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim Ibnu al-mug}irah al- Bukhari, Shahih al- Bukhari jilid 2, (Beirut: Dar al-fikr, 1981), 245.

32 Dari S}uhaib ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: tiga hal yang di dalam terhadap keberkahan yaitu; jual beli secara tangguh, muqa>rad}ah (mura>bah}ah) dan bercampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual (H.R. Ibnu Majah). 49 c. Ijma Ulama hanafiyah dan Syafi iyah membenarkan tentang keabsahan mura>bah}ah yang berdasarkan syarat-syarat yang penting bagi keabsahan jual beli yang ada dalam mura>bah}ah, dan juga karena orang memerlukannya. 50 3. Rukun dan Syarat Mura>bah}ah Mura>bah}ah merupakan salah satu bentuk jual beli yang diperbolehkan, maka secara umum dalam pelaksanaanya harus mengikuti rukun dan syarat yang telah ditentukan. a. Rukun mura>bah}ah Ada bebrapa rukun dari akad mura>bah}ah yang harus dipenuhi dalam transaksi, yaitu 51 : 1) Pelaku akad, yaitu ba I (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual dan mustary (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang. 2) Objek akad, yaitu mabi (barang dagangan) dan staman (harga). Barang yang dapat dijadikan objek jual beli dalam akad mura>bah}ah, 49 Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Kitab At-Tijarah Juz 2, 768. 50 Abdullah saeed, menyoal Bank Syariah, (Jakarta: Paramedia, 2004), 120 51 Ascarnya, Akad dan Produk Bank Syariah, 82.

33 yaitu 52 : rumah, kendaraan bermotor dan/alat transportasi, pembelian alat-alat industry, pembelian pabrik, pembelian gudang dan asset lainnya serta pembelian asset yang tidak bertentangan dengan syariah Islam. 3) Shighat, yaitu ijab dan qabul. b. Syarat Mura>bah}ah Syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi murabahah meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Jual beli mura>bah}ah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki (hak kepemilikan telah berada ditangan sipenjual), artinya keuntungan dan resiko barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari kepemilikan yang timbul dari akad yang sah. Ketentuan ini sesuai dengan kaidah, bahwa keuntungan yang terkait dengan resiko dapat mengambil keuntungan. 2) Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal dan biayabiaya lain yang lazim dikeluarkan dalam jual beli pada suatu komoditas, semuanya harus diketahui oleh pembeli saat transaksi. 3) Adanya informasi yang jelas tentang keuntungan, baik nominal maupun presentase sehingga diketahui oleh pembeli. 4) Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat pada pembeli untuk menjamin kerusakan yang tidak tampak pada barang. Akan tetapi, lebih baik syarat seperti itu tidak ditetapkan karena 52 Ismail, Perbankan Syariah,141.

34 pengawasan barang merupakan kewajiban penjual disamping untuk menjaga kepercayaan yang sebaik-baiknya. 53 4. Fatwa Tentang Mura>bah}ah Terdapat beberapa ketentuan umum mura>bah}ah yang telah ditetapkan oleh Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama Indonesia dalam Fatwa DSN Nomor: 04/DSN-MUI/IV/2000 yang menetapkan sebagai berikut: a. Bank dan nasabah harus melakukan akd mura>bah}ah yang bebas riba> b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat Islam c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang disepakati kualifikasinya d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba> e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, mislanya pembelian dilakukan secara utang f. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati 53 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Fiqh Muamalah), 137

35 h. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah i. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli mura>bah}ah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.