BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berlakunya Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka terjadi perubahan pola perencanaan pembangunan daerah, dari system top-down (dari atas ke bawah) sekarang bottom-up (dari bawah ke atas). Untuk itu diperlukan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) yaitu penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, partisipatif, transparan dan akuntabel. Tahapan perencanaan pembangunan terdiri dari perencanaan jangka panjang, menengah dan tahunan, yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan dan masyarakat. Rencana kerja tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau disebut Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 disebutkan bahwa Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Dalam menyusun rencana pembangunan daerah maka harus memperhatikan 9 Asas Umum Penyelenggaraan Negara yaitu : 1. Asas Kepastian Hukum : mengutamakan landasan peraturan perundangundangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara; 2. Asas Tertib Penyelenggara Negara : menjadi landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara Negara; 3. Asas Kepentingan Umum : mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif; BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1
4. Asas Keterbukaan : membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia Negara; 5. Asas Proporsionalitas : mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara Negara; 6. Asas Profesionalitas : mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7. Asas Akuntabilitas : setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 8. Asas Efisiensi : memperhatikan kebutuhan pelayanan yang sederhana, cepat dan murah, tidak memberikan pembebanan biaya kepada masyarakat secara tidak wajar sesuai dengan peraturan; 9. Asas Efektifitas : mencapai penyelenggaraan pelayanan publik yang tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rencana Kerja Badan Perencanaan berisi program dan kegiatan, indikator kinerja, target capaian program/kegiatan, pendanaan indikatif, evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya dan prakiraan maju. Dalam penyusunan Renja maka yang ada beberapa hal yang dilakukan yaitu pertama-tama pengolahan data, evaluasi pelaksanaan Renja tahun lalu, analisis kinerja pelayanan, isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi, review terhadap rancangan awal RKPD, perumusan tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Seluruh dokumen pembangunan daerah Kabupaten Malang merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan yang lain. RPJPD adalah dokumen yang menjadi pedoman dalam penyusunan RPJMD yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Pemerintah Daerah. Sebagai bahan masukan penyusunan rancangan RPJMD adalah rancangan Renstra SKPD Selanjutnya setelah RPJMD disahkan maka menjadi acuan penyusunan Renstra SKPD. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2
RPJMD dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahunan. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) digunakan sebagai pedoman/ acuan dalam penyusunan RAPBD. Berkaitan dengan itu, maka RKPD merupakan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dalam rangka penyusunan APBD tahun berjalan. RPJPD & RTRW Begitu pula Renja Bappeda adalah merupakan penjabaran dari Renstra Bappeda dan dalam penyusunannya mengacu pada RKPD. Renja sebagai bahan masukan untuk penyusunan RKA-SKPD (Rencana Kerja Anggaran SKPD). Yang selanjutnya menjadi acuan penyusunan DPA-SKPD. Pedoman Pedoman 1.2 Landasan Hukum KETERKAITAN ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN 1. Undang-Undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; RPJM Daerah RENSTRA SKPD Bahan Dijabarkan Pedoman Diacu RKP Daerah Renja SKPD Bahan Pedoman RAPBD RKA SKPD APBD DPA SKPD BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 3
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pokok- Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Malang; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah; 12. Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Badan Perencanaan Pembangunan; 13. Peraturan Bupati Malang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Koordinasi Lintas Organisasi Perangkat Daerah. 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Rencana Kerja adalah sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan program/kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran. Sedangkan tujuannya adalah mengarahkan program dan kegiatan selama satu tahun dengan berpedoman pada Renstra dan RKPD serta memberikan masukan utama dan mendasar bagi perencanaan ditingkat yang lebih tinggi. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 4
1.4 Sistematika Penyusunan Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penyusunan Bab II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1 Evaluasi pelaksanaan Renja tahun lalu dan capaian Renstra 2.2 Analisis kinerja pelayanan 2.3 Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi 2.4 Review terhadap rancangan awal RKPD Bab III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaah terhadap kebijakan nasional 3.2 Tujuan dan sasaran Renja 3.3 Program dan kegiatan Bab IV PENUTUP BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 5
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja tahun lalu dan capaian Renstra. Dalam penyusunan program dan kegiatan telah ditetapkan indikator kinerja program (outcome) dan kegiatan (output) serta target kinerja capaian program/kegiatan dan realisasi. Pada tahun 2009 Bappeda melaksanakan 12 program dan 31 kegiatan. Dari data yang ada dapat di ketahui bahwa target kinerja program/kegiatan yang telah ditetapkan dapat terealisasi. Dengan tingkat realisasi 100%. Pada tahun 2010 ada 11 Program dan 29 kegiatan dengan tingkat realisasi mencapai 100 % sesuai rencana sebagai upaya peningkatan pelaksanaan tugas dan kewenangan dibidang perencanaan pembangunan daerah. Sedangkan pada tahun 2011 terdapat 12 program dan 31 kegiatan. Pada tahun 2011 ini target belum dapat mencapai realisasi 100% dikarenakan masih perlunya penyesuaian anggaran keuangan. Sedangkan tingkat capaian renstra merupakan hasil akumulasi kegiatan tahunan secara berkesinambungan ditunjukkannya dengan semakin meningkatnya upaya koordinasi, sinkronisasi, sinergitas serta kualitas dokumen perencanaan. 2.2 Analisis Kinerja Badan Perencanaaan Pembangunan mempunyai tugas pokok yaitu : a. Melaksanakan monitoring dan evaluasi perencanaan pembangunan daerah; b. Melaksanakan forum perencanaan bidang pembangunan, c. Melaksanakan musyawarah perencanaan pembangunan (MUSRENBANG) tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten, d. Mengadakan koordinasi dan kerjasama pembangunan antar daerah dan antar wilayah perbatasan, e. Menyusun data statistik daerah sebagai penyedia informasi perencanaan pembangunan, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 6
f. Menyusun dokumen perencanaan pembangunan g. Mengadakan sosialisasi dan diseminasi produk perencanaan (jangka panjang, menengah, tahunan, penataan ruang dan teknis) dan h. Menyusun dan menyediakan laporan hasil-hasil pembangunan. Pada tahun 2009 dan 2010, target capaian kinerja pelayanan mencapai realisasi 100%. Untuk tahun 2011 target belum dapat mencapai realisasi 100%. 2.3 Isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi BAPPEDA Kabupaten Malang berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2008 memiliki tugas pokok : a. Melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah, b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Sedangkan fungsi BAPPEDA adalah : a. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan; b. Perencanaan strategis pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; c. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah; d. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum bidang perencanaan pembangunan daerah; e. Pelaksanaan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang perencanaan pembangunan daerah; f. Pelaksanaan standart pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan dalam bidang perencanaan pembangunan daerah; g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; h. Pembinaan UPT; i. Pengkoordinasian, pengintegrasian, sinkronisasi pelaksanaan kegiatan perencanaan pembangunan di lingkungan pemerintah daerah; BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 7
j. Pengelolaan dan pembinaan perencanaan pembangunan daerah; k. Pelaksanaan monitoring, pendayagunaan dan perencanaan pembangunan daerah serta pelaporannya; l. Penggunaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat, Lembaga Pemerintah dan Lembaga lainnya. Sesuai dengan misi Bappeda yaitu menyusun dokumen perencanaan pembangunan yang berkualitas secara sinergis, partisipatif dan akuntabel, maka Bappeda dihadapkan pada isu strategis sebagai berikut : a. Masih belum optimalnya pola koordinasi, sinkronisasi dan integrasi serta monitoring dan evaluasi perencanaan dan hasil-hasil pembangunan b. Masih lemahnya sistem pendataan/informasi/data statistik. c. Masih terbatasnya jumlah dan kualitas aparat perencana dalam mendukung pelaksanaan tugas. Untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MANDEP MANTEB (Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 2 tahun 2011 tentang RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010-2015) maka BAPPEDA Kabupaten Malang bertugas dan bertanggungjawab terhadap penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah baik jangka panjang (RPJPD), menengah (RPJMD) dan jangka pendek (RKPD) yang sinergis, partisipatif dan akuntabel. Yang dalam pelaksanaannya diawali dengan musrenbang, mulai dari tingkat desa/ kelurahan, kecamatan dan kabupaten. Serta forum SKPD untuk penyelarasan usulan program/kegiatan kecamatan dengan program/kegiatan SKPD dan antar SKPD. Dokumen perencanaan pembangunan daerah ini akan digunakan sebagai pedoman/acuan seluruh SKPD dalam menyusun Rencana Strategis dan Renja SKPD. Sedangkan peran Bappeda dalam rangka mendukung misi Kabupaten Malang adalah mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola pemerintahn yang baik), clean government (pemerintahan yang bersih), berkeadilan dan demokratis. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 8
2.4 Review terhadap rancangan awal RKPD Dengan mengacu tugas dan fungsinya BAPPEDA Kabupaten Malang berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Bupati Malang Nomor 25 Tahun 2008 salah satunya melaksanakan urusan Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah diantaranya adalah Penyusunan RKPD tahun 2012 yang dalam pelaksanaannya diawali dengan musrenbang, mulai dari tingkat desa/ kelurahan, kecamatan dan kabupaten. Serta forum SKPD untuk penyelarasan usulan program/kegiatan kecamatan dengan program/kegiatan SKPD dan antar SKPD. Selain memaduserasikan program/kegiatan termasuk pula rencana dan tingkat capaian indikator daerah secara makro, sehingga seluruh rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan Bappeda tahun 2012 merupakan upaya guna pencapaian indikator makro daerah diantaranya : a. Pertumbuhan Ekonomi ditargetkan 6,4 % - 6,8 % b. Indeks daya beli ditargetkan 64,6 c. Tingkat Kemiskinan ditargetkan 1,9 % d. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ditargetkan 3,58 % Untuk selanjutnya disinergikan masing-masing program dan kegiatan seluruh SKPD guna pencapaian indikator tersebut. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 9
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaah terhadap Kebijakan Nasional Guna mendukung tercapainya sasaran pembangunan ekonomi nasional tahun 2012, dibutuhkan peran serta daerah dalam percepatan pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi dan pengurangan pengangguran dan kemiskinan yang dapat diejawantahkan ke dalam sasaran-sasaran pembangunan bagi masing-masing wilayah berpatokan pada sasaran pembangunan nasional. Dorongan fiskal ke daerah serta keselarasan program-program pembangunan di daerah dengan program prioritas nasional perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional. Upaya mempertahankan kinerja perekonomian nasional dan sekaligus mengurangi kesenjangan antarwilayah dapat ditempuh dengan menjaga kesinambungan berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan di Jawa-Bali; serta meningkatkan produksi, investasi dan perdagangan dengan mempercepat pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Kebijakan ini akan berdampak pada perluasan kesempatan kerja dan pengurangan kemiskinan di luar Jawa - Bali. Kebijakan ini juga diperkirakan akan berdampak bagi pemerataan antarwilayah. Salah satu implikasi dari percepatan pengembangan wilayah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua adalah pergeseran alokasi investasi pemerintah ke wilayah tersebut. Sementara, pembangunan wilayah Jawa-Bali didukung oleh kerjasama investasi pemerintah dan swasta dan juga investasi swasta penuh. Keterkaitan antar wilayah saat ini masih belum optimal. Perdagangan antar wilayah di Sumatera, Jawa Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara masih sangat terbatas. Arus perdagangan antarwilayah sebagian besar terjadi antara Jawa-Bali dan Sumatera. Sementara itu, perdagangan wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara sebagian besar hanya terjadi dengan wilayah Jawa Bali. Kondisi ini menyiratkan bahwa keterkaitan ekonomi di kawasan barat Indonesia lebih berkembang dibanding kawasan timur Indonesia. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 10
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah Jawa-Bali menjadi pusat perdagangan bahan baku dan hasil produksi nasional. Dengan pola perdagangan seperti itu, kegiatan investasi baik di Jawa-Bali maupun diluar Jawa-Bali akan memberikan nilai tambah lebih besar bagi wilayah Jawa-Bali baik berupa meningkatnya permintaan bahan baku maupun meningkatnya permintaan konsumsi hasil produksi. Kenaikan investasi di luar Jawa Bali akan diikuti oleh meningkatnya permintaan berbagi hasil produksi dari Jawa-Bali. Kondisi ini akan menyebabkan ketimpangan antarwilayah sulit teratasi. Pengembangan wilayah Jawa dan Bali sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional memiliki tantangan yang kompleks. Wilayah Jawa Bali relatif maju dan berkembang dibanding wilayah lainnya. Dalam 20 tahun ke depan Wilayah Jawa - Bali akan menghadapi berbagai tantangan yang akan berimplikasi pada perubahan tatanan sosial, ekonomi, sumberdaya, tataruang, budaya dan politik. Disisi lain, pelaksanaan transformasi ekonomi yang tengah digulirkan konsepnya pada saat ini, menuntut peranan wilayah Jawa Bali yang lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Transformasi ekonomi yang dikembangkan melalui konsep percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia serta dituangkan kedalam koridor ekonomi Indonesia ini, meliputi Koridor Jawa Bagian Utara dan Jawa Bagian Timur-Bali-Nusa Tenggara yang pengembangannya terutama dengan melihat potensi wilayah Jawa-Bali itu sendiri. Dengan demikian, dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi kedepan, khususnya di koridor Jawa, pengembangan wilayahnya diarahkan sebagai pendorong industri dan jasa nasional, serta untuk koridor Bali pengembangan wilayahnya diarahkan sebagai pintu gerbang pariwisata nasional dan pendukung pangan nasional. Dengan memperhatikan PP. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Perpres 5/2010 tentang RPJMN 2010-2014, dan Rancangan Tata Ruang Jawa Bali dalam kaitannya dengan titik berat RKP tahun 2012 yaitu perluasan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, maka pengembangan wilayah Jawa-Bali Tahun 2012 terutama diarahkan untuk : BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 11
a. Mempertahankan Pulau Jawa - Bali sebagai lumbung pangan nasional melalui berbagai upaya menetapkan dan mempertahankan kawasan produksi pangan; b. Mengendalikan secara ketat pengembangan industri hingga ambang batas toleransi lingkungan yang aman bagi keberlanjutan pembangunan; c. Mengintegrasikan kegiatan industri ke dalam zona-zona dan kawasankawasan industri yang telah ditetapkan;serta d. Mengembangkan zona-zona pemanfaatan minyak dan gas untuk wilayah perairan laut dan/atau lepas pantai. Dalam rancangan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa - Bali, pusatpusat pertumbuhan yang diklasifikasikan kedalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN) diantaranya Malang diarahkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah pulau yang mmendukung perkembangan sektor pertanian (pangan dan hortikultura), perkebunan (tahunan dan musiman), kehutanan, perikanan, serta pariwisata alam (ecotourism) 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Visi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang yaitu : MENJADI LEMBAGA PERENCANA YANG KAPABEL DAN PROFESIONAL DALAM MEMPERSIAPKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut : Menyusun dokumen perencanaan pembangunan yang berkualitas, sinergis, partisipatif dan akuntabel 3.2.1 Tujuan Tujuan adalah penjabaran dari misi, yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai. Sesuai dengan Renstra Bappeda maka tujuan Renja yaitu : a. Meningkatnya koordinasi, sinkronisasi dan integrasi serta pengendalian dan evaluasi kebijakan dan perencanaan pembangunan. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 12
b. Meningkatnya sistem pendataan/informasi/data statistik. c. Meningkatnya kualitas aparatur perencana yang terampil dan profesional serta pendukung pelaksanaan tugas. 3.2.2 Sasaran Sasaran adalah adalah hal yang ingin dicapai dari kegiatan yang dilakukan untuk tercapainya tujuan. Sasaran Renja yaitu : a. Terlaksananya koordinasi, integrasi, sinergi dan harmonisasi serta pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan pembangunan sehingga tersedia dokumen perencanaan (RPJPD, RTRW, RPJMD, RKPD, dan perencanaan teknis lainnya) yang berkualitas dan partisipatif; b. Tersedianya sistem pendataan/informasi/data statistik yang akurat dan up to date; c. Tersedianya Aparatur Perencana yang terampil dan professional, d. Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran, sarana dan pelaporan 3.3 Program dan Kegiatan Program dan kegiatan yang dilaksanakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada tahun 2012 adalah sebagai berikut : 1. Program Pemanfaatan Ruang : - Penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang 2. Program Pengembangan Data/Informasi : - Penyusunan dan analisis data informasi perencanaan pembangunan ekonomi; 3. Program Kerjasama Pembangunan : - Fasilitasi kerjasama dengan dunia usaha atau lembaga 4. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh: - Monitoring, evaluasi, dan pelaporan BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 13
5. Program Perencanaan Pembangunan Daerah : - Penyusunan rancangan RKPD; - Penyelenggaraan musrenbang RKPD; - Koordinasi penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ); 6. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi : - Koordinasi penyusunan perencanaan pengembangan ekonomi masyarakat; - Koordinasi perencanaan pembangunan bid. ekonomi - Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 7. Program Perencanaan Sosial dan Budaya : - Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 8. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam : - Monitoring, evaluasi, dan pelaporan 9. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah : - Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah; - Pengolahan, updating dan analisis data dan statistik daerah; - Penyusunan dan pengumpulan data PDRB (IPM). 10. Program pelayanan administrasi perkantoran 11. Program peningkatan sarana prasarana aparatur 12. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 13. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah juga mengkoordinir kegiatan Tugas Pembantuan/dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2012. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 14
BAB IV PENUTUP Rencana Kerja sangat penting artinya sebagai wujud nyata dari tanggung jawab pemerintah dalam mengadopsi berbagai kebutuhan masyarakat dengan keterlibatan lebih banyak pelaku pembangunan (stakeholders) dalam menciptakan Good Gavernance, yang pada gilirannya akan mampu menciptakan kebijakan yang dampaknya berpengaruh ke bawah sehingga keberpihakan pada masyarakat benarbenar dikedepankan. Sedangkan Rencana kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (RENJA BAPPEDA) merupakan dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan untuk mengarahkan program dan kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah khususnya dan pembangunan tahunan daerah pada umumnya. Pada tahun anggaran 2012 ini tedapat 13 program dan 33 kegiatan. Demikian Rencana Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2012 ini dibuat untuk digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan program/kegiatan selama satu tahun dan sebagai penjabaran dari Renstra Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang. 2010 Kepala B amalang,...2012 Kepala Badan Perecanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang Dr. Nehruddin. SE, MM. Pembina Utama Muda NIP. 19531110 197903 1021 n Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 15