Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBAGIAN URUSAN PENGELOLAAN MINERAL DAN BATUBARA PASCA UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DAN PERUBAHANNYA

Hariadi Kartodihardjo (Sumber: UU 23/2014) Adapun urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi adalah:

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DI KABUPATEN BANJAR TERHADAP TATA KELOLA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Kewenangan Pengelolaan FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang

TERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) KEGIATAN PENINGKATAN PELAYANAN PERIZINAN/REKOMENDASI USAHA PERTAMBANGAN

PERUBAHAN ATAS PP NO. 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PEDOMAN PEMBERIAN IZIN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DI JAWA TIMUR

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

Inovasi Kebijakan : Pola Redistribusi Penerimaan Sektor Pertambangan untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan di Kabupaten Aceh Besar

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas Peratur

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. provinsi, dengan tugas Dekonsentrasi dibidang pertambangan. dekonsentrasi di bidang energi dan sumber daya mineral.

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. No 23 Tahun 2014 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STUDI BUDGET BRIEF SEKTOR TAMBANG :

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

DIY. 3. Dinas 1) 2) 3) 4) B. Permohonan 1)

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Evaluasi. Penerbitan. Izin Usaha Pertambangan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT

KAJIAN IMPLIKASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TERHADAP PENGEMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang pertambangan umum yang. dengan tugas dekonsentrasi dibidang pertambangan.

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA

2016, No Tata Cara Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan Mineral dan Batubara; Mengingat : 1. Undang-

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

Mekanisme Investasi Modal Asing Dalam Pertambangan Nasional

Penetapan kebijakan pengelolaan mineral, batubara, panas bumi dan air tanah nasional.

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 1 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEMARANG, 20 MEI 2015

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Mineral, Batu Bara, Panas Bumi, dan Air Tanah PEMERINTAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 122 /KPTS/013/2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

4. Syarat IUP bagi Perseorangan (Perusahaan Firma dan Komanditer), yaitu : a. Surat permohonan; b. Profil Perusahaan;

-2- Batubara; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pe

- 3 - MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU JAWA DAN BALI.

BERITA NEGARA. KEMEN-ESDM. Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. PPM. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG RANCANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Berdasarkan susunan organisasi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, rincian komposisi Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

- 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 112 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN EKSPLORASI KEPADA PT. JENTERA ADIKA MANYARI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BPPTPM PROV. KEP.BABEL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Posisi Dinas Perhubungan Provinsi dalam Komite Fasilitasi (FAL) Bandar Udara

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Pelaksanaan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam Tata Kelola Kegiatan Usaha Pertambangan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI INDONESIA - Hotel Mercure - Surabaya, 8 Oktober 2015

Kabupaten Bangka Tengah Ibukota: KOBA Jumlah Penduduk: 173.346 jiwa (2013). Provinsi: Kepulauan Bangka Belitung Luas Wilayah Daratan: No. Kecamatan Jumlah Jumlah Luas Wilayah (km 2 ) Kelurahan Desa 1. Koba 5 6 391.59 2. Pangkalan Baru 1 11 108.26 3. Sungai Selan 1 12 791.55 4. Simpang Katis - 10 230.73 5. Lubuk Besar - 9 553.03 6. Namang - 8 203.95 Jumlah 7 56 2279.11 Sumber: Bappeda-SPM Kabupaten Bangka Tengah Kabupaten Bangka Tengah secara geografis terletak pada 105 45 sampai 106 50 Bujur Timur dan 2 10 sampai 2 50 Lintang Selatan.

Kabupaten Bangka Tengah Total pendapatan daerah: Rp. 682.963.224.555,66 (Realisasi Tahun 2014). Hasil tambang: Timah, Non-logam, Batuan. Royalti dan Landrent: Rp. 37.104.495.189 (Tahun 2014). PAD non-logam dan batuan: 5.138.505.040 (Tahun 2014). Luas Wilayah IUP dan KK (WPN): 29.09 % dari luas daratan. Luas Wilayah Kawasan Hutan: 129.206,384 Ha; 56.43 % dari luasan total daratan (Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah)

Ketentuan Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah terjadi perubahan beberapa kali, terakhir UU No. 12 Tahun 2008 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada saat diberlakukannya UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Pasal 409 UU No. 23 Tahun 2014). Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (Pasal 411 UU No. 23 Tahun 2014). Diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 Oktober 2014, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244.

Urusan Pemerintahan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Sub Urusan Mineral dan Batubara Penyelengaraan urusan pemerintahan bidang kehutanan, kelautan, serta energi sumber daya mineral dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi (Pasal 14 ayat 1). LAMPIRAN UU RI No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, I. MATRIKS PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA CC. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Matriks Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang ESDM Sub-Urusan Mineral dan Batubara Pemerintah Pusat a. Penetapan wilayah pertambangan sebagai bagian dari rencana tata ruang wilayah nasional, yang terdiri atas wilayah usaha pertambangan, wilayah pertambangan rakyat dan wilayah pencandangan negara serta wilayah usaha pertambangan khusus. b. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral logam dan batubara serta wilayah izin usaha pertambangan khusus. c. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan lintas daerah provinsi dan wilayah laut lebih dari 12 mil. Pemerintah Daerah Provinsi a. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan dalam 1 (satu) daerah provinsi dan wilayah laut sampai dengan 12 mil. b. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan daerah yang berada dalam 1 (satu) daerah provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 12 mil laut. c. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan yang berada dalam 1 (satu) daerah provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 12 mil laut.

Matriks Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang ESDM Sub-Urusan Mineral dan Batubara Pemerintah Pusat d. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral logam, batubara, mineral bukan logam, dan batuan pada: 1. Wilayah izin usaha pertambangan yang berada pada wilayah lintas daerah provinsi; 2. Wilayah izin usaha pertambangan yang berbatasan langsung dengan negara lain; dan 3. Wilayah laut lebih dari 12 mil. e. Penerbitan izin usaha pertambangan dalam rangka penanaman modal asing. f. Pemberian izin usaha pertambangan khusus mineral dan batubara. Pemerintah Daerah Provinsi d. Penerbitan izin pertambangan rakyat untuk komoditas mineral logam, batubara, mineral logam, batubara, mineral bukan logam, dan batuan dalam wilayah pertambangan rakyat. e. Penerbitan izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang komoditas tambangnya berasal dari 1 (satu) daerah provinsi yang sama. f. Penerbitan izin usaha jasa pertambangan dan surat keterangan terdaftar dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang kegiatan usahanya dalam 1 (satu) daerah provinsi.

Matriks Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang ESDM Sub-Urusan Mineral dan Batubara Pemerintah Pusat g. Pemberian registrasi izin usaha pertambangan dan penetapan jumlah produksi setiap daerah provinsi untuk komoditas mineral logam dan batubara. h. Penerbitan izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian yang komoditas tambangnya yang berasal dari daerah provinsi lain di luar lokasi fasilitas pengolahan dan pemurnian, atau impor serta dalam rangka penanaman modal asing. i. Penerbitan izin usaha jasa pertambangan dan surat keterangan terdaftar dalam rangka penanaman modal negeri dan penanaman modal asing yang kegiatan usahanya di seluruh wilayah Indonesia. Pemerintah Daerah Provinsi g. Penetapan harga patokan mineral bukan logam dan batuan.

Matriks Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang ESDM Sub-Urusan Mineral dan Batubara Pemerintah Pusat j. Penetapan harga patokan mineral logam dan batubara. k. Pengelolaan inspektur tambang dan pejabat pengawas pertambangan. Pemerintah Daerah Provinsi

Urusan Pemerintahan Konkuren Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah pusat diselenggarakan: Sendiri oleh Pemerintah Pusat, Dengan cara melimpahkan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat atau kepada instansi vertikal yang ada di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi, atau Dengan cara menugasi daerah berdasarkan asas tugas pembantuan. Penugasan oleh pemerintah pusat kepada daerah berdasarkan asas tugas pembantuan ditetapkan dengan peraturan menteri/ kepala lembaga pemerintah non-kementerian (Pasal 19).

Urusan Pemerintahan Konkuren Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah provinsi diselenggarakan: Sendiri oleh daerah provinsi Dengan cara menugasi daerah kabupaten/kota berdasarkan asas tugas pembantuan, atau Dengan cara menugasi desa. Penugasan oleh daerah provinsi kepada daerah kabupaten/kota berdasarkan asas tugas pembantuan ditetapkan dengan peraturan gubernur (Pasal 20).

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH Pedoman Pelaksanaan UU No. 23 Tahun 2014 1. Surat Sekretaris Jenderal ESDM Nomor 2115/30/SDB/2014 tanggal 16 Desember 2014, perihal Kewenangan Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara. 2. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 16 Januari 2014 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Setelah Ditetapkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Surat Direktur Teknik dan Lingkungan Nomor 1116/37.02/DBT/2015 tanggal 13 April 2015 perihal Pengawasan Kegiatan Pertambangan di Kabupaten/Kota. 4. Surat Edaran Direktur Jenderal ESDM Nomor 04.E/30/DJB/2015, tanggal 30 April 2015 tentang Penyelengaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 5. Surat Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 540/241/DPE/2015 tanggal 16 Maret 2015 perihal Pembinaan dan Pengawasan Energi dan Sumber Daya Mineral (Khusus Provinsi Kepulauan Bangka Belitung).

Dinas Pertambangan dan Energi Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah tidak memberikan segala bentuk penetapan, penerbitan, dan persetujuan yang terkait dengan bidang energi dan sumber daya mineral, termasuk pengawasan dan pembinaan. Tetap melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah telah mengeluarkan rekomendasi untuk permohonan IUP eksplorasi non-logam dan batuan yang diminta oleh gubernur. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah sudah melakukan inventarisasi P3D.

Dinas Pertambangan dan Energi Terkait dengan penentuan daerah penghasil rekonsiliasi DBH dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan, dan Aset Daerah. Dinas pertambangan dan energi memberikan pelayanan publik dalam bentuk informasi dan arahan terkait usaha pertambangan. Usulan anggaran Dinas Pertambangan dan Energi Tahun 2016 hanya kegiatan rutin (Belanja Aparatur).

Implikasi Terganggunya agenda koordinasi dan supervisi tata kelola pertambangan. Tidak tercapainya sasaran kerja lembaga dan sasaran kerja Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten/Kota (Pasca UU No. 23 Tahun 2014 2016). Bagi pemerintah daerah kabupaten, pengembangan dan peningkatan manfaat kegiatan usaha pertambangan tidak dapat dilakukan secara optimal.

Implikasi Hilangnya kegiatan pengawasan di bidang tambang sebagai kendali/ antisipasi permasalahan dalam melaksanakan kewenangan daerah menyangkut produksi (pendapatan daerah) dalam melindungi tenaga kerja dan kelestarian lingkungan serta mengatasi masalah sosial. Tidak ada Dinas Pertambangan dan Energi di Kabupaten/Kota, penghapusan paling lambat 2 Oktober 2016. Terbentuknya UPT Provinsi di Kabupaten/Kota dan lembaga vertikal pusat di daerah untuk urusan sumber daya mineral.

Implikasi Penetapan harga patokan mineral bukan logam dan batuan yang menjadi kewenangan daerah provinsi akan menjadi kendala dalam peningkatan target PAD pada masing-masing daerah Kabupaten. Pada masa lampau, alasan klasik yang diutarakan belum maksimalnya koordinasi atau sulitnya koordinasi. Belum tentu sama kewenangan yang dimiliki dinas kabupaten/kota dengan UPT daerah provinsi atau lembaga vertikal dalam hal pelayanan ke masyarakat sehingga keputusan sifatnya menunggu disposisi atau arahan kewenangan yang lebih tinggi.

Saran Dalam masa transisi (serah terima P3D) sebelum terbentuknya unit pelayanan baik itu lembaga vertikal pemerintah pusat maupun pemerintah daerah provinsi, maka sebaiknya kementerian maupun gubernur menerbitkan produk hukum untuk mengatur masa transisi sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 pasal 19 dan pasal 20 dengan membuat peraturan menteri untuk pemerintah pusat dan peraturan gubernur untuk pemerintah daerah provinsi. Diharapkan TIDAK AKAN TERJADI keterlambatan dalam pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren.

Saran Membuat aturan yang menitikberatkan pada program yang menggunakan dana CSR oleh perusahaan diarahkan ke sasaran jangka panjang yang disinkronkan dengan rencana pasca tambang. Membuat peraturan menteri/gubernur tentang kewajiban BUMN pemilik izin pengelola SDA bermitra dan membina usaha BUMD maupun BUMDes yang berada di wilayah perizinan. Mengatur dalam jumlah tertentu penggunaan dana DBH pertambangan umum bagi Pemerintah Daerah Provinsi dan didukung oleh Pemerintah untuk mengalokasikan biaya proses IPR.

Saran Komitmen dalam melaksanakan aturan main di bidang usaha pertambangan (baik pemerintah, pengusaha, dan masyarakat). Pemerintah dan Pemerintah Daerah Provinsi menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat untuk mengakses pengelolaan aset dan/atau sumber daya mineral sebagai bentuk pengawasan masyarakat.

SEKIAN & TERIMA KASIH