BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Karate bukan merupakan kebudayaan asli dari Jepang melainkan. merupakan kebudayaan turunan dari China daratan yang mengalami

EVALUASI KONDISI FISIK DOMINAN PADA ATLET KARATE-DO DOJO LANAL INKAI KOTA SABANG TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

Laporan Tugas Akhir Desain Interior DI40Z0 Japanese Martial Art Center 1

ANALISIS PERBANDINGAN AIKIDO DI JEPANG DAN SILEK DI MINANGKABAU SEBAGAI SENI BELADIRI TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olah Raga Karate adalah salah satu cabang olah raga bela diri yang

BAB I PENDAHULUAN. berlanjut seiring dengan berkembangnya seni budaya di masyarakat. Seni beladiri

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, manusia kerap memanfaatkan kaki dan tangannya sebagai senjata.

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Muhammad Nur Alif, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memerankan Yip Man ini adalah Donnie Yen. Tepatnya pada tanggal 18

BAB I PENDAHULUAN. dan sibuk yang kedudukannya sejajar dengan negara-negara besar di Barat.Meski

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN. 1. Pembinaan pencak silat yang berorientasi olahraga kompetitif dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia ini terdapat bermacam-macam beladiri, hampir disetiap negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Karakter di Sekolah, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), hlm Jamal Ma ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan

22. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMP/MTs

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun.

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa terlepas dari hidup bermasyarakat karena, hanya

PERMAINAN TRADISIOANAL. A. Sasaran Belajar 1. Sebagai wahana pendidikan 2. Per. tradisional sebagai bahan ajar Penjas

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk berbudaya dan menciptakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

III. METODE PENELITIAN. jenis data penelitian yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan dan Taylor dalam

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Alasan Pemilihan Judul. Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Lautan Pasifik dengan luas

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh kuat dari Negara Cina baik dari segi pengetahuan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN kali peperangan di seluruh dunia. Kemudian sejak abad 19, manusia mulai

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. selain sebagai seni kebudayaan juga sebagai pertahanan diri, banyak manfaat dari

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

DASAR SEJARAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

: Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suryohadiprojo (1982: ), rakyat Jepang pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. objek atau menyenangi suatu objek (Sumadi Suryabrata, 1988 : 109). Menurut Crow and Crow minat adalah pendorong yang menyebabkan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas X, Semester 1

21. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SD/MI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kamus bahasa Inggris Webster mendefinisikan beladiri dalam batasan yang sangat luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit batasannya dan mendefinisikan beladiri sebagai suatu strategi yang digunakan untuk merespon serangan fisik (Nelson, 2001:45). Beladiri, pilihan terakhir dalam rangkaian serangan balas, adalah suatu strategi yang digunakan dalam saat-saat terakhir. Taktik beladiri digunakan ketika segala usaha untuk menghindar atau mencegah serangan fisik gagal dilakukan. Ilmu beladiri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada, hal ini dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan purbakala antara lain: kapak-kapak batu, lukisan-lukisan binatang yang dibunuh dengan senjata seperti tombak dan panah. Beladiri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertumbuhan penduduk manusia semakin meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu beladiri semakin meningkat. Idealnya latihan bela diri telah berubah sebagaimana kepopuleran bela diri dalam masyarakat. Walaupun dulu bela diri merupakan teknik fisik yang diambil dari berbagai macam latihan perang, latihan bela diri masa kini lebih bersifat penggabungan mengkombinasikan pengamatan, penilaian, komunikasi, dan pertahanan fisik menjadi sebuah program yang menyeluruh. Idealnya, latihan beladiri masa kini meliputi :

Memperdalam pemahaman tentang menjamurnya tindak kekerasan di lingkungan anda, Belajar bagaimana cara mempertimbangkan resiko dan serangan dengan cepat dan realistik ada situasi yang berbeda-beda, Menguji tindakan dan kebiasaan anda dalam menentukan bagaimana mereka (penyerang) menyerang anda, Lebih mengembangkan kemampuan lisan dan nonlisan untuk menghadapi situasi yang berbahaya, dan terakhir, Belajar membalas serangan dengan taktik yang tepat, tetapi hanya boleh dipelajari setelah anda menguasai semua teknik pencegahan dan penghindaran diri. Bela diri dewasa ini sering digolongkan menurut keinginan atau kelompok atau golongan tertentu. Contohnya, program bela diri khusus yang memfokuskan pada perhatian kekuatan, dan kelemahan wanita serta anak-anak yang terjadi di banyak kotakota besar. Ini merupakan hasil usaha gerakan wanita yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap pelecehan seksual, kekejaman suami, dan pelecehan seksual terhadap anak-anak pada 2 dekade terakhir. Program pengetahuan bela diri juga telah dikembangkan untuk para ahli yang jenis pekerjaannya memerlukan hubungan langsung dengan orang yang bermasalah, seperti ahli jiwa (psikiater), staf ruangan gawat darurat, buruh, dan polisi. Program yang bervariasi ini dikembangkan untuk membantu sejumlah pekerjaan tertentu, hubungan dengan klien, dan keamanan bagi pekerja pelayanan jasa. Program bela diri telah dikembangkan oleh dan untuk orang cacat (lemah). Program ini mempergunakan kekuatan ketika keseimbangan yang dimiliki terbatas seperti orang yang menggunakan kursi roda.

Seni beladiri adalah perpaduan unsur seni, teknik membeladiri, olahraga, serta olah batin yang didalamnya terdapat muatan seni budaya masyarakat dimana seni itu lahir dan berkembang. Pada dasarnya seni beladiri dapat dikategorikan dalam dua aspek, aspek teknik dan aspek non-teknik. Setiap aliran seni beladiri mempunyai persamaan dan perbedaan pemahaman mengenai kedua aspek tersebut. Sejarah dari suatu negara, adat istiadat, tradisi dan lingkungan alam tempat seni beladiri itu tumbuh dan berkembang akan mewarnai perbedaan diantara kedua aspek tersebut. Hampir semua seni bela diri berasal dari Asia, dan dalam perkembangannya seni bela diri tersebut mendapat pengaruh yang besar dari pemikiran dan filsafat Timur yang terdapat dalam Konfusianisme, Budhisme, dan Taoisme. Jenis yang bervariasi ini menekankan pada perbedaan kualitas gerakan dan teknik fisik, namun memiliki tujuan umum yang sama, yaitu menyediakan sarana untuk pengembangan diri dan kewaspadaan diri. Tujuan umum latihan bela diri adalah untuk menciptakan kesatuan jasmani dan rohani, kepercayaan diri, disiplin, pengendalian diri, kebugaran tubuh, dan kedamaian jiwa. Masing-masing seni merupakan sistem yang sempurna dalam bela diri. Jenis-jenis seni beladiri yaitu karate, kungfu, Jujitsu, Yudo, Aikido, Tai Chi, Arnis/Kali, Pencak Silat, Capoera, Ninjutsu. Salah satu seni beladiri tradisional Jepang yang memiliki keunikan dan tetap dipertahankan adalah karate. Arti atau definisi karate menurut T. Chandra dalam Wahid (2007:5) adalah sebagai berikut: KARA = kosong/hampa/tidak berisi TE DO = tangan (secara utuh/keseluruhan) = jalan/jalur yang menuju suatu tujuan/pedoman Oleh sebab itu, olahraga karate digunakan untuk menandakan suatu seni beladiri tangan kosong. Memang demikian adanya, bahwa karate tidak menggunakan senjata lain, selain

senjata alam yang sudah ada dalam tubuh kita seperti, tangan, lutut, kaki dan lain sebagainya. Maka dalam karate-do setiap anggota badan dilatih secara sistematis sehingga pada gilirannya menjelma menjadi senjata yang ampuh yang sanggup menaklukkan lawan dengan satu gerakan yang menentukan. Untuk dapat memperkenalkan dan mendalami lebih jauh tentang seni beladiri karate maka peneliti memilih judul Karate Kala Hitam di Indonesia sebagai sebuah studi kasus adaptasi budaya 1.2. Perumusan Masalah Masyarakat mengenal beladiri sebagai suatu strategi yang digunakan untuk merespon serangan fisik. Pengetahuan tentang beladiri penting untuk menghindari atau mencegah terjadinya serangan fisik kapanpun itu terjadi (Nelson, 2001:45). Seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai seni beladiri diketahui pada abad ke-19. Adalah Matsumara Shukon (1797-1896) seorang prajurit samurai dan pelindung Raja Soko Okinawa. Dia menciptakan karate dengan menggabungkan unsur seni militer Jepang (bushido) yang berakar pada Nippon Seishin (semangat Jepang). Perkembangan Karate tidak hanya di Jepang tetapi juga menyebar ke mancanegara termasuk Indonesia. Perkembangan Karate di Indonesia mengakibatkan terbentuknya aliran-aliran karate baru yang terdapat di Indonesia salah satunya adalah perguruan karate Kala Hitam. berikut: Berdasarkan uraian diatas maka peneliti mencoba merumuskan masalah sebagai 1. Dalam kondisi masyarakat yang bagaimana karate dilahirkan? 2 Bagaimana perkembangan karate di Indonesia?

3. Bagaimana sejarah berdirinya Karate Kala Hitam di Indonesia? 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Peneliti menganggap perlunya diberikan batasan ruang lingkup pembahasan agar permasalahan yang akan dibahas menjadi lebih terperinci, jelas, terfokus, dan tidak tumpang tindih. Peneliti dalam melakukan analisis hanya memberikan batasan terhadap ruang lingkup pembahasan yang lebih difokuskan pada pengertian karate, perkembangan karate di Indonesia. Pembahasan skripsi ini juga menyinggung sekilas tentang aliran-aliran karate di Indonesia. Mengingat banyaknya aliran Karate yang terdapat di Indonesia maka pembahasan dibatasi pada perguruan Karate Kala Hitam. Hal hal yang akan dibahas mengenai perguruan karate kala Hitam berupa sejarah Karate Kala Hitam, cabang Karate Kala Hitam di Indonesia, anggota tubuh sebagai senjata Karate Kala Hitam, Unsur Jepang dan Unsur Indonesia dalam karate Kala Hitam. Sebelum pembahasannya peneliti terlebih dahulu akan mendeskripsikan sejarah lahirnya karate, aliran-aliran karate di Jepang dan falsafah karate. 1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1. Tinjauan Pustaka Setiap penelitian memerlukan landasan atau kejelasan berpikir dalam memecahkan masalah atau menyorotinya. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokokpokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi,2001:39-40)

Karate dalam kamus kontemporer (2002:663) adalah olahraga beladiri yang mengutamakan kekuatan anggota badan serta kecepatan gerak. Saat ini istilah karate berasal dari dua kata dalam huruf kanji kara yang bermakna kosong dan te yang berarti tangan. Karate berarti sebuah seni bela diri yang memungkinkan seseorang mempertahankan diri tanpa senjata. Memang demikian adanya, bahwa karate tidak menggunakan senjata lain, selain senjata alam yang sudah ada dalam tubuh kita seperti, tangan, lutut, kaki dan lain sebagainya. Akhiran kata Do pada karate-do memiliki makna jalan atau arah. Suatu filosofi yang diadopsi tidak hanya oleh karate tapi kebanyakan seni bela diri Jepang dewasa ini (Kendo, Judo, Kyudo, Aikido dan lain-lain). Karate berasal dari pengucapan dalam bahasa Okinawa kara yang berarti Cina dan te yang berarti tangan. Selanjutnya arti dari dua pengucapan itu adalah tangan Cina, teknik Cina, tinju Cina. Selanjutnya sekitar tahun 1931 Gichin Funakoshin dikenal sebagai bapak karate modern mengubah istilah Karate kedalam Huruf Kanji Jepang. Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah menggunakan istilah Karate. http://www.fukushotokan.com 2. Kerangka Teori Penelitian ini lebih mengarah pada penelitian kebudayaan. Budaya menurut Sir Edward B. Taylor dalam Ben Haryo (2005:14) adalah seluruh Kompleksitas yang terbentuk dari sejarah dan diteruskan dari generasi ke generasi melalui tradisi yang mencakup sosial, ekonomi, hukum, agama, seni, teknik, kebiasaan dan ilmu kebudayaan selalu bersifat sosial dan historik. Kebudayaan menurut Sir Edward B. Taylor dalam Soerjono Soekamto (1982:188-189) adalah komplikasi (jalinan) dalam keseluruhan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keagamaan, hukum, adat istiadat serta lain-lain kenyataan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat.

Dalam pandangan sosiologi, kebudayaan mempunyai arti yang lebih luas. Kebudayaan meliputi semua hasil cipta, karsa rasa dan karya manusia baik yang material maupun nonmaterial (baik yang bersifat kebendaan maupun yang bersifat kerohanian). Kebudayaan material adalah : hasil cipta, karsa yang berwujud benda-benda atau barangbarang atau alat-alat pengolahan alam. Kebudayaan nonmaterial adalah hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat, kesusilaan, ilmu pengetahuan, keyakinan, keagamaan, dan sebagainya.) Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan historis, yaitu penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang kritis keadaankeadaan, perkembangan, serta pengalaman-pengalaman di masa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang validitas dari sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut. ( Nazir,1988:55-56 ) Nevins, ( Nazir,1988:55 ) menyatakan sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Etika moral orang Jepang sebagian terbesar bersumber dari Confucianisme yang dipaparkan dalam tiga pokok kebajikan dan dikembangkan menjadi Delapan Pokok Kebajikan sebagai berikut. Tiga Pokok Kebajikan: Kecerdasan (chi) Kasih sayang (jin) Keberanian (yuu) Delapan Pokok Kebajikan: Kasih sayang (jin)

Kejujuran (gi) Sopan santun (rei) Kecerdasan (chi) Kepercayaan (chuu) Keramahtamahan (kou) Kepatuhan terhadap orang tua (tei) Keberanian (yuu) Nilai-nilai kebajikan itulah yang diharapkan menjadi landasan hidup bagi setiap orang dalam kehidupan, tidak terkecuali dalam sikap mempelajari bu (bela diri Jepang). Hakikat utama dalam mempelajari bu, termasuk karate-do, adalah penajaman atau penempaan semangat (ki) dan jiwa (seishin), guna menemukan hakikat dari sebuah karakter. Seni beladiri karate merupakan suatu bentuk beladiri yang mengandalkan tangan kosong. Lahirnya karate sebagai beladiri diketahui pada abad-19. Adalah Matsumara Shukon (1797-1896) seorang prajurit samurai dan pelindung Raja Soko Okinawa yang berjasa melahirkan seni beladiri karate. Dia menciptakannya dengan menggabungkan unsur seni militer Jepang (bushido). Bushido berakar pada Nippon Seishin (semangat Jepang). Semangat Jepang ini merupakan bagian dan acuan dalam pembentukan karakter pribadi berbudi luhur, dan mempunyai semangat tinggi dalam perjuangan menapaki kehidupan. Semangat Jepang itu pula yang menjadi titik berat dalam mempelajari karatedo.

1.5. Tujuan dan manfaat penelitian a. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Mengetahui dalam kondisi masyarakat yang bagaimana karate lahir. 2. Mengetahui perkembangan karate di Indonesia 3. Mengetahui sejarah berdirinya karate Kala Hitam di Indonesia. b. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain: 1. Menambah pengetahuan tentang sejarah lahirnya karate dan kondisi masyarakatnya. 2. Menambah pengetahuan tentang perkembangan karate di Indonesia. 3. Menambah pengetahuan sejarah berdirinya karate Kala Hitam di Indonesia. 1.6. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode yang bersifat deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran/lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1985). Studi kepustakaan merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang ditujukan untuk mewujudkan jalan memecahkan masalah penelitian. Beberapa aspek penting yang perlu dicari dan digali, meliputi : masalah, teori, konsep dan penarikan kesimpulan dan saran (Nasution,2001:14).

Peneliti berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data jadi yang menyajikan data-data menganalisis dan menginterpretasi. Peneliti menggunakan teknik library research merupakan penelitian yang dilakukan dengan membaca berbagai macam literatur dan koleksi pribadi peneliti. Peneliti juga mengambil data yang terdapat disitus-situs internet yang berhubungan dengan hal yang dibahas.