BAB 1 PENDAHULUAN. Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 356/MENKES/PER/IV/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

NILAI STANDAR SUB UNSUR. Sub Unsur/Klasifikasi Data 1 <

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang memiliki berbagai kepentingan

.BAB 1 PENDAHULUAN. dari sistem pemerintahan yang bercorak sentralisasi mengarah kepada sistem

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I (sesuai dengan PERMENKES No.356/MENKES/PER/IV/2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

Keuangan telah melakukan perubahan kelembagaan yaitu. peningkat- an efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kinerja birokrasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang International Health Regulation 2005 (IHR), World Health Organization

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dijadikan tempat berkembang penyakit dan vector penular penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, peran sistem pengendalian internal di. internal, auditor eksternal, penyusun laporan keuangan, asosiasi profesi, dan

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAKIP 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BENGKULU JL DEPATI PAYUNG NEGARA KEL BETUNGAN KOTA BENGKULU TAHUN 2016

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KEGIATAN WILAYAH KERJA BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU BULAN JUNI 2017

I. PENDAHULUAN. melalui satu paket undang-undang di bidang keuangan negara. Reformasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KKP KELAS III BENGKULU TAHUN 2014


RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak disahkannya Rancangan Undang-Undang Desa menjadi Undang-

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sejak adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Prinsip-Prinsip Penganggaran

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 42 TAHUN No. 42, 2016 TENTANG

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam satuan moneter yang mengestimasikan mengenai apa yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN IV TA 2013

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

TENTANG BUPATI PATI,

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Didalam menjalankan operasional kerja di setiap Kementerian

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program Millenium Development Goals (MDGs) adalah

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Tugas Pembantuan. Pembangunan. Pengembangan. Pengelolaan.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2000 TENTANG PERUSAHAAN JAWATAN (PERJAN) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PROBOLINGGO

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, memberikan amanat kepada pemerintah mulai dari Presiden, Gubernur, Walikota/Bupati untuk wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut setidaknya harus meliputi laporan realisasi APBN/APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Dengan diberlakukannya kedua peraturan pemerintah tersebut, maka aparatur baik di Kantor Kesehatan Pelabuhan telah mempunyai pedoman berupa standar dan sistem yang baku untuk menyusun laporan realisasi anggaran dan pertanggungjawaban keuangan sesuai prinsip-prinsip tata kelola keuangan pemerintahan yang baik. Sistem Administrasi Keuangan dan Perlengkapan yang baik, Sangat dibutuhkan untuk mewujudkan program program dibidang kesehatan masyarakat, sebagaimana yang tertuang dalam salah satu Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 bahwa peningkatan kualitas pengelolaan anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan dengan indikator yaitu tersusunnya laporan keuangan

Kementerian Kesehatan setiap tahun anggaran sesuai peraturan perundang-undangan yang belaku sehingga terwujudnya pengelolaan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) (Kementerian Kesehatan Jakarta, 2010). Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legeslatif tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan dalam perkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran mengkoordinasikan aktifitas belanja pemerintah dan memberikan landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun tidak tertutup kemungkinan disiapkannya lebih atau kurang dari setahun. Fungsi anggaran di lingkungan pemerintah mempunyai pengaruh penting dalam akuntansi dan pelaporan keuangan, antara lain karena; 1) Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik, 2) Anggaran merupakan target fiskal yang menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan dan pembiayaan yang diinginkan, 3) Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi hukum, 4) Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah, 5) Hasil pelaksanaan anggaran dituangkan dalam laporan keuangan pemerintah sebagai pernyataan pertanggung jawaban pemerintah kepada publik (Pandu, 2009). Pengelolaan anggaran memerlukan usaha-usaha dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, upaya menuju ke arah tersebut perlu juga

pembentukan peraturan dan perundang undangan yang berlaku agar dapat terealisasi anggaran dan pembangunan khususnya bidang kesehatan. Pembangunan Kesehatan di wilayah pelabuhan dan bandara merupakan bagian integral dari Pembangunan Kesehatan Nasional. Berdasarkan Permenkes RI No. 356/Menkes/Per/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Salah satu tugas pokok dan fungsinya adalah melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan obat, makanan, kosmetik dan alat kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA), serta pengamatan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radikal di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara. Program yang dilaksanakan dalam menunjang tugas pokok dan fungsi adalah Program Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi seperti mendeteksi kapal-kapal yang datang dari daerah/negara yang terjangkit penyakit, Program Kesehatan Pelabuhan seperti kunjungan poliklinik dalam pemantauan kesiagaan gawat darurat medik, penerbitan buku International Certificate of Vaccination (ICV) untuk meningitis dan program pengendalian resiko lingkungan seperti pengawasan dan pemberantasan nyamuk, pemberantasan tikus dan pinjal serta pengawasan penyediaan air bersih (Depkes RI, 2007). Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan moral dan etika (Prawirosentono, 1999). Oleh karena itu kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance) mempunyai keterkaitan antara satu dengan lainnya, karena kinerja suatu lembaga atau organisasi sangat dipengaruhi oleh faktor perilaku individu yang ada di dalam organisasi tersebut, sehingga berpengaruh terhadap output dan outcome yang akan diraih oleh organisasi. Organisasi akan berhasil mencapai tujuannya apabila perilakuperilaku individu di dalamnya dapat diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai output tertentu (Ruky, 2002). Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi. Dari pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya sedang dari sisi organisasi dipengaruhi oleh seberapa hal baik kepemimpinan suatu organisasi dalam hal pemberdayaan pekerja, dan peningkatan kemampuan pekerja (Wibowo, 2007). Menurut teori Gibson (1997) bahwa kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu; Faktor individu, psikologis dan organisasi. Secara teoritis variabel individu terdiri dari; kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, dan demografis, variabel psikologis yang terdiri dari; persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi serta variabel organisasi terdiri dari; sumberdaya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan disain pekerjaan.

Aspek kinerja menurut Mangkunegara (2005) terdiri dari dua aspek yaitu aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi 1) proses kerja dan kondisi pekerjaan, 2) waktu yang digunakan atau lamanya melaksanakan pekerja3) jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan. Sedangkan aspek kualitatif meliputi: 1) ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, 2) tingkat kemampuan dalam bekerja, 3) kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/ kegagalan menggunakan mesin/peralatan dan 4) kemampuan mengevaluasi (keluhan/keberatan) Kinerja pengelolaan keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Aceh, kemungkinan belum berjalan sesuai yang diharapkan. Pada Tahun Anggaran 2009 terjadi salah satu program kegiatan yang tidak dapat terealisasi yaitu pada Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Kegiatan Penanggulangan Penyakit Menular dengan Sub. Kegiatan Pengawasan Lalu Lintas Orang/Barang/Alat Angkut terhadap penanggulangan penyakit PHEIC (Public Health Emergincy of International Consern) adalah Belanja Modal Peralatan dan Mesin berupa pengadaan 1 (satu) unit kenderaan roda empat untuk operasional kegiatan tersebut, karena adanya pemblokiran anggaran atau tanda bintang saat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) disahkan, dan pembukaan bintang pada DIPA terjadi pada akhir trimester ke III setelah menempuh langkah-langkah dan prosedur serta aturan yang berlaku, namun pelaksanaan pelelangan tidak dapat dilakukan karena waktu tidak mencukupi untuk melakukan proses tersebut (Dirjen P2PL 2010). Pengelola keuangan dalam melaksanakan program perencanaan realisasi harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Anggaran DIPA yang bertanda

bintang dalam pencairan dana diikuti penyusunan administrasi penyediaan barang dan jasa pada tahun anggaran berjalan. Persiapan penyusunan administrasi untuk pelaksanaan program tersebut seperti persiapan dokumen-dokumen pengumuman proyek pengadaan barang dan jasa, penyusunan jadwal pelelangan, penyelenggaraan lelang dalam menyediaan barang dan jasa dan pertanggung jawaban kegiatan harus dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan. Pengelolaan keuangan yang masih belum sesuai antara perencanaan dan realisasi yang telah ditetapkan pada DIPA, dapat mengakibatkan kegiatan program pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan tertunda seperti program lingkungan sehat dan program pemberantasan penyakit, kegiatan tersebut meliputi sarana air bersih dan sanitasi dasar, pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan, pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan dan pengembangan wilayah sehat dan penanggulangan faktor resiko/pemberantas vektor (Laporan Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan, 2010). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syahputra, (2002) menyimpulkan variabel kemampuan individu dan persepsi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Yayasan Pendidikan Sinar Husni Deli Serdang. Asih (2006) tentang auditor dalam bidang auditing pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Propinsi Jawa Barat menunjukkan pengalaman dari lamanya bekerja sebagai auditor mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerjanya bidang auditing. Permasalahan yang terjadi menyangkut faktor yang memengaruhi kinerja pengelola keuangan, sangat bervariatif, tercermin dalam penyelesaian tugas dari

masing-masing pengelola yang masing tumpang tindih dan belum sepenuhnya memahami uraian dari tugas masing-masing. Pengelolaan keuangan di salah satu KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Lhokseumawe) belum sepenuhnya mencapai target antara perencanaan dan realisasi anggaran secara maksimal, disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas. Masa kerja petugas biasa hanya tiga atau dua tahun, karena sebagian besar petugas pengelolaan keuangan tidak menjabat secara kontinyu atau petugas pengelola keuangan selalu berganti-ganti setiap dua atau tiga tahun, maka pengalaman sebagai sumber pengetahuan menjadi petugas pengelola keuangan cenderung tidak permanen karena kondisi waktu yang berulang menyebabkan petugas selalu belajar terlebih dahulu. Hasil wawancara 10 orang pengelola keuangan, 50% tingkat pemahaman terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) masih belum optimal, sebagian pegawai masih bertanya kepada rekan kerja atau pimpinan dalam melaksanakan prosedur yang akan dilakukan, 80% menginginkan pergantian masa jabatan pengelola keuangan di atas 3 tahun. Namun ada juga yang beranggapan bahwa jika besarnya anggaran yang akan dikelola akan menunjukkan makin sulitnya atau besarnya beban pekerjaan pengelolaan anggaran (60%). Untuk meningkatkan kinerja pengelola keuangan, pimpinan harus selalu memberikan pengawasan melekat, 30% menyatakan bimbingan atau arahan pelaksanaan pengelolaan dalam rapat-rapat kurang tepat sasaran sehingga dana anggaran Dipa masih ada yang tidak terealisasi. Perilaku sangat memengaruhi terhadap capaian kinerja petugas pengelola keuangan, karena perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungannya, yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan dan sikap/perilaku serta tindakan. Perilaku manusia bersifat holistik atau menyeluruh (Muchlas, 2005). Untuk menunjang pelaksanan pengelolaan keuangan yang baik, sumber daya merupakan penentu yang cukup konsisten terhadap kinerja organisasi (Scot, 2003). Sumber daya tersebut berupa gaya kepemimpinan, kemampuan, keterampilan, penilaian dan minat sangat diperlukan untuk menerapkan tekhniktekhnik pengelolaan keuangan secara profesional sehingga realisasi anggaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 1.2. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh. 1.3. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh. 1.4. Hipotesis Ada pengaruh faktor individu (kemampuan, keterampilan), psikologis (sikap, motivasi) dan organisasi (sumber daya, kepemimpinan) terhadap kinerja pengelola keuangan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh.

1.5. Manfaat Penelitian 1. Sebagai sumber informasi pengembangan analisis kebijakan kesehatan tentang pengaruh faktor individu, psikologis dan organisasi terhadap kinerja pengelola keuangan Kantor Kesehatan Pelabuhan Provinsi Aceh. 2. Bagi instansi terkait sebagai bahan masukan yang dijadikan untuk pertimbangan dan mengambil kebijakan bagi manajemen keuangan dalam peningkatan kinerja pengelola keuangan. 3. Bermanfaat bagi pengembangan dalam ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan terutama dalam menerapkan kebijakan kesehatan untuk mencapai realisasi anggaran kesehatan.