PENENTUAN KEBUTUHAN AIR DAN DEBIT AIR BAKU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

RESERVOIR 14. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

PRASEDIMENTASI 7. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

ANALISIS KUALITAS AIR 3

INTAKE 6. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

KOAGULASI 9. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

SEDIMENTASI 11. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR MINUM DI KOTA SANGGAU

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

STUDI PERENCANAAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG ABSTRAK

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Panduan Teknis. Pengukuran Debit Sungai Sederhana. Prosedur Pengukuran. 1. Menentukan lokasi pengamatan/pengukuran debit dan tinggi muka air

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN AIR WADUK BENTOLO SEBAGAI SUMBER AIR BAKU DI KABUPATEN BLORA TESIS

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

Stadia Sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)

FILTRASI 12. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

`1qBAB I PENDAHULUAN

BAB IV DASAR PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH KOTA NIAMEY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

KONTROL PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN PRIMER DAN DIMENSI KOLAM OLAK BANGUNAN TERJUN 13 SALURAN SEKUNDER DI BENDUNG NAMU SIRA SIRA

2015 PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PENDUDUK KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU SAMPAI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN BAB II. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan Praktikum

PROYEK AKHIR PERENCANAAN TEKNIK EMBUNG DAWUNG KABUPATEN NGAWI

BAB III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

STUDI KEBUTUHAN AIR PERKOTAAN BANJARMASIN SEBAGAI IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN ABSTRAK

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

Hidrometri Hidrometri merupakan ilmu pengetahuan tentang cara-cara pengukuran dan pengolahan data unsur-unsur aliran. Pada bab ini akan diberikan urai

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA


BAB III LANDASAN TEORI

RC MODUL 2 KEBUTUHAN AIR IRIGASI

PERENCANAAN SALURAN. Rencana pendahuluan dari saluran irigasi harus menunjukkan antara lain :

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN WOLOAN SATU UTARA KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

Suatu kriteria yang dipakai Perancang sebagai pedoman untuk merancang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. banyak PDAM Tirta Kerta Raharja mempunyai beberapa Instalasi Pengolahan Air bersih (

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENETAPAN KRITERIA WILAYAH SUNGAI DAN CEKUNGAN AIR TANAH 14 JULI

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SOYOWAN KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. menunjang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro-Hidro (PLTMH).

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng. Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di sungai Arter Desa Hurun kecamatan Padang

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

ABSTRAK. : SPAM Kampus, Sistem Pengaliran Kombinasi, Pompa, Menara Reservoir, WaterNet

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu wilayah yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : SMA Negeri 5 Watampone : KINEMATIKA

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

PERANCANGAN SISTEM DRAINASE

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran umum Daerah Irigasi Ular Di Kawasan Buluh. Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai pada 18 Desember 2003, semasa

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

PERENCANAAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KELURAHAN SAMBALIUNG KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU ABSTRAK

PENGUKURAN DEBIT ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA

-1- DOKUMEN STANDAR PERENCANAAN TEKNIS TERINCI

PENGOLAHAN LUMPUR 15. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB IV PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI WILAYAH PERENCANAAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengendalian Banjir Kali Kemuning Kota Sampang

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH

ANALISA JARINGAN DISTRIBUSI AIR PDAM GIRI TIRTA SARI (STUDI KASUS PERUMAHAN GRIYA BULUSULUR PERMAI WONOGIRI)

Bab III Metodologi Analisis Kajian

Transkripsi:

PENENTUAN KEBUTUHAN AIR DAN DEBIT AIR BAKU 2 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir. Mary Selintung, MSc. 2. Dr. Eng. Ir. Hj. Rita Tahir Lopa, MT 3. Ir. Achmad Zubair, MSc. 4. Dr. Eng. Bambang Bakri, ST., MT. 5. Roslinda Ibrahim, SP., MT Setelah lulus mata kuliah ini mahasiswa mampu membuat perencanaan dan perancangan bangunan pengolahan air minum Penyediaan Air Minum Mata Kuliah bangunan pengolahan air Minum merupakan mata kuliah yang diwajibkan bagi mahasiswa semester VI yang telah mengikuti materi perkuliahan penyediaan air minum. Materi perkuliahan mencakup pembahasan mengenai pengertian dan metode perencanaan bangunan pengolahan air minum; penentuan kebutuhan air dan debit air baku, analisis kualitas air baku, perencanaan bangunan unit pengolahan: intake, prasedimentasi, koagulasi dan flokulasi, sedimentasi, filtrasi, disinfeksi, pengolahan lumpur, reservoir dan pengolahan lumpur. 1

I PENDAHULUAN 1.1 CAKUPAN ATAU RUANG LINGKUP MATERI PEMBELAJARAN Materi pembahasan pada pertemuan ke-2 (dua) ini meliputi: Kebutuhan Air Pergukuran Debit Air Baku 1.2 SASARAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air, cara perhitungan kebutuhan air dan pengukuran debit air baku. 1.3 PRILAKU AWAL MAHASISWA Mahasiswa telah membaca bahan ajar dan memahami bahan kuliah terdahulu dengan baik 1.4 MANFAAT Manfaat yang didapatkan setelah mengikuti pertemuan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai perhitungan kebutuhan air dan pengukuran debit air baku 1.5 URUTAN PEMBAHASAN Materi pembahasan dimulai dengan penjelasan secara umum mengenai kebutuhan air dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air. Kemudian dilanjutkan dengan materi cara perhitungan jumlah penduduk dan kebutuhan air.materi terakhir mengenai pengukuran debit air dengan menggunakan beberapa metode. 1.6 PETUNJUK BELAJAR Mahasiswa diharapkan membaca isu terkait melalui media massa yang menambah wawasan secara umum. Membaca bahan yang akan dikuliahkan pada minggu berikut agar dapat lebih siap dan dapat didiskusikan pada pertemuan berikut. 2

II PENYAJIAN 2.1 KEBUTUHAN AIR Faktor yang berpengaruh pada kebutuhan air yaitu jumlah penduduk dan konsumsi perkapita. Dimana kecendrungan populasi dan sejarah populasi digunakan sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan (growth rate trends). Pertumbuhan ini juga tergantung dari rencana pengembangan dari tata ruang. Faktor-faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah adanya perkembangan industriindustri baru atau perkembangan sosial ekonomi serta fasilitas-fasilitas lainnya yang menggunakan air. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Air Pemakaian air rata-rata liter/orang/hari berbeda di suatu negara dengan negara lainnya, kota dengan kota lainnya, desa dengan desa lainnya. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: Besar kecilnya daerah Tingkat kehidupan penduduk Harga air Iklim Tekanan air Sistem penyambungan Kualitas air Sistem manajemen penyediaan air Kebutuhan air minum yang diperlukan untuk suatu daerah pelayanan ditentukan berdasarkan 2 (dua) parameter, yaitu: jumlah penduduk dan tingkat konsumsi air. 3

1. Perhitungan jumlah penduduk Penentuan jumlah dan kepadatan penduduk dipakai untuk menentukan daerah pelayanan dengan perhitungan sebagai berikut: Cari data jumlah penduduk saat ini di daerah pelayanan sebagai tahun awal perencanaan Tentukan nilai pertumbuhan penduduk per tahun Hitung pertambahan jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan, misal 5 tahun, dengan menggunakan salah satu metode proyeksi, diantaranya metode geometrik seperti persamaan di bawah berikut ini: P = Po (1+r)n ---------------------------------------------------------- (1) dengan pengertian: P = jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan (jiwa) P o = jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa) r = tingkat pertambahan penduduk per tahun (%) n = umur perencanaan (tahun) 2. Perhitungan kebutuhan air Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah ditambahkan 20% sebagai faktor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut: Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut: Q = P x q ---------------------------------------------------------------- (2) Qmd = Q x f md ------------------------------------------------------- (3) 4

dengan pengertian: Qmd = kebutuhan air (liter/hari) q = konsumsi air per orang per hari (liter/orang/hari) P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa) f = faktor maksimum (1,05 1,15) Hitung kebutuhan air total dengan persamaan: Qt = Q md x 100/80 --------------------------------------------------- (4) dengan pengertian: Q t = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20% (liter/hari) Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat mencukupi kebutuhan ini. Jika tidak, cari alternatif sumber air baku lain. 3. Contoh Perhitungan Kebutuhan Air Pada tahun 2014 jumlah penduduk daerah A adalah 10.000 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk 2%. Hitung kebutuhan air bersih domestik dan non domestik pada tahun 2018 dan 2022. Jika diasumsikan konsumsi air bersih untuk kebutuhan penduduk sebesar 120 liter/orang/hari dan untuk kebutuhan non domestik diasumsikan sebesar 30% dari kebutuhan penduduk. Jawab : Tahun rencana 2018 Proyeksi jumlah penduduk tahun 2018 P n = P o (1+r) n = 10.000 (1+0,02) 4 = 10.000 (1,02) 4 = 10.824 orang Kebutuhan domestik Q = P n X q = 10.824 X 120 liter/orang/hari = 1.298.880 liter/hari Kebutuhan non domestik = 1.298.880 X 30% = 389.664 liter/hari 5

Tahun rencana 2022 Poyeksi jumlah penduduk tahun 2022 P n = P o (1+r) n = 10.000 (1+0,02) 8 = 10.000 (1,02) 8 = 11.717 orang Kebutuhan domestik Q = P n X q = 11.717 X 120 liter/orang/hari = 1.406.040 liter/hari Kebutuhan non domestik = 1.406.040 X 30% = 421.812 liter/hari 2.2 PENGUKURAN DEBIT AIR BAKU Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi: Mata air Air permukaan Air tanah Air hujan Pengukuran debit air baku dilakukan untuk menghitung potensi sumber air yang akan digunakan. Metoda yang digunakan tergantung dari jenis sumber air sebagai berikut: 1. Mata air/ sungai/ irigasi Dengan ambang trapesium (alat ukur Cipoletti) o Alat yang diperlukan: Sekat trapesoidal yang sisi-sisi dalam sekat itu meruncing, dibuat dari pelat logam (baja, aluminium, dan lain-lain) atau dari kayu lapis. Sekat ini tetap dipasang pada lokasi pengukuran atau hanya sementara saja. Penggaris, tongkat ukur atau pita ukur 6

o Cara pengukuran: Tempatkan sekat pada aliran (sungai kecil, pelimpah mata air, dan sebagainya) yang akan diukur, pada posisi yang baik sehingga sekat betul-betul mendatar atau h pada kedua sisinya adalah sama Ukur h dengan penggaris, tongkat ukur atau pita ukur o Perhitungan debit, debit dihitung dengan persamaan: Q = 0,0186. bh 3 /2 Dengan: Q dalam liter/detik b dalam cm h dalam cm o Keadaan untuk pengukuran Aliran di hulu dan di hilir sekat harus tenang Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau samping sekat Air harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat Dengan V-notch (alat ukur Thompson) o Alat yang diperlukan - Sekat V-notch, dibuat dari pelat logam (baja, aluminium atau dari kayu lapis - Penggaris, tongkat ukur atau pita ukur o Cara pengukuran 7

- Tempatkan sekat pada aliran yang akan diukur, pada posisi yang baik sehingga sekat betul-betul mendatar atau h pada kedua sisinya sama - Ukur h dengan penggaris, tongkat ukur atau pita ukur o Perhitungan debit - Debit dihitung dengan persamaan: Q = 0,0134. h Dengan: Q: dalam liter/detik h: dalam cm o Keadaan untuk pengukuran - Aliran di hulu dan di hilir sekat harus tenang - Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau samping sekat Air harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat 8

Dengan metoda benda apung o Alat yang diperlukan - Bahan yang dapat mengapung di air (bola pingpong, gabus, dan lainlain) - Alat ukur panjang (penggaris, tongkat ukur atau pita ukur) - Alat ukur waktu (stopwatch) Cara pengukuran - Pilih lokasi yang baik pada beban air dengan lebar, kedalaman, kemiringan dan kecepatan yang dianggap tetap sepanjang + 2 meter. Harus diperhatikan agar tidak ada rintangan, halangan atau gangguan lain di sepanjang lintasan pengamatan. - Tetapkan titik awal (T1) dan titik akhir (T2) pengukuran. Catat panjang lintasan yang akan digunakan (L) (lihat Gambar 2.3) - Jatuhkan bahan yang terapung pada T1. Pada waktu bersamaan, hidupkan alat ukur waktu (stopwatch) - Hentikan alat ukur waktu pada saat benda terapung mencapai titik T2. Catat waktu yang terhitung (t) - Antara T1 dan T2 dibagi menjadi beberapa titik penampang (misalnya Ta, Tb, Tc Tn). Hitung luas penampang aliran pada titik-titik tersebut (lihat Gambar2.3). - Pada titik-titik ini hitung luas penampang aliran - Ukur kedalaman air pada beberapa titik penampang aliran, juga lebar penampang itu. tepi dan tengah saluran di masing-masing titik penampang (h1, h2, h3) - Lakukan di beberapa tempat Perhitungan debit - Hitung luas penampang basah di setiap titik penampang dengan persamaan: A = (b1 + b2)/2. (h1 + h2 + h3)/3 dengan: A = luas penampang basah (m 2 ) b1; b2 = lebar penampang atas; bawah (m) h1;h2;h3 = kedalaman air (m) 9

- Luas penampang basah rata-rata dihitung dengan menggunakan persamaan: Dengan: Arata-rata = (AT1+ AT2+ A) = luas penampang basah rata (m 2 ) AT1,T2,Ta,Tb,Tc = luas penampang basah di T1, T2, Ta, Tb, Tc (m 2 ) 5 = jumlah titik pengukuran mulai T1 sampai T2 - Debit dihitung dengan persamaan: Q = Arata-rata x L x t x 1000 Dengan: Q = debit aliran (L/dt) Arata-rata = luas penampang basah rata (m 2 ) L = panjang lintasan dari T1 ke T2 (m) t = waktu tempuh dari T1 ke T2 (detik) Keadaan untuk pengukuran Pengukuran dilakukan pada ruas yang relatif lurus Lakukan di beberapa ruas lurus untuk mendapatkan nilai debit ratarata 2. Air Permukaan lainnya Sungai / irigasi Selain pengukuran dengan metode yang disebutkan di atas, pengukuran debit air sungai/irigasi juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi lain yang diperoleh dari penduduk, meliputi debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi muka air minimum dan tinggi muka air maksimum. Danau Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran langsung. Cara ini dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi muka air selama minimal 1 tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui dengan mengalikan perbedaan tinggi air maksimum dan minimum dengan 10

luas muka air danau. Pengukuran ini mempunyai tingkat ketelitian yang optimal bila dilakukan dengan periode pengamatan yang cukup lama. Data di atas dapat diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi yang pernah terjadi (muka air terendah). Embung Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan pada saat musim penghujan, yaitu dengan mengukur luas penampang basah sungai/parit yang bermuara di embung dan dikalikan dengan kecepatan aliran. Sedangkan volume tampungan dapat dihitung dengan melihat volume cekungan untuk setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat dibuat pada saat musim kering (embung tidak terisi air) yaitu dari hasil pemetaan topografi embung dapat dibuat lengkung debit (hubungan antara tinggi air dan volume). 3. Air tanah Perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei terhadap 10 buah sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah dangkal di desa tersebut Perkiraan potensi air tanah dalam dapat diperoleh melalui informasi data dari instansi terkait meliputi kedalaman lapisan air tanah, jenis tanah/batuan, kualitas air, serta kuantitas. 11

III PENUTUP 3.1 RANGKUMAN Kebutuhan air minum yang diperlukan untuk suatu daerah pelayanan ditentukan berdasarkan pada dua tingkat konsumsi air. parameter, yaitu jumlah penduduk dan Pengukuran debit air baku dilakukan untuk menghitung potensi sumber air yang akan digunakan. Pengukuran dapat dilakukan dengan ambang trapesium (alat ukur Cipoletti), V-notch (alat ukur Thompson) dan meode benda apung. 3.2 SOAL TES FORMATIF Untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang diperoleh mahasiswa, maka dosen sebagai fasilitator memberikan tes formatif berupa pertanyaan sebagai berikut: 1. Jumlah penduduk suatu daerah pada tahun 2016 adalah 12.000 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk 3%. Hitung kebutuhan air bersih domestik dan non domestik pada sepuluh tahun mendatang. Jika diasumsikan konsumsi air bersih untuk kebutuhan penduduk sebesar 150 liter/orang/hari dan untuk kebutuhan non domestik diasumsikan sebesar 25% dari kebutuhan penduduk. 2. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan untuk pengukuran debit air baku! 3.3 UMPAN BALIK Diskusi dan memberikan pertanyaan untuk memonitor penerimaan mahasiswa akan bahan kuliah yang disajikan. 3.4. DAFTAR PUSTAKA Asmadi dkk, 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum, Gosyen Publishing, Yokyakarta Direktoral Jenderal Cipta Karya (2007), Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengembangan SPAM sederhana. Jakarta. Selintung, Selintung, Mary 2011. Pengenalan Sistem Penyediaan Air Minum, AS Publishing 12