PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan lanjut usia Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Desa Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo.

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK DAMHIL KOTA GORONTA. Aswinda Miolo

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

Summary HUBUNGAN SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MARISA KECAMATAN MARISA KABUPATEN POHUWATO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU BALITA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TANRUTEDONG KECAMATAN DUPITUE KABUPATEN SIDRAP

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada partisipasi masyarakat yang bersangkutan (Kemenkes RI,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-24 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan adalah desain penelitian

METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

PENELITIAN PERILAKU IBU DALAM PEMANFAATAN POSYANDU GUNA MENINGKATKAN KESEHATAN BALITA. Di Posyandu Krandegan Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sartika Tolingguhu NIM :

ABSTRAK. Kata Kunci: Tumbuh Kembang, ASI, MP-ASI Daftar Pustaka: 33 buah ( )

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA USIA 0-2 TAHUN DI RUANG PERAWATAN BAJI MINASA RSUD. LABUANG BAJI MAKASSAR VIDIANTI RUKMANA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Pemilihan Kontrasepsi Suntik di Klinik KB Puskesmas Tamalate Kota Gorontalo ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

Transkripsi:

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Oleh : Tri Alfionita Pontoh Nim: 841410134 Telah di periksa dan disetujui

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS MONGOLATO TAHUN 2014 Tri Alfionita Pontoh 1 NIM : 841410134 Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas, dimana Sasaran penyelenggaraan posyandu lansia adalah seluruh penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Tahun 2012-2013 jumlah kunjungan lansia keposyandu yaitu dari 264 orang menjadi 154 orang yang berkunjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang berhubungan dengan minat kunjungan lansia keposyandu diwilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang (Cross Sectional Study). Jumlah Populasi 820 orang dengan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu Purposive Sampling dengan jumlah sampel 83 orang. Analisis menggunakan uji Fisher s Exact Test dan uji Che-Square. Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden berumur 60-65 tahun, dan berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan hasil uji Che-Square menunjukkan variabel pekerjaan (p=0,175) tidak ada hubungan dengan minat kunjungan lansia keposyandu. Hasil uji Fisher s Exact Test menunjukkan variabel pengetahuan (p=0,000), dan variabel dukungan keluarga (p=0,000) terdapat hubungan yang signifikan dengan minat kunjungan lansia keposyandu. Untuk meningkatkan minat kunjungan lansia keposyandu diharapkan Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya memberikan penjelasan dan informasi mengenai pentingya Posyandu lansia serta bagi keluarga agar dapat memberikan dukungan kepada lansia untuk meanfaatkan Posyandu lansia. Kata Kunci: Minat, Kunjungan, Lansia 1 Tri Alfionita Pontoh, NIM : 841410134, Jurusan Keperawatan, FIKK, UNG, Pembimbing I Dian Saraswati S.Pd, M.Kes, Pembimbing II Vik Salamanja S.Kep, Ns, M.Kes.

Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (UU RI No 13 tahun 1998) (dalam Bratanegara. 2012). Untuk mengatasi masalah kesehatan lansia perlu upaya pembinaan kelompok lansia melalui Puskesmas dengan didirikan Posyandu lansia. Dengan bertambah lanjutnya usia, pola dan gaya hidup lansia juga akan berubah, seperti misalnya mereka akan menikmati waktu luang lebih banyak karena aktivitas sehari-hari yang mungkin menurun sejalan dengan bertambahnya usia (Hamid, 2001). Maka untuk menangani masalah kesehatan lansia, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan/program yang diterapkan oleh Puskesmas. Program pelayanan lansia disebut juga posyandu lansia (Depkes RI, 1991) dalam (Rufaidah, 2006). Posyandu merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian norma kelurga kecil bahagia dan sejahtera (Effendy, 1998). Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu terhadap lansia di tingkat Desa/Kelurahan dalam Wilayah kerja masing-masing Puskesmas. Adapun tujuan dari pembentukan Posyandu lansia yaitu meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi keluarga, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan komunikasi antara masyarakat usia lanjut. Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu tersebut sebaik mungkin, agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan terpantau secara optimal (Grahacendikia,2009). Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo jumlah lansia yang berada di Provinsi Gorontalo tahun 2012 adalah 45.458 orang dan meningkat pada tahun 2013 yaitu sebanyak 49.369 orang (Dikes Prov Gorontalo). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo jumlah lansia yang berada di kabupaten Gorontalo tahun 2013 adalah 28.558 orang (Dikes Kab. Gorontalo). Berdasarkan data dari Puskesmas Mongolato jumlah lansia yang berkunjung ke Posyandu lansia tahun 2013 adalah 154 orang dari 934 jumlah lansia yang ada di wilayah Puskesmas Mongolato. Hal ini mengalami penurunan di bandingkan dengan tahun 2012 jumlah lansia yang berkunjung ke Posyandu lansia sebanyak 264 orang (Puskesmas Mongolato). Hal ini menunjukkan minat lansia untuk mengikuti posyandu lansia rendah dan merupakan masalah kesehatan yang harus di atasi. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. I. Metode Penelitian 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Mongolato yang berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian, dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Maret 2014.

1.2 Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang (Cross Sectional Study).Untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato Kabupaten Gorontalo Tahun 2014. Dimana variabel independen dan variabel dependen diamati pada waktu dan tempat yang bersamaan ( Point time approach). 1.3 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoadmodjo, 2012). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan di teliti (Setiadi, 2013). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di Wilayah Puskesmas Mongolato Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 820 orang tahun 2014. 1.4 Sampel Sampel adalah objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan Purposive Sampling dimana cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Alimul Aziz, 2007). Pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 83 orang. 1.5 Analisis Data 1. Analisis univariat Dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independen (faktor pengetahuan, pekerjaan, dan dukungan keluarga) dan variabel dependen (Minat kunjungan lansia ke Posyandu). 1. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah variabel tersebut mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah uji Fisher s Exact Test. II. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Distribusi responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan Pekerjaan adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan Jenis kelamin, Umur, dan Pekerjaan lansia di Wilayah Puskesmas Mongolato Karakteristik Responden Jumlah % Laki-Laki 32 38,6 Jenis Kelamin Perempuan 51 61,4

60-65 Tahun 50 60,2 Umur 66-70 Tahun 27 32,5 71-75 Tahun 6 7,2 Pekerjaan Jumlah % Bekerja Tidak Bekerja 26 57 31,3 68,7 Sumber :Data Primer 2014 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 51 orang (61,4%), sebagian besar responden berumur 60-65 tahun yaitu 50 orang (60,2%), responden yang bekerja yaitu sebanyak 26 orang (31,3%) dan responden yang tidak bekerja yaitu sebanyak 57 orang (68,7%). 2. Analisa Univariat Distribusi responden berdasarkan pengetahuan dan pekerjaan lansia adalah sebagai berikut. Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan dan pekerjaan lansia di Wilayah Puskesmas Mongolato No Pengetahuan Jumlah % 1 2 Baik Kurang 16 67 19,3 80,7 Sumber :Data Primer 2014 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.4, dapat diketahui bahwa responden yang memilki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 16 orang (19,3%), dan responden yang memilki tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 67 orang (80,7%). Distribusi dukungan keluarga dan minat kunjungan ke posyandu pada lansia adalah sebagai berikut. Tabel 4.6 Distribusi dukungan keluarga pada lansia di Wilayah Puskesmas Mongolato No Dukungan keluarga Jumlah % 1 2 Baik Kurang 14 69 16,9 83,1

No 1 2 Minat Kunjungan lansia Tinggi Kurang Sumber :Data Primer 2014 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6, dapat diketahui bahwa responden yang memilki dukungan keluarga yang baik sebanyak 14 orang (16,9%), dan responden yang memilki dukungan keluarga yang kurang sebanyak 69 orang (83,1%) dan dapat juga diketahui bahwa responden yang memiliki minat kunjungan yang tinggi ke Posyandu sebanyak 18 orang (21,7%), dan responden yang memilki minat kunjungan yang kurang ke Posyandu sebanyak 65 orang (78,3%). 3. Analisa Bivariat 1) Hubungan Pengetahuan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. Tabel 4.7 Hubungan Pengetahuan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014 Minat kunjungan lansia P-value ke Posyandu Total Kurang Tinggi 61 6 67 Kurang 73,5% 7,2% 80,7% Pengetahuan 0,000 4 12 16 Baik Total Sumber : Data Primer 2014 4,8% 65 78,3% Jumlah % 14,5% 18 21,7% 19,3% 83 100,0% Hasil uji berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang memilki pengetahuan yang baik sebagian besar memiliki minat kunjungan yang tinggi ke Posyandu yaitu 12 orang (14,5%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa hal ini di sebabkan oleh tingkat pengetahuan mempengaruhi perilaku individu sendiri sehingga makin tinggi pengetahuan seseorang maka makin tinggi kesadaran untuk berperan serta. Lansia yang memilki pengetahuan yang baik sangat memperhatikan kesehatannya, sehingga semakin baik pengetahuan lansia semakin baik lansia ikut serta dalam memanfaatkan fasilitas pelyanan kesehatan yang ada yaitu Posyandu lansia. serta lansia yang memiliki pengetahuan yang baik memeliki kesadaran tetang pentingnya Posyandu lansia karena lansia dapat berkonsultasi kesehatan pada petugas kesehatan, serta dapat melakukan pemeriksaan kesehatan tanpa dipungut 18 65 21,7 78,3

biaya, sehingga dapat lebih meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup lansia. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebagian besar memilki minat kunjungan yang kurang ke Posyandu yaitu 61 orang (73,5%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa hal ini di pengaruhi oleh pengetahuan yang kurang tentang manfaat dan tujuan Posyandu lansia dapat mempengaruhi lansia untuk mengunjungi Posyandu karena ketidaktahuan lansia sehingga lansia merasa hal itu tidak perlu di lakukan, lansia yang memilki pengetahuan yang kurang cenderung sering mengabaikan kesehtannya. hal ini juga disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga lansia tidak mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan di Posyandu, manfaat serta pentingnya diadakannya Posyandu lansia. Hal ini didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Fitri Hayani Hasugian dkk (2012) yang berjudul Hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan Posyandu lansia di Wilayah kerja Puskesmas Darussalam tahun 2012. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik, banyak yang memanfaatkan Posyandu lansia sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang, banyak diantaranya kurang memanfaatkan Posyandu lansia dengan hasil analisa uji chisquare menunjukkan terdapat hubungan dengan nilai p-value yaitu 0,001. 2) Hubungan Pekerjaan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. Tabel 4.10 Hubungan Pekerjaan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014 Minat kunjungan lansia ke Posyandu Total p-value Kurang Tinggi Bekerja 18 8 26 Pekerjaan Total Tidak bekerja 21,7% 47 56,6% 65 78,3% 9,6% 10 12,0% 18 21,7% 31,3% 57 68,7% 83 100,0% 0,175 Sumber : Data Primer 2014 Dari hasil uji statistik dengan uji che-square hubungan pekerjaan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu diperoleh hasil bahwa nilai p-value sebesar 0,175. Oleh karena nilai p-value > 0,05 artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. Hasil uji berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja sebagian besar memiliki minat kunjungan yang kurang ke Posyandu yaitu 47 orang (56,6%). Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.10 lansia yang memilki pekerjaan sebagian besar juga memiliki minat kunjungan yang kurang ke Posyandu yaitu 18 orang (21,7%). Hal ini disebabkan oleh kesibukkan lansia

sendiri yang sebagian besar adalah kepala keluarga dengan mencari nafkah dengan bekerja sehingga lansia tidak memilki waktu untuk mengunjungi Posyandu. Selain itu juga, berdasarkan penelitian pada tabel 4.10 lansia yang memiliki minat kunjungan yang tinggi ke Posyandu sebagian besar dilakukan oleh lansia yang tidak bekerja yaitu 10 orang (12,0%) dibandingkan dengan lansia yang memiliki pekerjaan. Hal ini disebabkan oleh lansia yang tidak bekerja memiliki banyak waktu luang untuk mengunjungi Posyandu lansia di bandingkan dengan lansia yang bekerja. Hasil Penelitian yang dilakukan peneliti didukung oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Khotimah (2011) (dalam Juniardi Frans, 2012) yang menunukkan bahwa pekerjaan tidak berhubugan dengan pemanfaatan Posyandu lansia. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pekerjaan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu. Lansia yang tidak bekerja seharusnya lebih memilki minat kunjungan yang tinggi ke Posyandu karena lansia yang tidak bekerja memiliki waktu luang untuk mengunjungi Posyandu akan tetapi pada penelitian ini lansia yang tidak bekerja sebagian besar memiliki minat kunjungan yang kurang ke Posyandu. 3) Hubungan dukungan keluarga dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014 Tabel 4.11 Hubungan dukungan keluarga dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. Kunjungan lansia ke p-va;ue Posyandu Total Tidak Teratur teratur Dukungan keluarga Total Kurang Baik Sumber : Data Primer 2014 63 75,9% 2 2,4% 65 78,3% 6 7,2% 12 14,5% 18 21,7% 69 83,1% 14 16,9% 83 100,0% 0,000 Dari hasil uji statistik dengan uji Fisher s Exact Test hubungan dukungan keluarga dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu diperoleh hasil bahwa nilai p-value sebesar 0,000. Oleh karena nilai p-value < 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. Hasil uji berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden dengan dukungan keluarga yang baik sebagian besar memiliki minat kunjungan yang tinggi ke Posyandu yaitu 12 orang (14,5%). Hal ini disebabkan oleh keluarga memberikan motivasi kepada lansia untuk mengujungi Posyandu, keluarga memberikan informasi yang berhubungan dengan Posyandu lansia serta keluarga bersedia mengantar lansia jika ingin pergi ke Posyandu, sehingga dukungan

keluarga sangat mempengaruhi dalam memotivasi seseorang, dukungan keluarga yang baik dapat membuat minat lansia untuk mengunjungi Posyandu lansia bertambah lebih baik. Selain itu Hasil uji berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden dengan dukungan keluarga yang kurang sebagian besar memiliki minat kunjungan yang kurang ke Posyandu yaitu 63 orang (75,9%). Hal ini disebabkan oleh keluarga tidak mengetahui keberadaan Posyandu lansia, keluarga tidak memberitahukan informasi mengenai kegiatan dan tempat di laksanakannya Posyandu lansia, serta keluarga yang sibuk bekerja dan sudah tdak tinggal serumah lagi dengan lansia sehingga tidak ada yang mengantar lansia ke Posyandu lansia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hasugian dkk (2012) yang berjudul Hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan Posyandu lansia di Wilayah kerja Puskesmas Darussalam tahun 2012. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan informasional keluarga (p) = 0,001, dukungan penilaian keluarga (p) = 0,001, dukungan instrumental keluarga (p) = 0,003 dan dukungan emosional keluarga (p) = 0,001 dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas DarussalamHasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Mismar (2010) (dalam Juniardi, Frans 2012), menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan secara bermakna dengan tingkat kunjungan lansia ke posyandu adalah (p = dukungan keluarga (p = 0,000). Oleh karena itu dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, memberikan informasi yang berhubungan dengan Posyandu lansia dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. III. Simpulan dan Saran a. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Minat Kunjungan Lansia Ke Posyandu Di Wilayah Puskesmas Mongolato Tahun 2014 yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil uji statistik menggunakan uji Fisher s Exact Test di peroleh hasil bahwa nilai p-value sebesar 0,000. Oleh karena nilai p-value < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. 2. Dari hasil uji statistik menggunakan uji Che Square di peroleh hasil bahwa nilai p-value sebesar 0,175. Oleh karena nilai p-value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. 3. Dari hasil uji statistik menggunakan uji Fisher s Exact Test di peroleh hasil bahwa nilai p-value sebesar 0,000. Oleh karena nilai p-value < 0,05 maka

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu di Wilayah Puskesmas Mongolato tahun 2014. b. Saran 1. Bagi pelayanan keperawatan Perawat maupun tenaga kesehatan lainnya disarankan untuk memberikan penjelasan dan informasi mengenai pentingya Posyandu lansia sehingga dapat meningkatkan jumlah lansia yang berkunjung ke Posyandu. Serta Meningkatkan dan mengembangkan ilmu keperawatan gerontik tentang lansia agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara optimal. 2. Bagi keluarga Bagi keluarga agar dapat memberikan dukungan kepada lansia untuk meanfaatkan Posyandu lansia. 3. Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya dan dapat dijadikan tolak ukur bagi peneliti yang akan meneliti variabel lain yang berhubungan dengan minat kunjungan lansia ke Posyandu.