PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAMA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2002 T E N T A N G IZIN USAHA HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN `SAMBAS NOMOR : 2 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN, PENGAWASAN, PENERTIBAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR : 23 TAHUN 2000 TENTANG LARANGAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 6 TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN KERAS DAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENGEDARAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 6 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PEREDARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 16 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BIMA,

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN, PENERTIBAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN KUNINGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL DI KABUPATEN BULUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN RUMAH KOS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Walikota Tasikmalaya

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PELARANGAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 21 TAHUN 2000 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 5 TAHUN 2007 T E N T A N G LARANGAN PELACURAN DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PELARANGAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELARANGAN PRODUKSI, PENGEDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI E NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 15 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KAIMANA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2006 T E N T A N G PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

NOMOR : 23 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PELANGGARAN PEREDARAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG MINUMAN KERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PENGEDARAN, PENJUALAN DAN PENGGUNAAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGATURAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PELARANGAN MINUMAN BERALKOHOL

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 25, T

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN MINUMAN KERAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 11 Tahun 2000 T E N T A N G USAHA PONDOK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO MINUMAN KERAS

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU, Menimbang : a. bahwa penggunaan minuman beralkohol bertentangan dan tidak sesuai dengan kehidupan barmasyarakat di Kota Banjarbaru yang agamis, dapat minimbulkan gangguan kesehatan, berdampak negatip terhadap ketentraman dan ketertiban masyarakat; b. bahwa dengan semakin meluasnya peredaran minuman beralkohol di Kota Banjarbaru maka, perlu diatur ketentuan larangan dan pengawasannya ; c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b diatas konsideran ini, perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1957 tentang Penetapan Undang- Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820), 2. Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1957 tentang berlakunya Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana untuk seluruh wilayah Republik Indonesia dan mengubah kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1660 ); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesahatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 43 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3822); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258 );

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 ); 11. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang- Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden; 12. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 359/MPP/Kep/10/1977 tentang Pengawasan dan Pengendalian Produksi, Impor, Pengedaran dan Penjualan Minuman Beralkohol; 13. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 08 Tahun 2001 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2001 Nomor 40); 14. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 15 Tahun 2001 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum di Kota Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2001 Nomor 60); 15. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 17 Tahun 2003 tentang Perhotelan (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2003 Nomor 20, Tambahan Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Nomor 8); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARBARU Dan WALIKOTA BANJARBARU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU TENTANG LARANGAN MINUMAN BERALKOHOL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Banjarbaru ; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Banjarbaru ; 3. Kepala Daerah adalah Walikota Banjarbaru ; 4. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarbaru ; 5. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kota Banjarbaru; 6. Dinas adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru selanjutnya Disingkat Disbudpar Kota Banjarbaru ; 7. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru ; 8. Polresta adalah Polisi Resort Kota Banjarbaru ; 9. Minuman Beralkohol adalah minuman yang memabukan ; 10. Memproduksi adalah kegiatan yang menghasilkan minuman yang mengandung alkohol atau memabukan; 11. Menyimpan adalah kegiatan menyimpan minuman yang mengandung alkohol atau memabukan dimanapun tempatnya ; 12. Memiliki adalah kegiatan yang menguasai minuman yang mengandung alkohol atau memabukan dimanapun tempatnya. 13. Mengkonsumsi adalah kegiatan meminum minuman yang mengandung alkohol/ etanol

atau minuman yang memabukan; 14. Memasok adalah kegiatan mendatangkan minuman yang mengandung alkohol atau memabukan dari luar Kota Banjarbaru; 15. Mengedarkan adalah kegiatan memindahkan minuman yang mengandung alkohol atau yang memabukan dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menjual, atau menjajakan, dalam Wilayah Kota Banjarbaru; 16. Menjual adalah transaksi jual beli minuman yang mengandung alkohol atau minuman yang dapat memabukkan baik yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan hukum. 17. Penyidik Umum adalah Pajabat Polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan; 18. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri dilingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru yang diangkat sebagai penyidik sesuai dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. 19. Satuan Polisi Pamong Praja disingkat SATPOL PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarbaru. BAB II LARANGAN Pasal 2 (1) Dilarang, memiliki, menjual dan membeli minuman beralkohol / minuman keras dan atau minuman yang memabukan di dalam Kota Banjarbaru. (2) Setiap orang atau Badan (Perusahaan) dilarang memproduksi, memasok, mengedar, mendatangkan, menyimpan minuman beralkohol /minuman keras dan atau minuman yang memabukan dalam wilayah Kota Banjarbaru. (3) Setiap orang dilarang : a. Mengkonsumsi / meminum minuman keras beralkohol/etanol mengandung dan atau minuman yang memabukan di dalam wilayah Kota Banjarbaru. b. Menyuruh atau memaksa orang meminum minuman yang minuman keras beralkohol dan atau minuman yang memabukan. c. Menyediakari minuman keras beralkohol dan atau minuman yang memabukan dengan cuma-cuma atau sebagai hadiah/parsel. d. Dilarang membawa minuman beralkohol dan atau minuman yang memabukan kedalam Daerah/Wilayah Kota Banjarbaru tanpa seizin dan surat keterangan sah secara Hukum tentang kepemilikan dan tujuan barang tersebut. Pasal 3 (1) Penjualan minuman beralkohol/minuman keras dapat diberikan izin penyediaan terbatas kepada Hotel berbintang untuk keperluan turis asing sebagai pelayanan wisata. (2) Penjualan minuman keras hanya untuk diminum ditempat Hotel berbintang yang telah disediakan. (3) zin dimaksud ayat (1) berlaku selama 1 tahun dan dapat diperpanjang kembali. (4) Izin dimaksud ayat (1) diberikan kepada Hotel berbintang berdasarkan penilaian dan rekomendasi dari Polresta dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarbaru. (5) Permohonan rekomendasi disertai dengan materai serta membayar uang leges. (6) Untuk memperoleh Rekomendasi dimaksud ayat (4) disertai dengan; a. Pernyataan bermaterai tidak menyediakan, mengedarkan, menjual untuk umum, menyimpan melebihi batas rekomendasi ;

b. Bersedia untuk diperiksa sewaktu-waktu oleh Petugas. (7) Jumlah maksimal penyediaan terbatas minuman keras beralkohol sesuai izin dimaksud ayat (1) adalah maksimal 2 lusin Golongan A. Pasal 4 Dalam hal adanya kegiatan ritual keagmaan, minuman beralkohol dapat diperkenankan dengan terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Polresta. BAB III PEMBINAAN Pasal 5 Setiap Hotel berbintang yang memperoleh penyediaan izin terbatas minuman keras yang memabukan wajib memberikan informasi pelarangan kepada turis /tamu asing agar tidak mengkonsumsi minuman keras ditempat umum atau membawa, menyimpan dan memberi kepada orang/anggota masyarakat yang tidak berhak menurut Peraturan Daerah ini BAB IV PENGAWASAN Pasal 6 (1) Izin Hotel akan dicabut apabila pengusaha Hotel berbintang tidak mengindahkan atau melanggar ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (2) Hotel yang memperoleh izin akan dipantau dan dilaksanakan pengawasan secara seksama oleh aparat berwenang yang ditunjuk oleh Kepala Daerah. (3) Pengawasan terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilaksanakan secara Instansional dibawah Koordinasi Kepala Daerah. (4) Kepala Daerah dapat membentuk Tim terpadu dengan mengikut sertakan unsur masyarakat. BAB V KETENTUAN PIDANA Pasal 7 (1) Barang siapa yang melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (1), dan (2) Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,000,-(lima puluh juta rupiah) (2) Barang siapa yang melanggar ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi kurungan 3 (tiga) bulan atau sebanyak-banyaknya Rp 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah). (3) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran. (4) Selain tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, terhadap pelaku yang memproduksi, pemasok, mengedarkan, dapat dikenakan sanksi Pidana lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 8 (1) Selain Pejabat Penyidikan Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1), (2) Pasal 3 ayat (1), (2),

Peraturan Daerah ini, dapat dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugasnya, Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, berwenang : a. Menerima laporan dan atau pengaduan seseorang tentang adanya tindak pidana ; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian, serta melakukan pemeriksaan ; c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dari kegiatan dan menerima tanda pengenal diri tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret seorang tersangka ; f. Memanggil seseorang, untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat bukti yang cukup untuk peristiwa dimaksud dan lagi hal tersebut bukanlah merupakan tindak pidana, selanjutnya Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya ; i. Mengadakan tindakan lain menurut Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. (3) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat Berita Acara setiap tindakan tentang : a. Pemeriksaan tersangka ; b. Penggeledahan; c. Melakukan penyitaan atas benda dan surat ; d. Memeriksa surat ; e. Memeriksa saksi ; f. Melakukan pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur kemudian oleh Kepala Daerah. Pasal 10 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banjarbaru. Ditetapkan di Banjarbaru pada tanggal 7 Juli 2006 WALIKOTA BANJARBARU ttd RUDY RESNAWAN

Diundangkan di Banjarbaru Pada tanggal 14 Juli 2006 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARBARU, TTD BUDI YAMIN LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 5 TAHUN 2006 SERI E NOMOR SERI 1

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG LARANGAN MINUMAN BER ALKOHOL I. PENJELASAN UMUM Sehubungan dengan semakin meluasnya peredaran minuman beralkohol di Kota Banjarbaru yang berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat, diantaranya menimbulkan gangguan kesehatan, gangguan ketentraman dan gangguan ketertiban masyarakat di Kota Banjarbaru. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas perlu diambil langkah-langkah untuk mengatasinya berupa penerbitan Peraturan Daerah sebagai pengendali peredaran minuman beralkohol di wilayah Kota Banjarbaru. Dengan diterbitkannya peraturan daerah ini diharapkan mampu menekat angka kriminalitas yang diakibatkan pengaruh mengkonsumsi minuman beralkohol atau minuman yang rnemabukan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal I angka 1 s/d 8 angka 9 angka 7 s/d 16 Pasal 2 ayat (1), ayat (2) ayat (2) huruf d Pasal 3 ayat (1) ayat (2) ayat (3) : Cukup jelas : Yang dimaksud dengan minuman yang mengandung alkohol adalah yang diproses dari bahan tumbuhan yang mengandung karbohidrat dengan cara peragian dan penyulingan atau yang diproses dengan mencampurkan konsentrat dengan etanol dan alkohol dan sejenisnya sehingga dapat dijadikan minuman. : Cukup jelas. : Cukup jelas. : Memproduksi maksudnya adalah membuat, menyuling meracik supaya terbentuk atau jadinya minuman keras beralkohol atau memabukkan, ini juga termasuk membuat minuman keras yang rnemabukan baik minuman tradisional seperti tuak, tayuk atau apaun jenisnya. Memasok artinya mendatangkan ke Kota Banjarbaru, Menyimpan baik itu milik sendiri atau titipan orang lain. : Membawa maksudnya adalah membawa Minuman keras tersebut melalui wilayah Kota Banjarbaru tanpa adanya Izin dari Pejabat Berwenang pemberi Izin dan surat keterangan sah secara Hukum kepemilikan tujan barang tersebut. : izin merupakan pengecualian dari pelarangan, hanya berlaku untuk Hotel berbintang ditetapkan dengan izin berdasar permohonan dan rekomendasi dari Kapolres Kota Banjarbaru dan Dinas Kebudayaan dan Parawisata dengan jumlah tidak boleh melebihi batas maksimal 2 lusin untuk minuman Golongan A. : Izin berlaku selama 1 tahun dan selanjutnya dapat

diperpanjang kembali dengan regesrasi saja, pemberian regesrasi ijin sangat ditentukan kepatuhan pengelola Hotel dalam pelaksanaan Perda ini artinya tidak ada pelanggaran oleh pemilik izin dan tidak ada protes dari masyarakat. ayat (4) : Rekomendasi merupakan kelayakan Hotel tersebut memperoleh izin, dinilai dari jenis Hotel dan kelayakan Hotel berdasar asumsi tamu asing yang menginap dengan perhitungan persedian perbulan jadi tidak dibenarkan untuk Hotel yang tidak ada tamu asing yang menginap. ayat (5) ayat (6) : Pernyataan bermaterai ini merupakan ikatan Hukum pengelola Hotel yang apa bila dilanggar akan mengakibatkan pencabutan izin penyediaan minuman beralkohol dan bahkan dapat mengakibatkan pencabutan izin usaha Hotel. ayat (7) : Jumlah maksimal dimaksud pasal ini adalah batas yang dibolehkan, atau diberi izin untuk golongan A sebanyak 2 (dua) lusin perjenis namun dalam izin biasa saja batas tersebut berdasaran kelayakan rekomendasi oleh Dinas Budaya dan Pariwisata dan pihak kepolisian Kota Banjarbaru. penyediaan dimaksud adalah jumlah untuk setiap bulan, persediaan tidak boleh melebihi dari yang ditetapkan, apabila dalam bulan berikutnya jumlah tersisa maka, sisa yang ada ditambah dengan tambahan penyediaan akan menjadi genap dua lusin, tidak boleh lebih dari itu. Jumlah penyediaan patoakn utamanya adalah ijin yang diberikan oleh Pemerintah Kota. Dua lusin dimaksud adalah 24 botol atau kaleng, misal bir dapat disediakan dalam bentuk botol atau kaleng pilih apa mau menyediakan dalam bentuk botol atau kaleng, atau dua duanya akan tetapi jumlahnya harus menjadi 12 dua belas terdiri dari botol dan kaleng dihitung komulatif bila jenis merek yang sama juga dihitung komulatif artinya tanpa membedakan kemasan atau merek, kecuali jenis yang berbeda misal Bir Hitam dapat disediakan 12 botol terdiri dari botol dan kaleng atau dua-duanya dengan hitungan dua belas botol atau kaleng tanpa melihat kemasan atau jenis merek. Adapun penggolongan minuman beralkohol/etanol adalah sebagai berikut. Golongan A : 1-5 % Alkohol 1. Bir Hitam Guenness Botol 1330 ml 2. Bir Hitam Guenness Kaleng 1330 ml 3. Bir Bintang Kaleng 1330 ml 4. Bir Bintang Botol 1620 ml 5. Bir Angker Stout Botol 1330 ml

6. Bir Angker Kaleng 1620 ml 7. Bir Angker Botol 1330 ml Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 ayat (1) ayat (2), (3), (4) Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 : Pengenaan sanksi hukuman pada pasal 2 ayat (1) ini juga dikenakan kepada si pemproduk, pembuat, peracik minuman keras/ beralkohol atau yang dapat memabukkan tidak untuk dikomersialkan untuk dipakai sendiri, misal pembuat minuman tradisional tuak, atau meracik alkohol dengan jenis lainnya, dibuat untuk kalangan sendiri / dipakai sendiri dengan jumlah yang terbatas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 1 TAHUN 2006