BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada bab hasil dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai. berikut:

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dan menyenangkan bagi anggota keluarga, di sanalah mereka saling

UCAPAN TERIMAKASIH...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

Kekerasan dalam Rumah Tangga

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012

Hadirkan! Kebijakan Perlindungan Korban Kekerasan Seksual. Pertemuan Nasional Masyarakat Sipil Untuk SDGs Infid November 2017

Memperluas Akses Keadilan bagi Pekerja Rumah Tangga

"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUANSEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LUWU TIMUR" BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 4. Bentuk sanksi yang dijatuhkan oleh hakim dalam perkara kekerasan dalam

Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

BAB I PENDAHULUAN. proses saling tolong menolong dan saling memberi agar kehidupan kita. saling mencintai, menyayangi dan mengasihi.

BAB III PENUTUP. 1. Proses hukum terhadap suami pelaku kekerasan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

Menuju Sistem Peradilan Pidana yang Menjauhkan Korban dari Viktimisasi Melalui RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.

Tindak pidana adalah kelakuan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang, melawan

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (Studi Kasus: Istri Korban Penelantaran Rumah Tangga Di Wilayah Kota Palu)

BAB I PENDAHULUAN tentang Perlindungan Anak Pasal 1 angka 1 (selanjutnya UU Perlindungan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

NASKAH AKADEMIK PERAN KEPOLISIAN DALAM MELINDUNGI HAK ISTRI SEBAGAI KORBAN PENELANTARAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan diatas dan dari hasil penelitian yang dilakukan, maka

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

yang mendorong terjadinya KDRT dalam masyarakat Minangkabau perkotaan? Apakah Ada Hubungan antara pergeseran peran keluarga luas dan mamak dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, baik di lingkup domestik (rumah tangga) maupun publik.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pendampingan Terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Tahun 2016

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan-hubungan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kekerasan tersebut akan terjadi kembali yaitu karena ketergantungan secara

BAB I PENDAHULUAN. tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

Peran dan Masalah yang Dihadapi Penyidik Polri dalam Proses Perkara Tindakan Kekerasan dalam Rumah Tangga

BAB IV DEKSKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan menengah ke atas dengan penghasilan tinggi sekalipun sering

BAB V PENUTUP. sebelumnya, dapat penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS TINDAK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI POLRESTA MALANG ERMA NURFIKASARI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun maju mengalaminya. 2. kekerasan ini bahkan tercatat sebagai yang paling tua, dengan kasus pertama

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan dan. diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB V PENUTUP. terjadi tiga macam kekerasan, meliputi kekerasan psikis, fisik, dan. penelantaran rumah tangga namun kekerasan psikis lebih dominan.

kliping ELSAM KLP: RUU KKR-1999

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Penerapan dan penegakan hukum belum sepenuhnya dilaksanakan secara

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada bab hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian dari kemajemukan identitas perempuan adalah identitas ganda dari perempuan korban KDRT dimana identitas ganda ini bisa terpengaruh, dengan maksud identitas tersebut dibentuk setiap saat, dan pada kondisi ekonomi, agama, etnis, pendidikan, pekerjaan dan budaya tertentu. Dengan adanya kemajemukan identitas ada beberapa istri yang berani untuk melaporkan suami ke pihak yang berwajib, antara lain yaitu istri yang mempunyai identitas secara ekonomi mandiri, pendidikan yang lebih tinggi atau setara dengan suami, tingkat status sosial yang ada dalam masyarakat, dan secara budaya istri lebih dominan dari pada suami. Sedangkan istri yang tidak berani melawan perlakuan kekerasan dalam rumah tangga dari suami adalah istri yang tidak mandiri secara ekonomi, tingkat pendidikan yang lebih rendah dari suami, anggapan secara agama, dan budaya tertentu. Sedangkan bentuk-bentuk dari kemajemukan identitas perempuan juga dapat terlihat dari adanya tiga bantuk komitmen seorang perempuan dapat mempertahankan perkawinannya, yaitu : 59

1. Komitmen Personal Yaitu dimana seseorang ingin mempertahankan pernikahannya karena perasaan masih cinta dengan pasangannya, identitas sebagai suami istri dll. 2. Komitmen Moral Yaitu rasa bertanggung jawab secara moral karena pihak wanita menganggap perkawinan untuk seumur hidup. 3. Komitmen Struktural Yaitu karena adanya tekanan untuk tetap mempertahankan perkawinan, baik dari pihak keluarga atau lainnya. Sehingga kemajemukan identitas ini membuat para perempuan korban KDRT tidak bisa menempuh strategi yang sama untuk menyelesaikan kasuskasus mereka. Jadi tidak setiap perempuan korban perlu menempuh penyelesaian hukum. Adapun strategi LBH APIK Semarang dalam mengkaitkan Perspektif kemajemukan identitas perempuan dan strategi perlindungan hukum bagi klien-kliennya yaitu dengan: Mendampingi Perempuan Korban yang mengalami ketidakadilan dan lemah secara politik, ekonomi, sosial, dan budaya di dalam dan atau di luar pengadilan. a. Memberikan pelatihan dan pemberdayaan perempuan kepada masyarakat dan aparat penegak hukum baik dalam penanganan korban maupun upaya pencegahannya dalam rangka mewujudkan masyarakat anti kekerasan. b. Melakukan advokasi perubahan kebijakan baik terhadap substansi, struktur maupun budaya hukum di masyarakat. 60

c. Melakukan kajian kritis terhadap penyusunan pembuatan, penyebarluasan serta pendokumentasian berbagai informasi tentang penegakan hak-hak perempuan dan informasi mengenai cara-cara penyelesaiannya. d. Melakukan penguatan kelembagaan. e. Melakukan dokumentasi dan penyebarluasan informasi yang bermanfaat bagi tegaknya hak-hak perempuan. f. Melakukan gugatan class action dan legal standing guna pembelaan kasus-kasus pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia), perburuhan, tanah dan lingkungan (khususnya yang mengalami ketidakadilan gender). 31 Yang dimaksud dengan gugatan class action dan legal standing gugatan yang dilakukan secara kelompok. Untuk mendukung semua cara tersebut diatas, faktor penting yang harus dilakukan LBH APIK yaitu : 1) Segera mengungsikan korban ke rumah aman agar pihak korban merasa tenang dan nyaman dari pihak pelaku KDRT. 2) Percaya kepada korban bahwa korban adalah pihak yang memang harus ditolong. 3) Melapor ke polisi. Pada saat pihak korban menerima usulan dari LBH APIK untuk meneruskan kejalur hukum dengan cara melapor ke polisi maka pihak LBH APIK, pihak LBH APIK mendampingi korban pada saat korban melapor ke kepolisian. 31 Hasil Wawancara dengan Soka Handinah Katjasungkana, S.Sos, selaku Pimpinan di LBH APIK pada tanggal 26 Mei 2010 61

4) Di kepolisian laporan korban akan diterima oleh polisi wanita yang berada di unit PPA. Dan pada saat berada di kantor Polisi LBH APIK dapat mendampingi korban yang akan dimintai keterangan yang berkaitan dengan kekerasan yang dialaminya. Pada saat korban akan ditanyai identitas serta urutan peristiwa hingga saat melapor, petugas akan memeriksa apakah ada unsur-unsur perbuatan pidana. Proses pemeriksaan ini dinamakan penyelidikan. Setelah mendengar keterangan korban, petugas tersebut menerima laporan korban dengan membuat laporan polisi. Dan setelah dibuat laporan akan dimuat dalam berita acara atau BAP. B. Saran Dari semua uraian yang telah diuraikan dalam tulisan maka dapat disampaikan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai acuan : 1. Dikarenakan kasus KDRT sekarang ini semakin kompleks, maka sebaiknya LBH APIK lebih mengembangkan strateginya dalam menangani kasus KDRT yang sedang berkembang saat ini. Pengembagan strategi tersebut misalnya dengan lebih berani lagi untuk mengarahkan korban KDRT memperjuangkan hak-haknya tanpa menunggu sehingga sering membuat korban menjadi bimbang untuk meneruskan ke jalur hukum. 2. LBH APIK hendaknya memberikan terapi secara psikologis terhadap pasangan yang terlibat dalam konflik KDRT sehingga dalam hubungan 62

berumah tangga sebuah pasangan tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga cerdas secara emosional. 3. Untuk korban KDRT anak-anak diberikan terapi secara spikologis, hal ini sangat penting sebab anak-anak memiliki memori yang kuat saat mereka melihat atau mengalami KDRT, meskipun saat mereka melihat orang tua berselisih, mengumpat, memukul, dll. Hal ini akan menyebabkan efek yang buruk kepada sang anak untuk masa yang akan datang. 4. Dan tidak sampai pada itu saja pihak LBH APIK juga ada terapi lajutan atau kunjungan secara rutin untuk melihat perkembangan kehidupan rumah tangga setelah dilakukannya terapi atau setelah pasangan tersebut kembali berdamai dengan pasangannya. 63

DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal Ester Lianawati, 2009, KDRT Prospektif Psikologi Feminis, Paradigma Indonesia, Yogyakarta. Savitri, Niken dan Saraswati, Rika, 2006, Perspektif Gender dalam Peradilan, Jakarta : PT. Mitra Cahaya Utama. Saraswati, Rika, 2006, Perempuan dan Penyelesaian Kekerasan dalam Rumah Tangga, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Widanti, Agnes, 2005, Hukum Berkeadilan Gender, Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara. Venny, Adriana, 2003, Memahami Kekerasan Terhadap Perempuan, Jakarta : Yayasan Jurnal Perempuan (YJP) Zaitunah, Subhan, 2004, Kekerasan Terhadap Perempuan, Yogya : Pustaka Pesantren. Perundang-undangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga 64