Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

dokumen-dokumen yang mirip
II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

ANALISIS KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK STUDI KASUS PT. UNITED CAN Co. Ltd.

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

A. Regulasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau Sewage Treatment Plant Regulation

BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI SIRUP, KECAP DAN SAOS

BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL

EVALUASI HASIL PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK TIPE KOMUNAL DI WILAYAH KOTAMADYA JAKARTA PUSAT

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

BAB 13 UJI COBA IPAL DOMESTIK INDIVIDUAL BIOFILTER ANAEROB -AEROB DENGAN MEDIA BATU SPLIT

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

BAB IV PILOT PLANT PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN JEAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PROSES PENGENDAPAN KIMIA DENGAN PROSES BIOFILTER TERCELUP ANAEROB-AEROB

BAB 11 CONTOH PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN IPAL DOMESTIK KAPASITAS 150 M 3 PER HARI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR KATA SAMBUTAN

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

LAMPIRAN. Peta Curah Hujan Kabupaten Magelang

TUGAS MATA KULIAH PENGELOLAAN LIMBAH MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT STUDI KASUS: CUT MEUTIA DI KOTA LHOKSEUMAWE

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN / RESTORAN

Sewage Treatment Plant

APLIKASI TEKNOLOGI BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG PERKANTORAN

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT YANG MURAH DAN EFISIEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam kegiatannya banyak menggunakan bahan-bahan yang

Sistem Aerasi Berlanjut (Extended Aeratian System) Proses ini biasanya dipakai untuk pengolahan air limbah dengan sistem paket (package treatment)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAJIAN ASPEK PEMILIHAN TEKNOLOGI

BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH (IPAL)

RANCANG BANGUN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN (RPH) AYAM DENGAN PROSES BIOFILTER

BAGIAN 9. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Rumah Makan. Oleh : Ir. Sutiyono, M.Si. dan Ir. Sri Rahayu, MT.

REDISAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) TIMIKA, PAPUA

ANALISIS KUALITAS AIR WADUK RIO RIO DENGAN METODE INDEKS PENCEMARAN DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGURANGI DAMPAK PENCEMARAN

PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM TERPUSAT (STUDI KASUS DI PERUMAHAN PT. PERTAMINA UNIT PELAYANAN III PLAJU SUMATERA SELATAN)

TEKNOLOGI PENGOLAHAAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN SISTEM BIOFILTER ANEROB-AEROB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

PERENCANAAN IPAL BIOFILTER DI UPTD KESEHATAN PUSKESMAS GONDANGWETAN KABUPATEN PASURUAN. Siti Komariyah **) dan Sugito*)

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PERHOTELAN

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

Kelompok 3. PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RSUP dr.sardjito

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BAB 3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB 5 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES FILM MIKROBIOLOGIS (BIOFILM)

PERANCANGAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI GULA

PERENCANAAN TEKNIS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB KAPASITAS 200 M 3 PER HARI

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat umum lainnya

DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BIOFILTER UNTUK MENGOLAH AIR LIMBAH POLIKLINIK UNIPA SURABAYA

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

3.1. Kebutuhan Air Bersih dan Jumlah Limbah Cair Gedung BPPT

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

APLIKASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH BIOFILTER UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN PENCEMAR BOD, COD DAN TSS DI RUMAH SAKIT BUNDA SURABAYA ABSTRAK

kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #6 Genap 2014/2015. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP) Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob

ALAT PENGOLAH AIR LIMBAH RUMAH TANGGA INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal ini tentu saja membawa berbagai dampak terhadap kehidupan

TINJAUAN TERHADAP PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. RA. HABIBIE BANDUNG TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. Limbah berbahaya adalah limbah yang mempunyai sifat-sifat antara lain

PENGOLAHAN LIMBAH PABRIK MIE INSTAN

STUDI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) UNIVERSITAS SEBELAS MARET KAWASAN JEBRES SURAKARTA TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN DAMPAK PEMBANGUNAN RUMAH POTONG HEWAN RUMINANSIA DI KOTA BATU

Teknologi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit. Hospital Wastewater Treatment Technology

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

Pengolahan Limbah Rumah Makan dengan Proses Biofilter Aerobik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK disusun oleh : Dr. Sugiarto Mulyadi

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : IPAL Pusat pertokoan, proses aerobik, proses anaerobik, kombinasi proses aerobik dan anaerobik

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENYEMPURNAAN IPAL & DAUR ULANG AIR GEDUNG BPPT

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

BAB II DESAIN INSTALASI DAUR ULANG AIR DI INDUSTRI MIGAS Studi Kasus Kilang Minyak RU-VI Balongan, PT. Pertamina (Persero)

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. INDESSO AROMA BATURRADEN

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS

Transkripsi:

BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5

2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank dan dari kantin. Diagram proses pengaliran air limbah menuju IPAL seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Air limbah dari beberapa sumber kegiatan domestik ditampung dalam suatu bak penampung/pengumpul. Dari bak pengumpul, air limbah dialirkan dengan pompa celup menuju ke IPAL domestik yang lokasinya terletak di samping pabrik. Pertama air limbah dari bak-bak pengumpul dipompa menuju ke bagian pemisah lemak minyak untuk dipisahkan sisa lemak dan juga kotoran melayang yang tidak terpisahkan dalam bak pengumpul. Selanjutnya dari pemisah lemak melimpas ke equalisasi. Equalisasi ini berfungsi untuk menampung air limbah sementara dan mengatur debit air menuju ke IPAL. Pengaturan debit ke IPAL dilakukan dengan pompa submersible. Di dalam unit IPAL, pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari atas ke bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak 6

kontaktor anaerob terdiri dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap. Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikroorgainisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air mengalir ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa kembali ke bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. Debit pompa sirkulasi ini dapat diatur dengan buka tutup kran. Sebagian air di bak pengendap akhir melimpas (outlet/over flow) melalui weir menuju ke bak penampung sementara melewati 7

flow meter di luar IPAL. Dari bak penampung outlet sementara ini air dialirkan menuju ke kolam ikan sebagai bio indikator dan selanjutnya menuju bak klorinasi untuk selanjutnya dibuang ke saluran air hujan. Apabila kondisi outlet tidak memungkinkan untuk ikan dapat hidup, maka aliran ke kolam ikan ditutup, air dari penampung sementara langsung mengalir menuju ke kolam klorinasi dan keluar ke saluran air hujan. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh microorganisme patogen. Penambahan khlor dilakukan dengan menggunakan khlor tablet. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), ammonia, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya dapat juga turun secara signifikan. Penanganan yang dilakukan untuk mengolah air limbah domestik dengan IPAL, adalah seluruh air limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik pabrik dialirkan menuju ke Bak Pengumpul (BP). Dari BP dialirkan menuju ke IPAL dengan sistem perpompaan. Khusus untuk air limbah dari WC, dialirkan ke dalam septik tank, kemudian limpasan dari septik tank ditampung ke dalam bak pengumpul untuk selanjutnya dialirkan menuju ke IPAL. Jumlah keseluruhan bak pengumpul ada 12 unit. 8

Gambar 1. Sistem Pengumpulan Air Limbah Domestik Pabrik Kaleng PT. UCC 9

Gambar 2. Potongan Bak Pengumpul Gambar 3. Sistem Pemisahan Padatan dengan Pipa Tee pada Bak-Bak Pengumpul 10

2.2 Proses di Bak Pengumpul (BP) Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Bak pengumpul dibuat dalam 2 ruangan seperti terlihat pada gambar 2 dan 3. Antara ruang pertama dan ruang kedua dipasang perpipaan dilengkapi dengan Tee. Sistem Tee ini dimaksudkan untuk menahan kotoran yang mengapung seperti minyak, lemak, potongan daging, plastik, bungkus sampo, karet dll sehingga tidak masuk ke ruang kedua. Pada ruang kedua dipasang pompa submersible dan pompa centrifugal (BP 4, BP7 dan BP 12), Pompa dilengkapi dengan sistem otomatis yang akan bekerja pada saat ada air sampai ketinggian tertentu. Tipe pompa pada tiap-tiap bak pengumpul beserta kebutuhan listriknya terdapat pada Tabel.1. Air limbah dari seluruh bak pengumpul dialirkan ke bak pemisah lemak atau minyak yang menyatu dengan bak equalisasi seperti yang ada pada gambar 4 dan 8. Bak pemisah lemak tersebut berfungsi untuk memisahkan lemak atau minyak yang berasal dari kegiatan dapur, serta untuk mengendapkan kotoran pasir, tanah atau senyawa padatan yang tak dapat terurai secara biologis dan tidak sempat terpisahkan pada bak bak pengumpul. Selanjutnya limpasan dari bak pemisah lemak dialirkan ke bak ekualisasi yang berfungsi sebagai bak penampung limbah dan bak kontrol aliran. Air limbah di dalam bak ekualisasi selanjutnya dipompa ke unit IPAL. Foto bak pemisah lemak equalisasi dan IPAL ditunjukkan pada gambar 4 dan 8. 11

2.3 Proses di Bak Pengedap Awal Di dalam unit IPAL, pertama air limbah dialirkan masuk ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran organik tersuspensi. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob (biofilter Anaerob) dengan arah aliran dari atas ke bawah. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri dari satu ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau fakultatif aerobik. Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme. Mikroorganisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap. 2.4 Proses Di Bak Kontaktor Air limbah dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi 12

dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering dinamakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Foto bak aerasi ditunjukkan pada gambar 10, sedangkan foto blower udara ditunjukkan pada gambar 11. 2.5 Proses di Bak Pengendap Akhir Dari bak aerasi, air mengalir ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung mikroorganisme diendapkan dan sebagian air dipompa kembali ke bagian bak pengendap awal dengan pompa sirkulasi lumpur. Debit pompa sirkulasi ini dapat diatur dengan buka tutup kran. 13

Tabel 1. Lokasi Bak Pengumpul Dan Tipe Pompa Pada Setiap Bak 14

Gambar 4. Potongan Bak Equalisasi Gambar 5. Potongan Melintang IPAL 15

Gambar 6. Potongan Bak Pengolah Lanjut Gambar 7. Bentuk Fisik IPAL Domestik, Equalisasi (kiri) dan IPAL (kanan) 16

Gambar 8. Bak Pemisah Lemak Minyak Yang Menyatu Dengan Bak Equalisasi Gambar 9. Bak Kontaktor Anaerob-Aerob Yang Diisi Media Tumbuh Mikroba Tipe Sarang Tawon 17

Gambar 10. Proses Aerasi Air Limbah Di Bak Aerasi Gambar 11. Instalasi Blower Udara Untuk Proses Aerasi Air Limbah Sebagian air di bak pengendap akhir melimpas (over flow) melalui weir menuju ke bak pengolah lanjut. Di bak pengolah lanjut ini air limbah olahan IPAL di proses lagi dengan biofilter aerobik. Bak pengolah lanjut ini terdiri dari 5 ruang. Ruang pertama adalah ruang aerasi, ruang kedua adalah ruang biofilter aerobik, ruang ketiga adalah penampung air olahan, ruang ke empat adalah ruang biokontrol dan ruang ke lima adalah ruang penampung air untuk diproses Ultra Filtrasi. Dari ruang aerasi, air limbah selanjutnya 18

mengalir ke ruang biofilter aerobik dengan arah aliran dari bawah ke atas. Dari biofilter aerobik air limbah melimpas melalui weir menuju ke ruang penampung air limbah. Dari ruang penampung air limbah ini dipompa menuju filter karbon, sebagian yang tidak sempat terpompa akan melimpas ke saluran pembuangan melalui flow meter. Dari filter karbon air limbah selanjutnya dialirkan menuju ke bak penampungan untuk diproses Ultrafiltrasi sambil diinjeksikan khlor melalui pompa dozing. Ultrafiltrasi yang digunakan terdiri dari 8 membran dengan kapasitas sekitar 80 m 3 per hari yang ditempatkan bersama filter karbon di dalam ruang operator. Alat ini beroperasi secara otomatis yang diatur dengan PLC. Air olahan ultrafiltrasi ditampung pada bak penampung re-use yang berlokasi di samping ruang operator. Apabila air di bak penampung re-use ini penuh, maka akan terjadi overflow. Over flow ini dialirkan ke bak biokontrol dan selanjutnya apabila di bak biokontrol ini penuh maka akan melimpas ke saluran pembuangan melewati flow meter bersama dengan air olahan IPAL. Gambar 12. Foto Kolam Bio Indikator 19

Gambar 13. Over Flow Melewati Weir Pada Bak Pengendap Akhir Skema proses pengolahan air limbah domestik PT. UCC dengan sistem biofilter anaerob-aerob yang dilengkapi dengan proses re-use dapat dilihat pada Gambar 14. 20

Gambar 14. Diagram Proses IPAL Domestik PT. UCC dengan Proses Biofilter Anaerob- Aerob yang Dilengkapi Proses Re-Use. 21