ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI TINGKAT KURS. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
Istiono Dosen Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB II URAIAN TEORI. Anggraeni (2003) melakukan penelitian dengan judul The Foreign

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Oleh: Sujana, Saefudin Zuhdi dan Purwitayani. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB II LANDASAN TEORI

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUKU BUNGA SBI DAN KURS DOLAR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... iii

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

KONSEP PURCHASING POWER PARITY DALAM PENENTUAN KURS MATA UANG

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi dalam kegiatan

Uang Dalam Perekonomian

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

ABSTRACT ANALYSIS THE IMPACT OF COMPANY SIZE, INFLATION RATE, EXCHANGE RATE ON STOCK PRICES. (Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on the

e Jurnal Riset Manajemen PRODI MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma website : (

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dapat diambil kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki mata uang yang menunjukkan harga-harga barang dan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : inflasi, nilai tukar, suku bunga, return saham.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian era globalisasi telah meningkatkan interaksi antar negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

BAB IV METODE PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

BAB II TELAAH PUSTAKA. memainkan peranan penting dalam perdagangan internasional, karena nilai. dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai negara.

KAJIAN TEORI 1. NilaiTukar Rupiah

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

Oleh: KURNIAWAN HASLAMIYANTO B / I

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi - ISSN No. 34 / Th. XX / April 201

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI

Pengaruh Suku Bunga, Inflasi dan Kurs terhadap Perkembangan Harga Saham PT. Telkom Tbk Menggunakan Analisis Regresi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang

negara lain yang mengalami koreksi negatif. Bahkan sejak beberapa bulan yang lalu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah melebihi level Suatu

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRACT. Keywords: exchange rate, JCI, NYSE, Nikkei, Hang Seng, STI and Telkom's share price. Universitas Kristen Maranatha. viii

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

ABSTRAK. Kata Kunci: Suku Bunga Acuan, Nilai Kurs Tengah, dan Return Saham.

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

ANALISIS MODAL KERJA DAN EFISIENSI BIAYA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP RENTABILITAS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) BANDUNG.

PENGARUH PERUBAHAN HARGA EMAS DUNIA DAN KURS RUPIAH PADA RETURN PASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Istiono 189 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI TINGKAT KURS Oleh: Istiono Staff Pengajar Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Abstract The goal of this research is to know the impact of inflation rate, interest rate, outstanding money to exchange rate. The period of observations are divided into two, year of 1990 1996 and year of 2000 2006. By using regression analysis are found that for the period of 1990 1996, all independent variabels simultaneously affect the exchange rate significantly, but partially only the outstanding money affect significantly to the exchange rate. While for the period of 2000 2006, all of the independent variables do not affect the echange rate significantly. Keywords: inflation rate, interest rate, outstanding money, and exchange rate. Pendahuluan Semua transaksi internasional, khususnya antara penduduk Indonesia dengan penduduk Negara lain, membutuh valuta asing sebagai alat pembayaran. Valuta asing merupakan valuta yang diterbitkan oleh Negara lain (luar negeri), sehingga ada banyak macam valuta asing di dunia ini. Dari semua valuta tersebut ada yang diterima sebagai alat pembayaran oleh Negara-negara lain, yang dikenal dengan uang keras (hard money), dan ada valuta yang tidak diterima sebagai alat pembayaran internasional, dikenal dengan uang lunak (soft money). Nilai perbandingan (tukar) antara satu valuta dengan valuta lain disebut tingkat kurs. Ada beberapa sistem kurs yang digunakan oleh masing-masing DIE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 Nomor 2. Januari 2009

190 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Negara, diantaranya adalah sistem kurs tetap, sistem kurs mengambang terkendali, dan sistem kurs bebas mengambang. Sistem kurs bebas mengambang menyerahkan penentuan tingkat kurs valuta asing terhadap valuta domestik pada mekanisme pasar. Tingkat kurs akan ditentukan oleh kekuatan sisi penawaran dan sisi permintaan akan valuta asing tersebut. Sehingga pada sistem kurs ini tingkat kurs valuta asing mungkin akan terus mengalami pergerakan dari satu waktu ke waktu berikutnya.. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pergerakan tingkat kurs, antara lain adalah kinerja perekonomian suatu Negara. Kinerja ekonomi dapat diukur antara lain dengan memperhatikan tingkat inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar, dan sebaginya. Fluktuasi tingkat kurs tentunya menimbulkan risiko, yaitu risiko tingkat kurs (exchange rate risk). Semakin tajam fluktuasi tingkat kurs, semakin besar risikonya. Oleh karena itu perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap fluktuasi tingkat kurs untuk mengelola risiko tingkat kurs. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah tingkat inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs?. Tinjauan Pustaka Tingkat Kurs Dalam setiap pembayaran internasional diperlukan suatu valuta yang diterima semua pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut. Valuta itu dapat merupakan valuta dari satu negara diantara beberapa pihak tersebut atau valuta Negara lain yang disetujui mereka. Valuta yang diterima itu dapat merupakan suatu valuta asing bagi satu pihak. Bagi pihak yang mendapatkan pembayaran, valuta asing ini mungkin harus ditukar dengan valuta domestik. Atau bagi pihak yang melakukan pembayaran mungkin mereka harus menukar valuta domestiknya dengan valuta asing. Oleh karena itu mereka harus mengetahui tingkat kurs dari valuta asing tersebut. An exchange rate at a given point in time represents a price of a currency. (Madura,1992 : 93). Pendapat lain menyatakan bahwa kurs valuta (asing) atau kurs devisa, yaitu harga yang harus dibayar dengan uang sendiri

Istiono 191 untuk memperoleh satu satuan mata uang asing. (Farid Wijaya, 2000 : 407). Tingkat kurs ini menunjukkan jumlah unit valuta domestik yang ekuivalen dengan satu unit valuta asing. Bagi pihak yang memerlukan valuta asing, dengan tingkat kurs tertentu dia akan mengetahui berapa unit valuta domestik yang harus disediakan untuk mendapatkan sejumlah valuta asing tertentu. Sedangkan bagi pihak yang memperoleh pembayaran valuta asing akan mengetahui jumlah valuta domestik yang akan diterima dari sejumlah valuta asing tertentu. Tingkat kurs valuta asing terhadap valuta domestik sering mengalami perubahan. A decline in a currency s value is often referred to as depreciation. And the increase in a currency value is often referred to as appreciation. (Madura,1992 : 91). Tingkat kurs yang terbentuk di pasar valuta asing merupakan tingkat kurs keseimbangan (ekulibrium). Like any other products sold in markets, the price of a currency is determined by the demand for that currency relative to supply. (Madura,1992 : 93). Pergeseran kekuatan permintaan atau penawaran valuta, atau keduanya secara bersamaan mungkin mampu mengubah tingkat kurs keseimbangan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan tingkat kurs. Factors that influence exchange rate movements are (1) relative inflation rate, (2) relative interest rate, (3) relative income level, (4) government controls, (5) expectation, and (6) interaction of factors. (Madura,1992 : 94 100). Perubahan faktor-faktor tersebut akan mampu merubah tingkat kurs yang terjadi pada satu waktu tertentu. Masing-masing Negara menetapkan sistem kurs tertentu yang dirasa sesuai dengan kondisi Negara tersebut. Banyak sekali variasi sistem kurs valuta asing tetapi pada dasarnya ada tiga sistem utama yaitu sistem kurs tetap, sistem mengambang murni secara bebas sepenuhnya, dan sistem mengambang terkendali. (Farid Wijaya, 2000 : 407 408). Pendapat lain menyatakan bahwa exchange rate systems are (1) fixed, (2) freely floating, (3) managed float, and (4) pegged. (Madura,1992 : 153). Sehingga secara garis besar ada empat sistem kurs. DIE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 Nomor 2. Januari 2009

192 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Uang Beredar Setiap transaksi pembayaran diperlukan uang. Dalam ekonomi modern peran uang sangat penting untuk mempermudah semua transaksi pemindahan hak milik. Money is the means of payment or medium of exchange. More informally, money is whatever is generally accepted in exchange. (Dornbusch, 1994 : 369). Dengan demikian uang yang digunakan sebagai alat pembayaran harus dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat dalam transaksi tersebut. Terdapat beberapa motivasi mengapa seseorang atau sebuah institusi bersedia memegang atau menyimpan sejumlah uang, diantaranya adalah motif transaksi, motif berjaga-jaga, dan motif spekulasi. Hal ini terjadi karena uang mempunyai beberapa fungsi. Pada dasarnya tiga macam fungsi uang adalah sebagai berikut: a. Uang adalah suatu alat atau media tukar yang digunakan dalam pembelian dan/atau penjualan barang-barang dan jasa-jasa. b. Uang merupakan standar nilai. c. Uang bertindak sebagai alat atau media penimbun nilai atau kekayaan karena uang merupakan milik kekayaan yang paling likuid. (Farid Wijaya, 2000 : 144). Ada beberapa macam uang yang digunakan dalam semua transaksi ekonomi. Secara teoritis sesungguhnya ada berbagai batasan atau pengertian tentang uang serta komponen-komponen yang termasuk didalamnya. Yang secara umum diterima adalah M1 dan M2. Secara sempit yang disebut sebagai M1 adalah uang logam, uang kertas, dan simpanan giro atau uang giral. (Farid Wijaya, 2000 : 144). Pendapat lain menyatakan bahwa definisi jumlah uang beredar yang sempit dinamakan M1, mencakup uang kartal dan deposit yang dapat digunakan sebagai alat tukar. (Ricard G. Lipsey, et.al, 1992 : 225). Hipothesis dalam penelitian ini adalah: Tingkat inflasi, suku bunga, dan jmulah uang beredar berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs.

Istiono 193 Metode Penelitian Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data jenis rasio, berupa tingkat inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar, dan tingkat kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah. Tingkat inflasi diukur dengan satuan persen. Suku bunga yang digunakan diukur dengan satuan persentase dan merupakan suku bunga bank umum untuk periode 12 bulan. Jumlah uang beredar merupakan jumlah uang yang beredar kelompok M1 dan diukur dalam satuan trilyun rupiah. Sedangkan tingkat kurs dollar diukur dengan satuan rupiah. Data yang dikumpulkan merupakan data runtut waktu (time series), yaitu mulai tahun 1990 hingga 2006. Namun semua data tersebut dipisahkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu mulai tahun 1990 hingga 1996 atau selama 7 tahun dan kelompok kedua yaitu sejak tahun 2000 hingga 2006 atau juga selama 7 tahun. Kelompok pertama mewakili periode sistem kurs mengambang terkendali atau sebelum krisis ekonomi, sedangkan kelompok kedua mewakili periode sistem kurs bebas mengambang atau setelah krisis ekonomi. Metode Analisis Metode analisis regresi digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Tingkat inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar merupakan variabel bebas, sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kurs. Ada dua macam analisis regresi, yaitu regresi sederhana dan regresi berganda. Analisi regresi sederhana digunakan apabila jumlah variabel bebas hanya ada satu dan variabel terikatnya juga ada satu. Persamaan regresi sederhana ditulis sebagai berikut: Y* = a + bx dimana, Y* merupakan tingkat kurs hasil regresi, a merupakan nilai tingkat kurs jika nilai X adalah nol. Notasi b adalah nilai koefisen regresi yang menunjukkan nilai pengaruh nilai X terhadap tingkat kurs, dan nilai ini dapat bertanda posisitif ataupun negatif. Notasi X merupakan nilai dari masingmasing variabel bebas. DIE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 Nomor 2. Januari 2009

194 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Analisis regresi berganda digunakan jika variabel bebas berjumlah lebih dari satu macam dan hanya ada satu macam variable terikat. Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut: Y* = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 dimana, X1 merupakan nilai tingkat inflasi, X2 merupakan nilai suku bunga, dan X3 adalah jumlah uang beredar. Untuk mengukur tingkat signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat akan digunakan nilai α sebesar 0,05 (atau 5 persen). Hasil Penelitian Perkembangan tingkat kurs dollar terhadap rupiah mulai tahun 1990 hingga tahun 1996 dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar itu menunjukkan bahwa nilai dollar terus mengalami peningkatan secara pasti. Tingkat kurs dollar terhadap rupiah pada tahun 1990 adalah Rp1.901 per dollar dan menjadi Rp2.383 pada tahun 1996, sehingga terjadi peningkatan sebesar 25,36 persen selama 6 tahun atau 3,84 persen per tahun (menggunakan rumus future value). Gambar 1 Pergerakan Tingkat Kurs Dollar Tahun 1990 1996 Gambar 2 memperlihatkan pergerakan tingkat kurs dollar mulai tahun 2000 hingga tahun 2006. Gambar ini menunjukkan bahwa tingkat kurs dollar mengalami fluktuasi. Tingkat kurs pada tahun 2000 adalah Rp9.595 per dollar

Istiono 195 dan menjadi Rp9.020 pada tahun 2000. Ini terjadi penurunan (depresiasi) nilai dollar sebesar 5,99 persen atau rata-rata 1,03 persen per tahun (menggunakan rumus future value). Gambar 2 Pergerakan Tingkat Kurs Dollar Tahun 2000 2006 Selama tahun 1990 hingga tahun 1996 sistem kurs yang diterapkan adalah sistem mengambang terkendali, sedangkan sistem kurs tahun 2000 hingga sekarang adalah sistem bebas mengambang. Dari dua gambar diatas dapat diketahui bahwa sistem kurs mengambang terkendali relatif lebih stabil dibandingkan sistem kurs bebas mengambang meskipun sistem pertama menghasilkan apresiasi dollar yang relatif pasti setiap tahun. Pembahasan Regresi Sederhana Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dianalisis dengan analisis regresi. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar, sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat kurs dollar terhadap rupiah. Ada dua macam analisis regresi, yaitu analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Analisis DIE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 Nomor 2. Januari 2009

196 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Ringkasan hasil perhitungan regresi sederhana antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, tingkat kurs, seperti terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Nilai konstanta menunjukkan nilai tingkat kurs jika nilai variabel bebas konstan. Nilai koefisien regresi menunjukkan besaran pengaruh variabel bebas terhadap nilai kurs. Tanda positif pada nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa peningkatan nilai variabel bebas akan meningkatkan nilai tingkat kurs. Sedangkan tanda negatif dari koefisien regresi menandakan bahwa peningkatan nilai variabel bebas menyebabkan penurunan nilai tingkat kurs dan sebaliknya. Nilai Sig. menunjukkan nilai signifikansi pengaruh nilai variabel bebas terhadap nilai tingkat kurs. Jika nilai Sig adalah lebih kecil atau sama dengan 0,05 (atau 5 persen) berarti pengaruh tersebut adalah signifikan, tetapi jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka pengaruh itu tidak signifikan. Nilai R Square merupakan nilai koefisien determinasi, yang menunjukkan penjelas (pengaruh) variasi nilai variabel bebas terhadap variasi nilai tingkat kurs. Tabel 1 Hasil Regresi Sederhana Tahun 1990 1996 Variabel Bebas Konstanta Koefisien Regresi Sig. R Square Inflasi Bunga Uang 2206,203 2600,932 1692,058-12,268-27,000 11,197 0,537 0,240 0,000 0,081 0,262 0,960 Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil analisis regresi sederhana tahun 1990 hingga 1996 persamaan regresi tingkat kurs mempunyai konstanta positif. Namun, persamaan tersebut mempunyai koefisien regresi negatif untuk variabel bebas tingkat inflasi dan suku bunga, ini berarti peningkatan (penurunan) nilai tingkat inflasi atau suku bunga menyebabkan penurunan (peningkatan) tingkat kurs. Sedangkan koefisien regresi jumlah uang beredar bertanda positif, yang berarti peningkatan (penurunan) jumlah uang beredar akan meningkatkan (menurunkan) tingkat kurs. Nilai Sig menunjukkan nilai signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebebas terhadap tingkat kurs. Berdasarkan nilai Sig itu, maka dapat

Istiono 197 diketahui bahwa hanya jumlah uang beredar yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs dollar karena mempunyai nilai Sig lebih kecil dari 0,05 (yaitu sebesar 0,000). Sehingga persamaan regresi untuk tingkat kurs dengan jumlah uang beredar adalah : Tingkat kurs = 1692,058 + 11,197(uang) Ini berarti bahwa jika jumlah uang beredar adalah konstan, tingkat kursnya adalah Rp1692,06 per dollar. Tingkat kurs dollar akan naik atau turun sebesar Rp11,197 jika jumlah uang beredar naik atau turun sebesar Rp1 trilyun. Nilai R Square merupakan nilai koefisien determinasi. Nilai koefisien determinasi sebesar 0,960 atau 96 persen menunjukkan bahwa 96 persen variasi tingkat kurs dapat dijelaskan oleh variasi jumlah uang beredar, sedangkan 4 persen sisanya dijelaskan oleh variasi variabel lain. Tabel 2 Hasil Regresi Sederhana Tahun 2000 2006 Variabel Bebas Konstanta Koefisien Regresi Sig. R Square Inflasi Bunga Uang 8294,900 8500,297 9938,477 111,328 72,722-2,438 0,064 0,468 0,566 0,528 0,110 0,070 Dari Tabel 2 terlihat bahwa persamaan regresi tingkat kurs mempunyai nilai konstanta positif untuk semua variabel bebas. Nilai koefisien regresi untuk tingkat inflasi dan suku bunga bertanda positif, sedangkan untuk jumlah uang beredar bertanda negatif. Hasil ini berlawanan dengan hasil analisis regresi sederhana tahun 1990 1996 seperti nampak pada Tabel 1. Semua nilai Sig pada Tabel 2 adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tidak ada variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs selama periode tahun 2000 hingga 2006. Regresi Berganda Pengaruh beberapa variabel bebas secara simultan terhadap satu variabel terikat ditunjukkan dari analisis regresi berganda. Hasil analisis berganda untuk semua variabel penelitian selama periode tahun 1990 hingga tahun 1996 dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5. DIE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 Nomor 2. Januari 2009

198 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Tabel 3 Anova Regresi Berganda Tahun 1990 1996 Koefisien signifikansi (Sig.) pada Tabel 3, yang sebesar 0,009, adalah lebih kecil dari 0,05 (nilai α sebesar 5 persen). Ini berarti bahwa tingkat inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs selama periode pengamatan 1990 1996. Tabel 4 Koefisien Regresi Berganda Tahun 1990 1996 Tabel 4 memperlihatkan nilai koefisien regresi setiap variabel bebas terhadap tingkat kurs. Nilai signifikansi (Sig.) tingkat inflasi dan suku bunga adalah lebih besar dari 0,05, sedangkan untuk jumlah uang beredar adalah lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, secara parsial hanya jumlah uang beredar yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs. Persamaan regresi tingkat kurs untuk periode tahun 1990 hingga tahun 1996 adalah sebagai berikut: Tingkat kurs = 1.600,711 + 4,657(inflasi) + 2,148(bunga) + 11,902(uang) Persamaan itu bermakna bahwa jika nilai tingkat inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar adalah konstan maka tingkat kurs dollar terhadap rupiah adalah Rp1.600,71. Jika tingkat inflasi naik atau turun sebesar 1 persen, variabel lain dianggap konstan, tingkat kurs akan naik atau turun sebesar Rp4,66. Tingkat kurs akan naik atau turun sebesar Rp2,15 jika suku bunga naik atau turun sebesar 1 persen (variabel lain dianggap konstan). Selanjutnya.

Istiono 199 apabila jumlah uang beredar bertambah atau berkurang sebesar Rp1 trilyun, maka tingkat kurs akan naik atau turun sebesar Rp11,90 (variabel lain dianggap tidak mengalami perubahan). Tabel 5 Ringkasan Model Regresi Berganda Tahun 1990 1996 Nilai koefisien determinasi, yang ditunjukkan oleh nilai R Square, untuk regresi berganda periode 1990 1990 adalah 0,969. Ini berarti bahwa 96,9 persen variasi dari tingkat kurs dapat dijelaskan oleh variasi semua variabel bebas secara simultan, sedangkan 3,1 persen dari variasi tingkat dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda antara semua variabel bebas dan variabel terikat untuk data tahun 2000 hingga tahun 2006 ditunjukkan dalam Tabel 6, Tabel 7, dan Tabel 8. Tabel 6 Anova Regresi Berganda Tahun 2000 2006 Hasil analisis varian (Anova) pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa variabel tingkat inflasi, suku bunga, dan jumlah uang beredar secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs. Ini ditunjukkan dengan nilai koefisien signifikansi sebesar 0,423 yang jauh lebih besar dari 0,05 (nilai α). DIE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 Nomor 2. Januari 2009

200 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Tabel 7 Koefisien Regresi Berganda Tahun 2000 2006 Tabel 7 menunjukkan nilai konstanta dan koefisien regresi dari masingmasing variabel bebas terhadap tingkat kurs. Dari semua nilai tersebut dapat dibuat persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Tingkat kurs = 8.783,012 + 109,122(inflasi) 4,712(bunga) 1,741(uang) Nilai koefisien regresi suku bunga dan jumlah uang beredar bertanda negatif. Ini berarti jika suku bunga atau jumlah uang beredar naik (turun), maka tingkat kurs akan turun (naik). Nilai perubahan tingkat kurs adalah sebesar nilai koefisien regresi dikalikan dengan nilai perubahan dari suku bunga atau jumlah uang beredar. Nilai Sig. pada kolom terakhir dari Tabel 7 mengindikasikan tingkat signifikansi pengaruh setiap variabel bebas terhadap tingkat kurs. Semua variabel bebas mempunyai nilai Sig. lebih besar dari 0,05, maka pengaruh setiap variabel bebas secara parsial terhadap tingkat kurs adalah tidak signifikan. Tabel 8 Ringkasan Model Regresi Berganda Tahun 2000 2006 Nilai koefisien determinasi atau R Square adalah sebesar 0,561 (lihat Tabel 8). Ini berarti bahwa 56,1 persen variasi tingkat kurs dapat dijelaskan

Istiono 201 oleh variasi dari semua variable bebas, sedangkan sisanya (43,9 persen) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Kesimpulan Berdasarkan bahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: - Dengan menggunakan analisis regresi sederhana, untuk periode pengamatan tahun 1990 hingga tahun 1996 hanya jumlah uang beredar yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs dollar. Sedang untuk periode pengamatan tahun 2000 hingga tahun 2006 tidak ada satupun dari variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs dollar. - Dengan analisis regresi berganda pada periode pengamatan tahun 1990 hingga tahun 1996, semua variabel bebas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs dollar. Namun, secara parsial hanya jumlah uang beredar yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs dollar. Sedangkan untuk periode pengamatan mulai tahun 2000 hingga tahun 2006, secara simultan maupun parsial tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kurs dollar. Adapun saran yang dapat diajukan untuk perbaikan penelitian berikutnya yang berkaitan dengan topik bahasan yang sama adalah sebaiknya penelitian berikutnya menggunakan variabel penelitian lebih banyak dan periode pengamatan lebih lama. Daftar Pustaka Brigham, Eugene F. and Louis C. Gapenski. 1993. Intermediate Financial Management. Fourth Edition. USA. The Dryden Press. Dornbusch, Rudiger and Stanley Fischer. 1994. Macro Economics. Sixth Edition. New York. McGraw-Hill, Inc. DIE Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Volume 5 Nomor 2. Januari 2009

202 Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisisi Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi 3. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Kuncoro, Mudrajad. 1996. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE. Madura, Jeff. 1992. Internasional Financial Management. Third Edition. New York. West Publishing Company. Purvis, Douglas D., et.al. 1992. Pengantar Makroekonomi. Edisi Kesembilan. Jakarta. Binarupa Aksara. Ratnawati, Tri. 2004. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Faktor Ekstern, Kesempatan Investasi dan Pertumbuhan Aset Terhadap Keputusan Pendanaan Perusahaan Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Jakarta. Ringkasan Disertasi. Program Doktor Ilmu Ekonomi Program Pasca Sarjana Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Rodriguez, Rita M. and E. Eugene Carter. 1984. International Financial Management. Third Edition. USA. Prentice-Hall International. Smith, Gary. 1993. Financial Assets, Markets, and Institution. Toronto. DC Heath and Company. Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat. Jakarta. Rineka Cipta. Wijaya, Faried. 2000. Ekonomikamakro. Cetakan Keempat. Yogyakarta. BPFE.