KULIAH WARDAT 10 April 2012 Pertemuan ke 9

dokumen-dokumen yang mirip
Hukum Waris Kekeluargaan Adat Kelas B Pak Afdol

CATATAN HUKUM KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT MATERI UTS

HUKUM KEKELUARGAAN DAN KEWARISAN ADAT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain. 1. Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)

BAB V PARA AHLI WARIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. lainnya dalam satu kesatuan yang utuh (Abdulsyani, 1994:123).

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

Hukum Waris Adat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Adat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa aspek yang perlu untuk diperhatikan baik itu oleh masyarakat sendiri

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

KULIAH KEWARISAN ADAT 21 Februari 2012 Pertemuan ke 2

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, industri, pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainnya.

Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

Diskusi Mata Kuliah Gemar Belajar Perjanjian dan Waris

BAB IV PRAKTEK PEWARISAN HARTA PUSAKA TINGGI TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DI NAGARI PARIANGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Barat, sistem Hukum Adat dan sistem Hukum Islam. 1 Sebagai sistem hukum,

HASIL WAWANCARA. Konteks Tatap Muka dalam Komunikasi Antarpribadi

HUKUM WARIS. Hukum Keluarga dan Waris ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran untuk dapat memanfaatkan isi dunia ini. Selain itu manusia. yang dilalui untuk dapat mempertahankan dirinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah istilah yang

BAB III HAK WARIS ANAK SUMBANG. A. Kedudukan Anak Menurut KUH Perdata. Perdata, penulis akan membagi status anak ke dalam beberapa golongan

BAB IV ANALISIS HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARIS DI KEJAWAN LOR KEL. KENJERAN KEC. BULAK SURABAYA

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA

KEDUDUKAN JANDA TERHADAP HARTA BERSAMA MENURUT HUKUM WARIS ADAT JAWA

1. Pewarisan Langsung (uit eigen hoofde) 2. Pewarisan melalui Penggantian tempat (bij plaats vervulling)

HUKUM KELUARGA DAN KEWARISAN ADAT. Oleh: Fokky Fuad, SH, MH

BAB V KESIMPULAN. bab- bab sebelumnya maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

PEMBAGIAN HAK WARIS KEPADA AHLI WARIS AB INTESTATO DAN TESTAMENTAIR MENURUT HUKUM PERDATA BARAT (BW)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

PERBANDINGAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ADAT DAN MENURUT BW DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu masyarakat. Hal ini disebabkan karena hukum waris itu sangat erat kaitannya

BAB I TENJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

BAB IV ANALISIS DATA A. Persamaan dan Perbedaan Hukum Islam dan Hukum Perdata Indonesia Tentang Hibah dalam Keluarga

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB III KEBIASAAN PEMBAGIAN WARIS ADAT MASYARAKAT KEJAWAN LOR. A. Pengertian Anak Perempuan Sulung oleh Masyarakat Kejawan Lor

Universitas Airlangga Fakultas Hukum Departemen Dasar Ilmu Hukum

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

Fatma Yulia ISSN Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Republik Indonesia (NRI) memiliki wilayah yang sangat luas

HUKUM ADAT. Oleh : PUJI WULANDARI, M.Kn

BAB III PELAKSANAAN PENGANGAKATAN ANAK TERHADAP BAPAK KASUN YANG TERJADI DI DESA BLURI KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KEWARISAN

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. dan kerukunan dalam keluarga tetap terjaga. Pewarisan merupakan salah satu

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam fase kehidupan manusia terdapat tiga peristiwa penting yaitu, kelahiran,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya hukum waris yang terdapat di Indonesia ini masih bersifat

HUKUM WARIS PERDATA BARAT

Soal Latihan UAS 2014/2015 Asas-Asas Hukum Perdata

Hukum Adopsi menurut Hukum Adat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (ekonomis) hingga ratusan juta rupiah menjadi semakin marak. Undian-undian

BAB I PENDAHULUAN. Belanda, meskipun saat ini penggolongan penduduk telah dihapus semenjak adanya

HUKUM KEWARISAN ISLAM HUKUM WARIS PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FHUI

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN DALAM PEMBAGIAN WARISAN I WAYAN ADIARTA / D

BAB I PENDAHULUAN. Sistem hukum waris Adat diperuntukan bagi warga Indonesia asli yang pembagiannya

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan patrilinial yang menyebabkan sistem pertalian kewangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Tiap-tiap hukum merupakan suatu sistem yaitu peraturan-peraturannya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS. (BW). Ketiganya mempunyai ciri dan peraturan yang berbeda-beda, berikut

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

P E N E T A P A N Nomor : 13/Pdt.P/2012/PA Slk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sangat menghormati adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. terjalinnya hubungan antar individu maupun kelompok.

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau beberapa orang lain. Intinya adalah peraturan yang mengatur akibat-akibat

diasuh oleh team-teaching PROGRAM PASCASARJANA USU Program Magister Kenotariatan

TINJAUAN YURIDIS ATAS AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM WARIS

PARENTAL SISTEM WARIS ADAT PARENTAL. Perhitungan sistem Parental 06/10/2016

16/10/2016. I. Pengertian Hukum Waris Adat

I. PENDAHULUAN. defenisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya):

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kedudukan Perempuan dalam Hukum Waris Adat Batak Toba

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat)

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN DALAM PEWARISAN DITINJAU DARI SISTEM HUKUM KEKERABATAN ADAT

BAB I PENDAHULUAN. Antara laki-laki dengan perempuan mempunyai rasa ketertarikan dan saling

Waris Menurut BW Bab I Pendahuluan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TIDAK ADANYA HAK WARIS ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang di

ASPEK YURIDIS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN NURFIANTI / D

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri.

BAB II TINJAUAN UMUM HARTA BERSAMA DAN TATA CARA PEMBAGIAN HARTA BERSAMA

Transkripsi:

KULIH WRDT 10 pril 12 Pertemuan ke 9 UU No.1/ 1974: Ps. 3: asas monogamy relative Ps. 5: syarat perkawinan Ps.8: Larangan perkawinan Ps. 13: Pencegahan perkawinan Ps. 31: Hak & kewajiban Suami Istri seimbang/ sederajat Ps. 32: Neolokal Ps. 37 : perkawian putus karena perceraian, maka diatur menurut hukum masing masing Ps. 41: Bapak bertanggung jawab membiayai anak meskipun sudah cerai (bilateral) Ps. 66: hal hal lain yang sudah diatur dalam UU 1/1974 mencabut ketentuan peraturan lain yang mengatur mengenai hal perkawinan KULIH WRDT 17 pril 12 Pertemuan ke 10 Hukum Kewarisan dat Timbulnya Masalah Kewarisan: a. da orang yang meninggal (pewaris) b. da keluarga yang ditinggalkan (ahli waris) c. da harta yang ditinggalkan (warisan) Sistem hukum waris : a. Dibagi bagi (individual) b. Tidak dibagi (kolektif) : - Mayorat: laki laki / perempuan - Kolektif - Minorat: anak paling kecil (Dili) Hukum Kewarisan: Seperangkat peraturan yang memuat ketentuan dan mengenai peralihan hak dan kewajiban si mati sehubungan dengan harta kekayaannya kepada orang/ sekumpulan orang yang masih hidup (ahli waris) Subjek hukum waris: a. Pewaris: orang yang mati dengan meninggalkan harta kekayaan b. hli waris: orang/ sekumpulan orang yang berhak atas harta kekayaan si mati Siapa pewaris / ahli waris: - Bergantung pada sistem kekeluargaan yang dianut - Bentuk perkawinan: jujur atau semendo Patrilineal beralih alih - Kawin jujur ahliwaris laki laki - Kawin semendo ahliwaris perempuan

- Rejang/semendo rajo2 : lai laki / perempuan - Rejang o Semendo beradat: Mewaris dari setengah ayah setengah ibu o Tidak beradat: mewaris hanya dari ibu o Kurang beradat: mewaris hanya dari ibu, kecuali membayar uang pedaut Patrilineal Kalau perceraian, di Batak harus ada rapat Hasirangan tergantung besar/kecilnya kesalahan istri. Jika salah istri besar, harus meninggalkan hartanya untuk anak anaknya. Matrilineal Jika yang meninggal adalah wanita Batak (istri) adalah Bapaknya atau hartanya dikuasai sementara oleh suaminya untuk kelak anak anaknya hliwaris adalah anak laki laki dan perempuan mewaris dari ibunya nak laki laki dan perempuan bukan ahli waris dari ayahnya untuk seluruh harta (tradisionil) Tidak adil jika harta ayah menjadi milik ponakannya Perkembangan hukum adat minangkabau: a. jika ayah meninggal harta pusako tinggi : di warisi oleh keluarga matrilineal ayah (turun temurun dari nenek moyang) sistem pewarisan kolektif b. Harta pusako rendah: harta pencaharian ayahnya : akan diwarisi oleh anak anaknya bisa jadi harta pusako tinggi jika diwariskan lagi pada anak anaknya yahnya meninggal, anak anak yang tidak seklen bukan menjadi ahliwaris dari ayahnya (sebelum 1955), sehingga seluruh hartanya dikuasai oleh ibunya Semendo bertandang : suami hanya menjadi tamu Koreksi hukum adat: anak anak menjadi ahli waris dari ayahnya ½ harta bersama + ½ harta perorangan : masuk harta pusako tinggi, biasanya pusako tinggi dikuasai oleh ibu pewaris Bilateral yah dan ibu adalah pewaris untuk anak anaknya Laki laki dan perempuan adalah ahli waris dari kedua orangtuanya Bagai dapat dari 2 sumber mata air: dapat dari sisi ayah & ibu Sistem Kewarisan dat Individual: harta peninggalan si pewaris dapat dibagikan secara perseorangan kepada masing masing ahliwaris secara perseorangan (sesuai kedudukan perseorangan dalam urutan urutan ahliwaris) Kolektif: harta peninggalan tidak dibagi bagi kepemilikannya dipunyai secara bersama sama oleh semua ahli waris - Contoh: Pusako tinggi : pemakaiannya hanya hak pakai karena tidak dibagi (dibagi bagi sesuai jumlah ahli waris) ; Harta pusako rendah tidak ada ketentuan pewarisan kolektif/ individual, bergantung pada kesepakatan keluarga batih itu sendiri Mayorat: laki laki : Bali & Lampung - Yang akan menerima harta adalah anak laki laki tertua yang masih hidup pada saat pewaris meninggal wajib membiayai hidup adik adiknya & membiayai ibunya - Nyantanayang (Bali) & Tambig nak (Lampung)

Mayorat perempuan: Tanah Semendo & suku Dayak - Yang akan menerima harta adalah ana perempuan tertua yang masih hidup ketika si pewaris meninggal - nak tunggu tubang: mengurus harta warisan bagi adik adiknya Prinsip kewarisan : Prinsip umum : da hubungan darah istri bukan ahliwaris Prinsip khusus: 1 klan dengan pewaris tidak ada di masyarakat Bilateral - Patrilineal: anak laki laki se klen dengan ayah - Matrilineal: anal perempuan & laki laki se klen dengan ibu Termasuk kelompok keutamaan yang diutamakan Tidak ada penghubung dan tidak ada lagi penghubung Garis Pokok Keutamaan: Suatu garis hukum yang menentukan perurutan keutamaan antara golongan golongan dalam keluarga pewaris, dalam arti: - Golongan yag satu lebih diutamakan dari golongan yang lain denagn akibat suatu golongan belum boleh dimasukkan dalam perhitungan jika masih ada golongan yang lebih utama Garis pokok penggantian: Suatu cara untuk menentukan siapa ahli waris yang sesungguhnya diantara orang orang yang sekelompok, keutamaan, diantara keluarga pewaris Berapa bagian masing masing ahli waris jika hukum kewarisannya mengizinkan pembagian Garis Keutamaan: I. Keturunan: anak dan cucu ( kecuali anak meninggal) II. Orang tua III. Saudara saudara pewaris beserta keturunannya IV. Kakek nenek pewaris V. Saudara dari orangtua pewaris serta keturunannya (paman/bibi) : pewaris : Sudah meninggal = : pewarisnya laki laki : garis perkawinan = : pewarisnya perempuan : laki laki : anak sah : perempuan : anak angkat : nak alam

Golongan I: nak dan cucu (apabila anak meninggal).w. : C, D, E, F, G Golongan II: Orangtua: dan B B C D E F G Golongan III: Saudara dan keturunannya.w. :, B, C, D Golongan IV: Kakek dan Nenek ( dan B) B B C D Golongan V: Saudara dari orangtua pewaris serta keturunannya.w. :, B, C, D B C D

KULIH WRDT 24 pril 12 Pertemuan ke - 11 B C D E F G H I J K Pewaris () adalah laki laki batak Prinsip umum: pada prinsipnya, ahli waris adalah anak (keturunan garis lurus ke bawah) Prinsip khusus: pada masyarakat unilateral (patrilineal) a. Patrilineal: hanya anak laki laki yang mendapat warisan b. Matrilineal: hanya anak perempuan yang mendapat warisan I merupakan ahli waris pengganti, dan E sebagai penghubung / garis pokok penggantian Harta waris Jadi 1 bagian (1 + ½) (harta perorangan waris + ½ harta bersama) (hutang pewaris+ biaya/ ongkos sakit + biaya penguburan) ½ lagi bagian si hidup janda/duda Kecuali di Batak: untuk laki laki batak + hara bersama tidak diberikan pada istri, Seluruh harta untuk ahli waris janda ditanggung ahli waris Ibu dapet, ayah ngga bila seluruh keturunan meninggal, karena ayah tidak satu klen dengan pewaris Masyarakat Matrilineal : Jurai : F ada di kelompok keutamaan ganjil (1,3,5) penghubung dari Prinsip umum: C, D, E, F diganti oleh J, K, L Prinsip khusus: C, D, E Keutamaan: Golongan I C D E F Cucu tidak mewaris G H I J K L

KULIH WRDT 8 Mei 12 Pertemuan ke 13 Mewaris harus memenuhi 3 kriteria: - Pewaris: bisa laki laki dan perempuan - Harta peninggalan - hli waris Latihan Soal Sistem kewariasn individual: ahli waris bisa memiliki harta secara pribadi, harta waris dibagi masing masing sehingga tiap ahli waris memiliki hak milik atas harta Kolektif: kepemilikannya dimiliki secara bersama sama oleh seluruh ahli waris, yang bisa dibagi hanyalah hak pakainya Mayorat laki-laki: Batak dan Bali Mayorat Perempuan: Lampung Kepandon Contoh Soal 1. seorang laki laki Batak meninggal dunia dengan meninggalkan 3 orang anak yaitu 2 anak laki laki dan 1 orang anak perempuan. Salah satu anak laki laki meninggal terlebih dahulu dengan meninggalkan 2 orang anak laki laki. Istri dan kedua orangtua masih hidup. Harta yang ditinggalkan Rp 150 juta sudah dikurangi biaya RS dan pemakaman. a. Gambarkan kasus di atas b. Siapa saja yang berhak tampil sebagai ahli waris yang sesungguhnya? c. Berapa besar bagian masing masing ahli waris? 1. JWBN a. B D E C F G b. - Prinsip umum: adanya hubungan darah dengan pewaris, prinsip ini terpenuhi -Prinsip khusus: adanya hubungan satu klan dengan pewaris karena laki laki Batak (prinsip ini terpenuhi) -Garis pokok keutamaan I yaitu C dan D -Garis pokok penggantian karena C meninggal ada garis penghubung, maka yang tampil : F dan G -hli waris sesungguhnya adalah F, G dan D -Jika tidak ada keturunan, maka yang mendapat adalah ayahnya

c. C dan D mendapat masing masing setengahnya = ½ x Rp 150juta = Rp 75 juta Bagian C diberikan kepada F & G masing masing mendapatkan stengah = ½ x Rp 75 = Rp 37,5 jt 2. seorang laki laki Minangkabau meninggal dunia dengan meninggalkan 3 orang anak yaitu 2 anak laki laki dan 1 orang anak perempuan. nak perempuan dan salah satu anak laki laki meninggal terlebih dahulu dengan meninggalkan 2 orang anak laki laki. Istri dan kedua orangtua masih hidup. Harta yang ditinggalkan Rp 150 juta sudah dikurangi biaya RS dan pemakaman. a. Gambarkan kasus di atas b. Siapa saja yang berhak tampil sebagai ahli waris yang sesungguhnya? c. Berapa besar bagian masing masing ahli waris? 2. JWBN a. H I D C b. -Prinsip umum: melalui hubungan darah -Prinsip khusus: pada masyarakat matrilineal menganut hubungan satu clan, termasuk golongan keutamaan, disini golongan keutamaan II -sebelum tahun 1952 yang masih benar benar adat -C dan D yang merupakan anak pewaris tidak seklen dengannya Sehingga, ahliwaris yaitu I -I: sebagai orangtua dari yaitu ibu dari pewaris I mendapatkan seluruh HW dari pewaris c. I mendapat Rp 150 juta 3. seorang wanita Minangkabau meninggal dunia dengan meninggalkan 3 orang anak yaitu 2 anak laki laki dan 1 orang anak perempuan. Salah satu anak laki laki meninggal terlebih dahulu dengan meninggalkan 2 orang anak laki laki. Istri dan kedua orangtua masih hidup. Harta yang ditinggalkan Rp 150 juta sudah dikurangi biaya RS dan pemakaman. a. Gambarkan kasus di atas b. Siapa saja yang berhak tampil sebagai ahli waris yang sesungguhnya? c. Berapa besar bagian masing masing ahli waris?

3. JWBN a. I E D C b. -Prinsip umum: ada hubungan darah antara pewaris dan ahli waris -Prinsip khusus: ada hubungan klen pewaris dan ahli waris -C, D, E adalah ahli waris karena se clan -Harta C tidak diberikan pada anak anaknya, karena anak anak C tidak satu klen dengan C - hli waris sesungguhnya: D dan E >> Jika tidak ada keturunan seklen, ahli warisnya adalah Ibunya pewaris, saudara atau nenek pewaris atau buyut wanita pewaris c. D dan E memperoleh masing masing Rp 75 juta NOTE: Yang dipelajari: hanya TRDISIONL SLI Sistem tanggung jawab a. Terbatas: ahli waris bertanggungjawab terhadap hutang pewaris sebatas harta peninggalan b. Tidak terbatas: ahli waris bertanggung jawab terhadap semua hutang pewaris, walaupun hartanya sedikit atau kurang dari besarnya hutang (di Indonesia) contoh: di pemakaman, jika ada sangkut paut hutang, mohon disampaikan pada keluarganya Menanggung sesuai kedudukannya sesuai bagian jika membagi harta waris contoh: hutang Rp juta, peninggalan Rp 10 juta, ke 3 juta, B 5 juta, C 6 juta, D 4 juta, E 2 juta. hli waris memutuskan untuk terbatas. Berapa yang harus ditanggung ahli waris? Jumlah hutang di pihak tertentu Jumlah seluruh hutang x Harta Peninggalan Contoh: = 3 X 10 juta = Rp 1,5 juta B = 5 x 10 juta = Rp 2,5 juta C= 6 x10 juta = Rp 3 juta D = 4 x 10 juta = Rp 2 juta E = 2 x Rp 10 juta = Rp 1 juta

pakah harta peninggalan harus langsung dibagi? Bisa diserahkan hanya ke ibunya jadi harta tidak dibagi karena anak anaknya sudah sukses Harta dapat dibagi kepada anak anaknya seperti biasa atau karena anak anak mencar dan butuh biaya Menyerahkan ke salah satu saudara yang dianggap kurang mampu Pertikaian ibu tiri dan anak janda mau kawin lagi agar tidak ada kerancuan harta suami I dan II Hibah dan Pembagian Harta Kekayaan semasa hidup: a. Hibah: pemberian dari harta orang tua kepada keturunan nya semasa hidunya yg kelak akan diperhitungkan sebagai warisan apabila orangtuanya meninggal Berupa tanah : sertifikat dengan tanah balik nama Suami istri tidak boleh melakukan hibah kepada masing masing HIbah berasal dari hukum Islam dan berlaku seketikan serta harus dilakukan secara terbuka dan tidak boleh melebihi 1/3 harta warisan b. Hibah wasiat/ wekas/ weling (amanat): Pemberian harta/ bagian tertentu pada seorang ahli waris dari harta kekayaan, kelak apabila ia meninggal Dalam hukum adat, tidak ada legitieme portie, dan membuat testamen hanya dengan lisan disaksikan oleh kepala adat. Hibah wasiat hanya ada di Indonesia terbuka namun tidak seketika berlaku Kedudukan Janda dalam Mewaris Dulu, janda bukanlah ahli waris karena perkembangan zaman, Putusan 7 Maret 1959 Reg No.393/K/sip/1958: yurisprudensi M: seorang janda mendapat ½ dari harta gono gini (harta bersama) sedangkan semula bagian janda hanya 1/3 bagian Putusan 25 Feb 1959 Reg no 387/K/SIP/1958 : menurut hukum adat yang berlaku di Jateng, seorang janda mendapat ½ dari harta bersama Putusan29 Oktober 1958 Reg No 298/K/SIP/2959: menurut hukum adat di jawa: apabila dalam suatu perkawinan tidak ada anak, maka janda dapat menguasai harta gono gini sampai meninggal/ kawin lagi untuk penghidupanya Putusan 26 Oktober 1961 Reg No. 307/K/SIP/1960: Bukan hanya harta bersama yang dikuasai janda, tapi harta asal bisa dikuasai dan dia dapat menjadi ahli waris sampai janda tersebut kawin lagi/ meninggal Janda merupakan ahli waris yang kedudukannya sama dengan anak (Pak Bakti) Perkembangan Hukum waris dat dewasa ini: Hakim adalah bebas & terikat : tidak selalu harus mengikuti putusan yurisprudensi yang sudah ada, tetapi bebas untuk menentukan disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat Bagian anak laki laki sama dengan anak perempuan di Batak Putuasn M 1 Des 1961 Reg 179/K/SIP/1961jo PT Medan 29 gustus 1959: anak perempuan + anak laki laki bersama - sama berhak atas harta waris berarti bagian anak laki laki adalah sama dengan bagian anak perempuan