PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN SISTEM AKTIVITAS DAN KERUANGAN WILAYAH BANDUNGAN DALAM UPAYA PENERAPAN KONSEP AGROPOLITAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR TKP 477

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA TIRTO ARGO DI UNGARAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WISATA AGRO BUNGA SEBAGAI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SUKUH PERMAI DI NGARGOYOSO KARANGANYAR

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sosial (social development); pembangunan yang berwawasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dan membangun pertanian. Kedudukan Indonesia sebagai negara

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

STUDI POLA RUANG ALIRAN KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN ANTARWILAYAH DI PROVINSI BANTEN TUGAS AKHIR

Budidaya ikan sistem karamba jaring apung di Waduk Kedungombo Kabupaten Boyolali. Sutini NIM K UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (RTRW Kab,Bandung Barat)

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

HOTEL RESORT DI KAWASAN RAWAPENING (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik)

PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA AGRO PAGILARAN BATANG JAWA TENGAH Dengan Tema Ekowisata

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA KOPENG. Oleh : Galuh Kesumawardhana L2D

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional yang dilaksanakan pada berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu yang sangat panjang perhatian pembangunan pertanian

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. secara serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

Renstra BKP5K Tahun

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

STUDI IDENTIFIKASI ATRAKSI WISATA RAWAPENING YANG DIMINATI PASAR WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SUSILOWATI RETNANINGSIH NIM L2D398188

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Agrowisata

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang

RESORT DAN SPA Sebagai Fasilitas Pengikat Paket Wisata Adventure di Ambarawa

PENGARUH PERUBAHAN TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN KLASTER PADI ORGANIK KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: A. ARU HADI EKA SAYOGA L2D

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA TLOGO DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

ARAHAN PENGATURAN LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN SETYABUDI RAYA POTROSARI SEBAGAI DAMPAK MUNCULNYA PUSAT PERBELANJAAN ADA, BANYUMANIK SEMARANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data strategis Kabupaten Semarang tahun 2013, produk sayuran yang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

KINERJA PENGENDALIAN PEMANFAATAN LAHAN RAWA DI KOTA PALEMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: ENDANG FEBRIANA L2D

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

Transkripsi:

PENGARUH AKTIVITAS BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR TERHADAP PERKEMBANGAN DESA JIMBARAN, KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: M. LUTHFI EKO NUGROHO NIM L2D 001 440 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

ABSTRAKSI Aktivitas pertanian tradisional masih banyak ditemukan di desa yang masih belum tersentuh teknologi dan informasi dengan baik. Selanjutnya teknologi maju memasuki desa melalui pendidikan sekolah, sarana transportasi dan komunikasi, serta kegiatan perdagangan dan pertanian modern. Hal tersebut memang secara umum dapat membangun desa tersebut menjadi berkembang ke arah yang lebih baik. Pada dasarnya pembangunan pedesaan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat desa, mencegah arus urbanisasi, menghilangkan secara perlahan sifat isolasi desa, pengembangan teknologi di pedesaan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan dan memacu proses modernisasi desa. Pembangunan pedesaan (Rural Development) adalah pendekatan yang digunakan dalam rangka pemanfaatan inisiatif dan kekuatan lokal yang lebih efektif untuk peningkatan produksi dan standar hidup yang lebih baik (Miller diterjemahkan oleh Wiryosoemarto, 1977). Aktivitas pemancingan ikan air tawar yang terletak di Desa Jimbaran, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang merupakan salah satu potensi wilayah yang sedang berkembang dan memiliki prospek yang cukup bagus ke depannya. Kontribusi kepada daerah dan masyarakat sekitar dirasakan sangat besar. Dilihat dari omzet pendapatan per hari setiap pengusaha pemancingan rata-rata 1-2 juta pada hari biasa dan meningkat 15-25 juta pada hari Sabtu dan Minggu. (Kompas, 30 Maret 2003) Aktivitas budidaya perikanan di Desa Jimbaran tersebut diindikasikan menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan Desa Jimbaran, dengan pengertian perkembangan desa dalam lingkup lingkup perekonomian, ketenagakerjaan, serta perkembangan perubahan lahan. Penelitian dilakukan dengan melihat pengaruh aktivitas budidaya perikanan air tawar Desa Jimbaran dari faktor ekonominya yang meliputi tingkat penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, perubahan mata pencaharian, dan pengaruhnya terhadap perubahan tata guna lahan di daerah tersebut. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa aktivitas budidaya perikanan menimbulkan pengaruh antara lain menumbuhkan aktivitas-aktivitas baru, terutama aktivitas perekonomian, menumbuhkan kesempatan kerja masyarakat, menimbulkan perubahan komposisi tenaga kerja, serta menimbulkan tingkat perubahan lahan di Desa Jimbaran. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan akan digunakan oleh pemerintah daerah sebagai acuan dalam pengembangan wilayah dengan potensi aktivitas budidaya perikanan air tawar Desa Jimbaran untuk peningkatan pendapatan asli daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, dalam rangka pengembangan wilayah Kabupaten Semarang. Kata Kunci : pengaruh, aktivitas budidaya, perikanan air tawar, sosial ekonomi, perubahan tata guna lahan, pembangunan perdesaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan wilayah menjadi suatu kecenderungan dalam perencanaan terutama setelah era otonomi daerah. Sebuah wilayah dapat mengalami perkembangan yang pesat jika daerah tersebut memiliki potensi di dalam wilayahnya yang memiliki daya tarik yang cukup tinggi dan memiliki daya saing dalam rangka persaingan antar daerah dalam peningkatan pendapatan daerah. Dalam otonomi daerah, setiap daerah diharapkan mampu untuk mengoptimalkan potensi yang ada di daerahnya. Pengembangan wilayah digunakan sebagai usaha untuk mengenali sekaligus mengoptimalkan potensi suatu daerah. Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki daya terik secara ekonomi suatu wilayah. Aktivitas pertanian yang ada jika dikelola dengan baik dan dengan cara yang tepat dapat menimbulkan pengaruh yang cukup signifikan terhadap sektor perekonomian suatu negara atau daerah. Dalam Arifin, 2003 disebutkan bahwa, dalam sejarah modern Indonesia, pertumbuhan sektor pertanian mencatat suatu kinerja yang tidak terlalu buruk. Sektor pertanian tumbuh sekitar 3,73 % rata-rata per tahun pada periode 1968-2001, suatu angka pertumbuhan yang tidak terlalu rendah. Pada perkembangan sektor pertanian dengan menggunakan berbagai macam teknologi, seperti pengembangan bibit hibrida, penyempuraan pengolahan tanah, dan pupuk yang semakin baik akan semakin meningkatkan produktivitas pertanian dan dapat memberikan sumbangan yang cukup besar untuk perekonomian. Pertanian dengan bersawah merupakan tingkat bercocok tanam yang memerlukan banyak tenaga kerja, dikerjakan menetap pada suatu tempat, dan produktivitasnya tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan primer petani, memungkinkan dilakukan intensifikasi serta penambahan sampai batas tertentu mampu menampung pertambahan jumlah penduduk (Hardjosoediro dalam Simon, 2004). Pertanian di sini tidak hanya terbatas pada pertanian tanaman pangan saja, melainkan juga termasuk sub-sub sektornya, antara lain sub sektor perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Kabupaten Semarang merupakan kabupaten yang memiliki banyak potensi pertanian. Mulai dari potensi pertanian padi di Ambarawa dan Bawen, tanaman hias dan buah-buahan di Bandungan dan Kopeng, hutan di Penggaron, Gunung Ungaran, dan Gunung Merbabu, perkebunan karet, teh, dan kopi di Pabelan, Pringapus, Bawen, dan Sumowono, dan lain sebagainya, sampai potensi perikanan air tawar di Rawa Pening dan masih banyak potensi pertanian yang lainnya. Dalam rangka upaya peningkatan pendapatan asli daerah yang akan digunakan dalam pembangunan daerah Kabupaten Semarang, maka sektor yang mendapat perhatian dalam rencana 1

strategis (renstra) daerah adalah sektor industri, pertanian, dan pariwisata (INTANPARI). Sektor pertanian sebagai sektor yang mendapat perhatian lebih, karena sektor pertanian merupakan sektor basis dan andalan dari Kabupaten Semarang. Sektor ini terus berkembang seiring dengan kebijakan pemerintah daerah yang memang mendukung daerah ini sebagai daerah penghasil pertanian dengan konsep pengembangan agropolitan. Salah satu daerah pengahasil pertanian andalan di wilayah Kabupaten Semarang adalah kawasan Bandungan, yang termasuk dalam Kecamatan Ambarawa. Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan penghasil tanaman hias, sayur, dan buah-buahan. Di kawasan Bandungan tersebut juga terdapat Sub Terminal Agro yang terdapat di Desa Jetis, yang merupakan tempat pemasaran hasil pertanian dari daerah tersebut ke daerah lain. Di Desa Jimbaran terdapat sebuah aktivitas yang berkembang, yaitu aktivitas budidaya perikanan air tawar. Aktivitas budidaya ikan air tawar tersebut didukung dengan adanya tempattempat makan untuk menikmati ikan hasil dari kawasan tersebut. Kegiatan tersebut lambat laun berkembang menjadi sebuah desa dengan aktivitas pemancingan dan rumah makan dan aktivitas pendukung yang lain. Aktivitas budidaya perikanan air tawar tersebut muncul pertama kali pada sekitar tahun 1995. Sebelumnya ada aktivitas tersebut, Desa Jimbaran, seperti desa-desa di sekitarnya yang lain yang termasuk daerah lereng Gunung Ungaran, adalah desa yang mengandalkan potensi pertanian, terutama tanaman sayur-sayuran. Potensi lahan yang subur dan didukung dengan ketersediaan air yang melimpah, serta trademark kawasan Bandungan dengan pasarnya yang dikenal sebagai kawasan agrobisnis, pertanian di Desa Jimbaran mengalami perkembangan yang cukup baik. Pemasaran hasil produksi pun tidak mengalami banyak kendala, karena di Bandungan banyak pedagang-pedagang yang mau mengambil hasil produksi pertanian di desa tersebut. Namun kondisi seperti itu dinilai terlalu stabil, tidak banyak mengalami perkembangan, karena seperti pada masalah-masalah pemasaran hasil pertanian lainnya, pada saat panen maka harga hasil produksi menjadi turun drastis. Hal itulah yang menjadi pemikiran mengapa pertanian dirasakan sulit untuk berkembang dan maju. Aktivitas budidaya perikanan air tawar di Desa Jimbaran pada awalnya hanya terdapat satu usaha pemeliharaan ikan gurami yang mula-mula dijual dalam kondisi segar. Kemudian pada perkembangan selanjutnya pembeli yang datang meminta ikan untuk dimasak sekalian dengan menggunakan ruang tamu sebagai tempat makan. Dari melayani pembeli di ruang tamu tersebut berkembanglah menjadi usaha pemancingan seperti sekarang ini (Kompas, 30 Maret 2003). Potensi perikanan air tawar di Desa Jimbaran tersebut memiliki potensi yang cukup besar dalam rangka ikut memacu pertumbuhan daerah di sekitarnya, yang didukung dengan keberadaan daerah Bandungan dan sekitarnya yang juga terkenal dengan kawasan wisata yang banyak 2

dikunjungi wisatawan. Keadaan tersebut yang menjadikan aktivitas budidaya perikanan air tawar di Jimbaran tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung aktivitas pariwisata di daerah sekitarnya dengan pangsa pasar wisatawan yang mengunjungi daerah di kawasan Bandungan dan sekitarnya. Namun hal itu perlu dibuktikan terlebih dahulu dengan penelitian-penelitian yang mengkaji mengenai potensi aktivitas budidaya perikanan air tawar di Desa Jimbaran tersebut, yang nantinya hasil dari penelitian tersebut dapat dihasilkan kontribusi aktivitas budidaya perikanan air tawar yang ada di Desa Jimbaran, terutama terhadap masyarakat sekitarnya, sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan pemerintah Kabupaten Semarang dalam pembangunan daerah. Penelitian akan dilakukan dengan membandingkan keadaan sosial dan ekonomi masyarakat serta tata guna lahan di wilayah tersebut antara sebelum dengan sesudah adanya aktivitas budidaya perikanan air tawar di Jimbaran tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Keberadaan kawasan budidaya perikanan Desa Jimbaran merupakan sebuah potensi yang sangat bagus prospek ke depannya. Pendapatan para pelaku aktivitas budidaya perikanan tersebut cukup besar, yaitu setiap pengusaha pemancingan rata-rata 1-2 juta per hari pada hari biasa dan meningkat 15-25 juta pada hari Sabtu dan Minggu, dan masih banyak lagi kontribusi yang diberikan oleh adanya aktivitas budidaya perikanan di Desa Jimbaran. (Kompas, 30 Maret 2003) Perubahan mata pencaharian masyarakat dari bertani berubah menjadi peternak ikan air tawar telah mengakibatkan peningkatan pendapatan yang cukup siginifikan. Indikasi peningkatan pendapatan masyarakat dapat dilihat dari : Pendapatan per hari yang mencapai 1 2 juta pada hari biasa, dan 15 25 juta pada akhir pekan. Pendapatan parkir yang mencapai lebih dari 30 juta per bulan. Kondisi sarana dan prasarana desa yang selalu terawat dengan baik, yang sebagian besar diusahakan dengan dana swadaya masyarakat. Aktivitas pendukung seperti perdagangan dan jasa yang berkembang dengan pesat (Kompas, 30 Maret 2003). Berdasarkan hal tersebut, perubahan mata pencaharian masyarakat Desa Jimbaran, dapat dikatakan sebagai pintu dalam rangka pembangunan perdesaan lebih lanjut, khususnya dari peningkatan produktivitas masyarakat. Diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atau kontribusinya kepada masyarakat sekitarnya. Pengaruh terhadap masyarakat juga merupakan hal yang lebih penting untuk diketahui, karena masyarakatlah yang seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih agar tercipta kesejahteraan masyarakat. Sehingga dalam penelitian muncul sebuah 3