PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 94 TAHUN 2010

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API

MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 18 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT AUDITOR PERKERETAAPIAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Pera

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM.22 TAHUN 2011 TENTANG SERTIFIKAT INSPEKTUR PERKERETAAPIAN

Negara Republik Indonesia Nomor 5086);

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 36 TAHUN 2011 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 8 TAHUN 2011

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 21 TAHUN 2011

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2015, No.322 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publi

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 45 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 62 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 9 TAHUN 2014

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 23 TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 55 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN EVALUASI APBN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2013

2012, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM.91 TAHUN 2011 TANGGAL : 31 OKTOBER Kepada. di...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2012, No.118. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM.8 TAHUN 2012 Tanggal : 26 JANUARI Contoh 1. Nomor : Jakarta.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

(2) Isi pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

2017, No Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 4. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 72 Tahun 2013 tentang Kelas Jabatan di lingkungan Kementeria

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 271 TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TRANSPORTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kemenhub. Perkeretaapian. Sertifikasi. Kecakapn Awak. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

-2- perawatan oleh tenaga yang telah memiliki kualifikasi keahlian sesuai dengan bidangnya. Dalam rangka meningkatkan keselamatan atas pengoperasian p

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR : PK.16/BPSDMP-2017 TENTANG

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086); 4. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Ne

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 33

PERUBAHANATAS PERATURANMENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 63 TAHUN 2011 TENTANGKRITERIA,TUGAS DAN WEWENANGINSPEKTUR PENERBANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 997 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

KEMENAG. Sekolah Menengah Agama. Katolik. Perubahan.

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK ANGKUTAN ORANG DENGAN KERETAAPI PELAYANAN KELAS EKONOMI TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI KEARSIPAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN BULUNGAN.

2 terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 20 TAHUN 2011 TENTANG AKREDITASI BADAN HUKUM ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAPIAN

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA AKREDITASI BADAN HUKUM ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN a. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian telah mengatur mengenai Akreditasi Badan Hukum atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Akreditasi Badan Hukum atau Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian; 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010; 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan. PERATURAN MENTERI TENTANG AKREDITASI BADAN HUKUM ATAU LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN. BABI KETENTUAN UMUM 1. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. 2. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian yang lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api. 3. Prasarana perkeretaapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. 4. Fasilitas pengoperasian kereta api adalah segala fasilitas yang diperlukan agar kereta api dioperasikan. 5. Sarana perkeretaapian adalah kendaraan yang dapat bergerak di jalan rei.

6. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, berupa seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dihayati dan dikuasai untuk melaksanakan tugas keprofesionalannya. 7. Sertifikat Kompetensi adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi. 8. Sertifikat Keahlian adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi dan keahlian. 9. Sertifikat Kecakapan adalah tanda bukti telah memenuhi persyaratan kompetensi dan kecakapan. 10. Pendidikan dan pelatihan adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pembentukan sikap perilaku sumber daya manusia yang diperlukan dalam penyelenggaraan transportasi. 11. Penyelenggara pendidikan atau pelatihan adalah pihak yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian. 12. Akreditasi adalah pengakuan formal yang menyatakan bahwa suatu lembaga atau badan hukum telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan sertifikasi tertentu. 13. Kurikulum pendidikan dan pelatihan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pendidikan dan pelatihan serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan untuk mencapai tujuan pendidikan dan pelatihan. 14. Silabus pendidikan dan pelatihan adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pendidikan dan pelatihan tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pendidikan dan pelatihan, kegiatan pendidikan dan pelatihan, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber pendidikan dan pelatihan. 15. Tenaga pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

16. Tenaga kependidikan adalah orang yang diangkat oleh pejabat yang berwenang untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. 17. Fasilitas pendidikan dan pelatihan adalah sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan. 18. Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan perkeretaapian. 19. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perkeretaapian. (1) Sertifikat sumber daya manusia perkeretaapian diberikan setelah lulus pendidikan dan pelatihan; (2) Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan oleh badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian yang telah mendapat akreditasi dari Menteri. Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi : a. Awak Sarana Perkeretaapian; b. Petugas Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian; c. Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian; d. Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian; e. Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian; f. Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian; g. Tenaga Penguji Sarana Perkeretaapian; h. Tenaga Penguji Prasarana Perkeretaapian;

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN (1) Badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, harus memenuhi persyaratan : a. memiliki kurikulum, silabus dan metode; b. memiliki atau menguasai fasilitas dan peralatan; c. memiliki atau menguasai tenaga kependidikan dan pendidik; dan d. memiliki tenaga penguji kecakapan (untuk pendidikan dan pelatihan awak sarana dan petugas pengoperasian prasarana). (2) Kurikulum, silabus, metode, fasilitas, peralatan, tenaga kependidikan dan pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mampu menyiapkan sumber daya manusia perkertaapian yang memiliki kopetensi dan standar kopetensi sebagaimana termuat dalam lampiran peraturan ini. Penyelenggaran pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dilakukan oleh badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian. Permohonan untuk memperoleh akreditasi pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), diajukan secara tertulis kepada Menteri dengan melampirkan : a. foto copy akte atau dasar hukum pendirian badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia sesuai ketentuan yang berlaku; b. foto copy nomor pokok wajib pajak; c. keterangan domisili; d. struktur organisasi; e. panduan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan; f. kurikulum, silabus, dan metode; g. bahan ajar; h. daftar fasilitas dan peralatan; i. daftar tenaga kependidikan dan pendidik.

Setelah permohonan diterima secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja dilakukan verifikasi dan evaluasi oleh unit kerja dalam lingkungan Kementerian Perhubungan yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang perkeretaapian dengan mendapat pertimbangan dari unit kerja Pengembangan Sumber Oaya Manusia Perhubungan. (1) Setelah dilakukan evaluasi dan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, paling lama 14 (empat belas) hari kerja diterbitkan akreditasi badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian oleh Menteri. (2) Akreditasi badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku selama lembaga tersebut masih menjalankan kegiatannya dan dilakukan evaluasi setiap 2 (dua) tahun. KEWAJIBAN BAOAN HUKUM ATAU LEMBAGA PENOIOIKAN DAN PELATIHAN SUMBER OAYA MANUSIA PERKERETAAPIAN YANG TELAH 01 AKREOITASI Kewajiban pemegang akreditasi badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian: a. melaksanakan pendidikan dan pelatihan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. melaksanakan jenis pendidikan dan pelatihan sesuai dengan sertifikat akreditasi; c. membuat perencanaan dan pelaporan untuk setiap penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; d. melaksanakan pendidikan dan pelatihan minimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun secara nyata; e. melaporkan setiap akan dan setelah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; f. mengajukan permohonan sertifikat keahlian bagi seseorang yang telah lulus pendidikan dan pelatihan tenaga penguji prasarana perkeretaapian kepada Oirektur Jenderal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; 6

g. melaporkan apabila terjadi perubahan penanggung jawab organisasi; h. melaporkan apabila terjadi perubahan struktur dan personil dalam organisasi; i. melaporkan apabila terjadi perubahan tenaga kependidikan dan pendidik; j. melaporkan perubahan fasilitas dan peralatan pendidikan dan pelatihan. (1) Akreditasi pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian dapat dicabut apabila pemegang akreditasi pendidikan dan pelatihan melanggar Pasal 9; (2) Pencabutan akreditasi pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja; (3) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan akreditasi pendidikan dan pelatihan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja; (4) Apabila selama pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak ada upaya perbaikan, maka akreditasi pendidikan dan pelatihan dicabut. Akreditasi pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian dicabut tanpa melalui proses peringatan dalam hal : a. Akreditasi pendidikan dan pelatihan digunakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan yang tidak berhak; b. Akreditasi pendidikan dan pelatihan diperoleh dengan cara tidak sah; c. Lembaga pendidikan dan pelatihan melaksanakan pendidikan dan pelatihan diluar akreditasi yang diberikan.

Peringatan, pembekuan atau pencabutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 dilakukan oleh Menteri. (1) Badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian yang ada pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini tetap dapat melaksanakan pekerjaannya, sepanjang telah mendapat pengakuan dari Menteri; (2) Dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan ini berlaku badan hukum atau lembaga pendidikan dan pelatihan wajib menyesuaikan persyaratan dan kualifikasi yang dimiliki dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini. Dalam hal lembaga pendidikan dan pelatihan terakreditasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) belum ada, pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia perkeretaapian dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 18 Februari 2011 Salinan Peraturan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Keuangan; 3. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Menteri BUMN; 5. Wakil Menteri Perhubungan; 6. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perkeretaapian, para Kepala Badan, dan para Stat Ahli di lingkungan Kementerian Perhubungan. SALINAN sesuai denga KEPALA SIR UMAR RIS, SH, MM, MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001

Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 20 TAHUN 2011 Tanggal : 18 FEBRUARI2011 KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAVA MANUSIA PERKERTAAPIAN 1. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan terkait dengan operasi kereta api; 2. Mampu menilai sarana perkeretaapian siap untuk dioperasikan; 3. Mengetahui, memahami dan menguasai serta mampu mengoperasikan sarana perkeretaapian sesuai standar operasi prosedur; 4. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur pengoperasian sarana perkeretaapian selama berhenti, berjalan dan/atau langsir; 5. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi perjalanan kereta api; 6. Mengetahui, memahami dan menguasai aspek standar operasi prosedur persinyalan, telekomunikasi dan listrik dalam pengoperasian kereta api; 7. Mengetahui, memahami dan menguasai dan membaca Grafik Perjalanan Kereta Api, Maklumat Kereta Api, Telegram Maklumat dan daftar waktu serta perubahannya; 8. Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah perjalanan pengoperasian sarana dan 9. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam bekerja mengoperasikan sarana perkeretaapian.

Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 20 TAHUN 2011 Tanggal : 18 FEBRUARI 2011 KOMPETENSI DAN STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAY A MANUSIA PERKERTAAPIAN 1. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan terkait dengan operasi kereta api; 2. Mampu menilai sarana perkeretaapian siap untuk dioperasikan; 3. Mengetahui, memahami dan menguasai serta mampu mengoperasikan sarana perkeretaapian sesuai standar operasi prosedur; 4. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur pengoperasian sarana perkeretaapian selama berhenti, berjalan dan/atau langsir; 5. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi perjalanan kereta api; 6. Mengetahui, memahami dan menguasai aspek standar operasi prosedur persinyalan, telekomunikasi dan Iistrik dalam pengoperasian kereta api; 7. Mengetahui, memahami dan menguasai dan membaca Grafik Perjalanan Kereta Api, Maklumat Kereta Api, Telegram Maklumat dan daftar waktu serta perubahannya; 8. Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah perjalanan pengoperasian sarana dan 9. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam bekerja mengoperasikan sarana perkeretaapian.

Kompetensi : Mampu mengatur perjalanan kereta api dan mengendalikan perjalanan kereta api. Standar Kompetensi : 1. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan terkait dengan operasi kereta api, sarana dan prasarana 2. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur pemberangkatan, kedatangan dan pemberhentian kereta api; 3. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi perjalanan kereta api (pemeriksaan dan pengisian laporan kereta api); 4. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur keamanan dan keselamatan di stasiun; 5. Mengetahui, memahami, menguasai dan membaca Grafik Perjalanan Kereta Api, Maklumat Kereta Api, Telegram Maklumat dan daftar waktu serta perubahannya; 6. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur persinyalan, telekomunikasi dan listrik dalam pengoperasian perekertaapian. 7. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur pemindahan, persilangan dan penyusulan operasi kereta api; 8. Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah kerja; dan 9. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengatur perjalanan kereta api dan mengendalikan perjalanan kereta api. Foel Januari 2011/RPM Lembaga DIKLAT SDM KA FOEL 5111 1 1

1. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan operasi kereta api terutama tanda dan marka; 2. Mampu mengoperasikan peralatan perlintasan dan peralatan kerja lainnya; 3. Mengetahui, memahami dan menguasai jadwal perjalanan kereta api di wilayah kerjanya; 4. Mampu dan cakap mengoperasikan peralatan telekomunikasi 5. Mampu dan cakap mengambil tindakan darurat dalam hal peralatan perlintasan kereta api tidak berfungsi; 6. Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah kerjanya terhadap perjalanan kereta api; dan 7. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam menjaga perlintasan kereta api. 1. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan operasi kereta api; 2. Mengetahui dan memahami peraturan perundang-undangan yang terkait dengan ketenagalistrikan; 3. Mengetahui, memahami, dan menguasai pemanfaatan tenaga listrik, instalasi tenaga listrik, tenaga teknik, pengujian, dan inspeksi terhadap ketenagalistrikan; 4. Mampu dan cakap mengambil tindakan darurat dalam hal peralatan ketenagalistrikan, khususnya listrik aliran atas, tidak berfungsi; 5. Mengetahui, memahami, dan menguasai peralatan operasional dan perawatan ketenagalistrikan, terutama listrik aliran atas; 6. Pengetahuan, keterampilan, dan skap dalam mengoperasikan dan merawat ketenagalistrikan, khususnya listrik aliran atas. Foel Januari 2011/RPM lembaga DIKLATSDM KA FOEl5111 1 2

Standar Kompetensi : 1. Mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur perawatan sarana 2. Mengetahui dan memahami spesifikasi teknis sarana 3. Mampu melakukan perawatan terhadap sistem dan komponen sarana 4. Mampu melakukan perbaikan sesuai persyaratan dan standar perawatan sarana 5. Mampu menyusun perencanaan kegiatan pelaksanaan perawatan sarana 6. Mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil perawatan sesuai persyaratan dan standar perawatan sarana dan 7. Pengetahuan, keterampilan, sikap dalam bekerja. Standar Kompetensi : a. Mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur perawatan prasarana b. Mengetahui dan memahami spesifikasi teknis prasarana c. Mampu melakukan perawatan terhadap sistem dan komponen prasarana d. Mampu menyusun perencanaan kegiatan pelaksanakan perawatan prasarana e. Mampu menganalisa dan mengevaluasi hash perawatan sesuai persyaratan dan standar perawatan prasarana dan f. Mampu melakukan perbaikan sesuai persyaratan dan standar perawatan prasarana dan g. Pengetahuan, keterampilan, sikap dalam bekerja. Foel Januari 2011/RPM Lembaga DIKLAT SDM KA FOEL 5111 1 3

Standar Kompetensi : 1. Mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur pemeriksaan sarana 2. Mengetahui dan memahami spesifikasi teknis sarana 3. Mampu melakukan pemeriksaan terhadap sistem dan komponen sarana 4. Mampu melakukan perbaikan sesuai persyaratan dan standar pemeriksaan sarana 5. Mampu menyusun perencanaan kegiatan pelaksanaan pemeriksaan sarana 6. Mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sesuai persyaratan dan standar pemeriksaan sarana 7. Mampu menilai hasil pemeriksaan sarana dan 8. Mampu memberikan rekomendasi untuk dilakukan perbaikan terhadap sarana perkeretaapian. Standar Kompetensi : 1. Mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur pemeriksaanprasarana 2. Mengetahui dan memahami spesifikasi teknis prasarana 3. Mampu melakukan pemeriksaan terhadap sistem dan komponen prasarana 4. Mampu melakukan perbaikan sesuai persyaratan dan standar pemeriksaanprasarana dan 5. Mampu menyusun perencanaan kegiatan pelaksanaan pemeriksaanprasarana 6. Mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pemeriksaan sesuai persyaratan dan standar pemeriksaanprasarana 7. Mampu menilai hasil pemeriksaan prasarana dan 8. Mampu memberikan rokomendasi untuk dilakukan perbaikan terhadap prasarana dan Foel Januari 2011/RPM lembaga DIKLAT 5DM KA FOEl 5111 1 4

V. Tenaga Penguji Sarana dan Prasarana Perkeretaapian. 1. Sarana Perkeretaapian. Kompetensi : Mampu melakukan pengujian sarana perkeretaapian. Standar Kompetensi : a. Mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur pengujian sarana perkeretaapian. b. Mengetahui dan memahami spesifikasi teknis sarana c. Mampu mengoperasikan peralatan pengujian sarana d. Mampu menyusun perencanaan kegiatan pelaksanakan pengujian sarana e. Mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pengujian sesuai persyaratan standar sarana f. Mampu menilai kelaikan operasi sarana g. Mampu memberikan rekomendasi teknis terhadap hasil pengujian sarana perkeretaapian. 2. Prasarana Perkeretaapian. Kompetensi : Mampu melakukan pengujian prasarana perkeretaapian. Standar Kompetensi : a. Mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur pengujian prasarana perkeretaapian. b. Mengetahui dan memahami spesifikasi teknis prasarana c. Mampu mengoperasikan peralatan pengujian prasarana d. Mampu menyusun perencanaan kegiatan pelaksanakan pengujian prasarana e. Mampu menganalisa dan mengevaluasi hasil pengujian sesuai persyaratan standar prasarana f. Mampu menilai kelaikan operasi prasarana g. Mampu memberikan rekomendasi teknis terhadap hasil pengujian prasarana perkeretaapian. SALINAN sesuai denga KEPALA SIR UMAR IS SH MM MH Pembina Utama Muda (IV/c) NIP. 19630220 198903 1 001