PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON FIBER JACKET

dokumen-dokumen yang mirip
KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

DAKTILITAS KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENGEKANGAN DI DAERAH SENDI PLASTIS

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

ISSN: Abstrak

PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Spesifikasi Benda Uji Benda Uji Tulangan Dimensi Kolom BU 1 D mm x 225 mm Balok BU 1 D mm x 200 mm

PERKUATAN GESER KOLOM BETON BERTULANG BERPENAMPANG PERSEGI DENGAN KAWAT KASA METODE MORTAR JACKETING BERPENAMPANG BULAT

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Seismic Column Demand Pada Rangka Bresing Konsentrik Khusus

Pengujian Tahan Gempa Sistem Struktur Beton Pracetak

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

Gambar 5.1 Tegangan yang terjadi pada model 1.

STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S)

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

PENGARUH PENEMPATAN PENYAMBUNGAN PADA PERILAKU RANGKAIAN BALOK-KOLOM BETON PRACETAK BAGIAN SISI LUAR

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:

PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA

STUDI PARAMETRIK PENGARUH VARIASI TINGKATAN BEBAN AKSIAL TERHADAP PERILAKU LENTUR DAN AKSIAL PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN BEBAN SIKLIK

BAB V. Resume kerusakan benda uji pengujian material dapat dilihat pada Tabel V-1 berikut. Tabel V-1 Resume pola kerusakan benda uji material

PENGARUH VARIASI JARAK TULANGAN HORIZONTAL DAN KEKANGAN TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)

BAB III UJI LABORATORIUM. Pengujian bahan yang akan diuji merupakan bangunan yang terdiri dari 3

DAKTILITAS KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN CFRP. Vera Agustriana Noorhidana. Eddy Purwanto

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP MEKANISME DAN POLA RETAK KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

PERBANDINGAN KUAT GESER KOLOM BETON BERTULANG YANG MEMIKUL BEBAN LATERAL SIKLIK

PERBANDINGAN PERILAKU BALOK-T BETON RINGAN DAN BETON HIBRIDA PRATEGANG PARSIAL AKIBAT BEBAN SIKLIK

ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP

STUDI EKSPERIMENTAL SAMBUNGAN KOLOM-KOLOM PADA SISTEM BETON PRACETAK DENGAN MENGGUNAKAN SLEEVES

PERILAKU KEKUATAN DAN DAKTILITAS SILINDER BETON YANG DIBUNGKUS DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER PADA SUHU TINGGI

STUDI PERILAKU KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN KEKANGAN CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JARAK SENGKANG BAJA DARI METODE JAKET BETON BERTULANGAN BAMBU PADA KOLOM BERTULANGAN RINGAN

Rekayasa pada Struktur Dinding Geser Ganda, Sebuah Upaya dalam Meningkatkan Duktilitas Bangunan Gedung

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERILAKU SIKLIK BALOK PRATEGANG PARSIAL PRATARIK AKIBAT PERBEDAAN RASIO TULANGAN

STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)

KAJIAN PENGGUNAAN FERROCEMENT UNTUK RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

BAB I PENDAHULUAN. bangunan saat ini adalah : kayu, beton, dan baja. Pada mulanya, bangunan-bangunan

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

PENGARUH JARAK SENGKANG DENGAN VARIASI KUAT TEKAN PADA KOLOM EFFECT OF CROSS BAR SPACING WITH VARIATION COMPRESSIVE STRENGTH TO THE COLUMN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU SAMBUNGANBALOK-KOLOM PRACETAK TIPE PLAT AKIBAT BEBAN BOLAK BALIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

PENGARUH TULANGAN LATERAL TERHADAP MEKANISME COVER SPALLING PADA STRUKTUR KOLOM BETON MUTU TINGGI

ANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA

KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SESUAI SNI DITINJAU DARI KETENTUAN SENGKANG MINIMUM KOLOM

ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONFIGURASI SENGKANG PADA DAERAH TEKAN BALOK BETON SERAT BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EVALUASI STRUKTUR DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK

4.3.7 Model G (Balok Lintel) Pengujian dan Perilaku Histeresis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR STUDI DAKTALITAS HUBUNGAN BALOK KOLOM PADA SAMBUNGAN MODEL TAKIK AKIBAT BEBAN SIKLIK LATERAL

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN CARBON FIBRE PADA STRUKTUR BETON BERDASARKAN PERANCANGAN DENGAN STRUT-AND-TIE MODEL

VARIASI RASIO VOLUME TULANGAN TRANSVERSAL DENGAN INTI BETON TERHADAP DAKTILITAS AKSIAL KOLOM BETON BERTULANG

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 [12] Perbandingan umum antara sistem struktur dengan jumlah tingkat

KAJIAN EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK

LENDUTAN DAN POLA RETAK PELAT JEMBATAN BENTANG 5 METER DITINJAU DARI PERBANDINGAN HASIL PENELITIAN DAN PENDEKATAN NUMERIK. Oleh: Hafiz Abdillah 4

PENGARUH LOKASI BUKAAN GANDA TERHADAP KAPASITAS LENTUR DAN GESER BALOK BETON BERTULANG

PERUBAHAN KINERJA JOINT BALOK DAN KOLOM AKIBAT PENGEKANGAN PADA BALOK TINGGI BETON BERTULANG

PUBLIKASI ILMIAH TEKNIK SIPIL

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

BAB II DASAR TEORI II.1 TEORI UMUM JEMBATAN

PENGARUH DIMENSI BUKAAN TERHADAP KUAT LENTUR DAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN BUKAAN GANDA

PENGGUNAAN BLOCK SET CONNECTION (BSC) PADA SAMBUNGAN ELEMEN BETON PRECAST

ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN DAKTILITAS PADA PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG, KOLOM BAJA DAN KOLOM COMPOSITE DENGAN SOFTWARE XTRACT

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE

FAKTOR DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG MUTU NORMAL (PEMANFAATAN OPEN SOURCE RESPONSE2000)

JURNAL PORTAL, ISSN , Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 28

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... vi. DAFTAR ISI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S)

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

STUDI EKSPERIMENTAL PERBAIKAN KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG ABSTRAK

KAJIAN KINERJA LINK YANG DAPAT DIGANTI PADA STRUKTUR RANGKA BAJA BERPENGAKU EKSENTRIK TIPE SPLIT-K

KAJIAN EKSPERIMENTAL POLA RETAK PADA PORTAL BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN QUASI CYCLIC ABSTRAK

PENGARUH VARIASI LETAK TULANGAN HORIZONTAL TERHADAP DAKTILITAS DAN KEKAKUAN DINDING GESER DENGAN PEMBEBANAN SIKLIK (QUASI-STATIS)

PERILAKU LATERAL SIKLIK PORTAL BETON BERTULANG BERISI DINDING BATA MERAH

STUDI PERKUATAN KOLOM EKSISTING DENGAN PEN-BINDER UNTUK PENINGKATAN DAKTILITAS KOLOM BETON BERTULANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

Received Date: 26 Mei 2017 Approved Date: 20 Juli 2017

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

KAPASITAS LENTUR DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG YANG DIPASANG CARBON WRAPPING

Transkripsi:

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 27 PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON FIBER JACKET Johanes Januar Sudjati Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl. Babarsari 44 Yogyakarta, januar@mail.uajy.ac.id ABSTRAK Kerusakan yang terjadi pada kolom akibat gempa merupakan kerusakan yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keruntuhan seluruh struktur bangunan. Kegagalan kolom akibat gempa dapat terjadi karena kerusakan geser, kerusakan pada daerah sendi plastis dan kerusakan pada daerah sambungan lewatan tulangan. Kolom yang memiliki kuat geser kurang memadai dan kolom yang mengalami kerusakan geser dapat diretrofit (diperkuat dan diperbaiki) dengan beberapa metode. Dalam penelitian ini digunakan metode retrofit dengan carbon fiber jacket untuk meningkatkan kapasitas beban lateral, disipasi energi dan daktilitas kolom. Dalam penelitian ini digunakan 4 benda uji kolom yaitu 2 benda uji yang diperbaiki dan 2 benda uji yang diperkuat. berupa kolom penampang bujursangkar dengan dimensi 16 mm dan tinggi 5 mm. Dua benda uji diberikan beban lateral siklik dan beban aksial 1,5 Ton sampai diperoleh beban lateral maksimum. yang telah rusak ini diperbaiki dengan carbon fiber jacket kemudian diuji lagi dengan cara yang sama. yang diperkuat dibungkus lebih dahulu dengan carbon fiber kemudian diuji dengan beban lateral siklik. Nilai disipasi energi dihitung dari luas hysteresis loop yang diperoleh dari hasil pengujian. Kolom yang diretrofit menunjukkan perubahan pola kerusakan dari rusak geser menjadi rusak lentur. Kapasitas beban lateral kolom yang diperbaiki meningkat 54,21 % dan kapasitas beban lateral kolom yang diperkuat meningkat 75,566 % dibanding kolom asli. Daktilitas kolom yang diperbaiki meningkat sebesar 43,68 % sedangkan daktilitas kolom yang diperkuat bertambah sebesar 22,25 % dibanding kolom asli. Pada saat beban lateral maksimum tercapai kolom yang diperbaiki menunjukkan disipasi energi 3,71 kali lebih besar dari kolom asli sedangkan kolom yang diperkuat memiliki disipasi energi 2,49 kali lebih besar dari kolom asli. Kata kunci: retrofit, carbon fiber jacket, kapasitas beban lateral, disipasi energi, daktilitas 1. PENDAHULUAN Kerusakan pada struktur bangunan akibat gempa bumi dapat bervariasi mulai dari kerusakan ringan sampai dengan kerusakan berat. Keruntuhan kolom merupakan keruntuhan yang berbahaya karena dapat mengakibatkan runtuhnya seluruh struktur bangunan. Kerusakan kolom akibat gempa dapat berupa kerusakan geser, kerusakan pada daerah sendi plastis akibat pengekangan yang kurang memadai dan kerusakan pada daerah sambungan lewatan tulangan [4]. Dari beberapa tipe kerusakan kolom, kerusakan geser dipandang sebagai kerusakan yang paling berbahaya karena dapat mengakibatkan keruntuhan struktur secara tiba-tiba [4]. Struktur yang mengalami tingkat kerusakan sedang masih dapat diperbaiki dengan beberapa metode [7]. Perbaikan dan perkuatan merupakan konsep retrofit untuk meningkatkan kekuatan dan daktilitas struktur. Perbaikan dilakukan pada struktur yang telah mengalami kerusakan sehingga struktur dapat memiliki kekuatan dan ISBN 979.9243.8.7 49

Johanes Januar Sudjati daktilitas yang lebih tinggi sehingga dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik bila kembali mengalami gempa di masa mendatang. Perkuatan dilakukan pada struktur yang didesain dengan peraturan lama tapi kekuatannya tidak lagi mencukupi bila mengacu pada peraturan yang berlaku saat ini atau pada struktur yang akan memikul beban yang lebih besar dari beban semula yang direncanakan. Dalam perencanaan gempa deformasi inelastis struktur biasanya dihitung dengan menggunakan parameter daktilitas dan kapasitas disipasi energi [3]. Dalam penelitian ini digunakan metode retrofit dengan carbon fiber jacket untuk meningkatkan kapasitas beban lateral, disipasi energi dan daktilitas kolom. 2. LANDASAN TEORI Daktilitas Kolom Daktilitas adalah kemampuan struktur untuk tidak mengalami keruntuhan secara tibatiba (getas) tetapi masih mampu mengalami deformasi yang cukup besar pada saat beban maksimum tercapai sebelum struktur tersebut mengalami keruntuhan. Daktilitas dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara defleksi saat kondisi ultimit dan defleksi saat luluh pertama [7] seperti persamaan berikut: = u µ... (1) Nilai defleksi saat luluh pertama ( y ) dapat diperoleh dengan aturan ¾ [1] seperti pada gambar 1. N y N u,75 N u Disipasi Energi Gambar 1 Penentuan nilai y Kapasitas disipasi energi merupakan parameter yang penting untuk struktur yang direncanakan dengan beban gempa dengan periode ulang yang lama [3]. Pada struktur yang mendapat beban lateral siklik nilai disipasi energi untuk satu siklus (E i ) dapat dihitung dari luas area hysteresis loop seperti pada gambar 2. Disipasi energi total diperoleh dengan persamaan berikut: n E total = E i i = 1 ket.: n adalah jumlah siklus selama pengujian...(2) 41 ISBN 979.9243.8.7

Peningkatan Disipasi Energi dan Daktilitas pada Kolom Beton Bertulang yang Diretrofit dengan Carbon Fiber Jacket Untuk tujuan perbandingan nilai disipasi energi total dapat dinormalisasi dengan persamaan berikut: E N = H n i =1 maks E i y...(3) ket.: E N adalah disipasi energi yang dinormalisasi dan H maks adalah beban lateral maksimum. beban lateral defleksi Luas area E i Gambar 2 Penentuan nilai disipasi energi Luas area hysteresis loop dapat dihitung secara pendekatan dengan aturan trapesium dengan banyak pias [5] seperti pada gambar 3. Y x x 1 x 2 Gambar 3 Aturan trapesium dengan banyak pias Luas area (A) dihitung dengan persamaan berikut: ( x ) + f ( x ) n f i i 1 A = xi...(4) 2 i = 1 ISBN 979.9243.8.7 411

Johanes Januar Sudjati Kekakuan Untuk struktur yang mengalami beban siklik kekakuan ditetapkan sebagai kemiringan garis yang menghubungkan puncak-puncak beban maksimum arah positif dan negatif dari kurva beban dan defleksi [6] seperti pada gambar 4 dan dapat dihitung dengan persamaan berikut: beban P1 + P2 K =...(5) + 1 2 P 1 2 1 defleksi P 2 Gambar 4. Penentuan nilai kekakuan 3. CARA PENELITIAN Benda Uji Kolom kolom dibuat sebanyak 4 buah dengan kode KA-1, KA-2, KS-1 dan KS-2. KA-1 dan KA-2 setelah diuji dan diperbaiki kemudian diberi kode KR-1 dan KR-2. KA-1 dan KA-2 diperkirakan akan mengalami kerusakan geser sedangkan KR-1, KR-2, KS-1 dan KS-2 akan mengalami kerusakan lentur. Semua benda uji kolom memiliki penampang persegi dengan dimensi 16 mm x 16 mm, tinggi 5 mm diberi tulangan longitudinal 8 Ø 12 mm dan sengkang Ø 4 16 mm. merupakan model dari kolom suatu bangunan yang memiliki titik belok momen lentur tepat di tengah tinggi kolom. Pengujian Kolom KA-1 dan KA-2 diberikan beban lateral siklik dengan hydraulic actuator berkapasitas 1 Ton dan beban aksial tekan konstan sebesar 1,5 Ton (,15 f c A g ) menggunakan hydraulic jack. Setup pengujian dapat dilihat pada gambar 5. Pengujian dilakukan dalam 2 tahap yaitu load controlled dan displacement controlled. Tahap displacement controlled dilakukan dengan kelipatan defleksi,5 y. Dalam setiap siklus dilakukan 2 kali putaran pembebanan dengan displacement ductility factor 1; 1,5; 2; 2,5; 3 dst [2]. Pembebanan dihentikan setelah kapasitas beban lateral terlampaui. KA-1 dan KA-2 setelah selesai diuji dan dalam kondisi rusak kemudian dilakukan perbaikan dengan carbon fiber jacket. Sedangkan benda uji KS-1 dan KS-2 yang masih dalam keadaan utuh langsung dibungkus dengan carbon fiber jacket. 412 ISBN 979.9243.8.7

Peningkatan Disipasi Energi dan Daktilitas pada Kolom Beton Bertulang yang Diretrofit dengan Carbon Fiber Jacket yang sudah diretrofit ini kemudian diuji lagi dengan cara yang sama seperti pada pengujian sebelumnya. Hydraulic jack Hydraulic actuator Dial gauge Strain indicator Pompa hydraulic jack Gambar 5 Setup pengujian kolom 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kapasitas Beban Lateral Kapasitas beban lateral dari hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 6. Kapasitas beban lateral (kn) 1 8 6 4 2 88.915 76.453 77.163 69.245 46.235 48.36 KA-1 KA-2 KR-1 KR-2 KS-1 KS-2 Gambar 6 Kapasitas beban lateral KA-1 dan KA-2 mengalami rusak geser dan setelah diperbaiki (KR-1 dan KR-2) pola kerusakannya berubah menjadi rusak lentur. Setelah diperbaiki benda uji KR-1 dan KR-2 menunjukkan kenaikan beban lateral rerata 54,21 % dibanding kolom asli KA-1 dan KA-2. Sedangkan kolom perkuatan KS-1 dan KS-2 memiliki kapasitas beban lateral lebih besar rerata 75,566 % dibanding kolom asli KA-1 dan KA-2. ISBN 979.9243.8.7 413

Johanes Januar Sudjati Daktilitas Hasil pengujian menunjukkan kolom yang diperbaiki dan diperkuat memiliki daktilitas yang lebih besar dibanding kolom asli seperti terlihat pada gambar 7. 2.5 2 1.612 1.593 2.35 2.255 1.935 1.983 Daktilitas 1.5 1.5 KA-1 KA-2 KR-1 KR-2 KS-1 KS-2 Gambar 7 Daktilitas kolom Kolom yang diperbaiki KR-1 dan KR-2 menunjukkan peningkatan daktilitas rerata sebesar 43,68 % dibanding kolom asli sedangkan kolom yang diperkuat KS-1 dan KS- 2 memiliki daktilitas yang lebih besar rerata 22,25 % dibanding kolom asli. Kolom yang diperkuat KS-1 dan KS-2 memiliki daktilitas yang lebih kecil dibanding kolom yang diperbaiki KR-1 dan KR-2 karena kekakuan kolom perkuatan lebih besar dibanding kolom yang diperbaiki. Disipasi Energi dan Kekakuan Kolom Besarnya disipasi energi pada saat kapasitas beban lateral tercapai dapat dilihat pada gambar 8. Sedangkan gambar 9 menunjukkan nilai disipasi energi total (dihitung dari semua siklus). Disipasi energi (Joule) 8 7 6 5 4 3 2 1 736.43 66.34 484.98 416.52 29.1 152.46 KA-1 KA-2 KR-1 KR-2 KS-1 KS-2 Gambar 8 Disipasi energi saat kapasitas beban lateral 414 ISBN 979.9243.8.7

Peningkatan Disipasi Energi dan Daktilitas pada Kolom Beton Bertulang yang Diretrofit dengan Carbon Fiber Jacket 3 2961.78 Disipasi energi total (Joule) 25 2 15 1 5 622.52 77.77 236.9 2112.89 1629.53 KA-1 KA-2 KR-1 KR-2 KS-1 KS-2 Gambar 9 Disipasi energi total Pada saat beban lateral maksimum tercapai kolom yang diperbaiki KR-1 dan KR-2 memiliki disipasi energi rerata 3,71 kali lebih besar dari kolom asli KA-1 dan KA-2. Kolom perkuatan KS-1 dan KS-2 memperlihatkan disipasi energi rerata 2,49 kali lebih besar dari kolom asli. Bila dihitung nilai disipasi energi total dari semua siklus terlihat benda uji KR-1 dan KR-2 memiliki disipasi energi 3,59 kali lebih besar dibanding KA-1 dan KA-2 sedangkan benda uji KS-1 dan KS-2 menunjukkan disipasi energi 2,69 kali lebih besar dari KA-1 dan KA-2. Hasil pengujian menunjukkan rerata disipasi energi dari kolom perkuatan lebih kecil dibanding kolom yang diperbaiki karena kolom perkuatan memiliki kekakuan yang lebih besar. Bila nilai disipasi energi total dinormalisasi maka akan diperoleh hasil seperti pada gambar 1 yang juga memperlihatkan benda uji KR-1 dan KR-2 memiliki disipasi energi yang paling besar. Kolom KS-1 dan KS-2 terlihat memiliki disipasi energi lebih kecil dibanding kolom yang diperbaiki tapi masih lebih besar dibanding kolom asli KA-1 dan KA-2. Disipasi energi ternormalisasi 7 6 5 4 3 2 1 5.76 4.82 3.9 2.82 2.74 2.91 KA-1 KA-2 KR-1 KR-2 KS-1 KS-2 Gambar 1 Disipasi energi total yang dinormalisasi Gambar 11 dan gambar 12 memperlihatkan peningkatan nilai disipasi energi pada setiap siklus pengujian. Pengujian dihentikan pada 1 siklus setelah kapasitas beban lateral tercapai. ISBN 979.9243.8.7 415

Johanes Januar Sudjati Disipasi energi (Joule) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 KA-1 KR-1 KS-1 KS-2 2 4 6 8 1 12 Siklus Gambar 11 Kenaikan disipasi energi KA-1, KR-1, KS-1 dan KS-2 Disipasi energi (Joule) 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 KA-2 KR-2 KS-1 KS-2 2 4 6 8 1 12 Siklus Gambar 12 Kenaikan disipasi energi KA-2, KR-2, KS-1 dan KS-2 Kolom KR-1 dan KR-2 terlihat memiliki disipasi energi yang lebih besar dibanding kolom KA-1 dan KA-2 untuk setiap siklus yang sama. Hasil ini memperlihatkan kolom yang sudah rusak kemudian diperbaiki dengan carbon fiber jacket memiliki kemampuan memencarkan energi yang lebih besar dibanding kolom asli. Pada siklus yang sama kolom perkuatan KS-1 dan KS-2 menunjukkan disipasi energi yang lebih kecil dibanding kolom asli dan kolom yang diperbaiki karena kekakuan kolom perkuatan yang besar seperti yang dapat dilihat pada gambar 13 dan 14. Kekakuan (kn/mm) 25 2 15 1 5 KA-1 KR-1 KS-1 KS-2 2 4 6 8 1 12 Siklus Gambar 13 Penurunan kekakuan KA-1, KR-1, KS-1 dan KS-2 416 ISBN 979.9243.8.7

Peningkatan Disipasi Energi dan Daktilitas pada Kolom Beton Bertulang yang Diretrofit dengan Carbon Fiber Jacket Kekakuan (kn/mm) 25 2 15 1 5 KA-2 KR-2 KS-1 KS-2 2 4 6 8 1 12 Siklus Gambar 14 Penurunan kekakuan KA-2, KR-2, KS-1 dan KS-2 Pada awal pengujian kolom KS-1 dan KS-2 memiliki kekakuan sekitar 2,54 kali dari kolom asli dan 1,6 kali dari kolom yang diperbaiki. Namun disipasi energi saat kapasitas beban lateral tercapai dan disipasi energi total dari kolom perkuatan tetap lebih besar dari kolom asli. 5. KESIMPULAN Dari hasil pengujian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kolom yang diperbaiki dan diperkuat menunjukkan perubahan pola kerusakan dari rusak geser menjadi rusak lentur. 2. Kolom yang diperbaiki menunjukkan kenaikan kapasitas beban lateral rerata 54,21 % dibanding kolom asli. Sedangkan kolom perkuatan memiliki kapasitas beban lateral lebih besar rerata 75,566 % dibanding kolom asli. 3. Daktilitas kolom yang diperbaiki memperlihatkan peningkatan sebesar 43,68 % sedangkan kolom yang diperkuat memiliki daktilitas 22,25 % lebih besar dibanding kolom asli. 4. Saat kapasitas beban lateral tercapai kolom yang diperbaiki memiliki disipasi energi 3,71 kali lebih besar dari kolom asli dan kolom yang diperkuat memiliki disipasi energi 2,49 kali lebih besar dari kolom asli. Disipasi energi total kolom yang diperbaiki 3,59 kali lebih besar dari kolom asli dan kolom yang diperkuat memiliki disipasi energi total 2,69 kali lebih besar dari kolom asli. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Foster, SJ and Attard, MM. (1997), Experimental tests on eccentrically loaded high-strength concrete columns, ACI Structural Journal, May-June, pp 295-33. 2. Jiuru, T, Chaobin, H, Kaijian, Y and Yongcheng, Y. (1992), Seismic behavior and shear strength of framed joint using steel-fiber reinforced concrete, ASCE Journal, pp 341-358. 3. Legeron, F and Paultre, P. (2), Behavior of high-strength concrete columns under cyclic flexure and constant axial load, ACI Structural Journal, July-August, pp 591-61. ISBN 979.9243.8.7 417

Johanes Januar Sudjati 4. Seible, F, Priestley, MJN, Hegemier, GA and Innamorato, D. (1997), Seismic retrofit of RC columns with continuous carbon fiber jackets, Journal of Composites for Construction, May, pp 52 62. 5. Triatmodjo, B. (1996), Metode numerik, edisi revisi, Yogyakarta, Beta Offset. 6. Tsonos, AG. (1999), Lateral load respons of strengthened reinforced concrete beam-columns joints, ACI Structural Journal, January-February, pp 46-56. 7. Williams, MS, Villemure, I and Sexsmith, RG. (1997), Evaluation of seismic damage indices for concrete elements loaded in combined shear and flexure, ACI Structural Journal, May-June, pp 315-322. 418 ISBN 979.9243.8.7