RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan. Theresiana Ani Larasati

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial. (BPJS) Kesehatan. Pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan global

BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

negatif (Sittig et al., 2005, Hackl et al., 2009). Dokter marah dan jengkel karena alur kerja mereka tergantung pada sistem yang ada dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pasar bebas dan AFTA (Asean Free Trade. Agreement) tahun 2015 memacu terjadinya perubahan disegala bidang

Lampiran 1. Foto Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J. Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

FUNGSI SELOKAN MATARAM BAGI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

Theresiana Ani Larasati

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek. Proyek yang diadakan adalah Rumah Sakit Anak yang memiliki

DAFTAR PUSTAKA. De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek Batavia : Centraal Missie Bureau, 1931.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA PENDIDIKAN TAREKAT CAROLUS BORROMEUS DI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG SKRIPSI

YAYASAN PAMULANGAN BEKSA SASMINTA MARDAWA. Theresiana Ani Larasati

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

KARYA ORDO SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH AWAL ABAD XX. Oleh: HY. Agus Murdiyastomo, Husain Haikal, Ajat Sudrajat. ABSTRAK

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TK II SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Perumusan Masalah

SERATUS PERSEN RELIGIUS DAN SERATUS PERSEN INDONESIA Rohani, Agustus 2012, hal Paul Suparno, S.J.

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

Suster-suster Notre Dame

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA ACARA MALAM RENUNGAN MENYONGSONG PERINGATAN HARI JADI KE 61 KABUPATEN KULONPROGO Wates, 14 Oktober 2012

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Setapak demi setapak ditambahkan setahun kemudian luas tanah seluruhnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

Bagian Pertama: Mengenal Mgr. Ignatius Suharyo Lebih Dekat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat Seminari Menengah Santo Paulus Palembang

Tabel 1.1. Sarana Kesehatan di Kota dan Kabupaten Jayapura

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai

PERANAN SRI SULTAN HAMENGKU BUWANA IX DALAM PERISTIWA SERANGAN UMUM 1 MARET 1949 DI YOGYAKARTA

Kebutuhan-kebutuhan Psikologis Lansia Dalam Komunitas Hidup Religius

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

Mengenal Beberapa Museum di Yogyakarta Ernawati Purwaningsih Balai Pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

I Riwayat Singkat Santa Clara dari Assisi

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang terus

Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

FRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH ( ) SKRIPSI

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Sambutan Presiden RI pada Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, Yogyakarta, 10 Oktober 2012 Rabu, 10 Oktober 2012

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

Suster-suster Notre Dame

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Yogyakarta berisi tentang latar belakang sejarah berdirinya SMA Bopkri 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

BAB V PENUTUP. penelitian yang dilakukan mengenai respons Etnis Tionghoa dalam menghadapi eksklusi

cepat berubah (wawancara Nadim, 25 Maret 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

Arsip Puro Pakualaman Simpul Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta : Arsip Puro Perlu Perawatan Serius

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

MUSEUM AFFANDI YOGYAKARTA

BUPATI KULONPROGO Sambutan Pada Acara PERINGATAN EMPAT PULUH TAHUN IKATAN WARGA WATES (IWWT) KULONPROGO, YOGYAKARTA DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KALI CODE SEBAGAI KAWASAN WISATA ALTERNATIF Kota Yogyakarta

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB III PELAKSANAAN BATAS USIA PENSIUN PEGAWAI EKS DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DI PT.KAI. A. Profil Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan. Pariwisata secara

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan bisa menjalani aktifitas kehidupannya dengan baik.

MENJADI TUA DAN BAHAGIA

GEREJA KATOLIK INDONESIA: BUAH SEMANGAT MISIONER DAN KESETIAAN PADA KOMITMEN DARI PARA TOKOH PEMBANGUNNYA 1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Jumlah Akomodasi, Kamar dan Tempat Tidur Hotel di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun Bantul Gunung Kidul

BAB I PENDAHULUAN. cukup terkenal. Ordo Serikat Yesuit memliki peran yang sangat besar bagi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanah merupakan sesuatu yang mempunyai peran penting bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini masalah kesehatan telah menjadi

BUDAYA MENJATUHKAN TEMAN DALAM KONGREGASI Rohani, Juli 2012, hal Paul Suparno, S.J.

LINGKUNGAN ST. MARGARETHA

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

Suster-suster Notre Dame

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. (Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sistem otonomi yang diberlakukan oleh bangsa Indonesia merupakan

ABSTRAK PERANAN GEREJA HATI KUDUS YESUS PUGERAN PADA MASA PERANG KEMERDEKAAN II TAHUN Oleh: Maria Pinasthika Sekar Nugraheni

Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

KAJIAN HUKUM TENTANG KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

Transkripsi:

RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA Melayani Masyarakat Seluwes Lengkungan Theresiana Ani Larasati Sejarah Rumah Sakit Panti Rapih tidak dapat dilepaskan dari sejarah Yayasan Panti Rapih yang menaunginya. Adapun keberadaan Yayasan Panti Rapih tidak dapat pula dilepaskan dari dinamika umat dan gereja Katolik di Yogyakarta. Dinamika Gereja Katolik di Yogyakarta dimulai pelajaran agama Katolik di rumah R.P Himawidjaya yang merupakan ayah dari Mgr. A. Djajasepoetro, SJ. Kegiatan tersebut didukung dan dikembangkan oleh para misionaris dan murid-murid dari Xaverius College Muntilan. Berdirinya Standaart-School pada tahun 1917 kemudian diikuti dengan berdirinya karya-karya kerasulan lainnya. Terutama karya-karya yang berupa pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk mewujudkan harapan sebuah fasilitas kesehatan bagi masyarakat, atas inisiatif Pater Frans Strater, SJ (dokumen surat Pater Strater tertanggal 9 Februari 1920) dan prakarsa Katholieke Sociale Bond (KSB) Yogyakarta, serta dukungan Tuan Ir. Julius Robert Anton Marie Schmutzer, seorang tokoh awam dan Administratur Onderneming Gondang Lipoero, sebuah kawasan pabrik Gula yang berada di daerah Selatan Kota Bantul. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, pengurus Gereja Yogyakarta menghubungi berbagai kongregasi para suster untuk mengelola rumah sakit. Sustersuster Kongregasi Cinta Kasih Carolus Borromeus (CB) yang berpusat di Maastricht, Belanda menanggapi ajakan tersebut. Hal ini diduga tidak dapat terlepas dari peran Ny. C.T.M. Schmutzer (Istri Ir J.R.A.M. Schmutzer) yang memiliki kedekatan hubungan dengan Kongregasi Suster CB, karena beliau pernah menjadi murid sekolah perawat yang dikelola suster-suster cinta kasih CB di Belanda. Pada visitasi yang dilakukan oleh pimpinan-pimpinan Kongregasi suster-suster Cinta Kasih Carolus Borromeus di Pulau Jawa, disepakati berdirinya sebuah yayasan pada tanggal 22 Februari 1927. Yayasan tersebut bernama Onder de Bogen Stichting. Pemilihan nama tersebut sebagai wujud penghargaan pada Kongregasi Suster CB yang telah bersedia mengelola rumah sakit yang akan didirikan di Yogyakarta. Nama biara pusat Kongregasi Suster CB di Maastricht, Belanda adalah Onder de Bogen. Kesediaan Kongregasi Suster CB mengurus rumah sakit tersebut adalah atas jaminan Pengurus 1

Gereja Katolik Yogyakarta, bahwa rumah sakit tersebut tidak hanya melayani orang Belanda saja, tetapi juga orang pribumi. Rumah Sakit tersebut diberi nama Rumah Sakit Onder De Bogen. Tanda pembangunan fisik rumah sakit dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Ny. C.T.M. Schmutzer van Rijckevorsel, tanggal 14 September 1928. Keberadaan rumah sakit yang akan dibangun di Yogyakarta tersebut disambut baik oleh pihak Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Keraton Yogyakarta yang kala itu dipimpin Sri Sultan Hamengku Buwana VIII sangat mendukung sepenuhnya inisiatif pendirian Rumah Sakit Onder de Bogen. Beliau menyediakan tanah yang saat ini berada di Jalan Cik Ditiro 30 Yogyakarta, sebagai lokasi pembangunan rumah sakit. Melalui dukungan dana dari Ir J.R.A.M. Schmutzer, pembangunan Rumah Sakit Onder de Bogen dimulai pada tanggal 17 September 1928. Frans Johan Laurens Ghijsels ditunjuk sebagai arsitek yang menangani desain rumah sakit tersebut. Pembangunan selesai dilakukan pada pertengahan Agustus 1929. Pemberkatan Rumah Sakit Onder de Bogen dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1928 oleh Mgr. A.P.F. van Velsen, SJ yang menjabat sebagai Uskup Batavia. Peresmian pembukaannya pada tanggal 14 September 1929 oleh Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. Beliau menghadiahkan satu unit ambulans untuk digunakan di Rumah Sakit Onder de Bogen karena pelayanannya juga ditujukan bagi masyarakat pribumi. Pada bulan Januari 1929, tibalah lima orang Suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus dari Belanda. Mereka adalah Moeder Gaudentia Brand, Sr. Yudith de Laat, Sr. Ignatia Lemmens, Sr. Simonia, dan Sr. Ludolpha de Groot(www.pantirapih.or.id). Mereka para suster yang ditugaskan untuk melayani di rumah sakit yang baru didirikan tersebut. 2

Gambar 1. Rumah Sakit Onder de Bogen tahun 1930-an Bangunann yang dihiasi dengann lengkungan-lengkungan dan nama Onder de Bogen menjadikan kelengkapan nostalgia bagi para Suster CB yang berdinas di rumah sakit ini akan induk biara Suster-Suster CB di Maastricht Belanda. Paraa suster melayani dan merawat orang sakit, meringankan penderitaan sesamaa sesuai dengan ajaran Injil tanpaa memandang agama dan bangsa. Sedikit demi sedikit penderita/pasien datang dan semakin lama semakin bertambah, serta meningkat jumlahnya. Diantara penderita tersebut sebagian besar adalah pejabat Belanda dan kerabat Keraton Kasultanan Yogyakarta. Saat awal beroperasi, Rumah Sakit Onder de Bogen belum mampu memberikan pelayanan bagi rakyat yang miskin dan lemah. Kondisi ini membuat keprihatinan Pimpinan Umumm Suster-suster CB di Maastricht, yang kemudian mendesak Pengurus Yayasan Onder de Bogen untuk menyediakan fasilitas guna melayani rakyat kecil yang miskin dan lemah. Keterbatasan danaa saat itu disambut oleh Kongregasi Bruderr FIC yang berkenan membantu membangunkan bangsal khusus untuk orang yang tidak mampu, yang kemudian diberi nama Bangsal Theresia. Saat penjajahan Jepang, sebagaimana kondisi sebagian besar rakyat Indonesia, kondisi Rumah Sakit Onder de Bogen memprihatinkan, karena banyak suster yang ditawan di kamp tawanan Jepang. Di samping itu, segala sesuatu yang berbau Belanda 3

dihapuskan dari muka bumi Indonesia, termasuk nama rumah sakit. Uskup Mgr. Albertus Soegijapranata yang menjabat sebagai Uskup Agung Semarang pada Bulan Desember 1943 berkenan memberi nama baru untuk Rumah Sakit Onder de Bogen menjadi Rumah Sakit Panti Rapih yang berarti Rumah Penyembuhan. Onder de Bogen Stichting berganti nama menjadi Yayasan Panti Rapih sejak tanggal 27 September 1955, dengan akta Notaris R.M. Wiranto, Nomor 23. Pada masa setelah kemerdekaan, dengan semangat cinta kasih, para perawat di Rumah Sakit Panti Rapih juga merawat para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, di antaranya adalah Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia; Jenderal Sudirman. Ketika Sr. Benvunito, seorang Suster CB yang merawat Pangsar Jenderal Sudirman memperingati genap dua puluh lima tahun membiara, Pangsar Jenderal Sudirman berkenan merangkai sebuah sajak indah dan ditulis tangan dengan hiasan yang cantik, khusus untuk Suster Benvunito dan Rumah Sakit Panti Rapih. Sajak yang berjudul RUMAH NAN BAHAGIA tersebut saat ini masih tersimpan dengan baik. Pemenuhan terhadap kebutuhan tenaga keperawatan yang semakin banyak kemudian dipenuhi oleh Yayasan Panti Rapih dengan mendirikan Sekolah Mantri Juru Rawat pada tahun 1939. Selanjutnya, dikembangkan menjadi Sekolah Kebidanan tahun 1942. Pada tahun 1956, Sekolah Kebidanan dikembangkan menjadi Sekolah Perawat Panti Rapih hingga menjadi Sekolah Perawat Kesehatan Panti Rapih pada tahun 1979. Pada tanggal 29 Maret 1993, Sekolah Perawat Kesehatan tersebut dikonversi menjadi Akademi Perawat Panti Rapih. Pengembangan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Yayasan Panti Rapih mulai dikembangkan ke seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 1967, di wilayah timur DIY didirikanlah Rumah Bersalin/ Balai Pengobatan (RB/BP) Panti Rini di Kalasan. RB/BP Panti Rini kemudian dikembangkan menjadi Rumah Sakit Panti Rini pada tanggal 10 Juni 1993. Untuk wilayah utara dimulai dengan pendirian RB/BP Panti Nugroho di Pakem pada tahun 1968. RB/BP Panti Nugroho dikembangkan menjadi Rumah Sakit Panti Nugroho sejak tanggal 31 Mei 1998. Wilayah selatan khususnya daerah Bantul mulai dilayani Yayasan Panti Rapih dengan berdirinya Rumah Sakit Santa Elisabeth, Ganjuran, yang mendapatkan hibah dari Yayasan Carolus Borromeus, milik Kongregasi Suster-suster CB. 4

Pada awal Bulan November, yaitu tanggal 1 November 2011, hadir pelayanan Yayasan Panti Rapih yang menjangkau wilayah Gunungkidul. Pada saat itu masih berupa Klinik Rawat Inap yang bernama Klinik Rawat Inap Panti Rahayu di Desa Kelor, Kecamatan Karangmojo. Klinik ini kemudian dikembangkan menjadi Rumah Sakit Panti Rahayu yang merupakan Rumah Sakit Tipe D, dengan kapasitas 53 tempat tidur. Diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pada hari Rabu 20 November 2013. Sebelumnya pada pagi harinya dilakukan pemberkatan oleh Mgr. Johannes Pujasumarta Uskup Agung Semarang sekaligus Ketua Pembina Yayasan Panti Rapih (Majalah Utusan, 2013). Sumber Pustaka - www.pantirapih.or.id. (n.d.). Retrieved 12 23, 2013, from Rumah Sakit Panti Rapih: - http://www.pantirapih.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=68& Itemid=63, - Majalah Utusan. (2013, Desember). Sejarah Rumah Sakit Panti Rahayu Gunungkidul 5