PENGELOLAAN DAERAH TANGKAPAN AIR (BAGIAN 1)

dokumen-dokumen yang mirip
Luas Budidaya perairan/kolam ikan (ha) OKU OKI Muara Enim Lahat MURA 3, ,

Luas Budidaya perairan/kolam ikan (ha) OKU OKI Muara Enim Lahat MURA 3, ,

1. Nama Program: Program 3-7 Rehabilitasi Hutan Lindung yang ada

L E G E N D A TELUK BANGKA J A M B I SUMATRA SELATAN B E N G K U L U S A M U D E R A H I N D I A L A M P U N G. Ibukota Propinsi.

BAB 8 PELAKSANAAN RENCANA, PERKIRAAN BIAYA DAN EVALUASI PROYEK UNTUK PROGRAM PRIORITAS

10. BATANG SYSTEM 6. BENDUNG SYSTEM 12. BORANG SYSTEM SMB AIRPORT SUKARAME DISTRICT a 4b 3 ILIR TIMUR 1 DISTRICT 4.

BAB 4 PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN AIR. 4.1 Identifikasi Permasalahan yang Ditemui Saat Ini

BAB 8 RENCANA PELAKSANAAN, PERKIRAAN BIAYA, EVALUASI DAN DAN RENCANA KEGIATAN

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

Strategi 3: Mencegah erosi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan banjir di wilayah pemukiman penduduk Mengurangi Dampak Erosi Daratan/Lahan Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

RINGKASAN LATAR BELAKANG KEBIJAKSANAAN PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN WADUK SERMO

7.4 Komponen 4: Perbaikan Lingkungan Air bagi Kota

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

PERAN SERTA MASYARAKAT DESA DALAM MENJAGA DAN MEMELIHARA HUTAN

BAB II KERANGKA TEORITIS

Manajemen Pengelolaan Pembangkit Energi Listrik. Toha Ardi Nugraha

PP 27/1991, RAWA... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1991 (27/1991) Tanggal: 2 MEI 1991 (JAKARTA)

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PRT/M/2015 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SISTEM IRIGASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

MODUL KULIAH DASAR ILMU TANAH KAJIAN PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) DALAM UPAYA PENGENDALIAN BANJIR. Sumihar Hutapea

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 30 /PRT/M/2007

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MAKALAH. PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR MELALUI PENDEKATAN DAERAH TANGKAPAN AIR ( Suatu Pemikiran Untuk Wilayah Jabotabek ) Oleh S o b i r i n

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

Gubernur Jawa Barat;

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

I. PENDAHULUAAN. A. Latar Belakang. Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah di

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 02 TAHUN 2009 TENTANG I R I G A S I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI TENGAH,

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGELOLAAN DAS TERPADU

BAB 4 BUKU PUTIH SANITASI 2013

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT IRIGASI

NO LD. 23 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG IRIGASI

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008

I. PENDAHULUAN. kerusakan sumber daya alam, hutan, tanah, dan air. Sumber. daya alam tersebut merupakan salah satu modal dasar

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR KECAMATAN CIDAUN DESA NEGLASARI Jl. Negla No. Neglasari Cidaun 43275

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 21 TAHUN 2013

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KUNCI UNTUK PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KINERJA SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

2 c. bahwa guna memberikan dasar dan tuntunan dalam pembentukan kelembagaan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan komisi i

MEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia dikaruniai kekayaan alam, bumi, air, udara serta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

2 sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membangun bendungan; d. bahwa untuk membangun bendungan sebagaimana dimaksud pada huruf c, yang

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 69 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG IRIGASI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1987 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM KEPADA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR NOMOR: 03 TAHUN 2001 T E N T A N G

TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT TAHUN 2017

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

4/12/2009. Water Related Problems?

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1991 Tentang : Rawa

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

RENJA DINAS PU 2014 PER BIDANG DAN UPT

Transkripsi:

PENGELOLAAN DAERAH TANGKAPAN AIR (BAGIAN 1) Mengapa kita memerlukan pengelolaan Daerah Tangkapan Air? Hutan alam di DAS Musi mengalami penurunan yang sangat drastis dari 11,505 km 2 pada tahun 1980 menjadi 4,364 km 2 pada tahun 2000. Hutan mengalami penurunan dan lahan gundul mengalami kenaikan. Saat ini, longsor tanah di lahan gundul merupakan masalah yang serius di DAS. Penutup Hutan Lereng Gunung Padat Jarang Dataran Undakan Longsor Ilustrasi disamping menunjukkan: Peningkatan longsor terjadi ketika kemiringan lahan menjadi curam. Longsor meningkat ketika penutupan hutan menjadi jarang. Penempatan kembali dan pelestarian daerah tangkapan air di DAS Musi merupakan hal yang penting dan mendesak. Apa tujuannya? Mengurangi banjir dan menstabilkan rezim air. Mengurangi longsor tanah di daerah tangkapan air,sehingganya pengendapaan sungai dapat dikurangi. Melestarikan dan penempatan kembali sumberdaya ekologi. Apa programnya? Penerapan hutan tanaman pada lahan dengan kendala utama untuk mengurangi longsor tanah di daerah dengan kemiringan yang curam. Penguatan penyuluhan pertanian/perkebunan/lembaga kehutanan : Untuk memberikan perhatian dan nasehat kepada petani setempat untuk pengelolaan lahan yang lebih baik; mendorong petani untuk memahami metode hutan tanaman dengan memanfaatkan sebagian lahan rumah mereka sebagai kebun : mendidik para petani di bidang teknik konservasi tanah. 10

Siapa yang akan melaksanakan program ini? Dinas Kehutanan Propinsi Sumatra Selatan akan menjadi koordinator pelaksana program prioritas. Peran aktif dari para petani sendiri sangat diperlukan. Dinas-dinas lain yang akan membantu: Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, aparat perkebunan dan kehutanan ditingkat kecamatan dan kabupaten dan lain-lain. Memulai Organisasi Masyarakat Inventarisir Kondisi Lahan Revisi Rencana Untuk Pengelolaan yang Lebih Baik Mempersiapkan Rencana Baru Hutan Komunitas, Rencana Lahan Pertanian Penentuan Zone - Area yang membutuhkan perlindungan hutan - Area yang diijinkan untuk penebangan selektif Rehabilitasi Lahan Penghijauan Konversi Pengguaan Lahan Apa saja keuntungannya? Memberdayakan masyarakat lokal dan mendorong komunikasi masyarakat. Menunjang kehidupan masyarakat setempat dengan sumber pendapatan yang stabil dan handal. Mencegah longsor tanah dengan penutup tanah semi-permanen berupa pohonpohon. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat? Berpartisipasi dalam pencapaian target pembangunan (target daerah,lokasi dan tahun). Berpartisipasi dalam penyiapan lahan, pelestarian sumber bibit/benih, pengelolaan pembibitan dan penanaman pohon. Memberi dukungan kepada lembaga-lembaga penyuluhan setempat dengan memberikan informasi umpan balik. Memberi kesempatan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi bagi pegawai-pegawai penyuluhan. 11

PENGELOLAAN DAERAH TANGKAPAN AIR (BAGIAN 2) Hal lain apa lagi yang diperlukan? Peremajaan hutan untuk hutan produksi merupakan hal yang mendesak untuk menghentikan longsor dan untuk memperbaiki kondisi alam pada DAS Musi. Peremajaan hutan seharusnya di dilakukan terhadap hutan produksi yang telah menerima dana peremajaan hutan. Dimana prioritasnya diberikan terhadap 21 lokasi: HP. Mangsang Mendis; HP Rawas Utara I; HP Rawas Lakitan; HPT Rawas Lakitan; HP Bukit Balai; HPT Bukit Balai; HL Bukit Balai; HPT Gumai Tebing Tinggi; HPT Isau-Isau; HP Air Empelu; HP Bukit Asam; HPT Saka; HPT Meranti S. Kapas S. Saka Suban; HPT. Meranti LB. Buah; HP. Meranti S. Bayat S. Bahar; HP. Meranti S. Merah; HP. Sungai Lalan; HP Simpangheran Beyuku; HP Mesuji III; HPT. Air Tebangka; HP. Saka Apa tujuannya? Mengurangi longsor tanah di daerah hutan produksi Memastikan bahwa kewajiban peremajaan hutan dilaksanakan seperti apa yang diharapkan. Siapa yang akan melaksnakan program ini? Dinas Kehutanan Propinsi Sumatra Selatan akan menjadi koordinator yang dibantu juga oleh polisi hutan, pemerintahan kabupaten-kabupaten dan lembaga penyuluhan pertanian. Perusahaan-perusahaan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengelolaan hutan produksi dan perkebunan. Apa-apa saja kegiatannya? Pembentukan tim investigasi yang melibatkan anggota dari perusahaan industri, lembaga kehutanan, penelitian kehutanan, LSM lingkungan dan pemerintah setempat. Waktu pembayaran dana peremajaan hutan ditunda sampai peremajaan hutan selesai dilaksanakan. Pengumuman nama-nama perusahaan yang gagal dalam melaksanakan kewajiban peremajaan hutan diumumkan lewat media massa. 12

N Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat? Bekerjasama dengan polisi hutan dalam mengawasi kegiatan peremajaan hutan. Kita juga harus menempatkan Hutan Lindung yang Ada? MUSI R AWAS MUSI BANYUASIN MUARAENIM B ANYUAS IN P ALE MB ANG O GANK O ME R ING ILIR Penempatan kembali seharusnya dilakukan terhadap hutan konservasi dan hutan lindung yang ada. LAHAT O GANKOMERING ULU Apa yang menjadi tujuannya? L EGEN D Administ r at ive Boundar y Wat er body Land Use Plan 2000 Wild Lif e Pr eser ved Ar ea Pr eser ved For est Ar ea 4 0 0 40 8 0 Kilometers Menanami daerah yang telah ditetapkan dengan jenis pohon asli di lokasi tersebut. Untuk penempatan kembali ekosistem regional dan keanekaragaman dalam daerah lindung yang telah ditentukan, dan mengurangi longsor tanah melalui peremajaan hutan hutan primer dan sekunder. Pelaksana Balai KSDA adalah lembaga yang memimpin pelaksanaan, didukung oleh petugas penyuluh di lokasi dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatra Selatan. Apa-apa saja kegiatannya? Pembangunan batas-batas hutan ( karena tidak jelasnya batas hutan merupakan salah satu alasan terjadinya penyerbuan terhadap hutan lindung). Dalam penempatan kembali hutan, maka prioritas diberikan terhadap lahan yang tidak ditanami pohon (untuk mengurangi longsor tanah). Penempatan kembali habitat untuk lahan-lahan yang ditanami pohon. Apakan ada kerugian yang potensial? Kepekaan dalam penegasan batas-batas hutan lindung, dimana hutan-hutan lindung yang ada masih mempunyai batas wilayah yang tidak diakui oleh masyarakat setempat. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat? Menyampaikan dan bernegoisasi mengenai lokasi dan penggunaan lahan batas daerah untuk hutan lindung. Memantau keberadaan perlindungan tumbuhan dan hewan di dalam dan sekitar hutan lindung, dan memberi laporan ke petugas kehutanan setempat agar kegiatan pengelolaan hutan menjadi lebih baik. 13

PERBAIKAN LINGKUNGAN AIR DI PERKOTAAN (BAGIAN 1) Mengapa kita memerlukan perbaikan pengelolaan air di lingkungan perkotaan? Daerah perkotaan di DAS Musi mempunyai permasalahan yang serius yang berhubungan dengan lingkungan air dan hidup. Palembang, sebagai ibukota Propinsi Sumatra Selatan, berpenduduk lebih dari 1.4 juta dan 20% diantaranya tinggal di DAS Musi. Permasalahan lingkungan air di perkotaan merupakan karakteristik Kota Palembang. Jika kita dapat mengatasi permasalahan ini, kita dapat menggunakan prosedur yang sama terhadap daerah perkotaan lainnya yang ada di Daerah Aliran Sungai Musi. Buruknya lingkungan hidup Bau Pemandangan yang buruk Genangan hujan badai Kurangnya kapasitas saluran pipa air Endapan sampah dan lumpur Rendahnya kesadaran masyarakat Pelanggaran penduduk terhadap batas area sungai Perawatan kurang layak Penundaan dalam perbaikan sistem drainase Permasalahan tersebut meliputi: Genangan air hujan di jalan dan daerah perumahan Bau dan pemandangan yang tidak sedap di saluran pipa air Penyakit yang disebabkan oleh air (diare,dan lain-lain) sebagai akibat buruknya kualitas air. Program apa yang mendesak untuk dilakukan? Merupakan hal yang penting untuk membuat sebuah sistem yang berfungsi untuk memperbaiki lingkungan air dan menjaga fasilitas saluran pipa air untuk semua tingkatan; mulai dari tingkat masyarakat sampai ke tingkat pemerintah. Pengelolaan saluran pipa air masyarakat Penempatan kembali saluran pipa air. 14

Siapa yang akan melaksanakan program ini? Dinas Kimpraswil Kota Palembang yang dibantu oleh LSM Peran aktif dari masyarakat sangat penting untuk keberhasilan program ini. Apa-apa saja kegiatan untuk Pengelolaan Saluran pipa air Masyarakat? Masyarakat merupakan pelaku utama dalam Pengelolaan saluran pipa air Masyarakat. Mengadakan Pertemuan Konsultasi Masyarakat untuk membicarakan permasalahan yang ada, langkah-langkah yang diambil, metode pelaksanaannya dan lain-lain. Penyimpanan dan pengumpulan sampah rumahtangga. Pemindahan secara berkala sampah dan sediment dari saluran pipa air. Informasi umum untuk pencegahan pembuangan sampah tidak pada tempatnya. Mengadakan pertemuan untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan Menyebarkan kegiatan-kegiatan ke daerah saluran pipa air lainnya melalui alih pengetahuan. Apa-apa saja keuntungannya? Banjir yang melanda rumah-rumah dapat dikurangi dengan mengurangi aliran air yang tenang dan genangan yang lebih pendek. Penyakit yang disebabkan oleh air dapat dikurangi dan uang untuk berobat dapat ditabung. Kesulitan dalam kehidupan fisik dan mental karena seringnya terjadi genangan dapat dikondisikan. 15

PERBAIKAN LINGKUNGAN AIR DI PERKOTAAN ( BAGIAN 2 ) Kegiatan masyarakat dengan peran serta anggotanya dapat menjadi pendorong bagi masyarakat untuk memelihara sungai dan saluran saluran pipa air tetap bersih. Biaya untuk keperluan mendesak yang diterima oleh pemerintah setempat untuk mengatasi banjir dan bantuan bagi masyarakat yang terkena musibah dapat dikurangi. Biaya untuk operasi dan pemeliharaan pada pemerintah setempat dapat ditabung. Apa yang dapat dilakukan masyarakat? Masyarakat merupakan pelaku utama dalam Pelaksaaan Program. Peranan masyarakat antara lain: Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperbaiki lingkungan air melalui Pertemuan Konsultasi Masyarakat. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki lingkungan air. Mengevaluasi kegiatan yang ada melalui pertemuan-pertemuan. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyebaran pengetahuan kepada masyarakat. Apa yang menjadi tujuan dari perbaikan saluran pipa air? Untuk memperbaiki lingkungan air di perkotaan melalui penempatan kembali sistem saluran pipa air. Membuat sebuah sistem dalam penempatan kembali saluran pipa air. Memperkuat kapasitas pemeliharaan secara teratur terhadap fasilitas saluran pipa air. Siapa yang akan melaksanakan pekerjaan ini? Dinas Kimpraswil Kotamadya Palembang. 16

Apa-apa saja kegiatannya? Program ini terdiri dari beberapa kegiatan utama, antara lain: Menginvestigasi dan merancang fasilitas saluran pipa air yang diperlukan dan memperkirakan biaya proyeknya. Memilih kontraktor untuk menangani pekerjaan penempatan kembali tersebut Melaksanakan pekerjaan penempatan kembali tersebut termasuk penempatan kembali fasilitas saluran pipa air, penggalian sampah dan sediment. Melaksanakan pemeliharaan rutin terhadap saluran saluran pipa air Keuntungan Bahaya banjir ke rumah-rumah dapat dikurangi dengan aliran air yang tenang dan genangan yang lebih singkat. Penyakit yang disebabkan oleh air dapat dikurangi dan biaya untuk berobat dapat ditabung. Ketidaknyamanan dalam kehidupan masyarakat dan tekanan akibat seringnya terjadi genangan dapat dikurangai. Biaya untuk keperluan mendesak yang diterima oleh pemerintah setempat untuk mengatasi banjir dan bantuan bagi masyarakat yang terkena musibah dapat dikurangai. Biaya operasi dan pemeliharaan dari pemerintah setempat dapat ditabung. Apa yang harus dilakukan oleh masyarakat? Peranan masyarakat antara lain: Memberi sumbangan pemikiran terhadap perbaikan lingkungan air Ikut berpartisipasi dalam kegiatan untuk menjaga menjaga agar saluran tetap bersih Melaporkan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan kepada pemerintah kota seperti pembuangan sampah secara illegal. 17

Pembentukan Jaringan Kerja Pemantauan Mengapa kita memerlukan pemantauan? Kita harus melakukan pengelolaan air secara menyeluruh di DAS Musi. Adanya data merupakan hal yang mendasar untuk pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Data seperti apa saja yang diperlukan untuk pengelolaan air tersebut? Temperatur SELAT BANGKA Curah Hujan Aliran Sungai Kualitas Air Penggunaan Air Dan lain-lain Keterangan dalam Peta: River=Sungai Pemantauan dan LEGENDA BATAS DAS CATATAN TINGKAT AIR pengumpulan data SUNGAI YANG ADA(BPSDA) LAUTAN HINDIA MUSI BATAS SUB CATATAN CURAH HUJAN DAS YANG ADA (BPSDA) merupakan hal yang SUNGAI CATATAN TINGKAT AIR IBUKOTA (KONSTRUKSI BARU) PROPINSI sangat mendasar KOTA CATATAN CURAH HUJAN IBUKOTA YANG ADA (BMG) KABUPATEN dan kadang-kadang merupakan hal yang sangat membosankan, tetapi tanpa adanya data, kita tidak dapat melakukan pengelolaan air. Pengelolaan yang terus-menerus diperlukan dan tidak ada jalan pintas dalam melaksanakan pemantauan. Apa tujuan dari program-program ini? Tujuannya adalah untuk merasionalisasikan jaringan pemantauan dengan sistem tinjauan yang tepat dalam pengumpulan data tata air (metorologi, curah hujan, aliran air sungai, debit pengendapan sungai, mutu air sungai) dan data kualitas air dan untuk membuat dan memelihara data pokok. Sipa yang akan melaksanakan program ini? Balai PSDA Musi dibawah Dinas PU Pengairan akan menjadi koordinator. Unit Data dan Informasi Sumberdaya Air yang akan didirikan di Balai PSDA Musi akan bertanggungjawab dalam pengelolaan data pokok. 18

Apa saja kegiatan pemantauan tata air? Pembuatan unit data dan informasi pada balai PSDA Musi. Koordinasi dengan BMG merupakan hal yang sangat penting dalam penggunaan bersama data yang tepat, khususnya data curah hujan. Pembangunan stasiun pemantauan baru dan rehabilitasi stasiun yang ada akan dilakukan. Pemantauan pekerjaan di lapangan akan dilakukan setiap dua bulan untuk pengambilan data, pengukuran aliran sungai, pengukuran debit pengendapan sungai, dan lain-lain. Petugas-petugasnya antara lain: kepalahydrographer 1, Asisten Hydrographer 2, Tenaga pembantu 2. Perlengkapan lainnya yang juga diperlukan seperti kendaraan 2, kapal 1, Alat pengukur arus 1, alat pengukur dasar muatan 1. Apa saja kegiatan pemantauan kualitas air? Balai PSDA Musi bertanggungjawab terhadap pemantauan kualitas air sebagai tujuan dari pengelolaan DAS. Koordinasi dengan BAPEDALDA kota dan Propinsi, PDAM merupakan hal yang sangat penting untuk menghindari pekerjaan yang tumpang-tindih. Laboratorium kualitas air akan dibangun dibuat di Balai PSDA Musi Pekerjaan pemantauan akan dilakukan di 55 lokasi di DAS. Tiga grup pemantau diperlukan untuk melaksanakan pemantauan setiap bulan di lokasilokasi tersebut. Sebagai parameter dasar, pengukuran lapangan dan analisis laboratorium akan dilakukan setiap bulan, sedangkan parameter lainnya dan analisis laboratorium akan dilakukan setiap enam bulan. Apa saja kegiatan dalam pembuatan data pokok tata air? Pembuatan data pokok angka (curah hujan, tinggi air dan kualitas air) Pembuatan Data pokok GIS (Data pokok GIS untuk DAS Musi telah dibuat dan teknologi GIS telah dipindahkan melalui penelitian ini) Penyimpanan data pokok GIS dan aplikasi GIS pada perangkat keras komputer Lingkungan GIS (group GIS) diusulkan. 19

Penguatan Kelembagaan Pengenalan Mekanisme intensif dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Tujuan Kunci pelaksanaan yang pasti dan mantap dari pengelolaan sumber daya air adalah dorongan dari pegawai pemerintah yang berwenang dalam pengelolaan sumberdaya air. Tidak ada yang dapat dilakukan sekalipun sekalipun dengan rencana yang matang jika petugas tidak memiliki dalam menjalankan tugas mereka. Dengan demikian, program yang diusulkan harus mendukung dan memacu intensif mereka dalam pengelolaan sumber daya air. Jika pegawai pemerintahan tidak mendapat dukungan atas pekerjaan mereka Banyak orang akan mendapat masalah!!! Pengembangan kelembagaan dirancang untuk membangun sistem dan prosedur untuk mendukung mekanisme intensif, dengan mempertimbangkan prinsip sebagai berikut: Transparansi. Jika perilaku seorang pegawai diketahui oleh orang lain, maka dia tidak akan melakukan hal tercela. Jika seorang pegawai melakukan kesalahan, maka atasannya memberikan hukuman dengan mempertimbangkan opini publik. Sebaliknya, jika seorang pegawai melakukan hal yang memuaskan, maka atasannya akan memberikan promosi jabatan padanya. Keikutsertaan. Keikutsertaan menjamin bahwa opini publik mempengaruhi keputusan pegawai yang berwenang, demikian pula atasannya. Pengungkapan. Pengungkapan menjamin transparansi dari kegiatan pegawai yang berwenang. Orang dapat mengakses informasi pemerintah dengan mudah baik dari aspek biaya maupun kenyamanannya. 20

Deskripsi Program Program-program untuk Penguatan Kelembagaan satu sama lain saling. Mari kita lihat satu per satu. Mekanisme intensif diusulkan untuk diperkenalkan dalam Pengelolaan Personil dengan Sistem evaluasi Personil. Pada waktu yang sama, atasan harus memahami pengelolaan personalia berdasarkan intensif. [contoh dari intensif] Atasan Kesepakatan dalam tujuan pekerjaan Pegawai Sebelum memulai pekerjaan Promosi Keberhasilan mencapai tujuan Evaluasi Sanksi Kegagalan mencapai tujuan Setelah menyelesaikan pekerjaan Banyak orang akan senang!! 21

Transparansi mendukung mekanisme intensif dengan mengungkapkan kebiasaan mereka kepada orang lain. Ketika informasi pemerintah diedarkan bukan hanya dengan Laporan Tahunan dan Buku Gambar, tetapi juga dengan Web Site Resmi dari Pengelolaan Sumberdaya Air dalam Internet, maka mereka memberitahukan kepada orang di seluruh dunia. Pejabat pemerintah harus ingat bahwa system kerja mereka selalu disaksikan seluruh dunia. Di sisi lain, mengedarkan informasi pemerintah membangunkan mereka dan mengangkat keikutsertaan mereka. Web Site Resmi dari Pengelolaan Sumber Daya Air memiliki berbagai fungsi seperti rendahnya biaya prasarana dari Sistem Pengungkapan, pengumpulan/pengadaan data dan informasi oleh Unit Data dan Informasi Sumber Daya Air di Balai PSDA dan Pembuatan Jaringan Kerja Koordinasi untuk Pihak Pelaksana yang berhubungan dengan pekerjaan harian. Masyarakat dapat mengetahui apa yang dikerjakan oleh pegawai pemerintah 22

Keikutsertaan menjamin berlangsungnya mekanisme intensif. Orang dapat berperan serta dalam proses pembuatan keputusan melalui konsultasi publik, dimana mereka memeriksa kegiatan pemerintah. Untuk menjalankan prosedur yang tepat, pegawai pemerintah harus mengamati Petunjuk Umum Konsultasi Publik untuk Pengelolaan Sumber Daya Air. Pada waktu yang bersamaan, masyarakat harus diberi informasi yang cukup dalam pembuatan keputusan yang transparansi dan harus memiliki keahlian yang baik dalam presentasi dan diskusi. Pengelolaan air Berbagai macam orang dapat berperan serta dalam proses pengelolaan air Sistem Pengungkapan menjamin transparansi dari kegiatan pemerintah. Sistem tersebut harus dioperasikan dengan biaya yang rendah untuk orang-orang yang jauh. Web Site Resmi di Internet menyediakan prasarana yang layak untuk sistem pengungkapan. Unit Data dan Informasi Sumberdaya Air di Balai PSDA akan menjadi pusat bagi sistem ini menurut Peraturan Pemerintah yang baru. Meminta Data dan Info Pemakai Menyediakan Data dan info Unit Data dan Infomasi Balai PSDA Pemakai bisa mendapatkan data dan informasi dengan biaya yang pantas 23

Pengembangan Organisasi dan sistem pengungkapan melaluui Unit Data dan Informasi Sumberdaya Air di Balai PSDA, dan secara tidak langsung mengkoordinasikan jaringan kerja untuk pihak pelaksana yang berhubungan dengan pekerjaan harian. Pembentukan Panitia Tata Pengaturan Air dan Panitia Pelaksana Tata Pengaturan Air (PTPA/PPTPA) merupakan instrumen untuk mempromosikan transparansi. Pemberdayaan P3A mengangkat keikutsertaan para petani dalam pembuatan keputusan. Gubernu PTPA/PPTPA Kepala Dinas PU Pengairan Balai PSDA Musi River Kepala Balai PSDA Sungai Musi Kelompok Ahli Kepala Administrasi Seksi Humas Seksi SDM Seksi Logistik Seksi Keuangan Unit Data dan Informasi Sumberdaya Airn Seksi Perawatan Dan Perbaikan Seksi Pengawasan Dan Keamananon Kantor Cabang Pembentukan Unit Data dan Informasi Sumber Daya Air di Balai PSDA Gubernur PTPA Propinsi Sumatra Selatan Sekretaris Dinas PU Pengairan PPTPA DAS Sungai Musi PPTPA DAS Sugihan Balai PSDA DAS Sungai Balai PSDA Sugihan Pembentukan PTPA/PPTPA untuk koordinasi dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai 24

Pengembangan SDM mendukung perkembangan organisasi seperti Pelatihan Teknik Pengoperasian untuk Pegawai Balai PSDA, Pelatihan Perencanaan dan Pengelolaan bagi Pegawai Pemerintah terkait. Pelatihan operasi dan Pemeliharaan Sistem Irigasi bagi anggota P3A, dan Pelatihan bersama LSM bagi Tokoh Masyarakat dan orang terpilih. ******* Struktur dari program yang diusulkan digambarkan di bawah ini. seperti Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan landasan bagi pengelolaan sumberdaya air. Tujuan Penerapan secara Mantap & pasti Pengelolaan Sumber Daya Air Pemecahan Pengenalan mekanisme insentif Master Plan Pengembangan Kelembagaan Dan Sumber Daya Manusia Perkuatan Kelembagaan Untuk Pengelola dari Pemerintah Mendorong Transparansi Hubungan dengan Masyarakat Pembuatan Sistem Peningkatan Organisasi Pengembangan SDM Perbaikan Kesadaran Masyarakat Promosi Keikutsertaan dengan Perkuatan Kelembagaan Untuk Pengelola dari Pemerintah Dasar Pengelolaan Sumber Daya Air Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Sumber Daya Air 25