RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Peningkatan Keberhasilan Dalam Penyediaan Bibit Anggrek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bulan Februari 230 Sumber : Balai Dinas Pertanian, Kota Salatiga, Prov. Jawa Tengah.

PENGARUH JENIS MEDIA TANAM DAN LARUTAN AB MIX DENGAN KONSENTRASI BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI TANAMAN SELADA

EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden *

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

II. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Terang, Gang Swadaya VI,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada Januari April 2017 di Rumah Paranet

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Cara Menanam Cabe di Polybag

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

PENGARUH DOSIS PUPUK DAUN MAMIGRO DAN KERAPATAN POPULASI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT ANGGREK CATTLEYA. Triana Kartika Santi.

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

Wakifatul Hisani, Andi Muhammad Israwan Mallawa

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pemanfaatan Pekarangan untuk Budidaya Sayuran

III. TATA CARA PENELITIAN

KARYA ILMIAH TENTANG. BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea) SECARA ORGANIK DENGAN PENGARUH BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

bio.unsoed.ac.id 2. Bibit seragam pertumbuhannya 2. Daun bibit panjang 4-5 cm lebar 0,5-{,75 cm

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

P r o s i d i n g 233

TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

S U N A R D I A

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL

Transkripsi:

RESPON TANAMAN ANGGREK BULAN TERHADAP JENIS MEDIA TANAM DAN LETAK TANAMAN PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK SECARA VERTIKULTUR Yati Suryati Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK Anggrek bulan (Phalaenopsis sp.) merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika dan ekonomi tinggi sehingga potensial untuk dikembangkan. Dalam upaya peningkatan budidaya tanaman anggrek bulan, faktor penyiramam, pemupukan, dan media tanam merupakan faktor yang sangat berkaitan. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik dan bersahabat dengan lingkungan serta mengoptimalkan lahan yang sempit perlu kiranya dipelajari mengenai hubungan antara letak tanaman dan jenis media tanam pada sistem pertanian organik dengan penerapan system vertikultur (bertingkat). Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan Oktober 2006 di rumah daerah Pamulang yang merupakan pemukiman dengan tipe Rumah Sangat Sederhana. Tujuan penelitian ini adalah mencari kombinasi terbaik antara letak tanaman dan jenis media tanam bagi pertumbuhan tanaman anggrek bulan pada sistem pertanian organik dengan pemberian pupuk air limbah cucian beras. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial dua faktor. Faktor pertama jenis media tanam yaitu cincangan pakis, arang, kaliandra, spagnum moss, dan campuran cincangan pakis dan kaliandra. Faktor kedua letak tanaman, yaitu diletakkan di rak atas dan di bawah. Hasil penelitian menyatakan bahwa media tanam yang paling cocok digunakan untuk pertumbuhan tanaman anggrek bulan adalah media spagnum moss. Sebagai pilihan untuk menekan biaya, media kaliandra atau campuran kaliandra dan cincangan pakis dapat dijadikan alternatif. Air limbah cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik sehingga mengurangi biaya produksi. Untuk mengatasi budidaya tanaman hias di lahan pekarangan yang sempit dan rumah bertingkat dapat diterapkan sistem bertanam secara vertikultur, dengan meletakkan tanaman lain di rak atas dan anggrek bulan diletakkan di rak bawahnya. Budidaya anggrek bulan dapat dilakukan dengan sistem pertanian organik khususnya dalam penggunaan pupuk dan pestisida dengan kombinasi pemakaian media spagnum moss dan diletakkan di rak bawah. Kata kunci : Anggrek bulan, pertanian organik, vertikultur PENDAHULUAN Rumah di perkotaan umumnya berpekarangan sempit. Kadang-kadang hampir tidak memiliki pekarangan, kecuali pintu masuk. Walau demikian, penduduk masih banyak yang menyukai bertanam terbuka sekitar rumah, walaupun hanya dalam pot gantung. Tanaman yang dipelihara sebagian besar tanaman hias. Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman secara vertikal sehingga penanamannya menggunakan sistem bertingkat, tujuan utama penerapannya adalah memanfaatkan lahan sempit seoptimal mungkin. Anggrek bulan (Phalaenopsis sp.) merupakan tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan, selain mempunyai nilai estetika yang tinggi juga nilai ekonominya. Dalam usaha peningkatan budidaya tanaman anggrek bulan, faktor penyiraman, pemupukan, dan media tanam merupakan faktor yang sangat berkaitan. Dalam hal ini media tanam merupakan faktor yang menjaga ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman anggrek, selain fungsi utama, media tanam sebagai tempat berpijak tanaman dan sumber unsur hara. Dengan menjaga ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman anggrek pemupukan merupakan sumber unsur hara bagi tanaman tentunya akan menghasilkan tanaman anggrek yang baik. Pertanian organik merupakan suatu sistem usaha tani dengan menggunakan bahan yang berasal dari alam. Hampir tidak ada bahan anorganik atau senyawa kimia buatan yang dipergunakan untuk sistem pertanian organik. Diharapkan dengan sistem pertanian organik ini mempunyai dampak yang baik untuk lingkungan, artinya tidak ada efek samping yang mengakibatkan rusaknya lingkungan (pencemaran). Air limbah cucian beras merupakan bahan yang mudah didapat dan potensial untuk dikembangkan sebagai pupuk organik. Hasil-hasil penelitian Puspitasari (2003) dan Elfarisna (2003) menyatakan bahwa pemberian air limbah cucian beras dapat menggantikan pemakaian pupuk anorganik pada fase vegetatif dan generatif anggrek Dendrobium sp., penelitian Suryati (2003) dan Suryati (2004) pada fase vegetatif anggrek Phalaenopsis sp. Pada tanaman sayuran seperti selada, bayam, sawi, dan bawang daun, pemberian air limbah cucian beras dapat menggantikan pemakaian pupuk Urea, TSP, dan KCl (Muharam, 2004; Irwansyah, 2004; Haryanto, 2004; dan T.A.Sofar, 2005). Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik dan bersahabat dengan lingkungan serta mengoptimalkan lahan yang sempit perlu kiranya dipelajari mengenai hubungan antara letak 125

tanaman dan jenis media tanam pada sistem pertanian organik dengan penerapan sistem vertikultura (bertingkat). Berbagai jenis media tanam dapat digunakan untuk tanaman anggrek seperti arang, cincangan pakis, kaliandra, dan spagnum moss. Setiap media tanam tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan, untuk itulah pengkajian terhadap pemberian pupuk air limbah cucian beras pada tanaman anggrek dengan berbagai jenis media tanam dengan sistem vertikultura sangat menarik untuk dilakukan. Selain itu sistem pertanian organik yang sudah lama ditinggalkan merupakan suatu tantangan untuk melakukan suatu percobaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi terbaik antara letak tanaman dan media tanam bagi pertumbuhan tanaman anggrek bulan pada sistem pertanian organik dengan pemberian pupuk air limbah cucian beras. Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Membantu para hobies khususnya tanaman anggrek dalam memilih media tanam yang sesuai untuk tanaman anggrek bulan. 2. Memanfaatkan limbah air cucian beras sebagai pupuk sehingga dapat mengurangi biaya produksi. 3. Menerapkan sistem vertikultur untuk mengatasi budidaya tanaman hias di lahan pekarangan yang sempit. 4. Memasyarakatkan sistem pertanian organik di kalangan hobies anggrek yang selama ini masih menggunakan bahan-bahan kimia/anorganik terutama dalam hal pemakaian pupuk dan pestisida. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di sebuah rumah di daerah Pamulang yang merupakan pemukiman dengan tipe RSS, dengan ketinggian + 10 m di atas permukaan tanah dan + 25 m di atas permukaan laut. Alat yang digunakan meliputi sprayer semi otomatis, gelas ukur, alat ukur, ember plastik, dan alat tulis. Bahan yang diperlukan meliputi tanaman anggrek bulan (Phalaenopsis sp.) umur 6 bulan, bahan media tanam (cincangan pakis, arang, spagnum moss, dan kaliandra), pupuk air limbah cucian beras, pestisida organik ekstrak mimba, pot ukuran 10 cm, rak bertingkat, dan paranet 75 %. Penelitian dilakukan dengan memakai Rancangan Acak Lengkap dengan pola faktorial dua faktor. Faktor pertama jenis media tanam dan faktor kedua letak tanaman. tanam, yaitu arang (M1), kaliandra (M2), spagnum moss (M3) campuran kaliandra dan cincangan pakis (M4) dan cincangan pakis (M5). Letak tanaman, yaitu lapisan/rak atas (A) dan lapis/rak bawah (B). Kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut : M1 A = arang diletakkan di rak atas M1 B = arang diletakkan di rak bawah M2 A = kaliandra diletakkan di rak atas M2 B = kaliandra diletakkan di rak bawah M3 A = spagnum moss diletakkan di rak atas M3 B = spagnum moss diletakkan di rak bawah M4 A = kaliandra dan pakis diletakkan di rak atas M4 B = kaliandra dan pakis diletakkan di rak bawah M5 A = pakis diletakkan di rak atas M5 B = pakis diletakkan di rak bawah Setiap kombinasi perlakuan terdiri dari 5 tanaman dan diulang sebanyak 3 kali sehingga dibutuhkan 150 tanaman. Prosedur penelitian adalah : 1. Anggrek ditanam dalam pot berdiameter 10 cm dengan media sesuai perlakuan, kemudian disusun di masing-masing rak secara acak dan diberi naungan paranet 75 %. 2. Persiapan pemupukan: Air limbah cucian beras ditambahkan EM-4 (5 ml EM-4/liter) kemudian difermentasikan selama 4 hari setelah difermentasikan selama 4 hari diberikan sebagai pupuk sebanyak 20 ml/tanaman, dengan menyemprotkannya ke daun dan akar tanaman pada pagi hari. Pemberian pupuk dilakukan dua kali seminggu. Pemberian pestisida organik pada saat penanaman. 3. Penyiraman dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari. 126 Makalah Oral

4. Pengamatan dilakukan pertama kali setelah sebulan pemupukan selanjutnya diamati tiap bulan. Pengamatan dilakukan terhadap panjang, lebar dan jumlah daun. Analisis data dilakukan dengan uji F, bila berbeda nyata dilakukan dengan uji BNT. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2006. Suhu udara pagi hari antara 22-29 0 C, siang hari 30-32 0 C, dan sore hari 27-30 0 C. Pertumbuhan tanaman dari awal penelitian sampai berakhir berjalan baik (Tabel 1, 2 dan 3) tidak ada serangan hama maupun penyakit. Pada awal penelitian tanaman diberikan pestisida nabati ektrak biji mimba 2 ml/liter air dan media tanam sebelum digunakan masing-masing direndam dengan fungisida Dithane M-45. Selama penelitian tanaman diberi pupuk air limbah cucian beras terfermentasi yang sebelumnya ditambahkan EM-4 5 ml/liter air limbah cucian beras Tabel 1. Pengaruh dan terhadap Panjang Daun Tanaman Anggrek Panjang Daun (cm) M1 9.68 a 9.73 a 9.88 a 10.05 a 10.25 a M2 9.50 a 9.60 a 9.95 a 10.75 a 11.12 ab M3 9.77 a 10.00 a 10.62 a 12.08 b 12.78 c M4 9.62 a 9.78 a 10.22 a 11.05 ab 11.37 b M5 9.27 a 9.30 a 9.62 a 10.15 a 10.37 ab A 9.56 a 9.60 a 9.83 a 10.37 a 10.69 a B 9.57 a 9.77 a 10.29 b 11.26 b 11.66 b Tabel 2. Pengaruh dan terhadap Lebar Daun Tanaman Anggrek. Lebar Daun (cm) M1 4.70 a 4.75 a 4.82 a 4.88 a 4.95 a M2 5.15 a 5.22 a 5.48 b 5.52 b 5.68 b M3 5.10 a 5.17 a 5.35 b 5.68 b 6.00 b M4 4.85 a 4.90 a 5.08 ab 5.42 b 5.58 b M5 4.73 a 4.78 a 4.92 a 5.05 a 5.13 a A 4.94 a 4.99 a 5.08 a 5.24 a 5.42 a B 4.84 a 4.93 a 5.18 a 5.38 a 5.52 a Tabel 3. Pengaruh dan terhadap Jumlah Daun Tanaman Anggrek. Jumlah Daun (helai) M1 4.97 a 4.97 a 5.13 a 5.20 a 5.26 a M2 4.97 a 5.03 a 5.27 a 5.40 ab 5.53 b M3 4.83 a 4.97 a 5.27 a 5.47 b 5.70 c M4 4.93 a 5.00 a 5.13 a 5.27 a 5.33 a M5 5.00 a 5.00 a 5.07 a 5.17 a 5.23 a A 4.88 a 4.93 a 5.13 a 5.25 a 5.33 a B 5.00 a 5.05 a 5.21 a 5.35 b 5.49 b Penambahan panjang, lebar daun, dan jumlah daun merupakan suatu tanda tanaman melakukan pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan vegetatif sangat dipengaruhi oleh unsur N karena N dapat memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman (Hardjowigeno, 1992). Hal ini terjadi diduga karena semua tanaman diberi pupuk organik air limbah cucian beras yang 127

mengandung banyak unsur Nitrogennya dan unsur hara yang dapat dengan cepat tersedia bagi tanaman. Selain karena pengaruh media yang digunakan Pada perlakuan media tanam menunjukkan bahwa media tanam spagnum moss mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya, kemudian berturutturut media kaliandra, campuran kaliandra dan pakis, pakis, dan arang kayu. Perbedaan yang nyata antar perlakuan pada parameter pertumbuhan tersebut diduga terjadi karena perbedaan kandungan unsur hara (Hardjowigeno, 1992). Spagnum moss mempunyai drainase yang baik dinama hal tersebut sebagai salah satu syarat media tanam yang baik. Spagnum moss merupakan sejenis lumut-lumutan yang mempunyai kandungan hara yang baik Dari segi ekonomi penggunaan media spagnum moss sangat mahal dan susah mendapatkannya, sehingga banyak pengusaha tanaman anggrek menggunakan spagnum moss import meskipun harganya mahal. Sebagai alternatif dapat digunakan media campuran kaliandra dan pakis. Kaliandra dan pakis mudah didapat. Kaliandra merupakan salah satu jenis tanaman Leguminosae. Menurut Suliasih (1985) tanaman kaliandra mempunyai kandungan hara tinggi terutama nitrogen. Daya mengikat airnya tinggi, sehingga bila digunakan seluruhnya media menyebabkan media terlalu lembab. Alternatif lain adalah digunakan kaliandra campuran dengan pakis cincang yang menjadikan drainase yang baik, sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik. arang kayu dan pakis hanya mengandung sedikit unsur hara bagi tanaman dan daya mengikat airnya cukup baik tetapi lebih cepat meloloskannya daripada spagnum moss dan kaliandra. Kombinasi perlakuan media spagnum moss dan letak tanaman di rak bawah merupakan kombinasi terbaik dari semua perlakuan (Tabel 4). Saat penelitian dilaksanakan pada musim panas dan lokasi penelitian berada 10 meter di atas permukaan tanah (rumah bertingkat) meskipun rak sudah dinaungi paranet 75 % namun kondisi lingkungan sangat panas sehingga tanaman yang diletakkan di rak bawah lebih baik pertumbuhannya daripada yang berada di rak atas. Hal ini berbeda dengan penelitian lain dalam sistem tanaman berlapis (vertikultur), faktor pembatas utama adalah persaingan tanaman terhadap sinar matahari (Arif dan Murtiati, 2002). Jumlah energi sinar yang diterima oleh tajuk tanaman akan berbeda untuk setiap lapisan (Wilson dalam Arif dan Murtiati, 2002) Pada perlakuan letak tanaman menunjukkan bahwa tanaman yang diletakkan di rak bawah mempunyai pertumbuhan yang lebih baik dari yang diletakkan di atas. Perbedaan yang nyata antara perlakuan pada parameter pertumbuhan tersebut (panjang dan jumlah) diduga terjadi karena perbedaan kondisi lingkungan tumbuhnya. Anggrek Phalaenopsis termasuk jenis epifit yang pertumbuhannya selalu ternaungi oleh ranting atau dahan pohon di habitat aslinya. Cahaya matahari yang dibutuhkan hanya 20-50 %. Anggrek hasil budidaya memerlukan suhu maksimal 29 0 C. Pada lokasi penelitian di mana dilakukan di rumah tingkat (+ 10 meter dpt) meskipun sudah dikondisikan sedemikian rupa dengan menggunakan naungan paranet 75 % yang dilapis dengan UV, lingkungannya masih terasa panas (suhu maksimum siang hari 32 0 C), sehingga tanaman yang diletakkan di rak atas mendapatkan kondisi yang kurang sesuai. Lain halnya dengan tanaman yang diletakkan di rak bawah pertumbuhannya jauh lebih baik dari yang di atas karena mendapatkan naungan. Tabel 4. Interaksi dan Letak Tanam terhadap Panjang Daun Panjang Daun (cm) M1A 9.63 a 9.70 a 9.80 a 9.97 c 10.13 e M1B 9.73 a 9.77 a 9.97 a 10.13 c 10.37 cde M2A 9.43 a 9.47 a 9.60 a 10.07 c 10.37 cde M2B 9.57 a 9.73 a 10.30 a 11.43 bc 11.87 bc M3A 9.93 a 9.97 a 10.30 a 11.17 bc 11.73 bcd M3B 9.60 a 10.03 a 10.93 a 13.00 a 13.83 a M4A 9.43 a 9.50 a 9.77 a 10.40 bc 10.77 bcde M4B 9.80 a 10.07 a 10.67 a 11.70 ab 11.97 b M5A 9.37 a 9.37 a 9.67 a 10.27 bc 10.47 bcde M5B 9.17 a 9.23 a 9.57 a 10.03 c 10.27 cd Anggrek bulan termasuk anggrek epifit, selain memiliki akar lekat juga memiliki akar udara. Sementara akar lekat diduga hanya berfungsi sebagai jangkar untuk menahan tanaman pada posisinya dan hanya akar udaranya saja yang bekerja bagi pertumbuhan tanaman. Akar 128 Makalah Oral

udara sangat tertarik pada air. Karena itu memperlihatkan kecenderungan tumbuh kemana saja untuk mencapai daerah basah (Gunadi, 1979), sehingga pertumbuhan akar cenderung untuk berada disekitar media tanaman karena mendapatkan cukup air siraman. Dari pengamatan pada penelitian secara visual terlihat tanaman dengan media spagnum moss dan kaliandra akarnya tidak banyak keluar dari pot, tetapi berada di sekitar media tanam. Hal ini sesuai dengan Sutiyono (1997) yang menyatakan bahwa spagnum moss merupakan sejenis lumut-lumutan yang dapat memegang air dengan baik. Lain halnya tanaman dengan media arang akarnya banyak yang tumbuh keluar pot melalui lubang-lubangnya. Hal ini karena arang cepat menyerap air tetapi cepat pula melepaskannya sehingga tanaman tidak menyerap dari media melainkan dari udara. Sesuai dengan Jumin HB (1989) bahwa ketersediaan air pada media tanam ditentukan oleh kemampuan partikel memegang air dan kemampuan akar menyerapnya KESIMPULAN Dari hasil penelitian disimpulkan sbb : 1. tanam yang paling cocok digunakan untuk pertumbuhan tanaman anggrek Phalaenopsis adalah media spagnum moss. Untuk menekan biaya, sebagai pilihan media campuran kaliandra dan cincangan pakis dapat dijadikan alternatif. 2. Air limbah cucian beras dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik sehingga mengurangi biaya produksi. 3. Untuk mengatasi budidaya tanaman hias di lahan pekarangan yang sempit dan rumah bertingkat dapat diterapkan sistem bertanam secara vertikultur, dengan meletakkan tanaman lain di rak atas dan anggrek Phalaenopsis diletakkan di rak bawahnya. 4. Budidaya anggrek bulan dapat dilakukan dengan sistem pertanian organik khususnya dalam penggunaan pupuk dan pestisida. DAFTAR PUSTAKA Andoko. 2004. Budidaya Cabai Merah secara Vertikultur Organik. Penebar Swadaya. Jakarta. 88 hal. Arif dan Murtiati. 2003. Penanaman Sayuran Vertikultur untuk Penduduk Perkotaan dalam Prosiding Simposium Nasional dan Kongres Peragi VIII. Bandar Lampung. Hal 247-250. Astuti. 2003. Vertikultura : Bertanam di Lahan Sempit Agromedia Pustaka. Jakarta. 61 hal. Elfarisna. 2003. Penggunaan Air Limbah Cucian Beras sebagai Pupuk Organik Anggrek Dendrobium sp. pada Fase Generatif dalam Prosiding Simposium Nasional dan Kongres Peragi VIII. Bandar Lampung. Hal 193-198. Gunadi. 1979. Anggrek (Dari Bibit Hingga Berbunga) PAI Cabang Priangan Bandung. 277 hal. Hardjowigeno. 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 133 hal. Haryanto. 2005. Pengaruh Pupuk Cair dan Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea) Sistem Vertikultura. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. 54 hal. Irwansyah. 2004. Pengaruh Dosis Air Limbah Cucian Beras terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. 33 hal. Jumin, H. B. 1989. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologis. Rajawali Press. Jakarta. 162 hal. Mucharam. 2004. Pengaruh Dosis Air Limbah Cucian Beras sebagai Pupuk Organik pada Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. 42 hal. Puspitasari. 2004. Fermentasi Air limbah Cucian Beras sebagai Pupuk Hayati Anggrek Dendrobium sp. pada Fase Vegetatif dalam Prosiding Simposium Nasional dan Kongres Peragi VIII. Bandar Lampung. Hal 240-246. Sofar. 2005. Pengaruh Air Limbah Cucian Beras sebagai Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. 44 hal. Suliasih. 1985. Sekilas Uraian Mengenai Kaliandra. Buletin Kebun Raya LBN-LIPI. Bogor Vol 6 no.6. 129