Setiap individu berhak mendapatk:an pendidikan yaitu dengan cara. orangtua tentang pentingnya sekolah, banyak orangtua memasukkan anak mereka

dokumen-dokumen yang mirip
Seorang wanita yang telah berkeluarga dan memiliki anak, secara otomatis. memegang tanggung j awab membantu anak dalam mengembangkan semua

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki sekolah bukanlah suatu hal yang selalu membahagiakan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa sekolah bagi anak adalah masa yang paling dinantikan. Anak bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif. (NAPZA) makin merebak di tengah-tengah masyarakat. Banyak keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

Henni Anggraini Universitas Kanjuruhan Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa anak prasekolah (3-5 tahun) adalah masa yang menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BABI. PENDAillJLUAN. Ketika anak mulai menginjak masa awal kanak-kanak (2-6 tahun), anak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afeksional pada seseorang yang ditujukan pada figur lekat dan ikatan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dianggap sebagai masa topan badai dan stres, karena remaja telah memiliki

BABI PENDAHULUAN. Kehidupan perkawinan akan terasa lebih lengkap dengan hadirnya anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Erikson pada tahap anak usia 3-5 tahun (preschool age), anak

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Sejak lahir, manusia sudah bergantung pada orang lain, terutama orangtua

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan lingkungan sosial yang lebih luas di masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara bertahap yaitu adanya suatu proses kelahiran, masa anak-anak, remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BABI PENDAHULUAN. Anak adalah permata bagi sebuah keluarga. Anak adalah sebuah karunia

Membangun Sosial Emosi Anak. di Usia 2-4 tahun SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB V PEMBAHASAN. anak menilai bahwa perilaku tantrum adalah suatu perilaku yang masih

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pertama. Sekolah juga sebagai salah satu lingkungan sosial. bagi anak yang dibawanya sejak lahir.

formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. lingkungan (Semiun, 2006). Penyesuaian diri diistilahkan sebagai adjustment.

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi. Fak. Psikologi UMBY

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari hubungan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kedua aspek tersebut terjadi secara bersama-sama. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada

Perkembangan dari Attachment (kelekatan) Kita harus memakai orang yang khusus di dalam kehidupan yang dapat membimbing anak-anak untuk merasakan rasa

BAB I PENDAHULUAN. Ibu memiliki lebih banyak peranan dan kesempatan dalam. mengembangkan anak-anaknya, karena lebih banyak waktu yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian dan batasan anak usia prasekolah. b. Perkembangan anak usia prasekolah

Setiap anak perlu untuk berkembang secara optimal dalam kehidupannya. Perkembangan optimal tersebut adalah dambaan semua orang tua, karena anak pada

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah perkotaan menurut kelompok usia 0-4

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang ealon ibu. Semua itu tergantung dari cara

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

MANAJERIAL BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, di PAUD X Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari hal hal yang telah ada, maupun perubahan karena timbulnya unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dibawah situasi yang menekan/stres (Torres et. al, 2012). Menurut Bowlby

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

semangat untuk menjadi lebih baik dari kegiatan belajar tersebut. Fenomena yang telah dilakukan oleh Triana, 2010, yaitu tentang keluarga

BAB I PENDAHULUAN. interaksi anak dan kemampuan untuk menguasai keterampilan motorik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menegangkan, menakjubkan, menakutkan, menyenangkan atau menimbulkan rasa asing bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BABI. PENDAillJLUAN. Seorang anak selalu membutuhkan peran orangtua. Sejak dulu sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

LAMPIRAN 1. KUESIONER POLA ATTACHMENT

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. masa beralihnya pandangan egosentrisme menjadi sikap yang empati. Menurut Havighurst

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemandirian yang dimiliki oleh setiap manusia berawal dari masa anak anak. Proses

Masalah Tingkah Laku Anak Berkebutuhan Khusus. Mohamad Sugiarmin

BAB I PENDAHULUAN. Komisi Remaja adalah badan pelayanan bagi jemaat remaja berusia tahun. Komisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakag

manusia dimulai dari keluarga. Menurut Helmawati (2014:1) bahwa Keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan dan pendidikan anak.

BABI PENDAHULUAN. Semua orangtua menginginkan anak lahir dengan keadaan fisik yang

HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN (ATTACHMENT) DAN INTIMACY PADA MAHASISWA YANG BERPACARAN. : Elfa Gustiara NPM : : dr. Matrissya Hermita, M.

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang lebih kepada anak usia dini untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu berhak mendapatk:an pendidikan yaitu dengan cara bersekolah. Sejalan dengan perkembangan zaman dan meningkatnya pemahaman orangtua tentang pentingnya sekolah, banyak orangtua memasukkan anak mereka yang berusia 4 tahun ke sekolah dimana sekolah bagi anak seusia ini adalah Taman Kanak-Kanak atau sering disebut TK. TK merupakan transisi dalam proses pendidikan anak dan sebagai jembatan antara rumah dan sekolah. Di sekolah, anak sudah harus melakukan kegiatan sendiri dengan bantuan yang terbatas dari guru bantu, bukan dari orang-orang terdekatnya. Dengan kata lain, anak melakukan kegiatan secara mandiri dan berpisah untuk sementara waktu dari orangtuanya, terutama ibu. Permasalahan yang timbul pertama kali anak masuk sekolah adalah anak mengalami kecemasan berpisah dengan orangtuanya terutama ibu. Berdasarkan observasi dan wawancara informal dengan ibu-ibu di sebuah TK, diketahui bahwa ketika pertama kali masuk sekolah, sebagian anak cenderung merengek dan menangis. Anak sering pula berteriak minta pulang sambil menangis dan memukul-mukul. Ada juga yang terns menerus memeluk ibunya supaya tidak pergi meninggalkan mereka. Tidak jarang anak mengatakan berbagai macam alasan supaya tidak masuk sekolah, seperti badannya tiba-tiba panas, perutnya 1

2 sakit dan alasan-alasan yang lainnya. Hal ini terjadi agar mereka tidak berpisah dengan ibunya. Reaksi-reaksi yang dialami oleh anak-anak ini menandakan adanya perasaan cemas, yaitu keadaan emosi yang meningkat dan disertai perasaan takut akan sesuatu. Kecemasan yang dialami oleh anak-anak pertama kali masuk TK merupakan suatu hal yang wajar (Bruno, 2000: 25). Namun, jika kecemasan tersebut terjadi terus-menerus atau berlarut-larut maka akan menimbulkan masalah pada kemandirian anak di kemudian hari. Oleh karena itu, orangtua terutama ibu harus benar-benar siap menghadapi segala hal yang akan terjadi ketika pertama kah anak masuk sekolah. Para guru TK juga harus siap mengatasi atau menangani anak didiknya yang mengalami kecemasan pertama kali masuk sekolah. Dengan demikian, orangtua khususnya ibu dan para guru hams bekerja sama dan sating membantu dalam menangani anak yang mengalami kecemasan. Kecemasan yang dialami oleh anak ketika masuk sekolah mungkin terkait dengan kelekatan yang kuat antara anak pada ibunya. Kecemasan dan ketakutan itu tidak dibuat-buat, namun merupakan fenomena yang terjadi pada anak usia balita. Kecemasan tersebut muncul karena mereka tidak ingin berpisah dari orangtua terutama ibu. Jadi jelaslah, kelekatan yang kuat antara anak pada ibu menyebabkan anak sulit untuk dipisahkan dari ibu dan perpisahan antara anak dengan orangtua, terutama dengan ibu merupakan faktor pencetus terjadinya separation anxiety bagi seorang anak yang akan atau baru memasuki sekolah (Pohan, 1986: 197).

3 Menurut Bowlby (dalam Sunarto dan Rusyiyah, 2003: 40), kelekatan adalah kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan orang tertentu dan merasa lebih aman dengan kehadiran mereka. Kelekatan antara ibu dan anak sudah terbentuk sejak lahir. Kelekatan itu sendiri terbagi dalam beberapa tahap. Salah satu dari tahap tersebut menyatakan bahwa usia 3 tahun sampai dengan akhir masa kanak-kanak, anak seharusnya sudah dapat diberi pengertian atau anak sudah dapat diajak berkompromi mengenai kepergian orangtua khususnya ibu. Anak sudah mulai menyadari kepergian ibu itu hanya sementara waktu dan ibu akan kembali lagi, sehingga anak tetap dapat bermain meskipun ibu tidak berada di dekat mereka. Namun pada anak-anak tertentu kelekatan pada ibu cenderung berlebihan. Hal ini disebabkan karena ibu selalu berada di dekat anak dan selalu mengikuti semua aktivitas yang dilakukan oleh anak seperti rnandi, bermain, belajar dan menggambar. Ibu mungkin selalu memberi, membantu dan mengarahkan anaknya meskipun anak tidak meminta atau membutuhkannya. Hubungan yang terjalin antara ibu dan anak inilah yang menyebabkan anak sulit dipisahkan dari ibu untuk sementara waktu. Sekali lagi, perasaan cemas atau takut untuk berpisah dari ibu ketika pertama kali masuk TK. diduga memiliki hubungan yang erat dengan kelekatan yang kuat antara ibu dan anak. Anak dengan kelekatan yang kuat pada ibu cenderung menunjukkan perilaku-perilaku seperti menangis, memukul-mukul, memeluk ibu dan mogok sekolah sebagai tanda-tanda penolakan berpisah dengan ibunya. Akibat yang muncul jika anak mengalami kecernasan yang sangat tinggi pertama kali masuk sekolah adalah anak takut akan sekolah. Bila kecemasan

4 tersebut tidak segera ditangani malca akan memberi dampak negatif pada tahap perkembangan selanjutnya, misalnya untuk tahap perkembangan sosialisasi anak menjadi cenderung menyendiri dan menjadi pemurung, dan untuk perkembangan motorik anak yang mengalami kecemasan sejak Taman Kanak-Kanak dapat terhambat karena anak tersebut menjadi kurang percaya diri. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat sejauhmana kelekatan yang terjadi antara anak dengan ibunya berkaitan dengan kecemasan yang dialami oleh anak pertama kali masuk TK. 1.2. Batasan Masalah Penelitian ini akan dibatasi guna untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang diteliti. Hal-hal yang berkaitan dengan batasan masalah, sebagai berikut : a. Kelekatan anak pada ibu diartikan sebagai hubungan emosi yang kuat antara ibu dengan anak yang dapat menyebabkan anak sulit dipisahkan dari ibunya. Kelekatan anak pada ibu ini dilihat dari kualitas kelekatan berdasarkan sudut pandang ibu. b. Kecemasan pada penelitian ini dibatasi pada separation anxiety (kecemasan berpisah) yang dialami anak pertama kali masuk TK. Kecemasan ini disimpulkan berdasarkan reaksi-reaksi kecemasan dalam bentuk perilaku seperti menangis memanggil ibunya, memukul-mukul minta diberi jalan keluar, berteriak-teriak minta diberi jalan keluar, berlari keluar kelas dan mencari ibu kemudian memeluk ibu, muntah karena menangis dan berteriakteriak serta mengompol.

5 c. Penelitian ini adalah penelitian korelasional. d. Agar wilayah penelitian tidak meluas, maka subjek penelitian ini dibatasi pada siswa TK St. Lorent Surabaya yang barn pertama kali masuk TK (TK A) dengan usia 3-5 tahun. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah, maka dapat diberikan suatu rumusan masalah sebagai berikut : "Apakah ada hubungan antara kelekatan anak pada ibu dengan kecemasan anak pertama kali masuk TKT. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini ingin mengungkap ada tidaknya hubungan antara kelekatan anak pada ibu dengan kecemasan anak pertama kali masuk TK. 1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1.Manfaat teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dalam ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan anak dalam hal kecemasan anak masuk TK yang dikaitkan dengan kelekatan anak dengan ibu.

6 l.5.2.manfaat praktis a. Bagi Orangtua Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi orangtua supaya dapat mempersiapkan anak ketika akan masuk TK, yakni dengan menjalin kelekatan yang tidak berlebihan (kelekatan yang aman-secure attachment) antara ibu dan anak b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru mengenai keterkaitan antara kelekatan anak dengan kecemasan anak pertama kali masuk TK sehingga guru bisa bekerja sama dengan orangtua untuk mengurangi kecemasan anak pertama kali masuk TK.